Usia : 19 Tahun
JenisKelamin : Laki-Laki
I. RIWAYAT PSIKIATRIK
Berdasarkan:
Autoanamnesa dan Heteroanamnesa: Dilakukan pada tanggal 27 dan 29 januari 2018
A. Keluhan Utama
- Autoanamnesa : Merasa dirinya baik-baik saja tidak ada gangguan
- Heteroanamnesa (Ibu dan Bapak Pasien) : jalan tanpa tujuan dan memiliki masalah
dalam prestasi disekolah.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar ayah kandungnya ke RSJD Abepura karena jalan tanpa tujuan
dan memiliki masalah dalam prestasi disekolah. Menurut keterangan dari ayah
kandung pasien, pasien memiliki prestasi yang sangat kurang disekolahnya karena
kesulitan dalam mengikuti pelajaran sehingga pasien sering tahan kelas. Selain itu
pasien juga menunjukkan perubahan perilaku seperti, jalan tanpa tujuan, mondar-
mandir, berendam dikolam lumpur, senang menyendiri, tertawa sendiri, senyum-
senyum sendiri, dan sering melamun sejak SMP (2014).
Saat ini pasien berusia 19 tahun dan masih duduk dibangku SMP kelas 1.
Dengan usia pasien saat ini, pasien bisa membaca, tapi kurang dalam kemampuan
berhitungnya. Dalam hal menulis, pasien masih kurang, apalagi dalam menulis
angka, pasien dapat menuliskan angka 1-10 tapi jika diminta untuk menuliskan angka
yang lebih besar pasien kurang mampu, misalnya 103 pasien menulis 13.
Pasien dalam kesehariannya kurang mampu untuk merawat dirinya, seperti
susah kalau disuruh mandi sampai terkadang ayah pasien membantunya karena
pasien tidak pandai dalam membersihkan dirinya. Dalam hal berinteraksi dengan
orang lain pasien sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari pasien hanya memiliki
sedikit teman karena pasien cenderung menarik diri dari sekitarnya.
Dirumah pasien tinggal bersama dengan orang tua dan saudara-saudaranya,
pasien adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara. Saat dirumah pasien sering melamun,
senyum-senyum sendiri, dan saat keluar rumah pasien jalan tanpa tujuan. Ayah
Keterangan
Perempuan :
Laki-laki :
Pasien :
V. Diagnosis Banding :
- F71 (Retardasi Mental Sedang)
- F72 (Retardasi Mental Berat)
V. RENCANA TERAPI
1. Terapi Farmakoterapi
2. Terapi Nonfarmakologi
VI. PROGNOSIS
a. Ad vitam : dubia at bonam
b. Ad fungsionam : dubia at bonam
c. Ad sanationam : dubia at bonam
Berdasarkan kriteria Retardasi Mental, pasien ini berada pada kategori Retardasi Mental
ringan. Pasien didiagnosa retardasi mental + F20.1 (skizofrenia Hebefenik), karena pasien juga
menunjukkan perubahan perilaku seperti mondar-mandir, jalan tanpa tujuan, berendam dikolam
lumpur, senang menyendiri, tertawa sendiri, senyum-senyum sendiri, dan sering melamun.
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karaktristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang
tidak wajar or tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Kriteria diagnostik Skizofrenia :
Harus ada setidaknya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
(a) - thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, wlaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda.
- thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil oleh keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (withdrawal)
- thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya
Terapi Farmakologi :
1. Haloperidol 5 mg (1-0-1)
- Golongan : obat anti-psikosis tipikal (Butyrophenone)
- Mekanisme kerja :
Mekanisme kerja obat tipikal adalah mem-blokade dopamine pada reseptor pasca-
sinaptik neuron di otak, khususnya di system limbik dan sistem ekstrapiramidal
(dopamine D2 receptor antagonists), sehingga efektif untuk gejala positif.
- Sediaan:
Tersedia dalam bentuk tablet 2 – 5 mg, dalam bentuk ampul 5 mg/cc
- Indikasi:
Agitasi psikomotor pada kelainan tingkah laku.
- Kontraindikasi:
Terapi Nonfarmakologi
a) Retardasi mental dikaitkan dengan berbagai gangguan prikiatri dan paling
sering membutuhkan dukungan psikososial. Terapi orang retardasi mental
didasari pada penilaian akan kebutuhan sosial dan lingkungan serta perhatian.
Terapi optimal untuk keadaan retardasi mental adalah :
- Edukasi untuk anak : harus mencakup program komprehensif yang
memberikan pelatihan keterampilan adaptif, pelatihan keterampilan
social, dan pelatihan kejuruan. Perhatian khusus harus difokuskan pada
komunikasi dan upaya untuk memperbaiki kualitas kehidupan.
- Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamik : terapi perilaku untuk
meningkatkan perilaku sosial serta untuk mengendalikan dan
meminimalkan perilaku agresif dan destruktif orang tersebut. Terapi
kognitif untuk menghilangkan keyakinan yang salah serta latihan
relaksasi dengan intruksi diri sendiri. Terapi psikodinamik digunakan
pada pasien dan keluarganya untuk mengurangi konflik mengenai
pengharapan yang menimbulkan ansietas, kemarahan, dan depresi yang
menetap.
- Edukasi keluarga : memberikan edukasi kepada keluarga pasien
mengenai cara untuk meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil
mempertahankan pengharapan yang realistik untuk pasien.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. Sinopsis Psikiatri Klinis Edisi 7 Jilid Satu. 2010. Jakarta : EGC.
Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. 2003.