Anda di halaman 1dari 11

JI 3 (1) (2018)

JPK
Jurnal Pancasila dan KewarganegaraaN
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PANDANGAN HIDUP MASYARAKAT ADAT


KAMPUNG KUTA

Trisna Sukmayadi

Info Artikel Abstrak


________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal
dalam pandangan hidup masyarakat adat Kampung Kuta. Metodologi
Sejarah Artikel: penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Diterima November 2017 Data dikumpulkan dengan studi literatur, wawancara, observasi dan
Disetujui Desember 2017 dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dua bagian data utama. 1). Jenis
Dipublikasikan Januari Pandangan Hidup Masyarakat Adat Kampung Kuta, tentang manusia sebagai
2018
pribadi, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan
________________ Tuhan dan Roh Leluhur, dan manusia dalam mengejar kepuasan lahiriah dan
batiniah; 2) nilai yang tercermin adalah ikhlas, taat, visioner, bertanggung
Keywords: jawab, pengabdian, setia, simpati, empati, kasih sayang, toleran, rela
Local Wisdom, Way of Life berkorban, mengabdi, iman, takwa, sederhana, rendah hati, menghargai
_________________ kesehatan, bijaksana, dan berfikir konstruktif.
Abstract
How to Cite:
This study aims to explore that the values of local wisdom in the way
Trisna Sukmayadi (2018).
Nilai-Nilai Kearifan Lokal
of life of indigenous Kuta Village. The research methodology uses a
dalam Pandangan Hidup
qualitative approach with case study method. The data was collected by the
Masyarakat Adat Kampung study of literature, interview, observation and documentation. The results
Kuta : Jurnal Pancasila dan showed that two part of main data. First of all, the indigenous peoples' ways
Kewarganegaraan of Kampung Kuta relate to man as a person, man to society, man with God
Universitas Muhammadiyah and ancestral spirit, man in the pursuit of outward and inner satisfaction,
Ponorogo, Vol 3 No 1 : man with nature; secondly, values that are reflected are sincere, obedient,
Halaman 19 - 29 visionary, responsible, devoted, faithful, sympathetic, empathetic,
._________________ compassionate, tolerant, willing to sacrifice, devoted, faithful, devout,
modest, humble, and constructive thinking.

© 2018 Universitas Muhammadiyah Ponorogo



Alamat korespondensi: ISSN 2527-7057 (Online)
Universitas Ahmad Dahlan ISSN 2549-2683 (Printed)
E-mail: trisnasukmayadi@ppkn.uad.ac.id

19
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

PENDAHULUAN globalisasi kian tidak terbendung. Yanto, D


Seiring berjalannya era globalisasi (2016: 43) menguatkan bahwa “dengan suatu
pada seluruh tatanan kehidupan bangsa, pandangan hidup yang diyakininya bangsa
mengharuskan negara Indonesia waspada Indonesia akan mampu memandang dan
terhadap hal-hal yang berdampak negatif. memecahkan segala persoalan yang
Dari sekian banyak dampak negatif, adalah dihadapinya secara tepat”.
adanya percampuran budaya yang Penguatan pandangan hidup bagi
berpengaruh terhadap gaya hidup, yaitu bangsa Indonesia juga merupakan salah satu
pandangan suatu masyarakat terhadap pola penguatan pendidikan karakter bangsa.
kehidupnnya. Pergeseran pola pandangan Pendidikan karakter atau pendidikan moral
hidup, dapat memungkinkan bergesernya sangat penting dalam membangun jati diri
nilai-nilai kehidupan dari yang baik dan identitas bangsa. Berbagai permasalahan
mengarah ke yang buruk, ataupun yang terjadi saat ini merupakan sebuah
sebaliknya. cerminan bahwa kita sedang mengalami
Pergeseran nilai-nilai kehidupan krisis karakter atau dekadensi moral, seperti
bangsa tidak terlepas dari bagaimana pergaulan bebas, penggunaan narkoba,
pemahaman generasi muda bangsa Indonesia tawuran, maraknya tindak korupsi, penistaan
terhadap Pancasila, yang oleh para pendiri agama dan sebgainya. Dahulu, Presiden
bangsa disebut sebagai pandangan hidup pertama RI Ir. Soekarno pernah mengatakan
bangsa (way of life). Pemahaman tentang arti bahwa, “There’s no nation-building without
penting Pancasila dalam membangun character-building”, (Tidak akan mungkin
moralitas bangsa semakin hari semakin membangun sebuah Negara kalau pendidikan
berkurang. Padahal jikalau dilihat dari karakternya tidak dibangun). Oleh karena itu
sejarah pembuatan Pancasila, Pancasila pendidikan karakter bangsa sejatinya dimulai
dibuat berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dari penguatan pandangan hidup, yang dalam
bangsa, yang dalam hal ini adalah nilai-nilai hal ini dapat digali kembali dari nilai-nilai
kearifan lokal bangsa Indonesia. Oleh karena kearifan lokal.
itu tidak seharusnya Pancasila dilupakan Nilai-nilai kerifan lokal dewasa ini
apalagi sampai ditinggalkan. telah banyak ditinggalkan. Seiring dengan
Bagaimana memahami Pancasila, kemajuan teknologi informasi akibat dari
diawali dengan memahami dari mana tidak terbendungnya arus globalisasi dan
Pancasila itu dibuat. Artinya ketika bangsa masih lemahnya sistem penyringan bangsa
Indonesia ingin memahami Pancasila, maka ini terhadap penangkal dampak negatif. Oleh
harus terlebih dahulu memahami nilai-nilai karena itu, diperlukan sekali penggalian nilai-
kearifan lokalnya. Pancasila sebagai nilai kearifan lokal yang sesunggunya itulah
pandangan hidup bangsa Indonesia identitas bangsa. Di Amerika Serikat, upaya
merupakan pedoman dalam kehidupan untuk saling mengenal antar budaya satu
berbangsa dan bernegara. Pedoman ini bukan dengan budaya yang lainnya dikeal dengan
hanya tulisan semata dalam bentuk pendidikan multikultur. Tujuan gerakan
perundang-ungangan, akan tetapi merupakan pendidikan multikultural tersebut, menurut
hal yang nyata dan sesungguhnya ada dalam Banks (dalam Amirin, T.M. 2012: 3)
diri bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang merumuskan ada empat. Pertama membantu
seperti dituturkan dalam nilai-nilai Pancasila, individu memahami diri sendiri secara
dapat ditelusuri salah satunya dari pandangan mendalam dengan mengaca diri dari kaca
hidup masyarakat adat yang sampai saat ini mata budaya lain. Kedua, membekali peserta
masih memegang teguh meskipun arus didik pengetahuan mengenai etnis dan

20
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

budaya-budaya lain, budayanya sendiri pandangan hidupnya ditengah-tengah era


dalam budaya “mayoritas,” dan lintas globalisasi. Instrumen utama dalam
budaya. Ketiga, mengurangi derita dan penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
diskriminasi ras, warna kulit, dan budaya. terjun ke lapangan untuk mencari informasi
Keempat, membantu para peserta didik melalui observasi dan wawancara.
menguasai kemampuan dasar membaca, Situs penelitian berada di lingkungan
menulis dan berhitung. Jadi jelas berdasarkan masyarakat adat kampung Kuta yang terletak
pendapat Banks tersebut bahwa pemahaman di Desa Tambaksari Kecamatan Tambaksari
tentang kearifan lokal merupakan hal yang Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat.
penting untuk diketahui dan dibelajarkan. Sasaran penelitian ini adalah Ketua Adat,
Nilai-nilai kearifan lokal merupakan Wakil Ketua Adat, Tokoh /Sesepuh
nilai yang diwariskan para leluhur bangsa masyarakat Kampung Kuta. Instrumen
Indonesia yang sampai saat ini sebetulnya pengumpulan data yang digunakan adalah
masih ada dan terjaga. Nilai-nilai kearifan studi literatur, wawancara, observasi, dan
lokal tersebut dapat dijumpai pada studi dokumentasi
masyarakat adat. Masyarakat adat yang Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
sampai hari ini masih ada, tersebar di dalam tiga tahapan, yakni tahap orientasi,
berbagai daerah di Indonesia, salah satunya tahap eksplorasi dan tahap member-check.
adalah masyarakat adat Kampung Kuta yang Analisis data kualitatif yang akan digunakan
terletak di Desa Karangpaningal, Kecamatan peneliti adalah berdasarkan pada model
Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007: 246)
Masyarakat adat Kampung Kuta yang terdiri atas tiga aktivitas, yaitu data
sampai saat ini masih menjaga dan reduction, data display, dan conclusion
mempertahankan warisan leluhurnya yaitu drawing/verification.
pandangan hidup yang sebetulnya tersebunyi
dibalik perilaku kehidupan sehari-hari HASIL
mereka. Pandangan hidup inilah yang Berdasarkan data dan fakta dari
membuat mereka menjadi masyarakat yang narasumber beserta hasil obeservasi pada
kuat dalam menjaga dan membina nilai-nilai lingkungan sosial, maka dapat diperoleh hasil
dalam keluarga, sosial, dan keagamaan, penelitian tentang padangan hidup
sehingga mereka dapat hidup rukun, aman, da masyarakat adat kampung Kuta, adalah
tenteram. Dapat timbul pertanyaan dalam diri sebagai berikut.
kita bahwa pandangan hidup seperti apakah 1. Jenis Pandangan Hidup Masyarakat Adat
yang ada pada masyarakat adat Kampung Kampung Kuta
Kuta? Bisakah sekarang ini dalam balutan era a. Pandangan hidup tentang manusia
globalisasi kita seperti mereka? Pertanyaan- sebagai pribadi
pertanyaan tersebut harus kita jawab sebagai b. Pandangan hidup tentang hubungan
cerminan untuk kita hari ini dalam manusia dengan masyarakat
berperilaku. c. Pandangan hidup tentang hubungan
manusia dengan Tuhan dan Roh
METODE Leluhur
Penelitian ini menggunakan d. Pandangan hidup tentang manusia
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian dalam mengejar kepuasan lahiriah
yang digunakan adalah studi kasus. Adapun dan batiniah
gejala tertentu yang khas adalah masyarakat e. Pandangan hidup tentang alam
adat Kampung Kuta masih memegang teguh

21
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

2. Nilai karakter yang tercermin dalam lain. Ini dibuktikan dengan tidak
pandangan hidup masyarakat adanya warga Kampung Kuta yang
a. Pandangan hidup tentang manusia berjualan beras. Oleh karenanya
sebagai pribadi tonggak gotong-royong menjadi
Karakter ikhlas, taat, visioner modal utama dalam membangun
(berfikir jauh ke depan), bertanggung masyarakat.
jawab, pengabdian, dan setia. c. Pandangan hidup tentang hubungan
b. Pandangan hidup tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan Roh
manusia dengan masyarakat Leluhur bermakna bahwa seluruh
Karakter ikhlas, simpati, dan empati, yang dipunyai oleh masyarakat adat
rasa kasih sayang, kampung Kuta merupakan milik
toleran/bertengang rasa. Tuhan. Pandangan hidup ini
c. Pandangan hidup tentang hubungan kemudian menjadi sentral dalam
manusia dengan Tuhan perilaku masyarakat adat kampung
Karater taat, ikhlas, rela berkorban, Kuta, karena setiap perilaku
pengabdian, iman dan taqwa. kehidupan semuanya didasarkan
d. Pandangan hidup tentang manusia pada Tuhan yang Maha Kuasa dan
dalam mengejar kepuasan lahiriah Roh leluhur. Hal ini dibuktikan
dan batiniah dengan berbagai upacara adat yang
Karakter Taqwa, sederhana, dan selalu dilaksanakan setiap tahunnya,
rendah hati. seperti upacara adat nyuguh yang
e. Pandangan hidup tentang alam dilaksanakan setiap tanggal 25
Karakter menghargai kesehatan, Shafar, Sedekah Bumi yang
bijaksana, berfikir konstruktif, dan dilaksanakan setiap 1 Muharam, dan
bertanggung jawab. Babarit (pangeling) dan Sawen
(penolak bala) dilaksanakan apabila
PEMBAHASAN ada yang sakit. Dan upacara adat
1. Makna pandangan hidup masyarakat tersebut sampai saat ini belum ada
adat Kampung Kuta satupun yang tidak dilaksanakan.
a. Pandangan hidup tentang manusia d. Pandangan hidup tentang manusia
sebagai pribadi bermakna bahwa dalam mengejar kepuasan lahiriah
sebagai manusia pribadi masyarakat dan batiniah bermakna bahwa
adat Kampung Kuta tercermin dalam masyarakat adat Kampung kuta tidak
pola kehidupan, dimana pola terlalu mengejar yang sifatnya
kehidupannya adalah penyerahan diri lahiriah, akan tetapi yang mereka
pada Tuhan yang maha kuasa, kejar adalah yang bersifat batiniah.
dibuktikan dengan berbagai ritual Hal ini dibuktikan dengan
upaca adat. mereka meyakini apa keserderhanaan dan kerendahan hati
yang ada dalam diri mereka adalah dalam kehidupan sehari-hari
atas berkat karunia Tuhan dan Roh masyarakat Kampung Kuta. Harta
leluhur. kekayaan, jabatan, hanyalah titipan
b. Pandangan hidup tentang hubungan dari tuhan yang Maha Kuasa, dan
manusia dengan masyarakat warisan dari para leluhur/karuhun.
bermakna bahwa hal yang harus ada e. Pandangan hidup tentang alam
dalam masyarakat adat kampung bermakna bahwa adanya anggapan
Kuta adalah saling berbagi satu sama kehidupan di dunia tidak terlepas dari

22
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

alam. Alam adalah yang memberi yang meninggal, tidak boleh


bagaimana kita makan dan dimakakamkan di sekitar Kampung,
berkeluarga. Oleh karena itu, oleh karena tidak sehat bagi
masyarakat adat kampung Kuta pengairan. Maka mereka mengubur
sangat menjaga alam. Hal ini biasanya berjarak 2 km dari wilayah
dibuktikan dengan adanya hutan perkampungan dan biasanya di dekat
keramat. Hutan lindung (Leuweung sungai. Hutan keramat tersebut pada
Gede) menurut masyarakat Adat tahun 2002 pernah diberi
Kampung Kuta merupakan kawasan penghargaan Kalpataru oleh Presiden
hutan lindung (hutan adat atau hutan RI.
keramat) yang dikeramatkan oleh
masyarakat dan nenek moyang 2. Nilai-nilai karakter yang terkandung
(karuhun) Kampung Kuta. Hutan didalam pandangan hidup masyarakat
adat Kuta adalah seluas ±40 hektar adat Kampung Kuta
dan berada di sebelah selatan Berdasarkan pada pemaparan hasil
Kampung Kuta. Hutan keramat penelitian, dapat diidentifikasi beberapa nilai
merupakan hutan alam yang masih pandangan hidup masyarakat Kampung
utuh dan terjamin keasliannya. Di Kuta, yaitu sebagai berikut.
Kampung Kuta juga apabaila ada

Tabel 1. Nilai-nilai Karakter dalam Pandangan Hidup Masyarakat Adat Kampung Kuta

Jumlah
No. Pandangan Hidup Nilai Karakter Nilai
Karakter
1 Pandangan hidup tentang Ikhlas, taat, visioner, bertanggung
6
manusia sebagai pribadi jawab, pengabdian, dan setia
2 Pandangan hidup tentang Ikhlas, simpati, empati, kasih
hubungan manusia dengan sayang, dan toleran 5
masyarakat
3 Pandangan hidup tentang Taat, ikhlas, rela berkorban,
hubungan manusia dengan mengabdi, beriman, dan bertakwa 6
Tuhan
4 Pandangan hidup tentang Taqwa, sederhana, dan rendah hati
manusia dalam mengejar
3
kemajuan lahiriah dan
kepuasan batiniah
5 Pandangan hidup tentang Menghargai kesehatan, bijaksana,
alam berfikir konstruktif, dan 4
bertanggung jawab
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2016

Jumlah total nilai karakter yang Namun apabila nilai karakter yang sama
ada dalam pandangan hidup masyarakat dihapus, maka jumlah keseluruhannya
adat Kampung Kuta sebanyak 24. sebanyak 19, yaitu ikhlas, taat, visioner,

23
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

bertanggung jawab, pengabdian, setia, 3. Pengertian nilai-nilai karakter


simpati, empati, kasih sayang, toleran, yang terkandung didalam
rela berkorban, mengabdi, iman, takwa, pandangan hidup masyarakat
sederhana, rendah hati, menghargai adat Kampung Kuta
kesehatan, bijaksana, dan berfikir Berdasarkan Kamus Besar
konstruktif. Bahasa Indonesia (KBBI) versi Dalam
Jaringan (daring), dapat diidentifikasi
sebagai berikut:

Tabel 2. Makna Nilai-nilai Karakter dalam Pandangan Hidup Masyarakat Adat Kampung
Kuta
No. Nilai Karakter Makna
1 Ikhlas bersih hati; tulus hati
2 Taat a. senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah,
dan sebagainya); patuh
b. tidak berlaku curang; setia
c. saleh; kuat beribadah:
3 Visioner orang yang memiliki khayalan atau wawasan ke depan
4 bertanggung jawab berkewajiban menanggung; memikul tanggung jawab
5 pengabdian proses, cara, perbuatan mengabdi atau mengabdikan
6 setia a. berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan
sebagainya); patuh; taat
b. tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan
sebagainya)
7 simpati keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan
sebagainya) orang lain
8 empati keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau
mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau
pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain
9 kasih sayang cinta kasih; belas kasihan
10 toleran bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri
11 rela berkorban bersedia dengan ikhlas hati; tidak mengharap imbalan,
dengan kehendak atau kemauan sendiri
12 mengabdi menghamba; menghambakan diri; berbakti
13 beriman mempunyai iman (ketetapan hati); mempunyai
keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
14 bertakwa Menjalankan takwa, yakni:
a. terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
b. keinsafan diri yang diikuti dengan kepatuhan dan

24
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan


menjauhi segala larangan-Nya
c. kesalehan hidup;
15 sederhana bersahaja; tidak berlebih-lebihan
16 rendah hati tidak sombong atau tidak angkuh
17 Menghargai kesehatan memandang penting (bermanfaat, berguna, dan
sebagainya) kesehatan
18 bijaksana a. selalu menggunakan akal budinya (pengalaman
dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran
b. pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan
sebagainya) apabila menghadapi kesulitan dan
sebagainya
19 berfikir konstruktif bersifat membina, memperbaiki, membangun
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2017

Nilai-nilai dominan yang nasional adalah untuk “mengembangkan


disebutkan dalam tabel 2, adalah nilai kemampuan dan membentuk watak serta
taat. Masyarakat adat Kampung Kuta peradaban bangsa yang bermartabat
sangat menjaga nilai ini. Hal ini dalam rangka mencerdaskan kehidupan
dibuktikan dengan masih bangsa.” Serta bertujuan “untuk
dipegangteguhnya amanat para leluhur berkembangnya potensi peserta didik
mereka, salah satunya adalah agar menjadi manusia yang beriman dan
melaksanakan adat “pamali”. Pamali bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
adalah sebuah larangan tanpa harus berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bertanya kenapa. Oleh karena itu, jikalau kreatif, mandiri, dan menjadi warga
ada sesuatu yang ditidakbolehkan, maka negara yang demokratis serta
disana hanya cukup memberitahu dengan bertanggung jawab”. Ada beberapa hal
kata “pamali”. yang harus digaris bawahi dalam fungsi
dan tujuan tersebut, pertama fungsi
4. Nilai-nilai karakter yang menekankan pada pengembangan
terkandung didalam pandangan kemampuan dan membentuk watak,
hidup masyarakat adat Kampung kedua tujuan menekankan pada karakter
Kuta dalam konteks pendidikan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
nasional Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
Perihal nilai-nilai karakter bertanggung jawab. Dalam pandangan
seperti yang tersaji dalam tabel 1, hidup masyarakat adat kampung Kuta,
sebetulnya telah sejalan dengan tujuan hal ini dinamakan sebagai pandangan
dan cita-cita pemerintah dalam hidup manusia tentang hubungannya
mewujudkan Indonesia yang dengan Tuhan juga manusia dalam
berkeadaban. Hal ini dapat dilihat dalam hubungannya dengan manusia sebagai
tujuan dan fungsi pendidikan nasional. diri pribadi.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun Fungsi dan tujuan pendidikan
2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional apabila disandingkan dengan
Nasional Pasal 3, menyebutkan bahwa nilai-nilai pandangan hidup masyarakat
fungsi penyelenggaraan pendidikan adat Kampung Kuta, menunjukan bahwa

25
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

adanya keterpaduan dan keserasian. Ini (3) Peran sekolah sebagai pendidik
membuktikan bahwa fungsi dan tujuan karakter menjadi semakin penting ketika
pendidikan nasional kita memang banyak anak-anak memperoleh sedikit
diambil dari nilai-nilai kearifan lokal. pengajaran moral dari orang tua,
Dan nilai-nilai kearifan merupakan dasar masyarakat, atau lembaga keagamaan,
dalam menetapkan nilai-nilai yang (4) masih adanya nilai-nilai moral yang
bersifat nasional yang kemudian itu secara universal masih diterima seperti
disebut sebagai identitas nasional. Oleh perhatian, kepercayaan, rasa hormat, dan
karena itu, ketika kita menguatkan nilai- tanggung jawab, (5) Demokrasi memiliki
nilai kearifan lokal, maka sesungguhnya kebutuhan khusus untuk pendidikan
kita telah menguatkan pula fungsi dan moral karena demokrasi merupakan
tujuan pendidikan nasional supaya dapat peraturan dari, untuk dan oleh
terwujud secara nyata dan bukan hanya masyarakat, (6) Tidak ada sesuatu
khayalan belaka. sebagai pendidikan bebas nilai, sekolah
mengajarkan nilai-nilai setiap hari
5. Nilai-nilai karakter yang melalui desain ataupun tanpa desain, (7)
terkandung didalam pandangan Komitmen pada pendidikan karakter
hidup masyarakat adat Kampung penting manakala kita mau dan terus
Kuta dalam konteks pendidikan menjadi guru yang baik, dan (8)
karakter bangsa Pendidikan karakter yang efektif
Pemerintah melalui Pusat membuat sekolah lebih beradab, peduli
Kurikulum Badan Penelitian dan pada masyarakat, dan mengacu pada
Pengembangan Kementerian Pendidikan performansi akademik yang meningkat.
Nasional (2010: 9-10) juga telah merinci Oleh karena itu pemahaman tentang
nilai-nilai katrakter yang harus nilai-nilai karakter berbasis kearifan
dibelajarkan di sekolah. Adapun nilai- lokal perlu untuk digalakan kembali. Hal
nilai tersebut adalah religius, jujur, ini tentunya akan menjadi akar/fondasi
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, yang kuat dalam membentuk karakter
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bangsa yang kuat.
semangat kebangsaan, cinta tanah air, Sukmayadi, T (2012: 42)
menghargai prestasi, menegaskan bahwa yang menjadi
bersahabat/komuniktif, cinta damai, hakikat pendidikan karakter adalah
gemar membaca, peduli lingkungan, pendidikan nilai, sedangkan yang
peduli sosial, dan tanggung-jawab. menjadi landasan filosofisnya adalah
Kesemua nilai-nilai karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur
dicanangkan oleh pemerintah tersebut, Pancasila, yang seperti kita ketahui
Perlunya penanaman karakter, bahwa nilai-nilai luhur Pancasila digali
yang dalam hal ini adalah nilai-nilai yang dari nilai-nilai tradisional masyarakat
terkandung dalam pandangan hidup, Indonesia. Pendidikan karakter
dikuatkan pula oleh Thomas Lickona mengajarkan tentang nilai-nilai luhur
(Suyatno, 2010: 5), yakni (1) Banyaknya Pancasila. Selain itu, Pancasila bagi
generasi muda saling melukai karena bangsa Indonesia merupakan ideologi
lemahnya kesadaran pada nilai-nilai dan dasar negara. Jadi, sudah menjadi
moral, (2) Memberikan nilai-nilai moral suatu keniscayaan bahwa Pancasila harus
pada generasi muda merupakan salah selalu menjadi yang utama dalam
satu fungsi peradaban yang paling utama, berkehidupan kebangsaan Indonesia.

26
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

Atau peneliti menyebutnya “Pancasila lokal) dapat dipahami sebagai gagasan-


adalah harga mati bagi bangsa gagasan setempat (local) yang bersifat
Indonesia”. Sehingga, yang seharusnya bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
menjadi titik sentral pembangunan yang tertanam dan diikuti oleh anggota
karakter bangsa Indonesia adalah dari masyarakatnya (Sartini, 2004: 111).
penggalian nilai-nilai dasar Pancasila Selanjutnya Lubis. N.H
yang mungkin bagi sebagain warga memaparkan bahwa kearifan lokal
negara Indonesia kurang memahaminya. adalah sesuatu yang berakar pada masa
Hal ini merujuk pada meningkatnya lalu dalam kehidupan tradisional lokal,
tindak kejahatan dan sifat anarkis yang yang dijadikan rujukan bagi tatanan
menganggap bahwa segala sesuatunya kehidupan dan kebudayaan lokal masing-
hanya bisa diselesaikan dengan amarah. masing. Setiap kelompok masyarakat
Nilai dasar Pancasila yang harus menjadi memiliki kearifan tersendiri untuk
acuan adalah nilai ketuhanan, memelihara kesatuan atau integritas dan
kemanusian, persatuan, kerakyatan, dan juga jati diri kelompok atau kaumnya.
keadilan. Kearifan tradisional artinya wawasan
Kajian lebih lanjut terhadap atau cara pandang menyeluruh yang
Pancasila sebagai pandangan hidup, bersumber dari tradisi kehidupan. Karena
dijelaskan oleh Wahyu (2011: 229) tradisi itu adalah bagian dari kebudayaan,
menegaskan bahwa fungsi Pancasila kearifan tradisional dapat berbeda antara
sebagai pandangan hidup merupakan satu kelompok dengan kelompok yang
prinsip-prinsip dasar yang diyakini lain (Yayasan Kebudayaan Rancage,
kebenarannya yang kemudian dijadikan 2001: 79). Oleh karena itu, pandangan
pedoman dalam menghadapi berbagai hidup yang ada pada masyarakat adat
persoalan dalam kehidupan. Sebagai kampung Kuta merupakan suatu pola
implikasi Pancasila sebagai pandangan yang terukur yang sudah ada sejak dahulu
hidup, maka Pancasila juga merupakan yang kemudian dijaga dan dilaksanakan
jiwa dan keperibadian, dan sekaligus sampai saat ini sebagai pedoman hidup.
menjadi moral dan karakter bangsa Dan nilai-nilai pedoman hidup
Indonesia. Oleh karena itu, upaya berbasiskan kearifan lokal inilah yang
membangun bangsa tidak bisa dilepaskan mestinya menjadi fondamen utama
dari Pancasila yang menurut Notonegoro dalam menegakan Pancasila sebagai jati
nilai-nilainya digali dari budaya bangsa diri bangsa.
Indonesia sendiri. Berdasarkan pada Jati diri bangsa ini salah satu
pemaparan tersebut, maka yang contohnya adalah pandangan hidup
dimaksud dengan budaya bangsa orang Sunda Rosidi. A (2010: 58-61).
Indonesia sendiri adalah kearifan lokal Untuk mencapai tujuan hidup, orang
yang dalam hal ini salah satunya adalah harus taat kepada ajaran-ajaran karuhun,
kearifan lokal yang ada pada masyarakat pesan orang tua dan warisan ajaran yang
adat Kampung Kuta. Konsep kearifan tercantum dalam cerita-cerita pantun, dan
lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan yang berbentuk naskah seperti Siksa
(wisdom) dan lokal (local). Wisdom Kandang Karesian. Ajaran-ajaran itu
(kearifan) memiliki arti yang sama punya tiga fungsi: (1) sebagai pedoman
dengan kebijaksanaan, sedangkan lokal dalam menjalani hidup; (2) sebagai
(local) memiliki arti setempat. Secara kontrol sosial terhadap kehendak dan
umum maka local wisdom (kearifan nafsu yang timbul pada diri seseorang,

27
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

dan (3) sebagai pembentuk suasana 5. Nilai-nilai luhur budaya bangsa


dalam masyarakat tempat seseorang merupakan identitas atau jati diri
lahir, tumbuh dan dibesarkan yang bangsa Indonesia.
secara tak sadar meresap ke dalam diri
semua anggota masyarakat. Semangat DAFTAR RUJUKAN
bekerja sama dalam masyarakat harus Amirin. T.M. 2012. Implementasi
dipupuk dan dikembangkan. Harus saling Pendekatan Pendidikan
hormat dan bertatakrama, sopan dalam Multikultural Kontekstual
berkata, sikap dan kelakuan. Harus Berbasis Kearifan Lokal di
sayang menyayangi sesama anggota Indonesia. Jurnal Pembangunan
masyarakat. Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi.
Volume 1, Nomor 1, Juni, 2012.
SIMPULAN Hal. 1-16
1. Masyarakat adat Kampung Kuta Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan
memiliki pandangan hidup yang Pendidikan Budaya dan Karakter
sampai saat ini masih terjaga dan Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian
dilaksanakan meskipun dalam dan Pengembangan Pusat
himpitan era globalisasi. Kurikulum Kementerian
2. Pandangan hidup masyarakat adat Pendidikan Nasional.
Kampung Kuta terdiri dari Rosidi, A. 2010. Mencari Sosok Manusia
pandangan hidup yang berhubungan Sunda. Jakarta: Dunia Pustaka
dengan manusia sebagai pribadi, Jaya.
manusia dengan masyarakat, Sartini. 2004. “Menggali kearifan lokal
manusia dengan Tuhan dan Roh nusantara: sebuah kajian
leluhur, manusia dalam mengejar filsafati”. Jurnal Filsafat,
kepuasan lahiriah dan batiniah, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2.
manusia dengan alam. Yogyakarta: UGM.
3. Nilai-nilai karakter yang tercermin Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
dalam pandangan hidup masyarakat Kuantitatif Kualitatif dan R & B.
adat Kampung Kuta adalah nilai Bandung: Alfabeta.
ikhlas, taat, visioner, bertanggung Sukmayadi, T. 2012. Pengembangan
jawab, pengabdian, setia, simpati, Pendidikan Karakter Berbasis
empati, kasih sayang, toleran, rela Nilai-Nilai Kearifan Lokal
berkorban, mengabdi, beriman, Sunda. (Studi Kasus di SMA
bertaqwa, sederhana, rendah hati, Negeri 2 Cimahi). Tesis.
menghargai kesehatan, bijaksana, Universitas Pendidikan
dan berfikir konstruktif. Indonesia.
4. Nilai-nilai karakter nasional Suyatno. 2010. “Peran Pendidikan
bersumber dari nilai-nilai kearifan Sebagai Modal Utama
lokal. Oleh karena itu, nilai-nilai Membangun Karakter Bangsa“.
yang terkandung dalam ideologi Jakarta: Makalah Saresehan
bangsa Indonesia Pancasila, Nasional.
besumber dari nilai-nilai luhur Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
budaya bangsa. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

28
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1, Januari 2018
ISSN 2527-7057 (Electronic), ISSN 2545-2683 (Print)

Wahyu. 2011. “Masalah dan Usaha


Membangun Karakter Bangsa”,
dalam Budimansyah, D dan
Komalasari, K (ed). Pendidikan
Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya
Pembinaan Kepribadian
Bangsa. Bandung: Widya
Aksara Press.
Yanto, D. 2016. Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila Sebagai Pandangan
Hidup dalam Kehidupan Sehari-
Hari. Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan. Volume
14 No.25 April 2016. hal 35-45
Yayasan Kebudayaan Rancage 2001.
Laporan Konferensi
Internasional Budaya sunda I
22-25 Agustus 2001. Bandung.

Internet:
https://kbbi.web.id/

29

Anda mungkin juga menyukai