Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ROLEPLAY

PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL PADA LANSIA


Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Tugas Keperawatan Gerontik

Anggota Kelompok :
1. Renita (17.2021.P)
2. Rinawati (17.2023.P)
3. Rizqa Siti Z (17.2025.P)
4. Rod’u Riyadhul J (17.2027.P)
5. Saifurohman (17.2028.P)
6. Sintia Indriani (17.2031.P)
7. Syafitri Anis K (17.2033.P)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN

2019

1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................. 1

Daftar Isi ............................................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 3

1.1.Latar Belakang Masalah ................................................................................. 3


1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3.Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3

BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

2.1.Pengkajian Fungsional ................................................................................... 4

2.2.Indeks Katz dari AKS ..................................................................................... 5

2.3. Bentuk-Bentuk Evaluasi ................................................................................ 7

BAB 3. PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1.Kesimpulan .................................................................................................... 9
3.2.Saran ............................................................................................................... 9

Lampiran ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Proses penuaan bukan berarti mengakibatkan penyakit dan ketidakmampuan. Pengkajian


pada fungsi fisik dan psikososial dapat memberikan petunjuk yang berharga tentang efek
suatu penyakit. Pengkajian kesehatan dapat dikumpulkan dalam berbagai situasi fisik,
termasuk rumah sakit, rumah, kantor, pusat perawatan sehari-hari dan fasilitas perawatan
jangka panjang. Beberapa situasi ini dapat digunakan menjadi pertukaran informasi antara
perawat dan klien lansia.

Tanda gejala yang tidak jelas seperti letargi, inkontinensia, peningkatan kekacauan mental
atau agitasi, penurunan berat badan dan jatuh dapat menjadi indikator gangguan fungsional.
Kemunduran fungsi system organ seperti perubahan–perubahan normal pada proses penuaan
dapat membuat tubuh lebih sensitive terhadap penyakit , hal tersebut dapat menjadi sulit bagi
perawat untuk membedakan penuaan yang berhubungan dengan proses penuaan dari
indikator atau ketidakmampuan.

Hal tersebut sangat penting dimana perawat membuat penentuan, atau kondisi tertentu yang
diobati dapat menyebabkan sebutan lansia dan dibiarkan tak terobati. Tidak memperdulikan
simtomatologi yang tidak jelas pada lansia maka akan meningkatkan resiko kelemahan fisik.
Kelemahan fisik, kerusakan pada kemampuan fisik menjadi indicator dalam kebutuhan
perawatan jangka panjang. Pengkajian tanda dan gejala yang tidak spesifik penting untuk
dilakukan guna menentukan adanya kemungkinan kelemahan fisik.

Kelemahan fisik dapat menimbulkan ketidakmampuan lansia dalam melakukan kemampuan


fungsionalnya, dari teori tersebut penulis ingin membuat makalah mengenai penkajian status
fungsional pada lansia.

1.2.Rumusan Masalah
“Bagaimana pengkajian status fungsional pada lansia?”

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah mengenai pengkajian status fungsional pada lansia adalah
untuk mengetahui tingkat kemandirian individu (lansia) dalam melakukan status
fungsionalnya.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.Pengkajian fungsional

Alat-alat pengkajian standar untuk mengukur berbagai aspek fungsional dan psikososial
dapat digunakan sebagai suatu penghubung untuk pengkajian. Pengkajian ini meliputi
observasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) dan
fungsi kognitif, afektif, dan sosial. Modifikasi lingkungan yang dibuat selama pengkajian
harus meliputi hal perubahan sensori dan muskuloskeletal, hal-hal berikut ini seharusnya
dipertimbangkan dalam persiapan lingkungan :

