Skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia
Disusun Oleh :
Nama : aaaaaa
Kelas : XI-xxx
NIS : xxxxx
1
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “SKIZOFRENIA” ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti
Ujian Kenaikan Kelas (UKK) tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 53 Jakarta dan
dinyatakan telah diperiksa dan mendapat persetujuan sebagai karya tulis.
Mengetahui
Drs. Dumaria Simanjutak, M. Hum Drs. Sri Hartoyo Budi S,M. Hum
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
judul “Skizofrenia” tepat pada waktunya.
Saya juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada para teman – teman yang
telah membantu karya ilmiah ini. Serta bapak guru yang sudah membimbing saya sehingga saya
bisa membuat karya ilmiah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah karya
ilmiah yang baik dan benar.
Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR……………...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB II ISI......................................................................................................................................3
4
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali luput dari
perhatian. Penderita gangguan jiwa sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih
besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan dengan individu yang menderita penyakit
medis lannya (Rudyanto, 2007). Salah satu diantara gangguan jiwa adalah Skizofrenia.
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiawaan berat dan menunjukkan adanya
disorganisasi (kemunduran)fungsi kepribadian, sehinggamenyebabkan disability
(ketidakmampuan) (Maramis, 1994).
Skizofrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia yang memerlukan banyak
biaya personal dan ekonomi. Skizofrenia menyerang kurang dari 1% populasi dunia.
skizofrenia memiliki keunikan tersendiri, seperti : pada umumnya pasien skizofrenia
memiliki kecedasan serta IQ tinggi, ingatan yang kuat , cenderung kreatif, memiliki tingkat
kesadaran 50 -80 %. Gangguan jiwa jenis ini dapat terjadi mulai sekitar masa remaja
dan kebanyakan penderitanya adalah berjenis k e l a m i n l a k i - l a k i d a n m e n j a d i
s a k i t p a d a u s i a a n t a r a 1 5 d a n 3 5 t a h u n sedangkan pada perempuan
kebanyakan penampakan gejala antara usia 25dan 35 tahun (Kaplan, dkk, 1991). Penyakit yang
satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah. Di Indonesia diperkirakan
satu sampai dua persen penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa akan terkena
penyakit ini. Bahkan sekitar sepertiga dari sekitar satu sampai dua juta yang mengidap
penyakit skizofrenia ini atau sekitar 700 ribu hingga 1,4 juta jiwa kini sedang mengidap
skizofrenia. Perkiraan angka ini disampaikan Dr LS Chandra, SpKJ dari Sanatorium
Dharmawangsa Jakarta Selatan.
5
gejala – gejala yang timbul jika seseorang mengalami skizofrenia. Faktor – faktor juga yang
mempengaruhi seseorang terkena penyakit ini juga sangat penting untuk diperhatikan.
6
BAB II
ISI
I. Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia ( /ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ atau /ˌskɪtsɵˈfriːniə/) adalah kelainan mental yang ditandai
oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah.[1] Keadaan ini pada umumnya
dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil,
atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan
pekerjaan yang signifikan. Ini adalah suatu kondisi kesehatan mental yang sangat riskan di
mana penderita skizofrenia tidak mampu memahami perbedaan antara realita dan
khayalan. Para penderita gangguan skizofrenia tidak bisa berpikir jernih dan tidak dapat
mengendalikan emosi mereka. Penderita skizofrenia memiliki sudut padang pada realita
yang jauh dari benar. Mereka mulai mendengar, merasakan, dan juga melihat hal-hal lain.
Kebingungan dan ketakutan dalam pikiran mereka cenderung mempengaruhi penilaian
mereka. Orang-orang dengan gangguan ini cenderung untuk menjauh dari masyarakat dan
mulai menjalani kehidupan yang terisolasi. Kondisi ini mempengaruhi baik pria maupun
wanita. Skizofrenia bisa menyerang pada awal usia remaja atau mungkin muncul di masa
dewasa. Dalam kasus yang sangat langka, skizofrenia pada anak juga dapat terjadi.
