Anda di halaman 1dari 2

LO TUJUAN

 Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun resiko rendah dan tidak
merata) dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis (jantung koroner)
yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk spreading). Sistem
pembiayaan harus mampu menghitung dengan mengakumulasikan resiko suatu
kesakitan dengan biaya yang mahal antar individu dalam suatu komunitas sehingga
kelompok masyarakat dengan tingkat kebutuhan rendah (tidak terjangkit sakit, tidak
membutuhkan pelayanan kesehatan) dapat mensubsidi kelompok masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem pembiayaan akan
menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam satu
komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kemudian membaginya kepada
setiap individu anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan prinsip solidaritas,
besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung dari tabungan
individu tapi ditanggung bersama oleh masyarakat (Setyawan, 2018).

 Fundamental importance of health, kesehatan merupakan kebutuhan dasar dimana


individu tidak dapat menikmati kehidupan tanpa status kesehatan yang baik
(Setyawan, 2018).
LO MACAM
Biaya pelayanan kesehatan masyarakat. Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yaitu yang
tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah
penyakit. Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing
biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut penyelenggara
kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer)
(Setyawan, 2018).
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (Pujiani, 2014).
LO POLA
UU nomor 40 tahun 2004 tentang system jaminan sosial nasional adalah jaminan kesehatan
dimana negara berkewajiban memberikan jaminan kesehatan pada setiap penduduk agar
mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan mutu yang terjamin dan memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan3. Serta keputusan menteri kesehatan Nomor
1241/MENKES.SK.XI/2004 tentang penugasan PT ASKES (PERSERO) dalam pengelolaan
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan Nomor
56/MENKES/SK/I/2005 tentang Penyelenggaraan program JPKM 2005, PT Askes (Persero)
diberi tugas oleh pemerintah melalui departemen kesehatan RI sebagai penyelenggara
program jaminan kesehatan masyarakat miskin pada tahun 2005.Semakin berjalannya waktu
asuransi kesehatan tersebut sejak tanggal 1 Januari 2014 berubah menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) hal tersebut sesuai dengan yang dimandatkan UU
No.24 tahun 2011 tentang tindak lanjut bahwa untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan
sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum
berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas,
portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan
sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan bagi masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar pemerintah (Swarsa,
2015).

Daftar Pustaka :

Pujiani, K. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Dalam Memberikan


Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Setyawan, F. E. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. 2(4): 57-70.

Swarsa, I. M. 2015. Optimalisasi Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Untuk
Memprkuat Fasilitas Kesehatan Publik Guna Mengurangi Aki Pada Puskesmas Mulyorejo.
Kebijakan dan Manajemen Publik 3(2): 88-96.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kegagalan Jembatan
    Kegagalan Jembatan
    Dokumen10 halaman
    Kegagalan Jembatan
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • Sop Resepsionis PDF
    Sop Resepsionis PDF
    Dokumen8 halaman
    Sop Resepsionis PDF
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3 Blok 22 2016
    Skenario 3 Blok 22 2016
    Dokumen5 halaman
    Skenario 3 Blok 22 2016
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • Skenario 4
    Skenario 4
    Dokumen6 halaman
    Skenario 4
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • Relining
    Relining
    Dokumen2 halaman
    Relining
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen17 halaman
    Skenario 1
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat
  • SKENARIO 1 Blok Ortho
    SKENARIO 1 Blok Ortho
    Dokumen4 halaman
    SKENARIO 1 Blok Ortho
    Rosellina Charisma Ilman
    Belum ada peringkat