KELOMPOK 1
FARMASI D
2019
I. Tujuan Praktikum
SKEMA KERJA
A. Preparasi Sampel
Etanol HCl 2N
NaCl
0.3 g
IA IB IC
Pereaksi
Mayer
IA
Pereaksi
Wagner
IB
Kloroform
NH4OH
pekat 28%
IC
Metanol
Masukkan plat kedalam bejana lalu tunggu sampai eluen naik ke batas
atas plat. Diamkan plat hingga mengering.
Gambar 4.1
a b c d
Gambar 4.2
Identifikasi hasil pemisahan dengan teknik KLT (a. UV 254 nm , b. UV 365 nm,
c. Derivatisasi pereaksi UV 365 nm, d. Derivatisasi pereaksi visual)
Tabel 4.1 Nilai Rf
Nilai Rf
Noda
254 nm 365 nm Visual
1 - 0,58 -
2 - 0,68 -
3 0,89 0,89 0,89
Nilai Rf
Rf
254 nm 365 nm Visual
0,58 - Hijau -
0,68 - Jingga -
0,89 - Kuning Tua Kuning
V. Pembahasan
Piper nigrum atau lebih dikenal sebagai lada hitam merupakan tanaman
rempah-rempah yang dimanfaatkan bijinya sebagai bumbu masakan. Lada
hitam juga dapat digunakan sebagai obat perut kembung. Ada mengandung zat
aktif berupa minyak atsiri, alkoloida, resin, piperin, dan lain-lain. Senyawa
amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak
berbau, tidak berasa lama kelamaan pedas larut dalam etanol, asam cuka,
benzena dan klorofor. Merupakan basa lemah yang jika dihidrolisis larutan
basa akan menghasilkan piperidin. Ftuctus ini digunakan sebagai antibakteri,
karminativa, dan pengobatan iritasi lokal.
Pada praktikum ini dilakukan pengidentifikasian senyawa golongan
alkaloid. Metode yang digunakan ada 2 yaitu metode reaksi pengendapan dan
metode kromatografi lapis tipis (KLT). Pada reaksi pengendapan menggunakan
3 tabung yang berisi ekstrak, lalu tabung pertama diberikan pereaksi Mayer,
tabung kedua diberi pereaksi Wagner, dan tabung ketiga sebagai blanko. Pada
tabung pertama setelah penambahan pereaksi terjadi endapan. Hali ini terjadi
alkoloid memiliki atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas yang
akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II)
(terdapat dalam pereaksi Mayer) membentuk kompleks kalium-alkaloida yang
mengendap (Marliana, 2005). Pada tabung kedua setelah penambahan pereaksi
Wagner terjadi endapan. Hali ini disebabkan ion logam K+ akan membentuk
ikatan kovalen koordinasi dengan nitrogen pada alkoloida membentuk
kompleks kalium-alkaloida yang mengendap (Marliana, 2005).
Metode yang digunakan selanjutnya adalah metode kromatografi lapis tipis
(KLT). Pada preparasi sampel, sampel ditambahkan NH4OH 28% untuk
membuat garam alkaloida membentuk basa bebas alkaloida. Lalu sampel
dieluasi dengan fase gerak CH3Cl dan etil asetat dengan perbandingan 1:1. Dari
hasil eluasi didapatkan tiga titik setelah penyemprotan pereaksi dragendroff.
Selain itu didapatkan nilai Rf pada noda 1 sebesar 0.58, noda 2 sebesar 0.68 ,
dan noda 3 sebesar 0.89. Memurut Harboune (1987) nilai Rf untuk kisaran 12
alkoloida paling umum yaitu 0.07 – 0.62. Hasil ini tidak sesuai dengan teori,
karena senyawa yang diduga alkoloida memiliki nilai Rf 0.89. Pada nilai Rf
0.89 noda berwarna kuning tua setelah penambahan pereaksi dragendroff. Hal
tersebut menyatakan atau membuktikan bahwa Piper nigrum memiliki senyawa
golongan alkoloida.
VI. Kesimpulan
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Evans, William. 2004. Trease and Evans Pharmacognosy : Elsevier