1. Ruang yang adekuat terutama jika klien menggunakan alat bantu mobilisasi.
2. Kebisingan dan distraksi minuman, seperti yang dihasilkan di televisi, radio,
interkom, atau aktivitas serupa lainnya.
3. Suhu cukup hangat, nyaman dan tanpa aliran udara.
4. Sebarkan cahaya dengan peningkatan penerangan: hindari cahaya langsung atau
teralokasi
5. Tidak ada permukaan yang sangat mengkilat seperti lantai, dinding atap, atau
perabotan
6. Posisi duduk yang nyaman memudahkan pertukaran informasi
7. Dekat dengan kamar mandi
8. Tersedianya air atau minuman yang disukai
9. Tempat untuk menggantungkan atau mengumpulkan baju dan barang-barang yang
dimilikinya
10. Privasi yang mutlak
11. Perencanaan pengkajian dilakukan sesuai tingkat energi, langkah-langkah dan
kemampuan adaptasi kemampuan lansia. Lebih dari satu periode waktu mungkin
perlu untuk melengkapi pengkajian
12. Bersikap sabar, relaks, dan tidak tergesa-gesa
13. Berikan klien banyak waktu untuk berespon terhadap pertanyaan-pertanyaan dan
petunjuk-petunjuk
14. Memaksimalkan penggunaan diam untuk memungkinkan waktu lebih untuk berfikir
sebelum berespons
15. Waspadai tanda-tanda keletihan seperti mengeluh, menyeringai , peka, bersandar ke
objek untuk sokongan, kepala dan bahu terkulai, dan kelembanan pogresif

4
16. Lakukan pengkajian selama puncak energi klien, biasanya pada pagi hari

Tanpa menghiraukan tingkat pengurangan dan pengunduran lansia, mungkin ditunjukkan


terhadap aset-aset atau kemampuan yang memungkinkan klien berfungsi dalam batasan-
batasan yang ditentukan oleh kemunduran tersebut. Selama pengkajian, perawat harus
memberikan lingkungan yang memberikan kesempatan lansia untuk mendemonstrasikan
kemampuannya.

1. Kaji lebih dari satu klien dan dalam waktu yang berbeda setiap hari
2. Ukur penampilan dalam kondisi-kondisi yang paling menyenangkan.
3. Ambil keuntungan dari sifat kesempatan yang dapat mendatangkan aset-aset dan
kemampuan; pengumpulan daata waktu seperti selama mandi, berdandan dan saat
makan.
4. Yakinkan bahwa alat bantu sensori sennsitif ( kaca mata, alat bantu dengar) dan alat-
alat mobilitas (tongkat, walker, prostesta) tersedia dan berfungsi dengan tepat
5. Wawancarai keluarga, teman dan orang terdekat yang terlibat dalam perawatan klien
untuk memvalidasi pengkajian data
6. Gunakan bahasa tubuh, sentuhan, kontak mata dan berbicara untuk meningkatakan
tingkat partisipasi maksimum klien.
7. Sadari keadaan dan perhatian emosional klien : takut, ansietas, dan bosan dapat
menimbulkan kesimpulan pengkajian yang tidak akurat mengenai kemampuan
fungsional.

Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk


melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional
dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan pemilihan
intervensi yang tepat. Situasi klien menentukan berapa kali dalam sehari tes harus diberikan.

2.2.Indeks Katz dari AKS

Katz indeks dari AKS (Katz et al, 1963) adalah alat yang secara luas digunakan untuk
menentukan hasil-hasil tindakan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Indeks merentang
keadekuatan pelaksanaan dalam enam fungsi seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah,
kontinen dan makan. Ini adalah alat yang berguna bagi perawat kaerena menggambarkan
tingkat fungsional klien pada pokok waktu spesifik dan secara objektif mengukur efek-efek
tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi.

5
Indeks kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari berdasarkan pada evaluasi
fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam mandi,berpakaian,pergi ke kamar
mandi,berpndah,kontinen,dan makan. Definisi khusus dari kemandirian fungsional dan
tergantung tampak pada indeks.

A = Kemandirian dalam hal makan,kontinen,berpindah,ke kamar kecil,berpakaian,dan


mandi

B = Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.

C = Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

D = Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,berpakaian dan satu fungsi tambahan

E= Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,berpakaian,ke kamar kecil,dan satu fungsi
tambahan

F = Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,berpakaian,ke kamar ecil,berpindah,ke


kamar kecil,berpindah dan satu fungsi tambahan.

G= Ketergantungan pada keenam fungsi tambahan.

Kemandirian berarti tanpa pengawasan,pengarahan,atau bantuan pribadi aktif kecuali


seperti secara spesifik diperhatikan dibawah ini. Hal tersebut didasarkan pada status actual
dan bukan pada kemampuan seorang klien yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi,meskipun ia dianggap mampu.

1. Mandi (spon, pancuran, atau Bak)


Mandiri : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstermitas
yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
Tergantung : bantuan mandi lebih dari bagian tubuh,bantuan masuk dan keluar dari
bak mandi,tidak mandi sendiri.
2. Berpakaian
Mandiri : mengambil baju dari kloset dan laci : barpakaian,melepaskan
pakaian,mengikat:mengatur pengikat;melepas ikatan sepatu.
Tergantung : tidak memakai baju sendiri atau sebagai masih tidak menggunakan
pakaian.
3. Ke Kamar Kecil

6
Mandiri : ke kamar kecil;masuk dan keluar dari kamar kecil;merapikan
baju;membersikan organ organ ekskresi;(dapat mengatur bedpan sendiri yang
digunakan hanya malam hari dan dapat atau tak dapat menggunakan dukungan
mekanis)
Tergantung:menggunakan bedpan atau pispot atau menerima bantuan dalam masuk
dan menggunakan toilet.
4. Berpindah
Mandiri : berpindah ke dan dari tempat tidur secara mandiri berpindah duduk dan
bangkit dari kursi secara mandiri (dapat atau tidak dapat menggunakan dukungan
mekanis)
Tergantung : bantuan dalam berpindah naik atau turun dari tempat tidur
dan/kursi;tidak melakukan satu atau lebih berpindah.
5. Kontinen
Mandiri: berkemih dan defekasi seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : inkontinensia parsial atau total pada perkemihan atau defekasi;control
total atau parsial dengan,kateter,atau penggunaan urinal dan bedpan teratur
6. Makan
Mandiri : mengambil makanan dari piring atau keseksamaan memasukannya ke
mulut,(memotong motong daging dan menyiapkan makanan,seperti mengolesi roti
dengan mentega,tidak dimasukan dalam evaluasi)
Tergantung : bantu dalam hal makanan (liat diatas);tidak makan sama sekali,atau
makan per parentral
2.3.Bentuk-Bentuk Evaluasi

Untuk setiap area fungsi yang terdapat di bawah ini, periksa deskripsi yang diterapkan.
Kata "bantuan" berarti pengawasan, pengarahan pada bantuan pribadi.

1. Mandi-baik mandi spon, bak mandi, atau pancuran


 Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika mandi dengan bak
menjadi kebiasaan)
 Menerima bantuan untuk mabdi hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki)
 Menerima bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan)
2. Berpakaian-mengambil pakaian dari kloset dan laci termasuk pakaian dalam, pakaian
luar dan menggunakan pengikat (termasuk pita bila menggunakan)
 Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan
 Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan kecuali bantuan
mengikat sepatu

7
 Menerima bantuan dalam memakai baju, atau membiarkan sebagian tetap tidak
berpakaian.
3. Ke Kamar Kecil-Pergi ke kamar kecil untuk defekasi dan berkemih, membersihkan
diri setelah eliminasi, dan merapikan baju.
 Pergi ke kamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju tanpa bantuan (dapat
menggunakan objek untuk menyokong seperti tongkat, walker, atau kursi roda, dan
dapat mengatur bedpan malam hari atau bedpan, pengosongan sama pada pagi hari)
 Menerima bantuan ke kamar kecil, membersihkan diri, atau dalam merapikan pakaian
setelah eliminasi, atau menggunakan bedpan atau pispot pada malam hari
 Tidak ke kamar kecil untuk eliminasi
4. Berpindah
 Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi tanpa bantuan
(mungkin menggunakan objek/alat untuk mendukung seperti tampat atau alat bantu
jalan)
 Berpindah ke dan dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan
 Bergerak naik atau turun tempat tidur dengan bantuan
 Tidak turun dari tempat tidur.
5. Kontinen
 Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri
 Kadang-kadang mengalami kecelakaan
 Pengawasan membantu memepertahankan kontrol urine atau defekasi, kateter
digunakan, atau inkontinensia.
6. Makanan
 Makan sendiri tanpa bantuan
 Makan sendiri kecuali mendapatkan bantuan dalam memotong daging atau mengolesi
roti dengan mentega
 Menerima bantuan dalam makan baik sebagian maupun sepenuhnya dengan
menggunakan selang atau cairan intravena

