Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGAM DOKTOR (S3) PROGAM PASCASARJANA


UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Miftahur Rohman


NPM : 1986031016
Mata Kuliah : Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Progam Studi : Progam Doktor Strata Tiga
Semester/SKS : 1/3 SKS
Kelas : Nonreguler/beasiswa
Sifat Ujian : Terbuka
Penguji : Prof. Dr. H. A. Fauzie Nurdin, M.S.
Tahun Akademik : 2019/2020

Pertanyaan
1. Belajar dari makna kedudukan filsafat sebagai landasan pengembangan teori dan
konsep manajemen pendidikan Islam tentunya berguna untuk mengkritisi dan
menjelaskan permasalahan penelitian ilmiah. Coba rumuskan permasalahan
penelitian llmiahnya. dan identifikasi permasalahannya, sebingga penelitian bidang
tersebut berguna bagi Pengembangan teori Managemen Pendidikan Islam dimasa
depan?
Jawaban
a. Permasalahan

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau dan berbagai suku dan bangsa

yang tersebar di 34 provinsi. Menginjak umur bangsa ini yang ke 73 tahun, bangsa ini

selalu disuguhkan oleh berbagai polemik tentang kepemimpinan, banyak pemimpin

yang tidak sesuai dengan perilakunya seolah mereka hanya mengambil keuntungan

pribadi semata. Terdapat tiga faktor yang menjadikan penyebab terjadi krisis

kepemimpinan di Indonesia: pertama, krisis ini bermula ketika tidak adanya calon-calon

pemimpin yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Kedua, terjadinya hirarki

kepemimpinan yang meneyebabkan tersumbatnya rekrutmen kepemimpinan. Ketiga,

sulit menemukan pemimpin yang berkarakter (Wijono, 2018).

1
Banyak kasus yang menjerat pemimpin di negeri ini. Sebagai contoh yang

belakangan terjadi, yakni Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Lampung Utara oleh

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya, beberapa Kepala Daerah di

Lampung juga mengalami hal serupa, di antaranya Bupati Lampung Timur, Lampung

Tengah, Mesuji, Tanggamus, dan Lampung Selatan. Jika dicermati hal tersebut sangat

miris mengingat kepala daerah yang mengamban amanat rakyat untuk menjalankan roda

kepemimpinan di daerah dengan baik justru terjerembak di pusaran kasus korupsi.

Pemaparan di atas bagian kecil dari bukti tentang krisis kepemimpinan yang

dialami oleh bangsa ini, para pemimpin negeri ini tidak menjalankan amanah mereka

sebagaimana mestinya yang harusnya mengayomi masyarakat, memberikan pelayanan

yang prima dan mengajak kepada kebaikan tapi malah terjerumus kejerat kasus-kasus

yang tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin sampai yang paling banyak

menjerat pemimpin negeri ini adalah tindakan korupsi untuk memperkaya diri. Pada

hakikatnya segala tindakan yang diambil oleh seorang pemimpin tidak mengedepankan

hawa nafsunya belaka tapi lebih mengedepankan kemaslahatan ummat atau

kemaslahatan orang-orang yang dia pimpin, jika pememimpin memiliki pengetahuan

agama dan kecerdasan spritual yang baik kemungkinan akan terhindar dari tindakan-

tindakan seperti korupsi dan tindakan yang dapat merugikan pengikutnya.

Dalam sejarah bangsa ini peranan pemuda sangat menentukan kemana arah

bangsa ini akan berlabuh, sebuah kata mutiara dar Presiden pertama Indonesia Ir.

Soekarno yang menggelegar yang mengatakan bahwa “beri aku 10 pemuda maka akan

aku guncangkan dunia”. Dalam setiap perubahan dan kemajuan selalu ada darah muda

2
yang menjadi pelopor perubahan tersebut, sebut saja tumbangnya era orde baru Soeharto

di tangan mahasiswa ketika itu membuka kran demokrasi.

Kaum muda adalah aset berharga bagi bangsa ini di masa yang akan datang

untuk bersaing dengan bangsa lain. akan tetapi banyak permasalahan sosial yang

menimpa pemuda-pemudi di era ini dari penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan

berbagai kasus yang menimpa kaula muda Indonesia. Dalam menghadapi masalah

tersebut lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan yang relijius secara

konsisten melahirkan pemuda-pemudi calon pemimpin yang baik secara moral dan

agamanya.

Lembaga pendidikan Islam merupakan lembaga pendidikan yang menanamkan

nilai-nilai dan sikap-sikap hidup yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Islam. Lembaga

pendidikan Islam pada dasarnya mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan

seajalan dengan nilai-nilai Islam yang berlandaskan al-Quran dan Hadis. Selain itu,

lembaga pendidikan Islam adalah tempat pembinaan dan pengembangan potensi

manusia, agar tujuan kehadirannya di dunia ini sebagai hamba Allah dan sekaligus tugas

khalifah Allah tercapai sebaik mungkin. Potensi yang dimaksud meliputi potensi

jasmaniah dan potensi rohaniah seperti akal, perasaan, kehendak, dan potensi rohani

lainnya. Dalam wujudnya, pendidikan Islam dapat menjadi upaya umat secara bersama

atau upaya lembaga kemasyarakatan yang memberikan jasa pendidikan bahkan dapat

pula menjadi usaha manusia itu sendiri untuk dirinya sendiri (Haidar Putra Daulay,

2014).

Salah satu jenis lemabaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia adalah pondok

pesantren. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis Islam yang

3
mewajibkan santrinya untuk tinggal di asrama dengan banyak program kegiatan yang

telah dipersiapkan oleh Pondok, di asrama santri diajarkan untuk hidup mandiri.

Pesantren pula sudah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang bergerak di

berbagai bidang baik sebagai pimpinan pondok yang tersebar dari Sabang sampai ke

Meurauke ataupun sebagai pimpinan lembaga-lembaga pemerintahan. Pondok Pesantren

sebagai lembaga pendidikan yang lebih dulu berdiri sebelum sekolah-sekolah yang

didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda, dengan eksistensinya menanamkan nilai-

nilai keislaman kepada para santrinya sejak sebelum abad ke-20 pesantren sudah

memberi banyak konstribusi terhadap pendidikan di Indonesia pemerintah Belanda pada

tahun 1885 mencatat bahwa ada 14.492 pesantren yang tersebar di pulau Jawa dengan

222.663 santrinya (Wahid, 2011).

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang banyak melahirkan pemimpin-

pemimipin di Indonesia, pondok pesantren memainkan peran krusial dalam

berlangsungnya pendidikan Islam di Tanah Air. Oleh karena itu, kesuksesan pondok

pesantren dalam mengelola pendidikannya tidak lepas dari figur sosok pemimpinnya.

Dengan demikian, karakter pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam rangka mendidik generasi muda guna menyiapkan

mereka untuk menjadi pemimpin bangsa.

b. Identifikasi Masalah

Berawal dari permasalahan di atas, problem yang kerap dihadapi bangsa ini adalah krisis

kepemimpinan. Dengan kata lain, sosok

4
Wahid, S. (2011). Transformasi Pesantren Tebuireng: menjaga tradisi di tengah

tantangan. UIN-Maliki Press.

Anda mungkin juga menyukai