Gangguan ini diperkirakan secara umum akan memengaruhi kognisi, tetapi juga
biasanya akan berkontribusi pada masalah kronis yang berhubungan dengan tingkah laku
dan emosi. Seseorang yang menderita skizofrenia biasanya juga mengalami kondisi
( komorbid ), termasuk depresi mayor dan gangguan kecemasan ; kemunculan
penyalahgunaan senyawa tertentu semasa hidup mencapai 50%. Masalah sosial, seperti
misalnya pengangguran jangka panjang, kemiskinan dan keadaan tunawisma, merupakan
kejadian yang umum. Rata-rata harapan hidup orang yang menderita gangguan ini adalah
12 hingga 15 tahun lebih pendek dari yang bukan penderita, yang merupakan hasil dari
meningkatnya masalah kesehatan dan dan lebih tingginya tingkat bunuh diri (sekitar 5%).
7
Tanda-tanda premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain:
tidak mampu mengekspresikan emosi (bersikap acuh tak acuh, jarang tersenyum,
dan raut wajah dingin)
terjadi penyimpangan komunikasi. Penderita sulit berbicara secara terarah dan
cenderung menyimpang dari pembicaraan (tanjential) atau berputar-putar dalam
pembicaraan (sirkumstansial)
mengalami gangguan atensi (tidak mampu berfokus, mempertahankan, atau
memindahkan atensi)
mengalami gangguan perilaku (bersikap tertutup, pemalu, tidak disiplin, tidak suka
bersosialisasi, tidak dapat menikmati rasa senang, mengganggu dan menantang
tanpa alasan yang jelas)
Orang dengan gangguan skizofrenia memiliki minimal satu dari gejala-gejala berikut ini:
Selain gejala umum di atas, ada beberapa gejala psikotik (disebut juga sebagai gejala
tingkat-pertama). Gejala psikotik membuat skizofrenia lebih mudah dideteksi pada
seseorang.
Gejala psikotik:
8
Berpakaian atau berpenampilan aneh
Berperilaku seperti anak kecil, marah-marah atau berteriak-teriak tanpa alasan
yang jelas
Mengalami gangguan katatonik (katatonia), seperti berdiri lama, mengangkat alis
sepanjang waktu, dan berjalan dengan jari kaki
Penderita skizofrenia tidak dapat sembuh dengan sempurna, tetapi dengan pengobatan
dan bimbingan yang baik, penderita dapat ditolong untuk tetap berfungsi normal. Mereka
bisa dibantu sehingga masih bisa bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah.
Kesabaran keluarga dan teman-teman sangat berperan bagi pengobatan mereka.
Ada 5 macam jenis skizofrenia yang dapat mempengaruhi seorang individu. Gangguan
ini dikelompokkan sesuai dengan gejala yang terlihat pada masing-masing jenis skizofrenia.
Skizofrenia telah dikategorikan oleh para pakar, jenis skizofrenia diklasifikasikan sesuai
dengan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia dapat
berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sangat mungkin jika seseorang
mengembangkan lebih dari satu jenis skizofrenia.
Skizofrenia paranoid
Skizofrenia paranoid adalah salah satu jenis skizofrenia, di mana penderita gangguan ini
mengalami delusi dan halusinasi pendengaran. Mereka mulai percaya adanya orang lain
yang bersekongkol melawan mereka, atau orang-orang yang mengirim pesan kepada
mereka melalui televisi, radio, dsb. Mereka merasa sedang dimata-matai oleh orang yang
mereka percaya. Mereka mungkin mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku
mereka, berbicara dengan mereka dan menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Jenis
skizofrenia ini dianggap paling mudah diobati dari semua jenis lainnya.
Gejala skizofrenia tidak teratur meliputi perilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur
dan perilaku serta proses pemikiran yang tidak biasa. Mereka tidak mampu mengatur
9
pikiran mereka dan berpikir dengan logis. Mereka juga cadel dalam berbicara, yang
membuatnya sulit untuk dipahami atas apa yang mereka bicarakan. Mereka memiliki suara
yang monoton, ekspresi wajah kosong atau bergerak dan berperilaku tanpa arah. Mereka
tidak bisa mengurus diri sendiri seperti kebersihan diri. Hal ini membuat mereka merasa
gelisah dan frustrasi.
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia residual
Skizofrenia ini adalah jenis skizofrenia di mana penderita menunjukkan gejala yang tidak
dapat dikategorikan. Ini berarti ada gejala yang berbeda dan menonjol dalam setiap jenis,
tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari jenis skizofrenia.