8
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian
fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan
pemilihan intervensi yang tepat. Situasi klien menentukan berapa kali dalam sehari tes
harus diberikan. Alat yang digunakan untuk mengetahui status fungsional lansia yaitu
Katz indeks dari AKS (Katz et al, 1963), alat yang secara luas digunakan untuk
menentukan hasil-hasil tindakan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Status
fungsional yang dapat dinilai meliputi kemampuan mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan.
3.2.Saran
Untuk perawat maupun tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih memperhatikan status
fungsional pasien lansia agar lansia lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-
harinya.

9
Lampiran
Perawat 2sekaligus observer : Saifurohman
Perawat 3 : Rizqa Siti Z
Perawat 3 : Rinawati
Lansia 1 : Renita
Lansia 2 : Sintia Indriani
Lansia 3 : Syafitri Anis K
Narator : Rod’u Riyadhul J

Suatu pagi di Panti Wreda beberapa perawat sedang melakukan pengkajian pada lansia di
panti tersebut untuk mengetahui status fungsional masing-masing lansia.
Perawat 1 ;"Assalamualaikum ibu"
Lansia 3 :"waalaikumsalam"
Perawat 1 :"selamat pagi bu, perkenalkan saya Perawat 2 yang bertugas di ruangan ini
pagi ini. Ibu namanya siapa bu?"
Lansia 3 :"nama saya 3"
Perawat 1 :"bagaimana perasaannya hari ini bu, ada yang dikeluhkan bu?"
Lansia 3 :"saya bosan sus, di kamar terus dari pertama masuk sini. Badannya mulai pegal-
pegal"
Perawat 1 :"baik bu, ibu merasa bosan ya pasti di kamar terus. Nah sekarang maksut saya
kesini, saya ingin bertanya-tanya ke ibu mengenai aktivitas sehari-hari ibu sekitar 7 menit
bu waktunya. Bagaimana bu, apakah ibu mau?"
Lansia 3 :"iya sus, saya mau"
Perawat 1 :"kita mulai sekarang ya bu, saat di rumah untuk kegiatan seperti mandi,
berpindah dari tempat tidur, pergi ke kamar mandi untuk buang air, makan, dan
berpakaian apakah ibu memerlukan bantuan alat atau orang lain bu?"
Lansia 3 :"saya makan bisa sendiri sus, untuk mandi bisa dengan duduk tapi ke kamar
mandinya harus dibantu oleh anggota keluarga, saya setiap buang air juga ke kamar
mandi dengan dibantu keluarga saya, saat memakai baju saya bisa sendiri dengan
disediakan dulu bajunya oleh keluarga"
Perawat 1 :"baik bu, berati ibu setiap akan berpindah memerlukan bantuan orang lain ya
bu"
Lansia 3 :"iya sus, soalnya saya gakuat kalau harus jalan sendiri dan daya juga takut
jatuh"
Perawat 1 :"nah bu, karena ibu membutuhkan bantuan untuk setiap berpindah besok dari
perawat akan mengadakan terapi aktivitas kelompok mengenai cara berpindah tempat
dengan bantuan pegangan yang ada di tembok supaya ibu bisa berpindah tanpa meminta
bantuan orang lain jadi lebih leluasa saat akan berpindah, bagaimana bu apakah ibu
bersedia?"
Lansia 3 :"iya sus, saya mau. Jam berapa ya sus ketemunya?"
Perawat 1:"jam 9 pagi bu, besok saya kesini lagi untuk membantu ibu ke tempat
terapinya. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi bu?'"
Lansia 3 :"tidak sus"

