Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI DASAR DAN PERKEMBANGAN

“perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra uterus”

Disusun oleh:

 Ana maryati 181015401001


 Anggun tri astutik 181015401003
 Frisca nelya bella 181015401007
 Giusela pisherli 181015401008
 Nori noyanti 181015401012
 Pipin ismaneli 181015401013
 Riski mila sari 181015401019

Dosen pengampu:

Ayu mustika handayani,Sst.M.Kes

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan khadirat allah SWT. Yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas penyusun makalah “ BIOLOGI DASAR DAN
PERKEMBANGAN” dengan judul “ perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari
intra ke ekstra uterus”
Dalam penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu ayu mustika handayani,Sst.M.Kes selaku pembimbing mata ajar biologi dasar dan
perkembangan.
2. Semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah “ biologi
dasar dan perkembangan “ dibimbing oleh ibuk ayu mustika handayani,Sst.M.Kes. Kami
merasa makalah ini jauh dari sempurna, kami mengharap saran dan kritik untuk perbaikan
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan mudah - mudahan dengan tersusunnya makalah
ini dapat menjadi sumber pemikiran yang berharga bagi mahasiswai untuk tambahan
referensi pengetahuannya.kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena
makhluk Allah SWT tidak luput dari salah khilaf dan atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Jambi,07 november 2018

penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga


dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri
yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang
mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal dapat
melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah. Selama
proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai rangsang seperti
termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan perubahan utama
mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus


dan ekstra uterus?

2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus dan
ekstra uterus?

3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra


uterus dan ekstra uterus?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra uterus


dan ekstra uterus

2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus


dan ekstra uterus

3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari intra


uterus dan ekstra uterus D. Manfaat Penulisan Untuk mengetahui
perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi sistem
respirasi, sirkulasi dan traktus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pernapasan Skema permulaan pernapasan

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami perubahan dari
fase intra uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus segera melakukan
respirasi. Organ yang berperan dalam respirasi janin sebelum lahir adalah plasenta. Alveoli
kemudian berkembang sepanjang proses gestasi, demikian pula kemampuan janin untuk
memproduksi surfaktan, fosfolipid yang menurunkan tegangan permukan bidang temu alveoli
udara, bayi baru lahir harus mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi
sebuah pola napas yang serasi. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
detik setelah kelahirann. Pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf pusat
dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya seperti kemoreseptor carotid yang
peka terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu dalam
uterus dan di luar uterus.(sumber: sumiaty.2011)

1. Intra Uterus Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan
kepada janin melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi cairan
yang dibentuk di dalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi cairan tidak
dipakai. Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan,
yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke
dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan
karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga
melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila
saturasi oksigen menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan
karbondioksida.
Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen
mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah
antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter
sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak
sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam
keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat
pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang
berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru
berkembang pada penarikan nafas pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru
disebabkan oleh adanya tekanan negatif di dalam dada.
2. Ekstra uterus Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi udara,
cairan paru-paru janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di paru-paru mulai
membuka, terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk ke dalam jaringan paru-paru
sehingga duktus arteriosus menciut bersama-sama dengan terjadinya peningkatan oksigen
di dalam darah sehingga aliran darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang
dialirkan melalui paru-paru dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di
seluruh tubuh Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan napas
pertama dan selanjutnya mendorong cairan dalam alveolur keluar dan diserap oleh sistem
limfatik. Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang masuk ke pembuluh
darah paru menyebabkan pembuluh darah paru dari vasokonstriksi menjadi vasodilatasi.
Vasodilatasi menurunkan tahanan pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke paru
meningkat. ( sumber: Sumiaty.2011)
Pernapasan timbul sebagai akibat normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu
oleh beberapa rangsang seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap
kekurangan oksigen, rangsang hipoksemia, taktil dan perubahan suhu di dalam uterus dan
di luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang
melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot – otot
pernapasan lainnya. ( sumber: Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)

Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Pernafasan Pertama Pada menit-menit terakhir


kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik karena kekurangan oksigen, sebagai akibat
kurangnya sirkulasi darah melalui plasenta karena kontraksi uterus yang kuat. Derajat
hipoksia yang ringan ini merangsang usaha bernapas pertama kali pada neonatus setelah
dilahirkan. Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati jalan napas
didorong kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorpsi dengan
cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir, cairan ini
telah hilang dan alveoli mengembang karena udara. Jika keadaan ini tidak terjadi, akan
timbul masalah. Sekali terjadi pernapasan, irama pernapasan akan dipertahankan oleh
kemoreseptor-kemoreseptor yang bertanggung jawab atas respon ventilasi terhadap karbon
dioksida dan hipoksia (sumber: Liewellyn, D dan Jones.2002)
Secara rinci sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan pertama dijelaskan sbb:
a. Telah terjadi adanya pernapasan intrauterine Janin sudah mengadakan pergerakan
pernafasan di dalam rahim, pernafasan di luar rahim merupakan kelanjutan dari
gerakan pernapasan di dalam rahim.
b. Adanya tekanan di dalam dada (thorax) sebelum bayi lahir Kompresi dinding dada
selama persalinan pervaginam yang diikuti oleh penekunan elastic dari thorax saat
tubuh dilahirkan akan merangsang reseptor pengembangn di dalam paruparu. Tekanan
intra thoracic negative sangat besar akan timbul pada waktu nafas ditarik.
Keberhasilan nafas pertama ini akan diperkuat oleh reflex pulmoner yang merangsang
upaya inspiratori tambahan sebelum penghembusan keluar. Tekanan ini akan
menghilangngkan 1/3 dari 80-100 ml cairan yang ada di paru-paru hingga 5 cm
tekanan air saja yang diperlukan untuk mengempeskan paru-paru. Sesudah bayi lahir
cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang sehingga rongga dada
kembali pada bentuk semula.
c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi Kompresi dan dekompresi pada
kepala bayi selama persalinan akan merangsang pusat pernapasan di dalam otak yang
pada gilirannya mempertahankan rangsangan tersebut pada upaya bernafas.
d. Adanya penimbunan CO2 dan pengurangan O2 Setelah anak lahir, kadar CO2 dalam
darah naik dan O2 turun, hal ini merangsang terjadinya pernapasan.
e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh bayi Rangsangan taktil seperti perabaan
punggung bayi baru lahir dengan lembut, mengetuk atau mengelus telapak kaki dan
mengeringkan bayi yang basah cukup merangsang timbulnya respon awal pernafasan.
Pernapasan yang teratur dan terus bertahan normal akan menjadi mantap dalam 60
detik setelah kelahiran bayi.

B. Sistem Sirkulasi Saat paru-paru berkembang.


Sistem sirkulasi saat paru paru berkembang, tekanan O2 dalam vebtrikel kiri
meningkat, sebaliknya Co2 menurun. Hal tersebut menimbulkan resistansi pembuluh-
pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat, ini
menyebabkan darah dari arteri polmunalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus menutup, dengan menutup dan menciutnya vena umbilikalis dan kemudian
di potong ali pusatnya, aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan
foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari
paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada di atrium kanan, ini
menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi
yang hidup di luar tubuh ibu. (Sumiaty.2011)
Pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya aliran darah yang tinggi
melalui arteri umbilikalis untuk memberikan perfusi ke villi plasenta, dan volume
darah yang besar yang kembali melalui vena umbulikalis dan vena kava. Tekanan
vena di vena kava menurun sehingga duktus venosus menutup. Paru mengembang
pada saat pernapasan pertama dan tekanan vaskular paru turun secara tiba-tiba. Dalam
waktu yang sama, tekanan darah sistemik bayi sedikit meningkat. Ini mengakibatkan
pembangkitan arah aliran sementara melalui duktus arteriosus. Ketika bayi bernapas,
tegangan oksigen ini di dalam darah meningkat dan dinding muskular duktus ini
berkontraksi, sehingga aliran darah yang melaluinya berhenti. Pada saat yang sama,
tekanan di dalam atrium kanan menurun. Terjadi peningkatan serentak aliran darah di
seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium dan mengakibatkan peningkatan tekanan
di dalam atrium kiri. (Liewellyn, D dan Jones.2002) ii

Dengan kata lain, menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian
dipotongnya tali pusat, maka aliran darah dari plasenta terhenti. Tekanan di ventrikel
kanan dan atrium kanan menurun sebagai akibat meningkatnya aliran darah dari
ventrikel kanan ke paru melewati arteria pulmonalis. Sementara itu aliran balik ke
atrium kiri meningkat yang menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
Peningkatan tekanan atrium kiri dan penurunan tekanan atrium kanan menyebabkan
menutupnya foramen ovale. Sementara itu, oksigen menyebabkan menutupnya duktus
arteriosus. Ini merupakan perubahan sirkulasi fetal ke sirkulasi dewasa.
(Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008)

1. Intra uteri Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta, melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di
dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke
atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan atrium
sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang
kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium kanan
mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru
yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang
seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke
seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-
sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya
diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui
vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini berlangsung ketika
janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan
menangis kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan
dalam paru-paru mengecil dan seolaholah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan
demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan dalam
atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut
selanjutnya tidak berfungsi lagi. Dengan dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri
umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan demikian,
setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-
paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan
sendiri. Dewasa ini, dapat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di
tali pusat. (Sumiaty.2011)
a. o Karakteristik sirkulasi janin secara rinci adalah sebagai berikut: (Sumiaty.2011)
Terdapat pirau (shunt) intra kardial (foramen ovale) maupun ekstra kardial
(duktus arteriosus dan venosus).
o Ventrikel kanan dan ventrikel kiri bergerak secara serentak.
o Vebtrikel kanan memompa darah ke tempat tahanan yang lebih tinggi dari
ventrikel kiri.
o Darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui
duktus arteriosus dan hanya sebagian kecil menuju paru-paru. Paru-paru
mengambil O2 dari darah , bukan sebaliknya dan darah memperoleh O2 dari
plasenta.
o Paru-paru secara terus menerus mensekresi cairan ke dalam saluran nafas.
o Hati sebagai organ pertama yang menerima bahan makanan (O2, glukosa, asam
amino).
o Plasenta sebaga tempat utama pertukaran gas. Makanan/ bahan esensial janin
dan ekskresi.
o Plasenta mnejamin berjalannya sirkulasi pertahanan rendah.

b. Perjalan sirkulasi darah janin


Sirkulasi janin dimulai dari plasenta, menukar hasil metabolism (O2, glukosa,
asam amino, asam lemak, cairan dan elektrolit) bahkan makan di ambil dari vena
umbilikalis ke janin. 50% aliran darah masuk ke parenkim hati., kemudian
melalui vena hepatica ke vena cava inferior, sebagian lainnya melalui duktus
venosus langsung ke vena cava inferior. (Sumiaty.2011)
Pemantauan darah ke hati diatur oleh vasokontriksi dan dilatasi duktus
venosus. Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan, 2/3 meunju ke artim
kiri melalui foramen ovale, selanjutnya dari ventrikel kiri menuju ke aorta dan sisa 1/3
darah mengalir ke ventrikel kanan dan dipompakan ke arteri pulmonalis. Sebagian
berasal darah dari bagian atas tubuh masuk ke atrium kanan melalui vena cava
suferior dan sebagian besar terus ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, dari
vebtrikel kanan sebagian darah menuju paru dan sebagian besar menyebrang melalui
duktus arteriosus menuju aorta. 2. Eksta uteri (Sumiaty.2011) a. Dua kejadian besar
segra setelah bayi lahir: a. Terjadi pernafasan pertama kali b. Terputus hubuungan
dengan plasenta b. Segra setelah lahir terjadi perubahan sebagai berikut: a. Tahanan
vaskuler paru menurun sehingga aliran paru meningkat b. Tahanan sistematik
meningkat c. Duktus arteriosus menutup d. Foramen ovale menutup e. Duktus
venosus menutup Kejadian ini merupakan perubahan sirkulasi neonatus secara drastic
yang berbeda dengan dewasa sehingga disebut “Sirkulasi Neonatus” atau “Sirkulasi
Transisi”. ii
10. C. Sistem Traktus Digestivus Sebelum lahir janin cukup bulan mulai menghisap dan
menelan. Kemampuan menelan dan mencerna ASI pada bayi baru lahir cukup bulan masih
terbatas. Hubungan antara esophagus dan lambung masih belum sempurna yang
menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas,
kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Walau pengosongan lambung 2,5-3 jam,
itulah sebabnya bayi memerlukan ASi sesering mungkin. Pada saat makanan masuk ke
lambung, terjadilah gerakan peristaltik cepat. Ini berarti pemberian makanan diikuti dengan
reflex pengosongan lambung. Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling
sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum Pasi bertinja 4-6 kali sehari, tetapi
kecendrungan dapat mengalami konstipasi. Untuk membantu bayi dalam mengatasi
gastrointestinal adalah dengan memberika ASI segra setelah bayi lahir. (Sumiaty.2011)
Beberapa organ saluran pencernaan mengalami perubahan dimasa kecil, yaitu: · Mulut Ada
beberapa ciri yang normal pada bayi abru lahir yaitu pada daerah mulut ; bibir bayi
kemerahan, lidah rata dan simetris, tidak memanjag atau menjulur di antara bibir. Frenulum
(jaringan di bawah lidah) tidak membatasi gerakan ujung lidah. Gusi sebagian besar
memperlihatkan bakal gigi dan langit-langit tertutup. (Sumiaty.2011) · Lambung Pada saat
lahir kapasitas lambung bayi adalah sekitar 1-2 ounces (30-60 ml) dan meningkat dengan
cepat. Karena bayi menghisap putting, udara juga mungkin akan terhisap, hal ini akan
menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena lambung penuh, bila udara tidak dapat keluar,
ii
11. hal ini akan menyebabkan bayi mengalami regurgitasi. Reflex gumoh dan reflex batuk
yang matang sudah terbentuk dengan baik saat bayi lahir. Hubungan antara esophagus dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada BBL dan neonatus.
(Sumiaty.2011) · Pankreas Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin
telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya
kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons.
Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum
ada. (http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-
danpersiapan.html) · Usus Pada usia kehamilan 4 bulan alat pencernaan ini telah cukup
terbentuk, janin dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga
dengan demikian, janin membantu pula perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan
dengan feses pertamanya setelah dilahirkan. Feses pertama bayi adalah kehijauan, tidak
berbau dan kental, dikenal dengan mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan
amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo dan sisa zat jaringan tubuh
lainnya. (Sumiaty.2011) Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin.
Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus
mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh. Dengan
demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijau-hijauan.
Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga menekan isi abdomen janin,
umpamanya pada janin dalam letak sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus.
Juga obat yang meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta
dan memberi akibat yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air
ketuban setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam
hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan
dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan
glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin
masih imatur dalam ii
12. fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan
oleh ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari
peredaran darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian
kecil bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran
empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang
membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat
meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada
keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal
eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan
timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di
dalam air ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk
membuat diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian
itu imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah
mengenai kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam
masa neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada
bayi prematur yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin
melalui heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya
disebabkan oleh hal tersebut di atas. (Prawirohardjo, S. 2006.) Feses dari bayi
yang menyusu ASI adalah hijau kekuningan, berair dan bereaksi terhadap asam
. sedangkan feses bayi yang minum susu formula biasanya berwarna
kekuningan terang, bebentuk, kurang frekuensinya, netral sampai sedikit alkali
(asam). (Sumiaty.2011) ii
digestivus.

Anda mungkin juga menyukai