Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Penerapan Quantum .... (Anik Wijayanti) 3.

187

PENGARUH QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 2 HASANUDIN

THE INFLUENCE OF QUANTUM TEACHING ON SCIENCE TOWARD LEARNING ACHIEVEMENT


AT 3TH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL IN HASANUDIN REGION 2

Oleh: anik wijayanti, ppsd, pgsd, fip, uny, menjadiguruuntukindonesia@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan penerapan quantum teaching
terhadap hasil belajar IPA materi sifat benda padat, cair, dan gas pada siswa kelas III SD se-gugus 2 Hasanudin.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Berdasarkan teknik sampling purposive dan cluster random sampling
didapatkan siswa SDN 2 Slarang sebagai kelompok eksperimen dan siswa SDN 4 Slarang sebagai kelompok
kontrol. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes hasil belajar dan lembar observasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan penerapan quantum teaching terhadap hasil belajar IPA materi sifat benda padat, cair, dan gas
pada siswa kelas III SD se-gugus 2 Hasanudin. Selain itu juga terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaaran menggunakan quantum teaching dan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran yang biasa dilakukan guru. Hal tersebut dibuktikan dari hasil t-test pada taraf signifikansi 0,000 <
0,05.

Kata kunci: quantum teaching, hasil belajar IPA.

Abstract

The aim of this research is to determine the positive and significant influence of quantum teaching
application on science achievement properties of solids, liquids, and gases material for 3th grade students of
elementary school in Hasanudin region 2. This research was a quasi experimental. Based on the purposive
sampling technique and cluster random sampling obtained students of SDN 2 Slarang as the experimental group
and students of SDN 4 Slarang as the control group. The data collection techniques in this research used of
learning and observation sheets. The data analyzing technique used the t-test. The result shows that there is
positive and significant influence of quantum teaching application on science achievement properties of solids,
liquids, and gases material for 3th grade students of elementary school in Hasanudin region 2. There are also some
differences achievement between the group of students who take lesson quantum teaching and group of students
who take lesson the conventional teaching. This is an evidence from the result of t-test at a significant level of
0,000<0,05.

Keywords: quantum teaching, science achievement

PENDAHULUAN dari siswa yang dapat menyelesaikan pendidikan


Perkembangan ilmu pengetahuan dan tepat waktu dengan hasil belajar yang baik.
teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
Fenomena tersebut mengakibatkan adanya pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
salah satu diantaranya bidang pendidikan. Untuk kurang didorong untuk mengembangkan
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
pendidikan. Kualitas suatu bangsa itu tercermin untuk menghapal informasi, otak anak dipaksa
3.188 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 34 Tahun ke-5 2016

untuk mengingat dan menimbun berbagai teaching akan sangat relevan dengan mata
informasi tanpa dituntut untuk memahami pelajaran yang bersifat proses mencari tahu
informasi yang diingatnya itu untuk berdasarkan fakta yang ada di lingkungan sekitar
menghubungkannya dengan kehidupan sehari- sehingga timbul rasa senang terhadap mata
hari (Wina Sanjaya, 2008: 1). pelajaran itu sendiri. Menurut Bobby D Porter
Dalam proses pembelajaran, terdapat (Miftahul A’la, 2010: 20), belajar dengan
komponen-komponen pembelajaran penting yang menggunakan quantum teaching akan
berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa memberikan manfaat, yaitu :
yaitu: tujuan, bahan ajar, kegiatan, metode, 1. Bersikap positif,
media, sumber belajar dan evaluasi. Pemilihan 2. Meningkatkan motivasi,
metode pembelajaran merupakan cara yang dapat 3. Keterampilan seumur hidup,
digunakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan 4. Kepercayaan diri, dan
pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat dan 5. Sukses atau hasil belajar yang meningkat.
dapat menciptakan suasana nyaman dan
menyenangkan sangatlah berpengaruh untuk Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9), yang
memberikan motivasi belajar bagi siswa untuk menyatakan bahwa pada hakekatnya IPA adalah
terus belajar (Miftakhul Huda, 2011: 16 – 17). suatu mata pelajaran dengan menekankan pada
Salah satu metode pembelajaran yang dapat proses belajar mengajar yang aktif karena IPA
diterapkan adalah quantum teaching. memiliki tiga dimensi penting yang
Menurut Bobby D Porter (Miftahul A’la, menyusunnya, yaitu dimensi produk yang berisi
2010: 18), model pembelajaran quantum teaching hasil dari proses penemuan ilmu pengetahuan
merupakan salah satu model pembelajaran yang yang biasanya berupa teori maupun hukum,
menekankan pentingnya penciptaan hubungan dimensi proses yang biasanya menekankan
sosial yang dinamis antara para peserta didik dan bagaimana proses yang dilalui untuk
juga antar peserta didik dengan pendidik. Model mendapatkan suatu pengetahuan (produk IPA),
pembelajaran ini juga menekankan tentang dan dimensi pengembangan sikap ilmiah yang
pentingnya pendidik menciptakan suasana berisi pengembangan-pengembangan sikap ilmiah
pembelajaran yang menyenangkan bagi para di dalam proses untuk menghasilkan dan
peserta didiknya, dengan prinsip kebermaknaan menemukan sebuah pengetahuan atau produk
dan berusaha memasuki dunia (kesenangan) IPA. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari
peserta didik agar nantinya mampu mengantarkan tahu sendiri dan berbuat, sehingga dapat
pesan-pesan pembelajaran kedalam dunia membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
tersebut. yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Mata
Karakteristik dalam modelpembelajaran pelajaran IPA memiliki karakteristik yang
quantum teaching yaitu penataan lingkungan membedakannya dengan bidang ilmu lain. Harlen
belajar yang nyaman dan menyenangkan. (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada
Karakteristik model pembelajaran quantum tiga karakteristik utama Sains yakni: Pertama,
Pengaruh Penerapan Quantum .... (Anik Wijayanti) 3.189

memandang bahwa setiap orang mempunyai unsur pokok yaitu : konteks dan isi. Konteks
kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) secara umum berkaitan tentang lingkungan
prinsip dan teori ilmiah meskipun kelihatannya belajar baik itu lingkungan fisik maupun
logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori lingkungan psikis, sedangkan isi berkenaan
dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan dengan bagaimana isi pembelajaran dikemas
kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian untuk disampaikan kepada siswa.
adanya hubungan antara fakta-fakta yang “Quantum” artinya interaksi yang
diobservasi yang memungkinkan penyusunan mengubah energi menjadi cahaya, maksudnya
prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori dalam pembelajaran quantum teaching interaksi-
yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan interaksi yang mengubah kemampuan dan bakat
data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi ilmiah guru dan siswa menjadi cahaya yang
makna bahwa teori sains bukanlah kebenaran bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar
yang akhir tetapi akan berubah atas dasar secara efektif dan efisien dimana adanya proses
perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini pengubahan belajar yang meriah dengan segala
memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan nuansanya, penyertaan segala yang berkaitan,
tentang perubahan yang telah lalu dan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan
kemungkinan perubahan di masa depan, serta momen belajar, fokus pada hubungan dinamis
pengertian tentang perubahan itu sendiri. dalam lingkungan kelas (Udin Syaefudin Sa’ud,
Pembelajaran IPA di SD hendaknya 2012: 127). Penerapan quantum teaching
diorientasikan pada aktivitas-aktivitas yang memungkinkan guru untuk dapat
mendukung terjadinya pemahamanterhadap menggabungkan keistimewaan-keistimewaan
konsep, prinsip, dan prosedur dalam kaitannya belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari di yang akan melejitkan prestasi siswa Bobby D
luar sekolah, sehingga pembelajaran IPA menjadi Porter (Miftahul A’la, 2010: 21).
bermakna dan pada akhirnya menjadi proses Peneliti tertarik dengan SDN 2 Slarang
belajar yang menyenangkan dan diharapkan pula dikarenakan sekolah tersebut adalah sekolah
dapat berdampak positif terhadap hasil belajar favorit (prestasinya) bagi masyarakat di desa
siswa. Slarang, Bonmanis, Kesugihan kidul dan
Penelitian ini akan membuktikan Gombol harjo. Sekolah ini mempunyai
pembelajaran IPA dengan menggunakan bangunan cukup besar. Sekolah tersebut
pembelajaran quantum teaching yang didalamnya memiliki kelas paralel dan satu-satunya sekolah
mengandung isi yang sangat interaktif, seperti yang paling banyak jumlah muridnya dalam
menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2012: 125-126) Gugus Hasanudin. Staf dan guru SDN 2 Slarang
bahwa Quantum Teaching merupakan sebuah juga jumlahnya banyak. Namun ketika peneliti
model yang menyajikan bentuk pembelajaran melakukan observasi guru-guru SDN 2 Slarang
sebagai suatu “orkestrasi” yang terdiri dari dua dan guru-guru di gugus 2 Hasanudin belum
3.190 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 34 Tahun ke-5 2016

mengetahui tentang pembelajaran quantum kenyataannya di Sekolah Dasar guru belum


teaching dengan rinci. Oleh karena itu peneliti banyak mengetahui bagaimana penerapan
ingin bereksperimen dan membuktikan secara quantum teaching ini. Salah satunya di SD Negeri
nyata bahwa pembelajaran quantum teaching itu 2 dan 4 Slarang guru belum mengetahui dan
bagus. memahami penerapan quantum teaching dalam
Berdasrkan observasi pada tanggal 10-16 pembelajaran IPA sehingga pembuktian pengaruh
Oktober 2014, proses pembelajaran IPA di SD pembelajaran quantum teaching terhadap
Se-gugus 2 Hasanudin Kecamatan Kesugihan pembelajaran IPA belum diketahui oleh guru.
Kabupaten Cilacap, disajikan melalui kegiatan Guru perlu menerapkan model-model
ceramah dengan keterlibatan siswa yang sangat pembelajaran baru dalam mengajar salah satunya
minim. Pembelajaran lebih cenderung bersifat pembelajaran quantum teaching agar guru
teacher oriented dari pada student oriented. mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas siswa.
guru menggunakan media atau alat peraga Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik
pelajaran IPA namun belum terbiasa untuk untuk menguji ada tidaknya pengaruh positif
melibatkan siswa dalam melakukan percobaan penerapan quantum teaching terhadap hasil
sehingga keterampilan siswa dan guru kurang. belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) siswa kelas
Dalam membahas materi IPA belum terlihat III SD Se Gugus 2 Hasanudin, karena
adanya upaya guru untuk mengembangkan pembelajaran tersebut relevan dengan
kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi karakteristik mata pelajaran IPA.
kelas. METODE PENELITIAN
Target keberhasilan pengajaran IPA yang Metode dan Desain Penelitian
diterapkan guru cenderung lebih mengarah agar Penelitian ini menggunakan metode
siswa terampil mengerjakan soal-soal tes, baik penelitian eksperimen dengan bentuk Quasi
yang terdapat pada buku ajar maupun soal-soal Experimental Design. Desain ini mempunyai
ujian. Akibatnya siswa bersikap pasif selama kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
proses belajar mengajar dan kurangnya sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
keberanian siswa untuk bertanya. Sikap siswa luar yang mempengaruhi pelaksanaan
yang pasif dan kurangnya keberanian siswa eksperimen. Penelitian ini juga menggunakan
untuk bertanya menyebabkan siswa tidak bisa jenis Nonequivalent Control Group Design hal ini
mengungkapkan ide dan gagasannya dalam dikarenakan untuk mengetahui pengaruh
proses belajar mengajar, hal ini dapat penerapan quantum teaching terhadap hasil
menurunkan hasil belajar siswa karena belajar pada kelompok siswa eksperimen
pemahaman konsep yang rendah. dibutuhkan kelompok siswa kontrol yang
Pemahaman guru-guru di SD Se-Gugus 2 dijadikan sebagai pembanding.
Hasanudin tentang pembelajaran quantum
teaching masih sangat kurang. Pada
Pengaruh Penerapan Quantum .... (Anik Wijayanti) 3.191
Populasi dan Sampel Penelitian yaitu SDN 2 Slarang, SDN 3 Slarang, SDN 4
Pada penelitian ini populasinya adalah Slarang, dan SDN 5 Slarang.
seluruh siswa kelas III SD yang berada di Gugus Teknik sampling yang kedua adalah cluster
II Hasanudin, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten random sampling. Teknik cluster random
Cilacap tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 242 sampling adalah teknik sampling yang tidak
siswa. Pada penelitian ini teknik sampling yang memperhatikan strata (Sugiyono, 2011: 83). Pada
digunakan adalah teknik sampling purposive dan penelitian ini teknik cluster random sampling
cluster random sampling. digunakan untuk menentukan kelompok siswa
Menurut Sugiyono (2011: 81) sampel eksperimen dan kontrol. Penentuan kelompok
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini
dimiliki oleh populasi. Lebih lanjut Suharsimi dilakukan dengan undian. Berdasar hasil undian
Arikunto (2006: 134) menyebutkan bahwa untuk didapatkan SDN 2 Slarang sebagai kelompok
sekedar pedoman, apabila subjeknya kurang dari eksperimen dan SDN 4 Slarang sebagai
100, lebihbaik diambil semua sehingga kelompok kontrol.
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat Tempat dan Waktu Penelitian
dilakukan penelitian sampel. Karena jumlah Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slarang
populasi penelitian ini lebih dari 100 maka 02 dan SDN Slarang 04, Jalan Betet Slarang,
peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap Tahun
sampel. ajaran 2014/2015 pada semester I tahun ajaran
Pengambilan sampel atau teknik sampling 2014/2015. Pelaksanaan penelitian kelompok
digunakan agar sampel benar-benar dapat eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan
mewakili populasi atau representatif. Pada sebanyak 3 kali pertemuan.
penelitian ini teknik sampling yang digunakan Teknik Pengumpulan Data
adalah teknik sampling purposive dan cluster Pada penelitian ini peneliti menggunakan
random sampling. Teknik sampling purposive teknik observasi dan tes untuk mengumpulkan
adalah teknik penentuan sampel dengan data penelitian. Observasi digunakan untuk
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85). mengamati proses pembelajaran yang dilakukan.
Teknik ini dipakai untuk menentukan SD yang Sementara tes yang digunakan dalam
sesuai dengan harapan peneliti dengan pengumpulan data penelitian ini adalah tes hasil
pertimbangan tertentu berupa pencapaian prestasi belajar dalam bentuk soal objektif tipe pilihan
pada UAN tahun 2014 dan nilai rata-rata ujian ganda.
semerter II, menjadi pertimbangan peneliti. Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut maka ada Lembar observasi diuji validitasnya
empat SD yang memenuhi kriteria hampir sama menggunakan pengujian validitas isi dan validitas
konstruk. Soal tes hasil belajar diuji validitasnya
3.192 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 34 Tahun ke-5 2016
menggunakan pengujian validitas isi dan validitas dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
konstruk. Validitas isi dilakukan dengan dikatakan homogen.
membandingkan antara isi instrumen dengan isi Analisis selanjutnya membandingkan
rancangan yang telah ditetapkan sebelumnya kemampuan awal siswa (pre-test) dengan uji t–
berdasarkan pada kisi-kisi instrument yang telah test. Hasil t-test pre test hasil belajar tersaji pada
disusun. Pengujian validitas konstruk peneliti tabel sebagai berikut.
melakukan expert judgement atau pendapat ahli.
Tabel 1. Hasil uji t test pre test
Suatu alat ukur akan dapat dikatakan konsisten
Hal yang
apabila sudah melalui uji reliabilitas dan Eksperimen Kontrol
diamati
menunjukkan hasil yang reliabel. Pengukuran
Mean 51,29 49,76
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
N 34 34
bantuan SPSS 16.
Sig 0,589
Teknik Analisis Data
Uji prasyarat dilakukan sebelum menguji
Berdasarkan uji t-tes diperoleh nilai thitung =
hipotesis. Uji prasyarat yang akan dilakukan
0,558> 0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak
adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini
Pengujian hipotesis dilakukan apabila dua uji
berarti kemampuan awal antara kelomok kelas
prasyarat analisis terpenuhi. Pengujian hipotesis
eksperimen dengan kelompok kelas kontrol tidak
dalam penelitian ini menggunakan t-test. Jika
memiliki perbedaan secara nyata.
signifikansi < 0,05 maka Hipotesis alternatif
Hipotesis yang telah diajukan pada awal
(Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
penelitian ini adalah ada pengaruh positif dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
signifikan penerapan quantum teaching terhadap
Hasil Penelitian
hasil belajar IPA.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang Tabel 2. Hasil uji t test post test
terdiri dari uji normalitas data dan uji
Hal yang
homogenitas. Hasil uji normalitas menunjukkan Pre Test Post Test
diamati
nilai signifikansi yang dihasilkan pada masing- Mean 84,12 64
masing data penelitian baik pre-test maupun post- N 34 34
Sig 0,000
test lebih besar dari taraf kesalahan 5% (0,05).
Dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post- Berdasarkan tabel di atas hasil uji t-test
test untuk keseluruhan data kelas eksperimen dan memberikan hasil signifikansi 0,000 < 0,05, hal
kelas kontrol berdistribusi normal. Sementara ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif dan
hasil perhitungan uji homogenitas varian data signifikan penerapan quantum teaching terhadap
pre-test dan post-test untuk keseluruhan data hasil belajar IPA siswa kelas III SD se Gugus 2