10
Perawat 1 :"baik jika tidak ada, saya permisi dulu bu. Selamat berisitirahat kembaki.
Sampai jumpa lagi besok ya bu, assalamualaikum bu"
Lansia 3 :"waalaikumsalam"

Di Panti Wreda tersebut terdapat beberapa lansia yang mempunyai masalah pada status
fungsionalnya dan akan dilakukan TAK pada keesokan harinya untuk membantu
memandirikan lansia. Pada pengkajian hari itu dari beberapa lansia mengalami masalah
seperti ketidakmandirian dalam melakukan kegiatan mandi, berpindah dan makan, dan
dari ketiga ketidakmampuan tersebut didapatkan data yang paling banyak yaitu
berpindah.

Perawat 2 : “Assalamualaikum wr wb ibu ibu.”


All Lansia : “Waalaikumsalam sus”
Perawat 3 : “Masih ingat sama kami ibu ibu?”
Lansia 1 : “Duh saya sudah lupa.”
Lansia 2 : “Saya masih ingat itu sama perawat ifur.”
Lansia 3 : “Saya masih ingat tapi cuma ingat wajah lupa sama namanya.”
Perawat 2 : “Baik ibu ibu saya ingatkan kembali ya, nama saya perawat...Dan ini yang
disebelah saya perawat …. .”
Perawat 3 : “Sebelumnya kita disini sudah melakukan pengkajian pada ibu ibu yah dan
kebanyakan dari ibu ibu disini untuk kemampuan dalam berpindahnya harus dibantu oleh
orang lain. Jadi pada kesempatan hari ini saya dan perawat … akan membantu
memudahkan ibu dalam berpindah tanpa bantuan orang lain.”
Lansia 1 : ”Iya sus saya kemarin hampir jatuh saat akan pergi ke taman.”
Perawat 2 : ”Ibu lain kali nanti lagi hati-hati yah. Ibu sebelumnya sudah tau pegangan
yang ada disekitar panti wreda ini untuk apa?”
Lansia 2 : ”Kami baru masuk kesini sus.”
Lansia 3 : “Iya jadi gak paham betul untuk apa”
Perawat 3 : “Baik ibu, kami disini akan menjelaskan mengenai pegangan yang menempel
ditembok bangunan panti wreda ini. Dan apa sih kegunaannya kenapa harus dipasang
itu.”
Lansia 2 : “Iya itu buat apa?”
Perawat 2 : “Jadi ibu-ibu gunanya pegangan yang menempel ditembok ini itu untuk
pegangan ibu-ibu disini, supaya saat ibu ingin berpindah ke tempat lain misalnya mau
keluar ataupun ke ruang tamu resiko ibu untuk jatuh itu sangat kecil bu, jadi pegangan ini
fungsinya itu untuk pegangan ibu ibu saat berjalan.”
Perawat 3 : “ Dan Ibu tidak perlu meminta bantuan orang lain untuk berpindah ke tempat
lain. Ibu bisa berlatih untuk bisa beraktivitas dengan mandiri dengan berpegangan jika ibu
ingin keluar dari kamar karena ini juga akan membuat badan ibu tetap sehat saat ibu bisa
berjalan mandiri tanpa bantuan orang lain karena melatih otot otot ibu agar tetap bergerak
dan sendi sendi ibu nantinya tidak kaku bu.”
Perawat 2 : “Dan perawat disini tetap akan mengawasi ibu saat ibu melakukan aktivitas
untuk memastikan bahwa ibu baik-baik saja.”

11
Lansia 2 : “Ohhh jadi gunanya pegangan itu buat pegangan saya kalo saya mau jalan
kemana gitu ya sus.”
Perawat 2 : “Iya ibu benar sekali.”
Lansia 2 : “Soalnya dulu waktu dirumah tidak ada seperti itu jadi tidak tahu, terus juga
saya hanya bisa dikamar saja saat anak saya pergi keluar karena saya takut jatuh kalo gak
pegangan apa-apa.”
Perawat 2 : “Jadi ibu ibu disini sudah paham kana apa kegunaan dari pegangan yang
menempel ditembok ini.”
All Lansia : “ Iya sudah.”
Perawat 3 : “Sekarang kita coba untuk berjalan dengan berpegangan ya ibu ibu.
Bagaimana ?”
Lansia 1 : “Iya sus boleh supaya saya bisa berjalan kemana-mana sendiri tanpa manggil
orang lain dulu.”
Perawat 3 : “Baik dari ibu …. Mari saya bantu untuk berpegangan berlebih dahulu.”
Lansia 1 : “Terimakasih sus.”
Perawat 3 : “Iya ibu, hati-hati ibu jalannya jangan cepat-cepat.”
Lansia 1 : “Saya ingin segera mencobanya sus.”
Perawat 3 : “Iya ibu tetapi tidak usah terburu-buru ya bu. Nah sekarang sudah sampai
sekarang ibu berpegangan pada pegangan yang menempel di tembok ini.”
Perawat 2 : “ Nah sekarang giliran ibu untuk berlatih dengan bepegang tangan disana.
Mari ibu saya bantu bu.”
Lansia `1 : “terimakaasih sus.”
Perawat 2 : “iya ibu sama2. Nah sudah sampai ibu. Ini tangannya ganti berpegangan di
pegangan ini ya bu.”
Perawat 2 : “Mari sekarang giliran ibu saya bantu untuk berpegangan.”
Lansia 2 : “iya sus. Terimakasih.”
Perawat 2 : “iya ibu sama2. Ini tangannya ganti berpegangan di pegangan ini ya bu.”
Perawat 3 : “Sekarang giliran ibu, mari saya tuntun ibu.”
Lansia 3 : “Tidak usah sus saya akan berjalan sendiri, sekaligus olahraga saat jalan kaki
kan badan tetap sehat.”
Perawat 3 : “bagus ibu, saya akan memantau ibu dari sini saat berjalan.”
Lansia 3 : “saya sudah sampai sini sus.”
Perawat 3 : “wahh bagus ibu tapi jika ibu memerlukan bantuan untuk bejalan ibu bisa
berpegangan dengan bantuan alat dan pegangan ini ya bu.”
Perawat 2 : “wah bagus ya semuanya, apakah ibu-ibu sudah paham semua tentang
kegunaannya.”
All Lansia : “Sudah sus.”
Perawat 2 : “Alhamdulillah kalau sudah paham, untuk pertemuan hari ini ada yang mau
ditanyakan ibu-ibu?”
Lansia 3 : "kalau misal saya mau pergi ke taman kan tidak ada pegangan di temboknya
sus, itu bagaimana ya?"
Perawat 2 : "ibu bisa memakai bantuan walker atau ibu bisa memanggil dan meminta
bantuan perawat di sekitar ibu, bagaimana bu apakah ada yang ingin bertanya lagi?"
All Lansia :"tidak sus"

12
Perawat 3 : “baik bu, jika sudah tidak ada yang ingin bertanya sekian dari kami ibu-ibu
apabila ada yang mau ditanyakan dan ibu butuh bantuan Ibu bisa memanggil perawat,
semoga apa yang kita pelajari hari ini bermanfaat."
Observer : “Dari pengkajian fungsional yang sudah dilakukan didapatkan hasil 3 lansia
membutuhkan bantuan orang lain untuk berpindah tempat, dan setelah dilakukan terapi
aktivitas cara berpindah dengan bantuan pegangan yang ada di tembok ke-3 lansia mau
dan mampu melakukan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh perawat“

13
DAFTAR PUSTAKA

Lueckenotte, Giesler Annette. 1998. Pengkajian Gerontologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai