Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL

NEONATAL
PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI
BARU LAHIR, DAN KESEHATAN REPRODUKSI
DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH:
BUNGA SUCI PERMATA S
NIM :1615401052

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TANJUNG
KARANG TAHUN 2018/2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Bunga Suci P

NIM : 1615401052

Semester : V ( Lima )

Menyatakan telah mengambil studi kasus :

1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis di RS HASAN SADIKIN BANDUNG


2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis di RS HASAN SADIKIN
BANDUNG
3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologis di RS HASAN SADIKIN BANDUNG
4. Asuhan Kebidanan BBL Patologis di RS HASAN SADIKIN BANDUNG
5. Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Patologis di RS HASAN SADIKIN
BANDUNG

Bandar Lampung, September 2018

Pembimbing Penanggung jawab Praktik

NELLY INDRASARI SSiT. M.Kes DIANING MURTIASARI


SST.
NIP : 19740207200212201 NIP: 1980081620021220001
Menyetujui

KETUA PRODI D-III KEBIDANAN KETUA JURUSAN KEBIDANAN


TANJUNGKARANG TANJUNGKARANG

NELLY INDRASARI, SSiT, M.Kes DR. SUDARMI, SP.d, M.Kes


NIP : 196511051985032003 NIP : 196511051985032003

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Patologis ini
dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sebagai hasil laporan dan kegiatan praktik
klinik kebidanan II dan guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian
akhir program di Poltekkes Tanjung Karang prodi D-III kebidanan Tanjung
Karang.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, saran, bantuan, dari pihak dosen dan pembimbing untuk itu pula
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu DR. Sudarmi, SP.d, M.Kes, selaku ketua jurusan kebidanan Poltekkes
Tanjung Karang
2. Ibu Nelly Indrasari, SSiT, M.Kes, selaku ketua prodi DIII Kebidanan Tanjung
Karang
3. Ibu Nelly Idrasari SSiT , M.Kes selaku pembimbing institusi
4. Seluruh tim rumah sakit Hasan Sadikin Bandung
5. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini , oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi perbaikan kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta membalas amal
kebaikan ibu/saudara berikan kepada penulis.

Bandar Lampung, September 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Tujuan Kegiatan
1. 3 Metode
1. 4 Waktu
1. 5 Tempat Kegiatan
1. 6 Strategi
1. 7 Evaluasi

BAB II PROFIL TEMPAT PRAKTIK


2.1 Sejarah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
2.2 Status Perkembangan Kelembagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung
2.3 Rumah Sakit Pendidikan
2.4 Rumah Sakit Hasan Sadikin Dalam Pengembangan Konsep
Teaching Hospital
2.5 Visi Dan Misi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
2.6 Sejarah Direktur
2.7 Logo Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
2.8 Struktur Organisasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

BAB III LANDASAN TEORI


3.1 Kehamilan
3.2 Persalinan
3.3 BBL

4
3.4 Nifas
3.5 Kesehatan Reproduksi

BAB IV TINJAUAN KASUS


4.1 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis dengan Abortus Inkomplit
4.2 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis dengan Gemeli
4.3 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologis dengan Antonia Uteri
4.4 Asuhan Kebidanan BBL Patologis dengan BBLR
4.5 Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Patologis dengan Tumor
Ovarium

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis
5.2 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis
5.3 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologis
5.4 Asuhan Kebidanan BBL Patologis
5.5 Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Patologis

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Program studi DIII Kebidanan Tanjung Karang merupakan salah satu


program studi yang ada pada jurusan kebidanan poltekkes Tanjung Karang
yang menghasilkan tenaga ahli madya kebidanan yang professional, unggul
dan mandiri serta berwawasan entrepreneur. Untuk mencapai tujuan
tersebut salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa
berupa praktik kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal dengan
beban SKS (5 SKS)

Praktik kebidanan kegawatdaruratan merupakan praktik klinik


dilapangan yang memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan aspek budaya yang
didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan yang berdasarkan evidence
based dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan yang
berfokus upaya pengambilan keputusan klinik dan penanganan segera serta
pendokumentasiannya.

Capaian pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan praktik ini adalah


mahasiswa mampu menampilkan asuhan kebidanan kegawatdaruratan
maternal neonatal serta asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi
dengan memperhatikan aspek budaya yang didasari konsep, sikap,
ketrampilan yang berdasarkan evidence based dan menggunakan
pendekatan managemen kebidanan dibawah pengawasan pembimbing
klinik. Selain itu juga mahasiswa diharapkan membuat laporan secara rutin
dan pendokumentasian dengan SOAP.

