Anda di halaman 1dari 4

ISSN : 0854 - 8986

METODE PEMECAHAN MASALAH MODEL SSCS (SEARCH, SOLVE,


CREATE, AND SHARE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Rahmi
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

One of the innovations in learning mathematics than can fulfill the demands at this time is problem
solving method model SSCS (Search, Solve, Create, and Share). In using this method, the students are
included directly in finding the concept, in order to make their learning process more valuable. Besides
that, they also can be more active because they are trained to formulate a problem, design solution,
formulate the result and also communicate the results that they get.
There are four phases in learning method model SSCS, that are 1) the Search phase is a phase
related to ideas to make problem identification easier, 2) the Solve phase which centred at specific
problem that have determined at the searching phase and the students are required to have the result and
declared their planning in getting an answer, 3) the create phase that required the students to have
answers to the problems that doing generalization, and even doing modification if needed, and 4) the
share phase, the basic concept of the share phase is including the students in communicating the answers
through the problems or question and answer, and then reproduce the questions to be investigated in
another activity.

Key word: Search, Solve, Create, and Share

PENDAHULUAN Untuk mengatasi hal diatas, maka guru


matematika hendaknya mampu memilih metode
Matematika memegang peranan penting bagi pembelajaran yang sesuai dengan isi materi
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pelajaran dan kondisi siswa. Sehingga siswa
(IPTEK), karena matematika dapat membentuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
pola pikir siswa. Sehubungan dengan ini maka dan dalam penemuan konsep.
kualitas pembelajaran matematika harus terus Salah satu inovasi metode pembelajaran
ditingkatkan. Namun selama ini matematika yang dapat memenuhi tuntutan di atas adalah
dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami metode pemecahan masalah model SSCS
oleh sebagian siswa. Dan ini terjadi mulai dari (Search, Solve, Create, and Share). Metode
tingkat nasional, provinsi dan berlanjut ke bawah. pembelajaran model SSCS ini terdiri dari 4 fase,
Berdasarkan pengamatan penulis di yaitu fase mendefinisikan masalah (Search), fase
lapangan dapat disimpulkan bahwa rendahnya mendesain solusi (Solve), fase memformulasikan
hasil belajar matematika ini disebabkan karena hasil (Create) dan fase mengkomunikasikan hasil
berbagai hal yang terjadi selama proses (Share).
pembelajaran berlangsung. Diantaranya siswa Pada fase search, diharapkan siswa mampu
kurang bersemangat dan kurang aktif dalam belajar untuk merumuskan suatu masalah dalam
karena kegiatan belajar yang masih berpusat pada matematika dan mereka juga dibantu untuk
guru, sehingga terjadi proses pemanjaan pola pikir menghubungkan konsep-konsep yang terkandung
siswa yang mengakibatkan tidak berkembangnya dalam permasalahan tersebut dengan konsep-
kemampuan berpikir siswa tersebut. Selain itu juga konsep pengetahuan yang lalu ataupun
diakibatkan karena tidak terlibatnya siswa secara pengetahuan lain yang relevan. Pada fase solve,
langsung dalam penemuan konsep. siswa diharuskan untuk dapat menghasilkan dan
menerapkan rencana mereka untuk memperoleh

1
Percikan: Vol. 120 Edisi Januari 2011

suatu jawaban. Pada fase create siswa diharuskan dalam permasalahan dengan konsep-konsep
untuk dapat menghasilkan jawaban dari pengetahuan yang lalu ataupun pengetahuan yang
permasalahan yang telah dirumuskan dan pada lain yang relevan. Pada bagian akhir dari fase ini
fase share siswa diharuskan untuk dapat diharapkan siswa mampu untuk mengidentifikasi
mengkomunikasikan jawaban terhadap masalah berdasarkan konseptual siswa.
permasalahan atau jawaban pertanyaan. Dengan Fase solve berpusat pada permasalahan
demikian, praktis melalui pembelajaran model spesifik yang telah ditetapkan pada fase search
SSCS ini guru dapat mengaktifkan siswa dan siswa dan mengharuskan siswa untuk menghasilkan dan
dapat belajar bermakna karena konsep-konsep dari menerapkan rencana mereka untuk memperoleh
suatu materi itu ditemukan sendiri oleh siswa. suatu jawaban. Selama fase solve siswa
Berpangkal tolak pada uraian diatas, maka mengorganisasikan kembali konsep-konsep yang
penulis memberi judul makalah ini dengan “Metode telah diperoleh dari fase search.
Pemecahan Masalah Model SSCS (Search, Solve, Pada fase create siswa diharuskan untuk
Create, and Share) dalam Pembelajaran menghasilkan suatu jawaban dari permasalahan
Matematika”. yang telah dirumuskan, membandingkan data
dengan masalah, melakukan generalisasi, bahkan
PEMBAHASAN jika perlu melakukan modifikasi. Siswa
menggunakan keterampilan seperti mereduksi data
I. Pengertian SSCS menjadi suatu penjelasan tingkat sederhana. Pada
Model pembelajaran SSCS merupakan model fase create ini siswa mengevaluasi proses berfikir
pembelajaran yang terdiri atas empat fase, yaitu mereka. Hasil dari fase create adalah
fase mendefinisikan masalah (Search), fase pengembangan suatu hasil pemikiran yang inovatif
mendesain solusi (Solve), memformulasikan hasil yang mengkomunikasikan hasil dari fase search
(Create), dan mengkomunikasikan hasil secara dan fase solve ke siswa yang lainnya.
utuh (Share). Menurut Pizzini ( 1991:530 ) : Prinsip dasar fase share adalah untuk
“The search phase of the SSCS model melibatkan siswa dalam mengkomunikasikan
involves brainstorming and other idea jawaban terhadap permasalahan atau jawaban
generating techniques that facilities the pertanyaan. Produk yang dihasilkan menjadi fokus
identification and development of researchable dari fase share. Fase share tidak hanya terbatas
questions or problem in science. The solve mengkomunikasikan ke siswa lainnya. Namun
phase focuses on the specific problem refined Siswa menyampaikan buah pemikirannya melalui
by search and requires student to generate komunikasi dan interaksi, menerima dan
and implement their plans for finding a memproses umpan balik, yang tercermin pada
solution. The create phase requires student to jawaban permasalahan dan jawaban pertanyaan,
create a product that relates to the serta menghasilkan kembali pertanyaan untuk
problem/solution, compare the data to the diselidiki pada kegiatan lainnya.
problem, draw generalizations, and if
necessary modify. The create phase enables II. Peran Guru Selama SSCS
students to evaluate their own thinking Guru mempunyai peranan yang sangat
processed. The basis of the share phase is to penting selama proses pembelajaran model SSCS.
involve students in communicating their Pizzini dalam Mardiah Hayati (2006:13)
problem solutions or question answers.” menyatakan bahwa peran guru dalam
pembelajaran model SSCS adalah sebagai berikut:
Kutipan di atas menjelaskan bahwa fase 1) Fase Search
search merupakan fase yang menyangkut ide-ide a. Berperan sebagai fasilisator yang akan memilih
yang mempermudah dalam mengidentifikasi tema atau topik yang akan dibahas
masalah. Dalam fase ini juga dilakukan b. Menciptakan suasana kelas yang
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang menyenangkan
dapat diselidiki yang berkaitan dengan c. Mendorong siswa untuk membuat pertanyaan
permasalahan yang diajukan. Pada tahap d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun
pengembangan pertanyaan ini, siswa diminta untuk yang dapat mengarahkan siswa untuk
menyatakan pertanyaan-pertanyaan dalam suatu membuat rangkaian konsep
format tertentu. Pada fase ini siswa dibantu untuk
menghubungkan konsep-konsep yang terkandung
2
Rahmi: Metode pemecahan masalah..........

e. Mengarahkan siswa untuk menyaring dan menjadi pengetahuan awal siswa terhadap
menyimpulkan pertanyaan yang akan pembelajaran saat itu.
dipelajari. b. Curah pendapat dan rangkaian konsep
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan pada
2) Fase Solve fase Search ini adalah kegiatan curah pendapat
yang dilakukan oleh anggota kelompok dalam
a. Memberikan garis besar tentang sumber yang menyelesaikan masalah dan membuat
akan digunakan, lama waktu serta keselamatan jaringan/rangkaian konsep yang berkaitan dengan
kerja permasalahan yang dimunculkan. Rangkaian
b. Mengajukan pertanyaan yang mengarahkan konsep ini memuat informasi-informasi yang
siswa untuk memperjelas hasil pengamatan menyangkut dengan masalah yang akan
dan memikirkan alternatif pengamatan lain dipecahkan. Pada bagian ini akan dilaksanakan
c. Membantu siswa dalam menghubungkan hal-hal sebagai berikut :
pengalaman dengan ide-idenya Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
d. Menyediakan instruksi dalam mengunakan setiap kelompok membuat rangkaian konsep
alat-alat dan teknik yang baru yang berkaitan dengan masalah serta
e. Membantu siswa dalam mengembangkan berdiskusi untuk merumuskan masalah dari
metode pengumpulan data dan pencatatan permasalahan yang diberikan.
data Beberapa kelompok diminta untuk
f. Menjadi fasilisator agar siswa memperoleh menyampaikan rangkaian konsep yang
informasi dan data yang benar mereka hasilkan ke depan kelas melalui
diskusi kelas. Guru memberi kesempatan
3) Fase Create kepada siswa untuk menggali ide dan
kritiknya terhadap kelompok lain. Diskusi ini
a. Menyediakan instruksi untuk menganalisa data dipimpin oleh guru dengan mengarahkan
b. Menyediakan instruksi untuk membuat laporan siswa tersebut untuk menghasilkan rangkaian
hasil semua kegiatan konsep kelas tersebut.
2) Fase Mendesain Solusi (Solve)
4) Fase Share Siswa bekerja dalam kelompok untuk
merancang atau menyusun langkah-langkah
a. Menciptakan situasi yang baik sehingga siswa penyelesaian masalah dari permasalahan-
dapat menampilkan hasil kegiatannya permasalahan yang telah dirumuskan bersama.
b. Menjadi fasilisator sehingga terjalin komunikasi Hal-hal yang diperhatikan pada fase ini adalah :
yang baik antara penyaji dan peserta diskusi Penyediaan media (misal: chart, alat peraga)
c. Membantu siswa dalam mengembangkan dilakukan sebagai upaya meletakkan ide-ide
metode evaluasi dan presentasi. dasar dan diharapkan mampu membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah.
III. Implementasi Pembelajaran Model SSCS Pengumpulan data
Pizzini dalam Mardiah Hayati (2006:14) Siswa bekerja berdasarkan panduan kegiatan
menyatakan bahwa implementasi dari yang dijelaskan dalam media pembelajaran
pembelajaran model SSCS ini adalah sebagai seperti: Modul, LKS, Hand out dan
berikut : sebagainya. Setiap siswa melakukan
1) Fase Penyelidikan (Search) pengamatan dan mengidentifikasi hal-hal yang
Strategi yang dilakukan guru untuk mengadakan didapat pada proses search (penyelidikan).
dan membimbing siswa pada fase penyelidikan Panduan media pembelajaran diharapkan
adalah: dapat mengarahkan siswa untuk
a. Stimulasi mengumpulkan data.
Guru mengingatkan konsep materi yang lalu Guru memberikan bimbingan kepada
yang berkaitan atau pengalaman siswa kelompok yang memerlukan bantuan dan
dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan mengecek pekerjaan yang dilaksanakan oleh
materi pelajaran siswa di setiap kelompok
Guru dapat mengajukan pertanyaan- Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan
pertanyaan yang bersifat konvergen untuk hasil pengamatan.

3
Percikan: Vol. 120 Edisi Januari 2011

3) Fase Memformulasikan Hasil (Create) generalisasi, bahkan jika perlu melakukan


Pada tahap ini siswa mampu menghasilkan modifikasi. Fase terakhir dari model pembelajaran
jawaban permasalahan dan guru mendorong ini adalah fase share, prinsip dasar fase share
siswa untuk menggambarkan mengapa siswa adalah untuk melibatkan siswa dalam
menyimpulkan hal tersebut. Berdasarkan mengkomunikasikan jawaban terhadap
tanggapan siswa di kelas, akan dievaluasi permasalahan atau jawaban pertanyaan, serta
apakah siswa memperoleh informasi yang menghasilkan kembali pertanyaan untuk diselidiki
benar (valid) atau tidak tentang konsep yang pada kegiatan lainnya.
dipelajari
Guru meminta siswa untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban yang lain.

4) Fase Mengkomunikasikan Hasil (Share) DAFTAR PUSTAKA


Pada urutan dalam penyelesaian masalah
beberapa kelompok memperlihatkan hasil Lie, Anita. 2002. Kooperatif Learning. Jakarta:
pekerjaan mereka di depan kelas, kelompok Grasindo.
lain diminta untuk memberikan umpan balik
dengan berdasar pada hasil pekerjaan mereka, Hamalik, Umar. (2001). Proses Belajar Mengajar.
hal ini dilakukan untuk menentukan solusi yang Jakarta : Bumi Aksara.
paling tepat.
Pada akhir fase ini, guru bersama siswa Hayati, Mardiah. 2006. Pengembangan
membuat suatu kesimpulan. pembelajaran melalui Metode
Pemecahan Masalah Model SSCS
Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
keuntungan pembelajaran model SSCS adalah Belajar Matematika Siswa. Bengkulu:
siswa dapat belajar lebih bermakna, karena siswa Universitas Bengkulu.
terlibat secara langsung dalam penemuan konsep.
Selain itu siswa akan menjadi lebih aktif karena Hudoyo, Herman. (2003). Belajar Mengajar
mereka dilatih untuk dapat merumuskan suatu Matematika. Jakarta : Depdikbud.
masalah, mendesain solusi, memformulasikan hasil Pizzini, E. L. 1991. SSCS Implementation
dan mengkomunikasikan hasil yang mereka Handbook. Lowa City: University Of
peroleh. Untuk kelancaran pelaksanaan model Lowa Printing.
SSCS ini maka dapat digunakan media
pembelajaran berupa Modul, LKS, Hand Out, dan Slameto. 1996. Belajar dan Faktor – Faktor yang
sebagainya. mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
SIMPULAN
Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi
Model pembelajaran SSCS merupakan Pembelajaran Matematika
model pembelajaran yang terdiri atas empat fase, Kontemporer. Jakarta : Universitas
yaitu fase mendefinisikan masalah (Search), fase Pendidikan Indonesia.
mendesain solusi (Solve), memformulasikan hasil
(Create), dan mengkomunikasikan hasil secara
utuh (Share).
Fase search merupakan fase yang
menyangkut ide-ide yang mempermudah dalam
mengidentifikasi masalah. Fase solve berpusat
pada permasalahan spesifik yang telah ditetapkan
pada fase search dan mengharuskan siswa untuk
menghasilkan serta menerapkan rencana mereka
untuk memperoleh suatu jawaban. Pada fase
create siswa diharuskan untuk menghasilkan suatu
jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan,
membandingkan data dengan masalah, melakukan
4

Anda mungkin juga menyukai