yakni data kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasanudin. Hasil ini menyatakan bahwa Ha1
memberikan hasil nilai signifikansi lebih besar diterima
Pengaruh Penerapan Quantum .... (Anik Wijayanti) 3.193
kelompok. Dalam kegiatan kelompok siswa
Pembahasan
sangat bersemangat untuk melakukan praktikum
Penerapan quantum teaching memberikan
dan berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah
hasil belajar IPA meningkat pada siswa kelas III
selesai mengerjakan tugas kelompok, perwakilan
SD se-gugus 02 Hasanudin Kecamatan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi di
Kesugihan Kabupaten Cilacap tahun 2014/2015.
depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.
Kondisi ini ditunjukkan dari nilai pre-test
Kemudian guru memberikan soal untuk evaluasi
kelompok siswa eksperimen menjadi lebih tinggi
siswa. Setiap selesai kegiatan guru memberikan
saat dilakukan post test kelompok siswa
pujian atau memberikan tepuk tangan bersama
eksperimen. Pada saat sebelum diterapkan
semua siswa sebagai bentuk perayaan dalam
pembelajaran quantum teaching atau saat pre-test
pembelajaran. Pada pertemuan kelima guru
nilai rata-rata siswa 51,29. Nilai rata-rata hasil
memberikan post test kepada semua siswa.
pelajar IPA setelah diterapkan pembelajaran
Penerapan pembelajaran biasa memberikan
quantum teaching nilai post-test menjadi 84,12.
hasil belajar IPA pada siswa kelas III SD se-
Kategori nilai capaian hasil belajar IPA pada
gugus 02 Hasanudin Kecamatan Kesugihan
sebelum diterapkan pembelajaran quantum
Kabupaten Cilacap tahun 2014/2015 mengalami
teaching termasuk dalam kategori kurang (40–
belum mengalami peningkatan. Kondisi ini
55). Nilai capaian hasil belajar IPA setelah
ditunjukkan dari nilai pre-test kelompok siswa
diterapkan model pembelajaran quantum teaching
kontrol menjadi lebih tinggi saat dilakukan post
mengalami peningkatan menjadi kategori baik
test kelompok siswa kontrol. Pada saat saat pre-
sekali (80 – 100).
test nilai rata-rata siswa 49,76. Nilai rata-rata
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata
hasil pelajar IPA post test menjadi 64. Kategori
keterlaksanaan pembelajaran guru sebesar
nilai capaian hasil belajar IPA pada pre-test
93,33%, sedangkan rata-rata keterlaksanaan
termasuk dalam kategori cukup (40 – 55), dan
pembelajaran siswa sebesar 93,75%. Pelaksanaan
post test termasuk dalam kategori cukup (56 –
penelitian dilakukan sebanyak lima kali
65).
pertemuan yang terdiri dari satu kali pre test, tiga
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata
kali pelaksanaan perlakuan dan satu kali post test.
keterlaksanaan pembelajaran guru sebesar
Pada pertemuan pertama guru memberikan soal
75,95% sedangkan rata-rata keterlaksanaan
pre test. Pada pertemuan kedua, ketiga dan
pembelajaran siswa sebesar 66,7%. Pada kelas
keempat guru memberikan pembelajaran
kontrol pembelajaran IPA yang digunakan ialah
quantum teaching yang diawali dengan
melalui kegiatan ceramah, diskusi dan penugasan.
melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran.
Pada awal pembelajaran guru terkadang tidak
Kemudian guru memberikan percobaan dengan
melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran,
botol fanta semua siswa disuruh untuk
guru hanya menyampaikan judul materi. Kegiatan
menanggapi botol, air dan reaksi gas yang
dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh guru
ditimbulkan oleh air di dalam botol tersebut.
dengan ceramah dan diselingi tanya jawab.
Semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti
Sebagian siswa terlihat kurang antusias mengikuti
pembelajaran. Lalu siswa diarahkan membuat 3
3.194 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 34 Tahun ke-5 2016
pelajaran dan hanya berbicara dengan teman kedua kelompok kelas tersebut menjadikan
sebangkunya. Sesekali salah satu siswa disuruh pengujian secara statistik dengan t-test
maju kedepan untuk praktek langsung secara memberikan hasil yang signifikan.
individu. Tidak ada kegiatan diskusi ataupun Pelajaran IPA merupakan ilmu yang
praktikum seperti yang tertulis pada rencana berhubungan dengan gejala-gejala alam dan
pelaksanaan pembelajaran, namun saat siswa kebendaan yang sistematis yang tersusun secara
mengerjakan LKS mereka berdiskusi dengan teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan
teman sebangku. Kemudian siswa bersama guru dari hasil observasi dan eksperimen Powler
mencocokkan jawaban. Siswa kemudian menarik (dalam Usman Samatowa, 2006:2). Ilmu
kesimpulan dengan bimbingan guru. Di akhir pengetahuan alam mempunyai objek dan
pembelajaran siswa pun tidak mengerjakan soal permasalahan jelas, oleh karenanya dalam
evaluasi namun diberikan pekerjaan rumah. pembelajarannya dibutuhkan suatu model yang
Metode pembelajaran ini siswa cenderung bosan tepat. Dalam penelitian ini memberikan hasil
karena hanya mendengarkan dan mencatat bahwa quantum teaching dapat meningkatkan
penjelasan dari guru. Hal ini menjadi tidak hasil belajar IPA siswa kelas III SD Se Gugus 2
interaktif karena komunikasi hanya terjadi satu Hasanudin Kesugihan Cilacap tahun ajaran
arah. Pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan 2014/2015.
pada siswa untuk kelas III SD se-gugus 02 Nilai dengan selisih yang tinggi ini dapat
Hasanudin, terkadang guru menggunakan alat disimpulkan bahwa ada terdapat perbedaan hasil
peraga dan menyuruh salah satu siswa untuk maju belajar IPA antara penerapan quantum teaching
kedepan mempraktekkannya tanpa ada diskusi dengan metode pembelajaran biasa. Hal ini
antar kelompok. Metode ini sebenarnya cukup didukung dengan hasil uji secara statistik
bagus karena akan memudahkan siswa dalam memberikan hasil t hitung 7,257 dengan
memahami materi pelajaran. Namun fakta yang signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
ada metode ini ternyata tidak mampu penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
meningkatkan hasil belajar siswa yang tidak quantum teaching mampu meningkatkan hasil
signifikan. Dalam artian peningkatan hasil belajar belajar IPA siswa kelas III SD se-gugus 2
yang ada hanya sedikit dan menurut capaian nilai Hasanudin Kesugihan Cilacap tahun ajaran
masih tergolong dalam kategori cukup. 2014/2015.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
menunjukkan bahwa terdapat selisih hasil belajar SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
IPA pada post-test antara kelas eksperimen Ada pengaruh positif dan signifikan penerapan
dengan kelas konrol. Hal ini ditunjukkan dengan quantum teaching terhadap hasil belajar IPA
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar. Nilai siswa kelas III SD se-gugus 2 Hasanudin
rata-rata hasil belajar IPA untuk kelas kontrol Kesugihan Cilacap tahun ajaran 2014/2015. Hal
sebesar 64 dan untuk kelas eksperimen sebesar ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa pada kelas
84,12. Kedua kelompok kelas memiliki selisih yang dilakukan pembelajaran dengan penerapan
rata-rata nilai 20,12. Selisih yang tinggi antara quantum teaching memberikan hasil sebesar
Pengaruh Penerapan Quantum .... (Anik Wijayanti) 3.195
84,12, sedangkan untuk kelompok kelas yang
dilakukan pembelajaran tanpa perlakuan sebesar
64.

Saran
1. Guru dapat menerapkan quantum teaching
sebaik mungkin, karena pembelajaran ini
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
secara efektif.
2. Guru juga dapat mengkombinasikan metode
pembelajaran yang lain sehingga dapat
dirangkai menjadi apa yang paling baik dalam
perencanaan mengajar sehingga akan
diperoleh hasil yang maksimal dalam
pencapaian hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

D Porter, Bobby. Reardon, Mark dan Nourie,


Sarah Singer. (2004). QuantumTeaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan: Ary
Nilandari, Kaifa: Bandung.

D Porter, Bobby & Hernacki, Mike. (2004).


Quantum Learning. Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
PT Mizan.

Miftahul A’la. (2010). Quantum Teaching (Buku


Pintar dan Praktis). Yogyakarta: Diva
Press.

Sri Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA


Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam
KTSP.Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suharsimi, Arikunto. (2009). Prosedur


Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Usman Samatowa. (2006). Bagaimana


Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.

Wina Sanjaya. (2008). Kurikulum dan


Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai