Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

HIV/AIDS telah menyebabkan banyak dampak negatif selama kurang lebih 29 tahun
terakhir pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini berdampak bukan hanya pada
aspek kesehatan, namun juga munculnya permasalahan pada aspek ekonomi dan sosial.
Seringkali masyarakat menyimpulkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah
berperilaku amoral atau bertindak dengan cara yang salah yang memungkinkan mereka
terjangkit virus ini. Tes HIV dan konseling merupakan gerbang utama untuk pencegahan HIV,
serta untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan kesehatan. Orang yang menjalani VCT
akan belajar tentang status HIV nya dan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana
menghindari perilaku yang beresiko yang akan melindungi diri mereka sendiri maupun orang
lain.
Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus bertambah, hal ini dapat dilihat dari statistik kasus
HIV/AIDS di Indonesia yang merupakan laporan resmi dari P2MPLP menyebutkan bahwa
total kasus HIV/AIDS sampai Juni 2006 adalah 10859 (DEPKES, 2006) di mana pada tahun
2003 kasus yang dilaporkan di Pelita Ilmu masih berkisar 4159 orang. Jenis penyebaran HIV/
AIDS yang semula banyak diakibatkan oleh hubungan seksual bebas, lima tahun belakangan
ini berubah menjadi penularan melalui jarum suntik pada pengguna NARKOBA (Media
Indonesia, 2006).
Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS saat ini menunjukkan belum optimalnya
pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS. Kondisi ini
membuktikan buruknya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV/AIDS (Riono &
Jazant, 2004).
Pemahaman yang kurang tepat tentang HIV/AIDS di masyarakat perlu diminimalkan agar
penanganan HIV/AIDS bukan dengan cara memerangi pasien HIV/AIDS tetapi memerangi
terjadinya cara penyebaran penularan virus HIV. Dengan demikian fokus penanggulangannya
ditujukan pada upaya preventif/ pencegahan. Upaya ini harus didukung dengan pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat termasuk keluarga pasien yang menunjang tindakan

1
pencegahan tersebut. Kondisi ini diperlukan terutama ketika merawat pasien dan mendampingi
pasien selama perawatan berlangsung. Namun, seperti yang dikemukakan oleh Herek &
Capitanio (1993) bahwa pengetahuan dan pandangan masyarakat sering menjadi kendala
pemberian dukungan pada pasien karena pengetahuan yang salah.
Pengetahuan yang salah bukan satu-satunya faktor yang dapat mengakibatkan kurangnya
perhatian masyarakat terhadap penanganan pasien HIV/AIDS, akan tetapi juga dimungkinkan
karena adanya faktor lain sebagai dampak dari pengetahuan yang kurang yaitu stigma yang
pertama kali ditemukan di masyarakat Amerika. Stigma ini diasumsikan dapat terjadi di
bagian belahan dunia manapun (Herek, et.al., 2002). Penelitian ini akan mengidentifikasi
stigma terhadap pasien HIV/AIDS terutama yang terjadi di Indonesia khususnya yang
dirasakan oleh pasien dan keluarga di lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.2.1 Apakah dampak HIV ?
1.2.2 Apa saja dampak HIV dalam individu, keluarga dan masyarakat ?
1.2.3 Apa Stigma dan Diskriminasi Bagi ODHA ?
1.2.4 Apa bentuk-bentuk diskriminasi ODHA di masyarakat ?
1.2.5 Apa saja efek stigmatisasi dan diskriminasi bagi ODHA ?
1.2.6 Apa solusi permasalahan diskriminasi dan stigmatisasi Odha?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini yaitu
1.3.1 Untuk mengetahui dampak dari HIV
1.3.2 Untuk mengetahui dampak HIV dalam individu, keluarga dan masyarakat.
1.3.3 Untuk mengetahui stigma dan diskriminasi bagi odha
1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk diskriminasi odha di masyarakat
1.3.5 Untuk mengetahui efek stigmatisasi dan diskriminasi bagi odha
1.3.6 Untuk mengetahui solusi permasalahan diskriminasi dan stigmatisasi odha.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dampak HIV


Sejak pertama kali ditemukan, HIV/AIDS telah menyebabkan banyak dampak negatif
selama kurang lebih 29 tahun terakhir pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini
berdampak bukan hanya pada aspek kesehatan, namun juga munculnya permasalahan pada aspek
ekonomi dan sosial. Berdasarkan laporan dari Derektorat Jenderal Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2014.

Dampak Negatif HIV/AIDS


1. Tingkat kematian semakin tinggi karena AIDS ini merupakan penyakit yang mudah
menular dengan perantaraan virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia.

2. Di kalangan remaja, tingkat penerus bangsa semakin sedikit karena sebagian besar
masyarakat yang terinfeksi penyakit ini adalah remaja. Kurangnya jumlah remaja akan
memberikan dampak negatif bagi perkembangan ekonomi, politik dan aspek lainnya
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup suatu Negara.

3. Bagi sebagian masyarakat yang terbebas dari penyakit ini menjadi paranoid dan hidup
dengan tidak nyaman terhadap sekitarnya karena mereka merasa tidak aman dan takut
terkena penyakit ini pula.

4. Jumlah pengeluaran dan anggaran pemerintah semajin besar karena mereka ingin
melakukan segala upaya agar masyarakatnya dapat terbebas dari penyakit ini dan jika
pemerintah terus terpaku terhadap masalah pemberantasan penyakit HIV/AIDS
kemungkinan besar penyelesaian untuk masalah lainnya akan terbengkalai

3
2.2 Dampak HIV pada Individu, Keluarga Dan Masyarakat

2.2.1 HIV menyerang paling parah di tingkat keluarga

Dampak HIV dan AIDS yang sangat mematikan terletak pada tingkat akar rumput yaitu
perseorangan, keluarga, dan masyarakat. HIV dan AIDS menyebabkan keluarga masuk ke dalam
jurang kemiskinan, dan menimbulkan bertambahnya jumlah anak yatim piatu, anak-anak
gelandangan dan anak jalanan. HIV dan AIDS juga menyerang para pelajar, guru dan tenaga
kependidikan hingga jatuh sakit dan meninggal. Hal ini tentunya mendesak sumber daya
masyarakat untuk menyediakan pengobatan dan dukungan bagi para penderita tersebut.

Stigma yang muncul akibat HIV dan AIDS juga sering menimbulkan dua respons di tingkat akar
rumput ini, yakni orang berbalik melawan orang lain karena takut akan mitos dan salah pengertian
tentang HIV dan AIDS atau mereka bersatu untuk memperkuat diri terhadap ikatan kepedulian
dan dukungan. Kedua reaksi tersebut kadangkala terjadi dalam komunitas masyarakat yang sama.

Dampak HIV dalam individu dan keluarga :


1. Dampak Fisik bagi individu

- BB menurun
- Demam
- Lemah
- Berkeringat
- Gangguan Kulit
- Dementia
Dampak HIV dalam keluarga
- Beban keluarga
- Status kesehatan mudah terserang

2. Dampak Psikologis
Pardita (2014) menyatakan bahwa ODHA pada umumnya berada pada kondisi yang
membuat penderita merasakan menjelang kematian dalam waktu dekat. Seseorang
yang dinyatakan telah terinfeksi HIV, pada umumnya menunjukkan perubahan
karakter psikososial. Pasien yang dinyatakan telah terinfeksi HIV akan mengalami

4
masalah fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Masalah psikologis yang muncul
adalah stres, keyakinan diri yang rendah dan kecemasan.

3. Dampak social
ODHA menghadapi berbagai masalah dan penderitaan sehubungan dengan penyakit
yang ia derita. ODHA menderita akibat gejala penyakitnya seperti demam, batuk, sesak
napas, diare, lemas, dan lain sebagainya. Selain itu masalah sehari-hari lainnya yang
dihadapi penderita penyakit berat pun dialami oleh ODHA. Mereka pada umumnya
mengalami depresi, merasa tertekan dan merasa tidak berguna, bahkan ada yang memiliki
keinginan untuk bunuh diri. Ini adalah akibat dari stigmatisasi atau hukuman sosial dan
diskriminasi masyarakat terhadap informasi mengenai AIDS dan ODHA. Penolakan dan
pengabaian yang dilakukan oleh orang lain, terutama oleh keluarga akan menambah
depresi yang dialaminya (Djoerban, 1999) dalam Apri Astuti dan Kondang Budiyani
(2008). Dampak social dalam individu dan keluarga seperti :
1. Stigmasisasi
2. Diskriminasi
3. Isolasi
4. Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
5. Meningkatnya beban pada orang tua
6. Meningkatnya gangguan kesehatan pada wanita dan remaja wanita

4. Dampak ekonomi
Menurut Pardita(2014)dampak HIV/AIDS di bidang ekonomi dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu dampak secara langsung dan secara tidak langsung. Dampak ini dimulai dari
tingkat individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya pada negara bahkan dunia.
a. Dampak Ekonomi Secara Langsung
Epidemi HIV/AIDS akan menimbulkan biaya tinggi, baik pada pihak ODHA maupun
rumah sakit. Hal ini dikarenakan belum ditemukan obat penyembuh HIV/AIDS, sehingga
ODHA dan atau anggota keluarganya harus menanggung biaya perawatan untuk
memperpanjang usia ODHA. Dana yang diperlukan untuk pengobatan dan perawatan
semakin lama semakin besar, sementara penghasilan tetap atau bahkan berkurang.

5
Akhirnya ODHA mengalami kesulitan memperoleh pendapatan. Hal ini terjadi karena
ODHA kehilangan pekerjaan, tabungan habis dan keluarga tidak mau memberikan bantuan
lagi.
b. Dampak Ekonomi Secara Tidak Langsung
HIV/AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan merusak jumlah penduduk
yang mempunyai kemampuan produksi (human capital) yang baik. ODHA tidak hanya
tidak bisa bekerja, tetapi juga akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai.
Daerah yang memiliki jumlah penderita yang banyak telah meninggalkan banyak anak
yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang telah tua (Greener, R : 2002)
dalam Pardita (2014). Semakin tinggi tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan
mengakibatkan menurunnya tenaga kerja dan orang-orang yang memiliki keterampilan.
Tenaga kerja yang menurun ini akan didominasi oleh anak muda, dengan pengetahuan dan
pengalaman kerja yang lebih rendah sehingga produktivitas menurun. Kondisi ini
diperparah dengan meningkatnya cuti pekerja yang digunakan untuk menjenguk anggota
keluarga yang sakit atau bahkan tenaga kerja tersebut cuti karena sakit juga akan
mengurangi produktivitas. Tingkat kematian yang meningkat juga akan melemahkan
mekanisme produksi dan investasi sumber daya manusia (human capital) pada masyarakat,
karena hilangnya pendapatan dan meninggalnya para orang tua. Akibatnya HIV/AIDS
dapat menurunkan pembayaran pajak, menguras dana publik yang seharusnya dialokasikan
untuk pendidikan dan fasilitas kesehatan lain akan tetapi pada akhirnya digunakan untuk
633 mengatasi HIV/AIDS. Keadaan ini akan membebani keuangan negara dan
memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Dampak Ekemoni dalam individu dan masyarakat seperti :
1. Kehilangan Pekerjaan
2. Kehilangan penghasilam
3. Biaya perawatan meningkat
4. Kehilangan harta

6
2.2.2 Dampak pada masyarakat

HIV dan AIDS dapat memisahkan atau menyatukan masyarakat. Reaksi umum terhadap
HIV dan AIDS adalah diskriminasi terhadap penderita HIV dan stigmatisasi yang terjadi pada
mereka. Upaya mengeluarkan mereka yang terinfeksi dari desa, rumah sakit, sekolah dan rumah
ibadah praktis telah terjadi di seluruh bagian dunia termasuk di antara kelompok etnis tertentu
dalam semua jenjang kelas masyarakat dan ekonomi. Sayangnya, masih banyak tokoh agama tetap
menolak kepedulian dan melakukan upacara keagamaan tertentu bagi pengidap HIV yang
meninggal dunia.

Di banyak kelompok masyarakat yang berada di wilayah Afrika Sub- Sahara penyakit
AIDS telah merenggut kehidupan begitu banyak anak muda dan orang dewasa muda sehingga
seluruh struktur masyarakat kelompok ini terkena dampaknya. Akibat semakin kurangnya anak
muda dan orang dewasa yang produktif beban semakin berat harus ditanggung oleh orang yang
lebih tua dan anak-anak. Anak-anak terutama terpaksa harus putus sekolah untuk mulai bekerja
untuk membantu pembiayaan keluarga, sementara orang yang lebih tua juga terpaksa harus cari
pekerjaan lagi untuk mengurangi beban keluarganya. Beban keluarga dalam kelompok masyarakat
tersebut semakin berat tatkala beban tersebut memicu stres secara emosional karena keuangan
keluarga terancam.

Dampak pada masyarakat :


1. Dampak social
- Harapan hidup menjadi pendek
- Ratio tenaga kesehatan menurun
- Jumlah anak yatim piatu meningkat
- Kebutuhan pelayanan kesehatan dan dana social meningkat
- Jumlah tenaga kesehatan berkurang

2. Dampak ekonomi
- Biaya pelayanan kesehatan meningkat
- Menurunkan pendapatan perorangan
- Perkembangan ekonomi terhambat
- Kemiskinan

7
2.3 Stigma dan Diskriminasi Bagi ODHA
Dalam kamus bahasa indonesia, stigma mempunyai pengertian ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Stigma merupakan
anggapan negatif sesorang kepada orang lain. Stigmatisasi merupakan proses
bagaimana stigma berkembang dan menjadi sebuah opini umum dalam masyarakat.
Pengertian diskriminasi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah pembedaan
perlakuan terhadap sesama warga (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi
,agama dsb)Bila stigma hanya merupakan ciri negatif dan belum sampai pada tataran
realita,maka diskriminasi sudah menyentuh pada pembedaan pada kenyataan, misalnya
pembedaan perlakuan dalam keluarga, pekerjaan, dan sebagainya.

Fenomena orang-orang dengan HIV/AIDS merupakam suatu fenomena yang asing


namun menarik bagi masyarakat. Kita sering mendengar odha menghadapi banyak
masalah sosial. Masalah sosial tersebut antara lain berupa dikucilkan akan pembedaan
oleh teman-teman, bahkan keluarganya sendiri. Ketakutan akan pembedaan perlakuan
ini membuat odha berusaha untuk menjembatani diri atau menjaga jarak dengan orang-
orang di sekitarnya. Akhirya baik kecil maupun skala yang besar. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan stigma HIV/AIDS dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
1. HIV/AIDS di anggap penyakit seumur hidup
2. Masyarakat tkut mengidap HIV/AIDS
3. HIV/AIDS berhubungan dengan prilaku (misalnya homoseks dan penasun) yang
telah tersigmatasi dalam masyarakat.
4. Orang yang terinfeksi HIV sering kali berfikir bahwa ialah yang harus bertanggung
jawab terhadap infeksi yang menimpanya.
5. Kepercayaan agama dan moral yang membuat masyarakat percaya bahwa
HIV/AIDS merupakan hasil dari kesalahan moral ( missal seks bebas dan perilaku
seks menyimpang) yang pantas di hukum.

2.4 Bentuk-Bentuk Diskriminasi ODHA di masyarakat


Bentuk-bentuk diskriminasi odha di masyarakat cukup beragam, misalnya :
a. Diskriminasi di lingkungan Keluarga

8
Diskriminasi di lingkungan keluarga sering di alami oleh odha. Bentuk diskriminasi misalnya
sering terjadi bahwa seorang anak yang positif HIV di langgar ubtuk tetap bersekolah dan
kemudian di kucilkan oleh orang tuanya karena di khawatirkan dapat menularkan kepada
kepada anggota keluarga yang lainnya.

b. Diskriminasi di Lingkungan Masyarakat


Keadaan ini biasanya dialami oleh masyarkat-masyarakat yang untuk pertamakali
menghadapi HIV/AIDS. Contohnya terjadi seorang remaja yang positif HIV dilarang
untuk bergaul dengan tetangganya dan kemudian dikucilkan. Hal ini terjadikarena orang tua
anak lainnya takut anaknya akan tertular HIV. Padahal kita tahu bahwa hal ini tidak
mungkin terjadi.

c. Diskriminasi di lingkungan pendidikan


Di lingkungan pendidikan juga mungkin bisa terjadi diskriminasi odha. Muridyang kedapatan
mengidap AIDS dikeluarkan dari sekolah atau kampusnya

d. Diskriminasi di Lingkungan Kerja


Diskriminasi di lingkungan kerja, dan sering terjadi karyawan dipecat
oleh perusahaannya ketika diketahui positif HIV. Perusahaan takut bahwa odha yang
tidak produktif lagi akan menjadi beban bagi perusahaan, dan mempunyai anggapan yang
alah bahwa odha tersebut akan menularkan HIV kepada karyawan lainnya

2.5 Efek Stigmatisasi dan Diskriminasi Bagi ODHA


Selain menanggung beban medis, odha juga menanggung beban psikososial yang besar akibat
stigamtisasi dan diskriminasi. Permasalahan tersebut terkait dengan
karakteristik HIV/AIDS maupun dengan sikap masyarakat terhadap dirinya.D a l a m B u k u
A I D S d a n P e n a n g g u l a n g a n n ya ( K e m e n k e s , 1 9 9 7 ) b e b a n p s i k i s ya n g dialami oleh
odha terkait dengan diskriminasi cukup bervariasi, diantaranya :

9
1. Sejak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV, pada umunya odha mengalami
syok kejiwaan yang berat dan dapat melumpuhkan kekuatan jiwanya serta
membuatnya putus asa.
2. O D H A m e n g e t a h u i b a h w a A I D S a d a l a h p e n ya k i t ya n g m e m a t i k a n .
K e k h a w a t i r a n membebani batinnya.
3. Dengan berkembangnya penyakit-penyakit yang mekin lama makin berat odha makin
tersiksa.
4. Penyakit-penyakit yang berlangsung berbulan-bulan membutuhkan biaya yang besar. Bagi
odha yang tidak mampu hal ini akan menambah beratnya depresi.
5. Odha merasa di hukum oleh masyarakat sekitanya, karena cara penularannya AIDS yang
sangat spesifik, masyarakat mencurigai odha dan menganggap mereka sebagai manusia
yang menjijikkan, kotor dan berdosa, walaupun tidak mengetahui siapa orangnya dan
bagaimana cara menularnya.Keadaan ini menambah berat penderitaan odha dan perlu di
ingta bahwa yang harus di musnahi adalah penyakitnya bukan orangnya.
6. Odha merasa di sisihkan oleh masyarakat sekitanya yang takut secara berlebian bahwa bila
bersentuhan ataupun mendekat saja dengan odha akan tertular, padahal kita mengetahui
bahsa ais tidak menular lewat kontak social biasa

2.6 Solusi permasalahan Diskriminasi dan Stihmatisasi Odha

Diskriminasi dan stigmatisasi bagi ODHA tidal lepas dari permasalahan social yang di alami
oleh odha, dan mencari solusinya juga harus menyeluruh. Berdasarkan hal tersebut, maka solusi
dari permasalahan social yang di hadapu odha adalah sebagai berikut :

1. Mengubah persepsi masyarakat


Seseorang yang terkena HIV bukan berarti hak hidupnya dicabut. Mereka masih punya hak
dan kewajiban seperti masyrakat lainnya. Segala sikap diskriminasi yang mengarah pada
pengucilan dapat di anggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia
2. Pihak Pemerintah
Pihak pemerintah kebijakan perintah dan strategi politik seharusnya memperhatikan apa
yang di rasakan odha, apa yang di butuhksn odha , apa yang tidak di butuhkan odha,

10
suasana yang seperti apa yang di butuhkan odha, untuk bisa hidup sehat secara fisik dan
secara psikologis , dan sejenisnya.
3. Meningkatkan keterlibatan dan peran ODHA dalam penaggulangan HIV/AIDS
Upaya pencegahan penularan HIV tidak dapat perawatan yang baik walaupunmemakan
waktu yang cukup lama, mata masyarakat mulai terbuka mengenai hal ini.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HIV/AIDS telah menyebabkan banyak dampak negatif selama kurang lebih 29 tahun
terakhir pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini berdampak bukan hanya pada
aspek kesehatan, namun juga munculnya permasalahan pada aspek ekonomi dan sosial.
Seringkali masyarakat menyimpulkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah
berperilaku amoral atau bertindak dengan cara yang salah yang memungkinkan mereka
terjangkit virus ini. Tes HIV dan konseling merupakan gerbang utama untuk pencegahan HIV,
serta untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan kesehatan. Orang yang menjalani VCT
akan belajar tentang status HIV nya dan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana
menghindari perilaku yang beresiko yang akan melindungi diri mereka sendiri maupun orang
lain

3.2 Saran
Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah, dan jangan berganti-ganti pasangan

seksual. Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah

alat suntik itu steril atau tidak.

Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat

suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena

alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat

negatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/958/pdf_163
http://journal.um.dampakhiv-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/510/398
https://www.scribd.com/doc/60502497/Stigmatisasi-Dan-Diskriminasi-Orang-Dengan-Hiv-II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai