Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI PADA KULIT YANG

DISEBABKAN OLEH JAMUR


A. DEFINISI
Infeksi adalah proses invasif di dalam tubuh sehingga menimbulkan penyakit (potter dan perry,
2005).
Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa
yang disebabkan oleh infeksi jamur. Pada umumnya golongan ini dibagi atas infeksi superfisial,
infeksi kutan dan infeksi subkutan. Infeksi superfisial yang paling sering ditemukan adalah
pitiriasis versikolor. Yang termasuk dengan infeksi kutan adalah dermatofitosis dan kandidiasis
kutis. Sedangkan yang termasuk infeksi subkutan adalah sporotrikosis, fikomikosis subkutan,
aktinomikosis dan kromomikosis. ( dr Fattah Madani A)
B. KLASIFIKASI FUNGUS/JAMUR/MIKOTIK
Merupakan anggota dunia tanaman yang berukuran kecil dan makan dari bahan organik. Yang
merupakan penyebab berbagai jenis infeksi kulit yang sering ditemukan, antara lain:
a. Tinea pedis atau jamur kaki
Merupakan infeksi jamur yang paling sering ditemukan. Infeksi ini sering menjangkiti para
remaja dan dewasa muda, kendati dapat terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua jenis
kelamin
b. Tinea korporis/penyakit jamur badan.
Menjangkiti bagian muka, leher, batang tubuh dan ekstremitas. Pada bagian yang terinfeksi
akan tampak lesi berbentuk cincin atau lingkaran yang khas.
c. Tinea kapitis/penyakit jamur kulit kepala.
Merupakan infeksi jamur menular yang menyerang batang rambut dan penyebab kerontokkan
rambut yang sering ditemukan pada anak-anak.tinea kruris atau penyakit jamur lipat paha.
Merupakan infeksi jamur pada lipat paha yang meluas ke paha bagian dalam dan pantat.
Paling sering terjadi pada pelari yang berusia muda, orang-orang yang gemuk dan yang
mengenakan pakaian dalam terlalu ketat.
d. Tinea unguiun/onikomikosis.
Merupakan infeksi jamur kronis pada kuku jari kaki/kuku jari tangan. Biasanya disertai
dengan infeksi jamur yang lama pada kaki.
C. ETIOLOGI
Jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada kulit manusia antara lain:
a) Dermatopyhte, jamur ini menyebabkan kelainan yang disebut dengan “infeksi ringworm”
1. Tinea pedis(athele”s foot)
Manifestasinya berupa berasa gatal pada sela-sela jari kaki yang berskuama terutama pada
diantara jari ketiga dengan keempat dan keempat dengan kelima atau telapak kaki.
2. Tinea kruris
Lebih sering menyerang laki-laki. Manifestasinya tepi eritematosa yang berskuama yang
meluas menjadi plak sirkuler dengan tepi vesikuler atau bersisik yang menonjol
3. Tinea korporis (jamur badan)
Manifestasinya secara khas memiliki tepi yang meradang dan bagian tengahnya bersih.
Paling sering ditemukan adalah bentuk eritema anulare.
4. Tinea unguium
Lebih sering dijumpai pada kuku jari kaki. Berkaitan dengan infeksi jamur yang lama.
Kuku jari menebal mudah menggumpal. Seluruh kuku dapat dihancurkan.
5. Tinea kapitis
Menular pada tangkai rambut, sering dijumpai pada anak-anak. Bercak-bercak bundar
kemerahan dengan pembentukan skuama. Pustule atau pupula kecil pada bagian tepi lesi.
Rambut menjadi rapuh dan mudah patah pada permukaan kulit kepala

b) Candida albicans
Candida albicans hanya akan menjadi patogenik bila terdapat situasi yang memungkinkan
untuk terjadinya multiplikasi. Termasuk diantaranya adalah pemakaian steroid sistemik
maupun topikal., terjadinya penurunan imunitas karena sebab apapun. Adapun penyakit yang
disebabkan oleh jamur candida albicans antara lain :
1. Kandidiasis mukosa pipi
Berupa plak tebal seperti kepala susu,berwarna putih, dan melekat pada mukosa pipi.
2. Keilitis angular
Peradangan yang terdapat pada sudut mulut.
3. Paranikia kronis
Penebalan dan peradangan kronis pada lipatan kuku proximal disertai dengan hilangnya
kutikula
4. Balanitis / vulvovaginitis
Terdapat bercak-bercak kecil berwarna putih atau daerah yang mengalami erosi pada kulit
ujung penis atau glans penis pada orang yang tidak disunat.
5. Intertrigo
Terdapat pustula –pustula satelit berbentuk seperti krim pada bagian tepi daerah yang
terkena. Pustula ini mudah pecah meninggalkan suatu kolaret skuama. Penampakan
khasnya yakni bagian tepi intertrigo seperti kerang.

D. PATOFISIOLOGI
Jamur

Invasi ke kulit

Reaksi antigen dan antibodi

Infeksi

Terjadi inflamasi

Peningkatan suhu tubuh Merangsang sel saraf

Saraf merespon berupa nyeri Gatal


MK 1.
Hipertermi MK 4.
Timbul lesi/luka Gangguan citra
MK 2. Nyeri akut
tubuh
MK 3. Ansietas
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hal-hal pokok dalam pemeriksaan integumen yang baik adalah:
1. Lokasi dan/atau dari kelainan yang ada
2. Karekteristik dari setiap lesi
3. Pemeriksaan lokasi-lokasi “sekunder”
4. Teknik-teknik pemeriksaan “khusus”
a. Lampu Wood
Merupakan sumber sinar ultraviolet yang difilter dengan nikel oksida, digunakan untuk
memperjelas tiga gambaran penyakit kulit:
 Organisme tertentu penyebab bercak-bercak jamur (ringworm) pada kulit kepala
memberikan fluoresensi hijau (berguna untuk menentukan diagnosis awal dan
membantu dalam memantau terapi).
 Organisme yang berperan dalam terjadinya eritrasma memberikan fluoresensi merah
terang.
 Beberapa kelainan pigmen lebih jelas terlihat, terutama bercak-bercak pucat pada
sklerosis tuberose, dan tanda café-au-lait pada neurofibromatosa.
F. PENATALAKSANAAN
a) Tinea Pedis (penyakit jamur kaki; Athlete’s foot;kutu air)
Fase akut (vesikuler) dilakukan perendaman bagian yang sakit dengan larutan salin Burowi
atau kalium permanganate. Preparat antifungus topikal (mikonazol, klotrimazol) dioleskan
pada daerah yang terinfeksi.
b) Tinea Korporis (penyakit jamur badan)
Preparat griseofulvin oral diberikan pada kasus infeksi jamur yang luas. Ketokonazol dapat
diberikan pada kondisi kronis, termasuk pasien yag resisten terhadap griseofulvin.
c) Tinea Kapitis (penyakit jamur kulit kepala)
Diberikan griseofulvin dan keramas 2-3 kali/minggu (sampo Excel, selsun)
d) Tinea Kruris (penyakit jamur lipat paha)
Infeksi ringan : preparat topikal seperti klotrimazol, mikonazol atau haloprogin selama 3-4
minggu.

Infeksi berat : preparat griseofulvin oral.


e) Tinea Unguium (Onikomikosis)
Griseofulvin oral selama 6 bulan-1 tahun kalau kuku jari ikut terkena. Losion amfoterisin B,
mikonizol, klotrimazol, nistatin (jika disebabkan oleh Candida albicans)

G. KOMPLIKASI
Infeksi jamur yang dalam (internal) dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
bermakna.
Muncul jaringan parut kulit atau alopesia (rambut rontok) akibat tinea kapitis.
Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif.
Hal ini dapat menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf yang
terkena.
Komplikasi lain seperti infeksi otak oleh virus varisela-zoster atau penyebaran virus ke seluruh
tubuh.

H. PROGNOSIS
Apabila ditangani dengan cara yang tepat, prognosis infeksi ini biasanya cukup baik. Pasien
dengan faktor kesehatan lain yang turut mempengaruhi, seperti diabetes, imunodefisiensi,
kerusakan sirkulasi, dan neuropati, mempunyai risiko yang lebih besar untuk terkena infeksi yang
berkembang dan meluas. Kesembuhan dari infeksi juga sangat dipengaruhi oleh hygiene dari
pasien.

Prognosis untuk infeksi jamur biasanya baik, infeksi jamur bereaksi baik dengan terapi obat yang
tepat dan segera menghilang.
I. DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Marwali. 2001. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna Mayer. 2003. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lynda Juall Carpenito dan Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFEKSI KULIT OLEH JAMUR


A. Pengkajian
1. Identitas/ data demografi
Identitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,
dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
2. Keluhan Utama
Nyeri pada kulit dan perubahan bentuk pada kulit
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita, apakah ada keluhan yang paling
dominan seperti sering gatal/ menggaruk pada area mana, ada lesi pada kulit penyebab
terjadinya penyakit, apa yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
sakitnya sampai pasien bertemu perawat yang mengkaji.
4. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit kulit akibat infeksi jamur, virus, atau bakteri
5. Pemeriksaan Fisik Integumen
 Warna
Infeksi jamur : lesi pada bagian muka, leher, ekstremitas, lesi berbentuk cincin atau
lingkaran yang khas dan berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama.

 Kelembapan
Kelembapan kulit yang dikaji adalah tingkat hidrasi kulit terhadap basah dan minyak.
Kelembapan biasa dipengaruhi oleh usia. Semakin tua usia seseorang, kelembapan
akan semakin menurun. Apabila ada infeksi bakteri, virus, dan jamur maka
kelembapan akan cenderung mengering atau basah disekitar lesi.
 Suhu
Suhu dikaji menggunakan dorsal tangan secara keseluruhan. Dalam keadaan normal
permukaan kulit akan terasa hangat secara keseluruhan. Apabila ada infeksi biasanya
akan memyebabkan hipertermi.

 Turgor
Turgor adalah elastisitas kulit. Pengkajian fisik bisa dilihat dengan cara mencubit kulit,
berapa lama kulit dan jaringan dibawahnya kembali ke bentuk semula. Angka normal
turgor < 3 detik.
 Texture
Texture bisa dilihat dengan menekankan ibu jari secara lembut ke daerah kulit. Normal
terasa halus, lembut dan kenyal. Abnormal terasa bengkak atau atrofi.
 Lesi
Lesi dilihat dimana lokasinya, distribusi, ukuran, warna, adanya drainase.

 Edema
Edema adalah penumpukan cairan yang berlebih pada jaringan. Pemeriksaan pitting
edema dilakukan pada tibia dan kaki. Yang perlu dikaji dari edema adalah konsistensi,
temperature, bentuk, mobilisasi.

 Kuku
Inpeksi : ketebalan, waran, bentuk, tekstur
Palpasi : CRT 3-5 detik.

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan saraf perifer
2. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan lesi dan perubahan struktur kulit
5. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit

C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan kenyamanan
Ditandai dengan :

 Keluhan nyeri pada pasien


 Perilaku melindungi/distraksi, gelisah, merintih, focus pada diri sendiri, nyeri wajah,
tegangan otot.
 Respon otonomik.
Tujuan : dalam waktu ...x24 jam nyeri dapat berkurang/hilang atau teradaptasi
Kriteria Hasil :

 Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi.


 Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
 Pasien melaporkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol, Pasien tampak rileks, mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) Membantu mengevaluasi nyeri. Nyeri tiba-
dan penyebaran. Perhatikan tanda non-verbal, tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakutan,
contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, gelisah, ansietas berat.
merintih, menggelepar.
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan Nafas dalam dapat meningkatkan asupan O2
distraksi sehingga menurunkan sensasi nyeri,
sedangkan pengalihan perhatian dapat
menurunkan stimulus nyeri

Lakukan perawatan kulit dengan tepat dan Perawatan kulit dengan baik akan membuat 2. H
baik px nyaman sehingga mempercepat i
penyembuhan dan mengurangi resiko infeksi p
e
Jelaskan penyebab nyeri Pengetahuan pasien terhadap nyeri dapat rt
membuat pasien lebih patuh pada e
pengobatan. r
m
Kolaborasi Membantu mengurangi nyeri, Analgesik ia
Berikan obat analgesik memblok stimulus rasa nyeri

berhubungan dengan proses inflamasi.


Ditandai dengan:
 Suhu lebih tinggi dari 37,8°C per oral
 Kulit hangat.
 Takikardia.
Tujuan : dalam waktu ...x24 jam suhu tubuh dapat normal kembali
Kriteria Hasil :

 Suhu tubuh normal (36-37 C)


 Individu mempertahankan suhu tubuh.dalam rentan normal

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Monitor suhu tubuh pasien Peningkatan suhu tubuh yang berkelanjutan
pada pasien akan memberikan komplikasi
pada kondisi penyakit yang lebih parah
dimana efek dari peningkatan tingakat
metabolisme umum dan dehidrasi akibat
hipertermi.

Ajarkan klien pentingnya mempertahankan Selain sebagai pemenuhan hidrasi tubuh, juga
asupan cairan yang adekuat (> 2000 ml/hari akan meningkatkan pengeluaran panas tubuh
kecuali terdapat kontraindikasi penyakit melalui sistem perkemihan, maka panas
jantung atau ginjal) tubuh juga dapat dikeluarkan melalui urine.

Pantau asupan dan haluaran pasien. Untuk menjaga asupan cairan tubuh supaya
tidak terjadi dehidrasi. Dehidrasi salah satu
pencetus hipertermi

Kolaborasi pemberian analgesik-antipiretik Analgesik diperlukan untuk penurunan rasa


nyeri dan antipiretik digunakan untuk
menurunkan panas tubuh dan memberi rasa
nyaman pada pasien.

3. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.


Ditandai dengan:

 Peningkatan frekuensi jantung


 Insomnia
 Gelisah
 Ketakutan
Tujuan : dalam waktu ...x24 jam ansietas dapat berkurang/hilang atau teradaptasi
Kriteria Hasil :

 Pasien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis.


Intervensi

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat. Untuk menentukan tingkat keparahan
Beri kenyamanan dan ketentraman hati ansietas supaya dapat ditentukan penanganan
yang tepat

Dampingi pasien. Jelaskan tentang Supaya pasien lebih tenang karena


penyakitnya pendampingan perawat dan ketika pasien
Berbicara dengan perlahan dan tenang. mengetahui tentang proses penyakitnya,
pasien akan bisa lebih tenang

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan dermis


Ditandai dengan:

 Gangguan jaringan epidermis dan dermis.


 Adanya lesi (primer, skunder)
 Eritema
 Pruritus.
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam, kulit pasien dapat mengalami penyembuhan
Kriteria Hasil :

 Individu menunjukkan penyembuhan jaringan progresif


 Berkurangnya gangguan jaringan epidermis, lesi, eritema, dan pruritis
Intervensi

INTERVENSI RASIONAL
Kaji kondisi luka klien (area, warna, bau, Menjadi informasi dasar untuk memberikan
kelembaban, turgor). informasi intervensi perawatan luka
selanjutnya.

5. Tingkatkan asupan protein dan karbohidrat Dengan asupan nutrisi yang cukup membuat
untuk mempertahankan keseimbangan proses penyembuhan semakin cepat
nitrogen positif.

Masase dengan lembut kulit sehat disekitar Untuk memperlancar sirkulasi


area yang sakit.

Lakukan perawatan intensif terhadap kulit Penanganan dan pemberian obat yang sesuai
dengan perawatan dan obat yang sesuai dengan kondisi kulit pasien dapat
dengan lesi/luka yang dialami klien. mempercepat penyembuhan jaringan

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kulit


Ditandai dengan:

 Respon negatif verbal atau nonverbal


 Tidak melihat bagian tubuh tertentu.
 Perubahan dalam keterlibatan sosial
Tujuan : dalam waktu 1x24 pasien dapat menerima keadaan tubuhnya
Kriteria Hasil :

 Pasien mengungkapkan dan mendemonstrasikan penerimaan penampilan (kerapian, pakaian,


postur, pola makan, kehadiran diri).
 Pasien mengimplementasikan pola penanganan baru
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Dorong individu untuk mengekspresikan Mengungkapkan perasaannya membuat
perasaan, khususnya mengenai pikiran, pasien merasa lebih nyaman setelah.
perasaan, pandangan dirinya.

Dorong individu untuk bertanya mengenai Membuat pasien dan percaya diri
masalah, penanganan, perkembangan, Informasi dapat membuat pasien lebih lebih
prognosis kesehatan. tahu tentang permasalahannya

Beri informasi yang dapat dipercaya dan Orang terdekat mempunyai pengaruh lebih
perkuat informasi yang telah diberikan. dominan ntuk membantu pasien menerima
keaadaannya sekarang ketika sudah di
masyarakat.

Anjurkan orang terdekat untuk memberikan Untuk membuat pasien bisa menerima
support system terhadap perubahan fisik dan keaadaannya sekarang
emosional.
D. Implementasi
Disesuaikan dengan rencana keperawatan

E. Evaluasi
1. Nyeri hilang
2. Pasien tidak mengalami hipertermia
3. Ansietas hilang
4. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
5. Pasien tidak mengalami gangguan citra tubuh

Anda mungkin juga menyukai