LATAR BELAKANG
ANATOMI RETINA
DEFINISI
Oklusi arteri retina sentralis adalah Infark retina akibat oklusi arteri di
cribrosa lamina atau cabang oklusi arteri retina. Pada oklusi arteri retina sentral,
pasien umumnya mengeluh tiba-tiba mengalami kebutaan unilateral tanpa rasa
sakit. Pada oklusi arteri retina cabang pasien akan menyadarinya hilangnya
ketajaman visual atau cacat lapang pandangan.3
ETIOLOGI
Oklusi Arteri Retina Sentralis bukanlah suatu penyakit yang berdiri
sendiri. Pada penyebab karena penyakit Arteri karotis kejadiannya sebanyak 45%.
Penyebab dari CRAO dianggap sebagai proses multifaktorial, yang disebabkan
oleh kelainan-kelainan sistemik yang lain. Gangguan oklusif pembuluh darah
retina lebih umum pada pasien yang menderita hipertensi dan penyakit
kardiovaskular lainnya.
3
Beberapa sumber emboli yang dapat menyebabkan oklusi arteri retina sentralis
:
Jenis Emboli Sumber
Emboli kalsium Plak ateromatosa yang berasal dari Arteri
karotis ataupun katup jantung
Emboli kolesterol Plak ateromatosa yang berasal dari Arteri
karotis
Emboli trombosit-fibrin Pada atrial fibrilasi, infark miokard,
(gray) ataupun pada operasi jantung
Emboli mixoma Pada atrialmixoma (umumnya usia
muda)
Bacterial ataupun Pada endokarditis dan septikemia
mikotik emboli (Roth
spots)
Emboli retina yang paling sering diwakili Oleh kolesterol emboli (74,0%),
platelet- fibrin Emboli (15,5%), dan kalsifikasi Emboli (10,5%). Secara
5
keseluruhan, untuk usia muda emboli lebih sering berasal dari katup jantung
(prolaps dari Mitral katup, Reumatik demam, Bawaan anomali), sedangkan,
dalam tua pasien emboli biasa mengambil asal dari ulserasi ateromatosa plak
dalam karotis pembuluh darah.
Penyebab umum oklusi arteri retina adalah:
Obliterasi arteri retina yang berkaitan dengan peradangan pada arteritis
maupun periarteritis. Proses inflamasi yang mencetuskan oklusi seperti pada
arteritis temporal merupakan penyebab yang jarang terjadi.2
Angiospasme merupakan penyebab yang jarang. Penyebab terjadinya spasme
pada pembuluh antara lain pada migren, keracunan alkohol, tembakau, kina,
atau timah hitam.2
Peningkatan tekanan intra okular yang sangat tinggi juga dikaitkan dengan
kejadian obstruksi pada arteri retina, seperti yang terjadi pada glaukoma sudut
tertutup akut.2
Gangguan hematologi; seperti trombofilia, dimana hal ini berkaitan dengan
CRAO yang terjadi pada usia muda. Bisa juga dikarenakan sindroma
antifosfolipid, dan defisiensi protein C dan S.2
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
Arteritic CRAO.𝟔
Arteritik crao (termasuk vasculitis) menyumbang penyebab <5%. Arteritis
sel raksasa adalah penyebab yang paling umum dalam kategori ini, dan
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan bilateral. Jika penyebab
7
Gambar 5: Funduskopi dari mata kiri menunjukkan oklusi arteri retina sentral
arteritik; seri fundus fluorescein angiogram menunjukkan tertunda mengisi arteri
dan iskemia choroidal.
PATOFISIOLOGI
Kehilangan penglihatan dari kasus oklusi arteri retina sentralis terjadi dari
hilangnya suplai darah ke lapisan dalam retina. Arteri oftalmika adalah cabang
pertama dari arteri karotis internal dan memasuki orbit di bawah saraf optik
melalui kanal optik. Arteri retina sentral adalah cabang intraorbital pertama dari
arteri ophthalmic, yang memasuki saraf optik 8-15 mm untuk memasok retina.
Posterior pendek silia arteri cabang distal dari arteri ophthalmic dan koroid.
Varian anatomi termasuk cabang cilioretinal dari singkat arteri siliaris posterior,
yang memberikan tambahan pasokan ke makula dari sirkulasi choroidal. Sebuah
arteri cilioretinal terjadi pada sekitar 14% dari populasi.
GEJALA KLINIK
DIAGNOSIS
Dari uraian diatas, pada pasien CRAO umumnya pasien datang dengan
keluhan utama penurunan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa disertai
nyeri, dan umumnya unilateral. Pada pemeriksaan, dijumpai penurunan visus
hingga menghitung jari ataupun persepsi cahaya maupun kebutaan. Pada
funduskopi dapat ditemui: gambaran fundus menjadi pucat akibat edema retina,
fovea tidak terlihat edema, dapat terlihat gambaran cherry-red spot, arteriol
menjadi dangkal dan irreguler, serta tanda boxcar pada bagian vena.6,7
PENATALAKSANAAN
Tujuan dari pengobatan yang diberikan pada kasus CRAO adalah untuk:
PROGNOSIS
Umumnya pasien dengan CRAO akan mengalami penurunan tajam
penglihatan hingga menghitung jari maupun lambaian tangan. Namun pada 10%
pasien dengan variasi pembuluh silioretinal tajam penglihatan meningkat menjadi
sekitar 20/50.5
Dari data didapati bahwa pasien dengan emboli yang terlihat pada retinanya, baik
menimbulkan obstruksi atau tidak memiliki mortality rate sebesar 56% dalam 9
tahun, dan 27% pada populasi seusia yang tidak memiliki gambaran emboli pada
retinanya. Sedangkan pada pasien yang menderita CRAO, harapan hidup pasien
adalah sekitar 5.5 tahun, dibandingkan 15,4 tahun pada penderita tanpa CRAO
pada kelompok usia yang sama5
12
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Retinal Artery Occlusion. Retina Eye Specialists - diakses dari :
http://www.retinaeye.com [14 november 2015].
2. Khurana, A.K. Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New
Delhi: New Age International (P) Limited Publishers. 2007; 255-256
3. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit - FKUI.
2002;9-10,198
4. Lang, G.K. Retinal Arterial Occlusion. Dalam: Ophthalmology a Short
Textbook. New York: Thieme. 2000; 320-323
5. Graham, R.H. Central Retinal Artery Occlusion. Medscape Reference.
2009. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1223625-
overview [16 Desember 2014]
6. Vaughen, Asbury. Oftalmologi Umum : Edisi Tujuh Belas. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2014.
7. Knoop, K.J., Stack, L.B., et all. Central Retinal Artery Occlusion. Dalam:
The Atlas of Emergency Medicine Third Edition. Mc.Graw-Hill. 2010.
162-165
14
REFERAT
BAGIAN OFTALMOLOGI November 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
OLEH :
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI 2015