Faktor Biologis
10
dopamine berlebihan atau kurang,penderita dapat mengalami gejala positif atau
gejala negatif.
2) Pengaruh genetic
Kemungkinan bahwa schizophrenia merupakan kondisi kompleks warisan, dengan
beberapa gen mungkin berinteraksi untuk menghasilkan resiko schizophrenia
terpisah atau komponen yang dapat terjadi mengarah diagnosa. Gen ini akan
muncul untuk nonspesifik dimana mereka dapat menimbulkan resiko gila lainnya.
Seperti kekacauan gangguan bipolar. Duplikasi dari urutan DNA dalam gen (dikenal
sebagai menyalin nomor varian) memungkinkan terjadi peningkatan resiko
schizophrenia.
Sekelompok peneliti internasional mengidentifikasi tiga variasi baik dari DNA yang
diperkirakan meningkatkan penyakit schizophrenia, serta beberapa gen lain yang
mempunyai kaitan kuat dengan penyakit ini. David St. Clair seorang psikiater di University of
Aberdeen di Scotlandia mengatakan, penemuan ini seperti awal dari jaman baru. Begitu
peneliti memahami mekanisme kerja dari proses mutasi, maka obat dan pendekatan baru
dapat dikembangkan.
Dalam penelitian,peneliti menganalisa gen dari 6.000-10.000 orang dari seluruh dunia
yang separuhnya menderita schizophrenia.Mereka menemukan 1 mutasi pada kromosom
1,dua pada kromosom 15 dan menetapkan suatu jenis gen yang terkait dengan kondisi
schizophrenia pada kromosom 22.Perubahan ini dapat meningkatkan resiko
berkembangnya schizophrenia hingga 15 kali lipat.
Faktor Psikososial
Skizofrenia ditinjau dari factor psikososial sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan
stressor psikososial. Pasien yang keluarganya memiliki emosi ekspresi (EE)yang tinggi
memiliki angka relaps lebih tinggi daripada pasien yang berasal dari keluarga berkspresi
yang rendah. EE didefinisikan sebagai perilaku yang intrusive, terlihat berlebihan, kejam dan
kritis. Disamping itu, stress psikologik dan lingkungan paling mungkin mencetuskan
dekompensasi psikotik yang lebih terkontrol. Di Negara industri sejumlah pasien skizofrenia
berada dalam kelompok sosio ekonomi rendah. Pengamatan tersebut telah dijelaskan oleh
hipotesis pergeseran ke bawah (Downward drift hypothesis), yang menyatakan bahwa
orang yang terkena bergeser ke kelompok sosioekonomi rendah karena penyakitnya. Suatu
penjelasan alternative adalah hipotesis akibat sosial,yang menyatakan stress yang dialami
oleh anggota kelompok sosioekonomi rendah berperan dalam perkembangan skizofrenia.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa penyebab sosial dari skizofenia di setiap kultur
berbeda tergantung dari bagaim ana penyakit mental diterima di dalam kultur, sifat
11
peranan pasien, tersedianya sistem pendukung sosial dan keluarga, dan kompleksitas
komunikasi sosial.
Faktor Sosiokultural
Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang
tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan
skizofrenia, biasanya terbatas menentukan “warna” gejala-gejala. Disamping
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui
aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut. Beberapa faktor-faktor
kebudayaan tersebut :
Lingkungan
Faktor lingkungan berhubungan dengan timbulnya skizofrenia diantaranya adalah
lingkungan tempat tinggal, penggunaan obat dan stres masa kehamilan. Gaya pengasuhan
tampaknya tidak memberikan pengaruh besar, walaupun penderita yang mendapat
dukungan dari orang tua keadaannya lebih baik daripada penderita dengan orang tua yang
suka mengkritik dan kasar. Tinggal di lingkungan urban pada waktu masa kanak-kanak atau
masa dewasa secara konsisten tampaknya menaikkan risiko skizofrenia dua kali
lipat, bahkan setelah memperhitungkan faktor penggunaan obat, kelompok etnis, dan
ukuran dari kelompok sosial. Faktor lain yang memainkan peranan penting termasuk isolasi
sosial dan imigrasi yang berhubungan dengan kesulitan sosial, diskriminasi rasial, dssfungsi
keluarga, pengangguran, dan kondisi perumahan yang buruk.
Penyalahgunaan obat
Sejumlah obat dihubungkan dengan timbulnya skizofrenia, termasuk kanabis, kokain,
dan amfetamin. Sekitar sebagian dari penderita skizofrenia merupakan pengguna obat-
obatan dan/atau alkohol secara berlebihan.Peran kanabis dapat merupakan
12
penyebab, tetapi obat lainnya dapat digunakan hanya sebagai cara untuk mengatasi
depresi, kecemasan, kebosanan dan rasa kesepian.
Ganja di asosiasi kan dengan peningkatan bergantung dosis pada risiko berkembangnya
gangguan psikotik di mana penggunaan yang sering berkorelasi dengan dua kali
peningkatan risiko psikosis dan skizofrenia. Walaupun penggunaan ganja diterima sebagai
sebab yang berkontribusi terhadap skizofrenia oleh banyak pihak, [37] hal itu tetaplah
kontroversial. Amfetamin, kokain, dan pada derajat tertentu yang lebih rendah, alkohol,
dapat menyebabkan psikosis yang bergejala sangat serupa dengan skizofrenia. Meskipun
tidak secara umum dipercaya sebagai satu sebab penyakit, penderita skizofrenia
menggunakan nikotin dengan rerata yang jauh lebih besar dibandingkan populasi pada
umumnya.
13
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Schizophrenia ternyata adalah penyakit yang berbahaya, karena penyakit ini
berhubungan dengan kejiwaan. Secara garis besar schizophrenia merupakan gangguan
mental yang serius yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas (psychosis),
halusinasi, delusi (keyakinan palsu), berpikir, bertingkah laku dan punya hubungan sosial
yang kacau, walaupun penyebab pasti schizophrenia belum dapat dipastikan, tetapi
gangguannya nampak jelas secara biologis. Banyak otoritas menerimanya sebagai
“penderita stres yang rapuh”, di mana schizophrenia dianggap kebanyakan muncul pada
orang yang rapuh secara biologis. Apa yang membuat seseorang mudah terkena
schizophrenia belum diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan termasuk di dalamnya
kelemahan genetis; masalah yang timbul sebelum, selama atau sesudah kelahiran; atau bisa
juga disebabkan oleh infeksi virus pada otak. Kesulitan dalam memproses informasi, ketidak
mampuan untuk memusatkan perhatian, ketidak mampuan bertingkah laku sesuai dengan
yang diterima masyarakat luas, dan ketidak mampuan mengatasi masalah secara umum
bisa merupakan pertanda kerapuhan itu. Dalam hal semacam ini, tekanan-tekanan
lingkungan sekitar, seperti kehidupan yang penuh ketegangan atau penuh masalah,
pelecehan mendasar, memicu serangan dan kambuhnya schizophrenia pada orang yang
rapuh itu. Skizofrenia telah dikategorikan oleh para pakar, jenis skizofrenia diklasifikasikan
sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia. Ada 5 macam jenis skizofrenia
yang dapat mempengaruhi seorang individu, yaitu : skizofrenia paranoid, skiofrenia tidak
teratur, skizofrena katatonik, skizofenias residual, dan skizofrenia tidak terdiferensiai. 5
macam jenis skizofrenia tersebut memiliki ciri–ciri nya masing-masing.
II. Saran
1. Masyarakat harus memiliki rasa peduli terhadap orang – orang yang mempunyai
gangguan mental seperti skizofrenia.
2. Peran keluarga yang terkena skizofrenia sangat dibutuhkan untuk dapat mengatasi dan
mengobati orang yang terkena penyakit ini secara psikologis, jadi para keluaga
hendaknya tidak perlu malu akan keadaan anggota keluarga yang mengalami penyakit
ini.
3. Perlu adanya sosialisasi lebih akan pengetahuan tentang skizofrenia terhadap
masyarakat luas.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://abnormalpsychologyschizophrenia.blogspot.com/2011/08/faktor-faktor-penyebab-
skizofrenia.html
http://id.scribd.com/doc/89520789/Bab-i-Gangguan-Jiwa-Skizofrenia
http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23035/5/Chapter%20I.pdf
http://www.jawaban.com/index.php/health/detail/id/69/news/130807132619/limit/0/Anda-Mengidap-
Skizofrenia-Jika-Tanda-tanda-ini-Terjadi
http://www.wedaran.com/7661/macam-jenis-skizofrenia/
15