b) Candida albicans
Candida albicans hanya akan menjadi patogenik bila terdapat situasi yang memungkinkan
untuk terjadinya multiplikasi. Termasuk diantaranya adalah pemakaian steroid sistemik
maupun topikal., terjadinya penurunan imunitas karena sebab apapun. Adapun penyakit yang
disebabkan oleh jamur candida albicans antara lain :
1. Kandidiasis mukosa pipi
Berupa plak tebal seperti kepala susu,berwarna putih, dan melekat pada mukosa pipi.
2. Keilitis angular
Peradangan yang terdapat pada sudut mulut.
3. Paranikia kronis
Penebalan dan peradangan kronis pada lipatan kuku proximal disertai dengan hilangnya
kutikula
4. Balanitis / vulvovaginitis
Terdapat bercak-bercak kecil berwarna putih atau daerah yang mengalami erosi pada kulit
ujung penis atau glans penis pada orang yang tidak disunat.
5. Intertrigo
Terdapat pustula –pustula satelit berbentuk seperti krim pada bagian tepi daerah yang
terkena. Pustula ini mudah pecah meninggalkan suatu kolaret skuama. Penampakan
khasnya yakni bagian tepi intertrigo seperti kerang.
D. PATOFISIOLOGI
Jamur
Invasi ke kulit
Infeksi
Terjadi inflamasi
G. KOMPLIKASI
Infeksi jamur yang dalam (internal) dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
bermakna.
Muncul jaringan parut kulit atau alopesia (rambut rontok) akibat tinea kapitis.
Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif.
Hal ini dapat menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf yang
terkena.
Komplikasi lain seperti infeksi otak oleh virus varisela-zoster atau penyebaran virus ke seluruh
tubuh.
H. PROGNOSIS
Apabila ditangani dengan cara yang tepat, prognosis infeksi ini biasanya cukup baik. Pasien
dengan faktor kesehatan lain yang turut mempengaruhi, seperti diabetes, imunodefisiensi,
kerusakan sirkulasi, dan neuropati, mempunyai risiko yang lebih besar untuk terkena infeksi yang
berkembang dan meluas. Kesembuhan dari infeksi juga sangat dipengaruhi oleh hygiene dari
pasien.
Prognosis untuk infeksi jamur biasanya baik, infeksi jamur bereaksi baik dengan terapi obat yang
tepat dan segera menghilang.
I. DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Marwali. 2001. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna Mayer. 2003. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lynda Juall Carpenito dan Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC
Kelembapan
Kelembapan kulit yang dikaji adalah tingkat hidrasi kulit terhadap basah dan minyak.
Kelembapan biasa dipengaruhi oleh usia. Semakin tua usia seseorang, kelembapan
akan semakin menurun. Apabila ada infeksi bakteri, virus, dan jamur maka
kelembapan akan cenderung mengering atau basah disekitar lesi.
Suhu
Suhu dikaji menggunakan dorsal tangan secara keseluruhan. Dalam keadaan normal
permukaan kulit akan terasa hangat secara keseluruhan. Apabila ada infeksi biasanya
akan memyebabkan hipertermi.
Turgor
Turgor adalah elastisitas kulit. Pengkajian fisik bisa dilihat dengan cara mencubit kulit,
berapa lama kulit dan jaringan dibawahnya kembali ke bentuk semula. Angka normal
turgor < 3 detik.
Texture
Texture bisa dilihat dengan menekankan ibu jari secara lembut ke daerah kulit. Normal
terasa halus, lembut dan kenyal. Abnormal terasa bengkak atau atrofi.
Lesi
Lesi dilihat dimana lokasinya, distribusi, ukuran, warna, adanya drainase.
Edema
Edema adalah penumpukan cairan yang berlebih pada jaringan. Pemeriksaan pitting
edema dilakukan pada tibia dan kaki. Yang perlu dikaji dari edema adalah konsistensi,
temperature, bentuk, mobilisasi.
Kuku
Inpeksi : ketebalan, waran, bentuk, tekstur
Palpasi : CRT 3-5 detik.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan saraf perifer
2. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan lesi dan perubahan struktur kulit
5. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan kenyamanan
Ditandai dengan :
Mandiri
Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) Membantu mengevaluasi nyeri. Nyeri tiba-
dan penyebaran. Perhatikan tanda non-verbal, tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakutan,
contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, gelisah, ansietas berat.
merintih, menggelepar.
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan Nafas dalam dapat meningkatkan asupan O2
distraksi sehingga menurunkan sensasi nyeri,
sedangkan pengalihan perhatian dapat
menurunkan stimulus nyeri
Lakukan perawatan kulit dengan tepat dan Perawatan kulit dengan baik akan membuat 2. H
baik px nyaman sehingga mempercepat i
penyembuhan dan mengurangi resiko infeksi p
e
Jelaskan penyebab nyeri Pengetahuan pasien terhadap nyeri dapat rt
membuat pasien lebih patuh pada e
pengobatan. r
m
Kolaborasi Membantu mengurangi nyeri, Analgesik ia
Berikan obat analgesik memblok stimulus rasa nyeri
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Monitor suhu tubuh pasien Peningkatan suhu tubuh yang berkelanjutan
pada pasien akan memberikan komplikasi
pada kondisi penyakit yang lebih parah
dimana efek dari peningkatan tingakat
metabolisme umum dan dehidrasi akibat
hipertermi.
Ajarkan klien pentingnya mempertahankan Selain sebagai pemenuhan hidrasi tubuh, juga
asupan cairan yang adekuat (> 2000 ml/hari akan meningkatkan pengeluaran panas tubuh
kecuali terdapat kontraindikasi penyakit melalui sistem perkemihan, maka panas
jantung atau ginjal) tubuh juga dapat dikeluarkan melalui urine.
Pantau asupan dan haluaran pasien. Untuk menjaga asupan cairan tubuh supaya
tidak terjadi dehidrasi. Dehidrasi salah satu
pencetus hipertermi
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat. Untuk menentukan tingkat keparahan
Beri kenyamanan dan ketentraman hati ansietas supaya dapat ditentukan penanganan
yang tepat
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kondisi luka klien (area, warna, bau, Menjadi informasi dasar untuk memberikan
kelembaban, turgor). informasi intervensi perawatan luka
selanjutnya.
5. Tingkatkan asupan protein dan karbohidrat Dengan asupan nutrisi yang cukup membuat
untuk mempertahankan keseimbangan proses penyembuhan semakin cepat
nitrogen positif.
Lakukan perawatan intensif terhadap kulit Penanganan dan pemberian obat yang sesuai
dengan perawatan dan obat yang sesuai dengan kondisi kulit pasien dapat
dengan lesi/luka yang dialami klien. mempercepat penyembuhan jaringan
Dorong individu untuk bertanya mengenai Membuat pasien dan percaya diri
masalah, penanganan, perkembangan, Informasi dapat membuat pasien lebih lebih
prognosis kesehatan. tahu tentang permasalahannya
Beri informasi yang dapat dipercaya dan Orang terdekat mempunyai pengaruh lebih
perkuat informasi yang telah diberikan. dominan ntuk membantu pasien menerima
keaadaannya sekarang ketika sudah di
masyarakat.
Anjurkan orang terdekat untuk memberikan Untuk membuat pasien bisa menerima
support system terhadap perubahan fisik dan keaadaannya sekarang
emosional.
D. Implementasi
Disesuaikan dengan rencana keperawatan
E. Evaluasi
1. Nyeri hilang
2. Pasien tidak mengalami hipertermia
3. Ansietas hilang
4. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
5. Pasien tidak mengalami gangguan citra tubuh