6
1. 2 Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan praktik kebidanan kegawat daruratan
maternal neonatal dan kesehatan reproduksi di lahan praktik, mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, dan kesehatan reproduksi dalam lingkup
pengammbilan keputusan klinik dengan tepat dan penatalaksanaan dengan
segera berdasarkan evidence based serta melakukan pendokumentasian
asuhan kebidanan menggunakan SOAP.

2. Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
lahir, nifas dan menyusui dalam lingkup kegawat daruratan dan
kesehatan reproduksi.
b. Melakukan identifikasi data dasar , diagnosa, dan kebutuhan ibu
hail, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan menyusui dalam lingkup
kegawat daruratan dan kesehatan reproduksi.
c. Melakukan antisipasi masalah sosial pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, dan nifas dan menyusui dalam lingkup kegawat
daruratan dan kesehatan reproduksi.

1. 3 Metode
1. Diskusi
2. Bed sid teaching
3. Observasi
4. Praktik langsung

1. 4 Waktu
1. Waktu dinas terhitung mulai tanggal 2 September -26 September 2018
2. Jadwal praktik dan libur diserahkan masing-masing lahan praktik

7
1. 5 Tempat Prakik
RSUP Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat

1. 6 Strategi
1. Persiapan
a. Menyusun kerangka acuan praktik
b. Koordinasi dengan pihak lahan praktik
c. Pengarahan pada mahasiswa
d. Menyiapkan perangkat praktik (format pengkajian, logbook, dll)
e. Pertemuan pembimbing institusi dan lahan praktik
f. Mahasiswa melapor ke lahan praktik dan pembimbing institusi
sebelum pelaksanaan kegiatan praktik.
2. Pelaksanaan
a. Mahasiswa melakukan asuhan kebidanan dalam lingkup
kegawatdaruratan maternal neonatal dan kesehatan reproduksi
dngan bimbingan penuh dan ditulis dalam buku laporan kegiatan
harian dengan menggunakan SOAP.
b. Mahasiswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktik
c. Mahasiswa memilih satu pasien (hamil, persalinan, nifas dan BBL)
dalam lingkup kegawatdaruratan dan kesehatan reproduksi yang
dijadikan laporan akhir praktik dan didokumentasikan dengan
menggunakan SOAP serta dikonsulkan kepada pembimbing
institusi
d. Mahasiswa menulis kegiatan pada buku laporan harian
e. Mahasiswa melakukan pertemuan awal dengan pembimbing
institusi dan lahan praktik
f. Mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing klinik
tentang kasus yang akan diambil sebagai laporan kasus dan
konsultasi dengan pembimbing institusi tentang pendokumentasian
kasus dengan menggunakan SOAP
g. Mahasiswa mengisi daftar hadir selama kegiatan praktik

8
h. Mahasiswa mengisi buku pencapaian praktik sesuai ketrampilan
yang dikerjakan
3. Tindak lanjut ( setelah kegiatan praktik klinik kegawat daruratan
maternal dan neonatal
a. Mahasiswa mengumpulkan buk laporan kegiatan harian, log book
dan laporan studi kasus (hamil, persalinan¸nifas, BBL ) dalam
lingkup kegawat daruratan dan kesehatan reproduksi kepada
pembimbing institusi
b. Mahasiswa melaporkan pencapaian target kepada pembimbing
institusi
c. Pembimbing klinik dan institusi menyerahkan nilai hasil praktik
mahasiswa kepada bagian akademik prodi DIII Kebidanan Tanjung
Karang

1. 7 Penilaian/evaluasi
1. Penilaian diperoleh dari :
a. Penampilan klinik dengan bobot 80% meliputi :
 Pengetahuan diperoleh dari tanya jawab yang dilakukan
pada saat proses praktik klinik atau pada akhir kegiatan
 Keterampilan diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam
melakukan keterampilan sesuai dengan asuhan yang
diberikan dan di lakukan tidak hanya nsekali penilaian
 Sikap diperoleh dari performan mahasiswa dlam
memberikan asuhan kepada klien, dan dilakukan tidak
hanya sekali penilaian
b. Laporan penilaian dan laporan studi kasus dengan bobot 20%
2. Batas nilai lulus, minimal 68-78 (2,75 – 3,50 = B )

G. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran praktik kebidanan II ( kegawat
daruratan Maternal Neonatal dan Kesehatan Reproduksi )

9
BAB II
PROFIL TEMPAT PRAKTIK

2.1 Sejarah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung


Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan
diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengannama“HetAlgemeene
BandoengscheZiekenhuijs“. Padatanggal 30 April 1927 namanya diubah
menjadi “HetGemeenteZiekenhuijs Juliana”dengan kapasitas 300 tempat
tidur.Selama penjajahanJepang,rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer.
Setelah Indonesia merdeka, lalu dikelola oleh pemerintah daerah, yang
dikenal oleh masyarakat Jawa Bara tdengan nama “RumahSakitRancaBadak“
Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit
propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen
Kesehatan.Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum
dengan kapasitas 600 tempat tidur,bersamaan dengan didirikannya Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itupula Rumah Sakit Ranca Badak
digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak
dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tangga l8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.HasanSadikin(RSHS) yang berfungsi
sebagai Unit Pelaksana Teknis(UPT) Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik.Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit
swadana. Keluarnya Undang- undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP
yang di tindak lanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124
tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit
Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan
seluruh pendapatan kekas negara. Dengan keluarnya Peraturan
PemerintahRepublikIndonesianomor119 tanggal 12 Desember2000, status
RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan).Kebijakan
tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam

10
memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan
tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri,sehingga
diharapka nmampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan
fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS
telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun
2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik di bandingkan
tahun sebelumnya.Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi
namaMet April1927,namanya berubah menjadi GemeenteZiekenhuisJuliana.
Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6dokter berkebangsaan Belanda dan
2 orang dokter berkebangsaan Indonesia ,yaitu dr.Tjokro Hadidjojodan
dr.Djundjunan Setia kusumah.Di antara ke enam dokter Belanda itu ada
seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh .Pada tahun 1942 ,pecah Perang
Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang
pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian,
masih ditahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa ,fasilitas
rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi
Rigukunbyoin sampai tahun1945.Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu
,pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagai
rumah sakit militer dibawah pimpinan WJ.van Thiel. Pada tahun 1948,fungsi
rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.

2.2 Perkembangan Status Kelembagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin


Bandung
Untuk mengatasi berbagai kendalayang dihadapi RS, khususnya terkait
sistem keuanganI CW,Departemen Kesehatan mengarahkan pcngelolaan RS
pemerintah selaku Unit Pelaksana Teknisnya, menjadi Unit Swadana. Pada
status sebagaiUnit Swadana, pcriodo 1992-1993, dimungkinkan bagi
pengelola rumah sakit untuk menggali berbagai potensi pendapatan disertai
fleksibilitas pengelolaannya ,sehingga RSHS mulai mengembangkan Kerja
Sama Operasional (KSO) dalam pelayanan obat .Dengan terbitnya Undang-
undang No20 tahun 1997,pada tahun 1998 status RSHS menjadi unit

11
Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), seluruh pendapatan RS
harus disetorkan ke negara dalam waktu 24 jam. Kondisi tersebut dirasakan
sangat menghambat kelancaran operasional ,antara lain tersendatnya
penyediaan reagensia laboratorium yang diperparah dengan naiknya kurs
dollar Amerika secara tajam, sehingga menyebabkan pelayanan
Laboratorium Patologi Klinik hampir kolaps .Salah satu jalan keluar untuk
mengatasinya adalah dengan mengembangkan KSO laboratonum pada
tahun1998.Pada periode selanjutnya,keterbatasan pemerintah dalam
pembiayaan pelayanan rumah sakit yang semakin menurun,sedangkan rumah
sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, pemerintah
mengubah paradigmanya lebih berperan sebagai katali sdengan melepaskan
bidang-bidang yang dapat dikerjakan oleh rumah sakit (steering rather
than rowing). Untuk itu dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor.119/2000 yang menetapkan RSHS sebagai Perusahaan
Jawatan(Perjan). Dengan otonomi dan flekslbilitas yang lebih luas dalam
pengelalaan rumah sakit,kinerja RSHS dirasakan semakin membaik .Status
Perjan rumah sakit terkendala dengan perundang-undanganyang baru,
sehingga sejak tahun 2005 RSHS bersama 12 rumah sakit lainnya,berubah
statui menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU).

2.3 Rumah Sakit Pendidikan


Peran RSHS dalam dunia pendidikan diawali pada tahun 1957,saat
berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FKUP), sebagai
sarana pendidikan bagi paracalon dokter. Selanjutnya status sebagai RS
Pendidikan dikukuhkan pada tahun 1971,dilengkapi dengan Piagam
Kerjasarna antara RSHS dengan FKUP yang kemudian dikembangkan pada
tahun-tahun berikutnya (1974,1578,1986,2003,dan2OO8) .Kerjasama dalam
bidang pendidikan dan penelitian terus dikembangkan dan di perluas dengan
berbagat Institusi pendidikan bagi tenaga medik ,paramedik

12
keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya sertatenaga nonkesehatan.
Pengembangan RSHS sebagai model RS Pendidikan diIndonesia telah
dituangkan dalam Master Plan RSHS tahun 1995.

2.4 Rumah Sakit Hasan Sadikin Dalam Pengembangan Konsep Teaching


Hospital
Sejalan dengan filosofi“MedicalSchoolandTeachingHospital without
Walls”(sekolahmedis dan pembelajaran dirumahsakit tanpa batasan)
dimulailah pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpaddi
Jln.Eyckman No.38 Bandung yang bertujuan untuk mengintegrasikan aspek
pendidikan,penetitian dan pelayanan kesehatan dibawah satu atap dengan
RSHS.Halini sejalan dengan kurikulum ProblemBased Learning
(pembelajaran dari masalah yang ada) yang telah diterapkan FKU pada
sejak tahun 2004 .Diatas tanah seluas 8.OOO m2 dengan total luas bangunan
27.305m2, Rumah Sakit Pendidikan Unpad dibangun sebagai sarana untuk
mengintegrasikan pendidikan pasca sarjana ilmu kesehatan, riset berbasiskan
produk(translasional research) dan pelayanan kesehatan. Selanjutnya
gedung ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti laboratorium
biologi molekuler dan kulturjaringan dan sitogenetik ,ruang rawat inapinfeksi
dan onkologi lengkap dengan fasilitas penunjang sertaruang kegiatan
pendidikan. Rumah Sakit pendidikan ini siap dioperasionalkan pada tahun
2010.

2.5 Visi &Misi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung


2.6.1 Visi:
Menjadi RumahSakit Indonesia Kelas Dunia yang Unggul dalam
Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian.
2.6.2 Misi:
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima
dan terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian

13
2.6 Tujuan:
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yangt erintegrasi sesuai
standar, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan
ditingkat regional
2. Terwujudnya RSHS sebagai Model Rumah Sakit Pendidikan
diIndonesia
3. Terwujudnya
4. rumah sakit berbasis penelitian (research based hospital)
5. Meningkatnya cost recovery rumah sakit untuk menuju kemandirian

2.7 Motto:
Your HealthIs Our Priority! Mottodari RSUP Dr.Hasan Sadikin
Bandung adalah“Kesehatan anda adalah kepedulian kami”. Motto
tersebut bermaksud bahwa RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan sangat baik serta peduli
terhadap kesehatan kita semua.

2.8 Sejarah Direktur


1. W.JVanThiel (Alm)
Direktur Tahun 1945-1949 Sulit untuk dipastikan kapan W.J.van
Thiel mulai memimpinrumah sakit, tapiyangjelas sebelum Jepang
menduduki tatar Pasundan tahun 1942. Begitu pula setelah Jepang
menyerah pada tahun 1945 beliau masih memimpin rumah sakit ini sampai
tahun 1948 ,meskipun pada waktu itu, tepatnya tahun1948, rumah sakit
sudah di bawah naungan Kotapraja Bandung .Keluarganya pernah
mengunjungi RSHS pada tahun 2003 yang diterima oleh Direktur Utama,
Prof. Dr. dr. CissyRS.Prawira, SpA(K), M.Sc.

2. Dr. H.R. Paryono Suriodipuro(Alm)


Direktur Tahun 1949– 1953 Dokter kelahiran Banyumas pada
tanggal 3 November 1901 ini lulus dari STOVIA-Batavia pada tahun 1928

14
dan langsung bekerja sebagai dokter diRS Tasikmalaya .Pada tahun 1930
bertugas sebagai dokter diRSGarut dan dari tahun 1933 s.d.1945 menjadi
Kepala RS Garut. Pada tahun1945pindah ke Yogyakarta danmenjadi
tentara,kemudian pada tahun 1946 ditugaskan menjadi dokter tentara
bagian persenjataan TNI di Klaten .Pada tahun 1946 bekerja
diKementerian Kesehatan RI ,kemudian pada tahun 1949 ditugaskan
menjadi Kepala RS Rantja Badak Bandung sampai tahun 1953.Setelah itu
,beliau dipindahkan ke Semarang menjadi kepala RSUP Semarang sampai
memasuki masa pensiun pada tahun 1959.Beliau wafat pada tanggal 5
Februari1962 karena serangan jantung dalam perjalanan menuju tempat
praktik di Kudus dan dimakam kan di Semarang.
3. Dr. H. ChasanBoesoirie,Sp.THT (Alm)
Direktur Tahun 1953– 1965Lahir diSemarang pada tanggai
15Agustus 1910 .Beliau lulus menjadi dokter dari NIAS Surabaya pada
tanggal 2 Jum 1937. Setelah lulus, beau bekerja di Dinas Pemberantasan
Malaria Surabaya, selama 3 bulan, selanjutnya tahun 1937-1941, menjadi
dokter tentara di Weda, pulau Halmahera Maluku Utara .Pada waktu itu
beliau merupakan dokter pertama dan satu-satunya dokter disana .Pada
tahun 1941 menjadi Dokter Kepala diMaluku Utara dan sebagai Kepala
RS Ternate .Pada masa penjajahan Jepang ,bulan Juni tahun 1945 beliau
ditangkap tentara Jepang diTernate dan dipenjara dikampkon sentrasise
lama 3 bulan, Beliau kemudian terpillh menjadi Kepala Daerah
untuk mewakili penyerahan kekuasaan pemerintahan Jepang karena Pada
waktu itu jepang kalah dan menyerah kepada sekutu .Pada tahun 1952
dr.Chasan Boesoirie ditawari menjadi Gubernur Maluku, namun beliau
lebih memilih berkiprah dibidang kesehatan .Kemudian beliau diangkat
menjadi Wakil Direktur diRS Rantja Badak,Sambil menjadiWakil Direktur
beliau memper dalam bidang spesialisasi Telinga ,Hidung dan
Tenggorokan. Pada tahun 1953 beliau diangkat menjadi Direktur RS
Rantja Badak sampai tahun 1965 .Setelah pensiun sebagai Direktur RS
Rantja Badak,pada tahun1965-1970 beliau menjadi Pembantu Dekan II di
Fakultas Kedokteran UNPAD.

15
4. dr. hasan sadikin (alm)
Direktur Tahun 1965– 1967 Tahun 1962 dr.Hasan Sadikin diangkat
rnenjadi Dekan FK UNPAD dan pada bulan Agustus 1965 juga diangkat
menjadi Direktur RSR antja Badak menggantikan dr.H. Chasan Boesoirie
.Sp.THT. Pada saat beliau menjabat posisi ini ,pada tanggal 16 Juli 1967
beliau wafat .Kemudian sebagai penghormatan atas jasa beliau ,pemerintah
mengganti nama RS Rantja Badak menjadi RSdr. Hasan Sadikin.
5. dr. R. Adjidarmo (Alm)
Direktur 1967-1970 dr.Adjidarmo lahir di Pasuruan pada tanggal17
September 1921 dangelar dokter diperoleh dari NIAS Surabaya .Pada
tahun 1943-1952 beliau bekerja di RS Misi Kabupaten Lebak, Rangkas
bitung. Tahun 1945 beliau menjabat Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Rangkas bitung,serta menjadi dokter perjuangan, pembantu
para pejuang Rl terutama didaerah Rangkas bitung dan Bogor. Pada waktu
itu beliau adalah satu-satunya dokter didaerah tersebut .dr.Adjidarmo
bertugas diRangkas bitung sampai tahun 1958.Pada tahun 1958–1960
berdinas diDokares Banten lalu dipindahkan keDokares Phangan dari
tahun 1960 hingga 1963. Pada tahun 1965-1967 beliau diangkat menjadi
Wakil Direktur RS dr. Hasan Sadikin Bandung .Kemudian pada
tahun1967-1970 menjabat sebagai Direktur.
6. Dr. TubagusZuchradi (Alm)
Direktur 1970-1975&1975-1979 Dokter kelahiran Bandung 9
Februari 1924 ini lulus dari Sekolah Dasar di KsatriaInstitut
(DouwesDekker) Bandung pada tahun 1938 dan dari Government
Lyceum (HBSB) pada tahun 1942. Selanjutnya, beliau meneruskan
pendidikan ke SMT Yogyakarta (1942-19-14). Tahun 1944-1945 sekolah
di Ika Dai Gaku Jakarta, kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi
Kedokteran Klaten (1946-1950) dan ke Fakultas Kedokteran Gadjah
Mada (1950-1956) sampai lulus sebagai dokter. Tahun 1950-1956 ,turut
membantu membangun Fakultas Kedokteran UniversitasGadjah Mada
(UGM) Bagian Histologi dan memimpinnya. Sewaktu masih kullah,

16
beiiau sudah bekerja menjadi Kepala Bagian Histology Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta (1951-1956).
Tahun 1957-1964 bekerjadi Bagian Bedah/Anestesiologi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung ,sambil mengikuti pendidikan dokter
spesialis anestesi. Tahun 1964-1984 dr.Zuchradi SpA nmenjadi Kepala
Bagian Anestesiologi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung dan tahun 1964-
1970 diangkat menjadi WakiI Direktur, kemudian terakhi rmenjadi
Direktur RSUP Dr,HasanSadikin Bandung dari tahun 1970 sampai 1979.
Pada masa kepemimpinannya ,berhasil dibuat Master Plan RSHS 1972.
7. Prof. dr. Sugana Tjakrasudjatma, SpM
Direktur 1979-1985 Profesor kelahiran Cirebon 14 Juli 1926 ini
menjalani sekolah dasar di HIS (HollandsInlandsche school) Kuningan
pada tahun 1932-1940.Setelah tamat SMA dilanjutkan ke Perguruan
tinggi diKlaten, mengambil jurusan kedokteran yang hanya satu tahun
karena turut menjaga keamanan diKebumen. Beliau menyelesaikan
pendidikan kedokterannya di FK Perjuangan Jakarta pada tahun 1959,
kemudian mengambil spesialis mata di UI tahun 1959-1962. Tahun1 963
dipindahkan ke Bandung untuk mengajar diBagian Mata UNPAD, dan
ditempatkan di RS Mata Cicendo. Tahun 1964 dikirim ke St.Louis
University untuk pendidikan tambahan Opthalmologi sampai tahun 1965.
Pada tahun 1972 mengikuti pendidikan tambahan di Universitas
GentBelgia danpada tahun1975 mengikuti pendidikan Pubtic
HealthAdministrationCourse ColomboPlan,di Sidney Australia. Karir
dalam manajemen rumah sakil diawali dengan diangkatnya beliau
menjadi Direktur RS Mata Cicendo, merangkap menjadi Kepala Seksi
Kesehatan Mata Jawa Barat.Tahun 1979 beliau di angkatmenjadi Direktur
RSUP Dr.Hasan Sadikin. Tahun 1981 mengikuti Sespa Depkes 100 hari
di Jakarta dan menjadi guru besar. Tahun 1984 beliau diangkat menjadi
Kepala Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan DEPKES
RI,namun masih merangkap sebagai Direktur RSHS sampai tahun 1985.

17
dr.Iman Hilman, SpR

Direktur 1985-1989 Lahir dl Cirebon pada tangga l6 Agustus


1930. Pada tahun 1957-1959 menjadi Asisten Ahli Bagian llmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, diFakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta,Beberapa program pendidikan
yang diikuti, diantaranya tahun 1961-1962, pendidikan Schoolof Public
Health&Hygiene, JohnHopklns University Baltimore,MD, USA; tahun
1966 Sekolah Kesatuan Komando Angkatan Udara diJakarta dan pada
tahun 1968-1972 mengikuti pendidikan Spesialis Radiologi diFK UNPAD
Bandung dan FKUI Jakarta,Pada tahun 1959-1985 bekerja di TNI-
AUdengan jabatan terakhir sebagai Kepala RS Pusat TNI-AU dr.Moch
Salamun diBandung- Tahun 1985-1989 menjadi Direktur Rumah Sakit
Dr. Hasan Sadikin Bandung, Pada masa kepemimpinan beliau dimulai
pengembangan pelayanan hemodialisis dengan bantuan mesin
hemodialisisdari Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud.
8. dr. H. Oman Danumihardja, SpPD (Alm)
Direktur 1989-1995LahirdiBandung pada tanggal 1April 1935
,Meraih gelar dokter pada tahun 1967 dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta. Kemudian meraih gelar dokter spesiatl
spenyakit dalam pada tahun 1991 dan langsung menjadi staf diBagian
llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Perjalanan karirnya di RSHS dimulat sebagai Kepala UPF/Lab, llmu
Penyakit Dalam RSHS/FKUP,dan merangkap sebagai Kepala Unit Rawat
Jalan.Pada tahun 1985-1989 menduduk ijabatan sebagai Wakil Direktur
Pelayanan Medis RSHS.Seianjutnya beliau diangkat menjadi Direktur
RSHS periode 1989-1995, Selama menduduk ijabatan Direktur, pada
tahun 1992 RSHS ditetapkan sebagai rumah sakit Swadana, yang
memberikan dukungan kepada manajemen RSHS untuk rnenggali potensi
pendapatan rumah sakit secara optimal, dan berhasil menyusunMaster
Plan RSHStahun 1995denganfilosofi “Integrasi Pelayanan Medis dan
Pendidikan Kedokteran untuk PenlngkatanMutu Hidup Manusia”
sebagai dasar untuk mewujudkan RSHS sebagai Rumah Sakit Pendidikan

18
diIndonesia. Penyusunan master planini dibiayai dari bantuan lunak
pemerintah Jepang(SoftLoan JBIC).
9. dr. H. Rachman Maas, SpR
Direktur 1995-1998 Lahir diBandung pada tanggal 21 November
1937 dan menyelesaikan pendidikan kedokteran diFakuLtas Kedokteran
UNPAD Bandung pada tahun 1965.Gelar Dokter Spesialis Radiologi
diraih pada tahun 1975 dan kemudian menjadi Staf UPF/Lab .Radiologi
RSHS/FKUP.Karirnya dalam manajemen di RSHS diawalisebagaiKepaia
Sidang Petayanan Medik, kemudian diangkat menjadi Wakil Direktur
Pelayanan Medik (1979-1985), menjadi Direktur Penunjang Medik dan
Instalasi (1985-1939) dan menjadi Wakil Direktur Umum dan Keuangan
(1985-1995). Pada tahun 1995 beliau diangkat sebagai Direktur RSHS
sampai dengan tahun 1998. Semasa kepemimpinan beliau sebagai Direktur
RSHS, Master Plan RSHS Tahun 1995 mulai direallsasikan sesuai konsep
“integrasi pelayanan medis dan pendidikan kedokteran”, baik secara
manajeriai maupun dalam pembangunan sarana fisik. Pengembangan
manajemen mutu rumah sakit dilaksanakan melalui kegiatan TQM/GKM,
dan pengembangan teknologi Sistem Informasi Rumah Sakit mulai
dirintis melalui komputerisasi dalam pelayanan farmasi, administrasi
kepegawaian dan administrasiaset barang milik negara. Pada tahun 1997
tersusun Master Plan Komputerisasi Sistem Informasi Rumah Sakit.
10. dr. H. Empu Driyanto, SpTHT
Direktur 1998-2003 Lahir diBanjamegara pada tanggal
28Oktober1942 .Pada tahun 1970 menyandang gelar dokter dari Fakultas
Kedokteran UNPAD Bandung. Pada tahun 1980 memperoleh gelar
sebagal Dokter Spesialis THT dan langsung menjadi staf UPF/Lab.
THTRSHS/FKUP Bandung.Karirnya dalam bidang manajemen di RSHS
dimulai sebagai Kepala Instalasi Rawat Jalan, kemudian menjadi Wakil
Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan (1995-1998). Pada periode ini,
beliau dipercaya menjadi Pemimpin Proyek Pengembangan RSHS tahap
dan implementasi Master Plan RSHS Tahun 1995 melalui bantuan lunak
dari OverseasEconomicCooperationFund(OECF)yang kemudian berganti

19
nama menjadi Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Pada
tahun1998 beliau menjadi Direktur RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
sampai tahun 2001. Setelah pensiun dari jabatan direktur, beliau diangkat
menjadi Anggota Dewan Pengawas Perjan RSUP Dr.Hasan Sadikin
Bandung.
11. Prof. Dr.CissyR. S Prawira, dr.,SPA (K), M. Sc,
Direktur Utama2001– 2009 Prof. Dr. Cissy R.S. Prawira, dr.,
SpA(K), M.Sc. diangkat menjadi Direktur Utama RSUP dr.Hasan Sadikin
Bandung sejak tahun 2001 sampai2009. Pada awal kepemimpinan beliau,
RSHS berstatus Perusahaan Jawatan (Perjan) dan berubah menjadi rumah
sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum tahun 2005.
12. dr. H. M. Rizal Chaidir,SpOT(K), M. Kes(MMR), FICS
Direktur Utama 2009– Sekarang dr.H.M.Rizal Chaidir, SpOT
(K),M.Kes(MMR),FICS.diangkat menjadi Direktur Utama RSUP
dr.HasanSadikin Bandung sejak tahun 2009 sampai sekarang. Dan beliau
sampai saat ini masih menjabat dan mulai memulai kepemimpinannya
untuk bertanggung jawab memimpin RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.
13. dr. H. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG
Direktur Utama tahun 2010-sekarang dr.Bayulahi rdiJakarta ,1
Maret 1962. Setelah mnyelesaikan pendidikan SMU ,beliau mengambil
studi kedokteran diFK Unsri Palembang.Gelar Magisternya didapatdi
PHC Management AIHD Mahidol Univ.Bangkok, Thailand, dan kembali
ke Fakultas Kedokteran Unsri menjalani pendidikan spesialis Kebidanan
& Kandungan. Puskesmas di Air Sugihan Sumsel menjadi saksi
pengabdian pertamanya (1990-1992).Kemudian beliau mengab di
dibeberapa tempat disekitar Sumatra, hingga pada tahun 2005 menjadi
Direktur RS Kusta Sungai Kundur Palembang. Pengabdiannya
dilanjutkan di RSUP Dr.Mhosein Palembang sebagai Direktur Medik
&Keperawatan, dan memimpin RSHS sejak tahun 2011 sampai sekarang.

20
2.6 Logo Rumah SakitHasan Sadikin Bandung

Makna Logo :

“Kekhususan RSHS sebagai rumah sakit yang memiliki tiga bidang

unggulan,yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pelayanan”.

Dinyatakan dengan tiga tanda palang berbeda warna dengan metamor fosa

bentuk.

2.6.1 Warna biru: mengungkapkan pendidikan.


Warna hijau: mengungkapkan penelitian sebagai gambaran dunia inovasi
dan ide segar.
2.6.2 Warna jingga kemuning: mengungkap kan pelayanan yang
hangat,ramah dan bersemangat.
1. Metamorfosa bentuk dari palang bersudut lancip ke palang bersudut
tumpul adalah untuk menyatakan :
a. Proses dari dunia pendidikan sebagai dasar/ raw material kedunia
pelayanan, sebagai proses kematangan.
b. Transformasi dari dunia eksak (pendidikan) kedunia pelayanan
yang lembut, ramah dan manusiawi.
2. Tipe huruf yang modern, bersih, cukup tegas namun mengandung
sudut tumpul, adalah untuk membangung kesan profesionalisme
,besertasifat- sifatpositif dari modernisasi, seperti efektifitas,efisien,
akuntabel, transparan / keterbukaan.(Sumber : Buku deskripsi logo
RSHS

21
2.8 Struktur OrganisasiRumah SakitHasan Sadikin Bandung
Setiap perusahaan, baik perusahaan kecilmaupun perusahaan besar
mempunyai pembagian kerja dalam struktur organisasi.
Pimpinan perusahaan kecil dalam mengkoordinir pekerjaan pada
umumnya tidak terlalu mengalami kesulitan ,setiap kesalahan kecilyang
terjadi akan mudah diketahui, tetapipada perusahaan besar pengaturan kerja
akan semakin sulit karena banyaknya bagian–bagian yang perlu pengawasan.
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung dalam mengkoordinir karyawan agar
dapat menjalankan tugasnya masing–masing dengan tertib telah membentuk
struktur organisasi, sebagaimana kita lihat pada gambar berikut:

Struktur Organisasi RSUP Hasan Sadikin Bandung

22
BAB II
LANDASAN TEORI

3.1 Kehamilan Dengan Abortus Inkomplit


3.3.1 Definisi

Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan sebelum


janin viabel (dalam konteks ini, usia kehamilan 20 minggu). Diperkirakan antara
10% hingga 20% dari kehamilan berakhir dengan abortus spontan dan sebagian
besar peristiwa ini terjadi dalam usia 12 minggu pertama.

Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah
abortus yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Abortus spontan
terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk
berkembang menjadi sebuah janin. Abortus buatan merupakan pengakhiran
kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu.Pengguguran
kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik
(Prawirohardjo, S, 2002).

Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap).

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu


dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Abortus inkompletus berkaitan dengan retensi sebagian produk


pembuahan (hampir selalu plasenta) yang tidak begitu mudah terlepas pada
kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan aterm. Dalam keadaan ini
perdarahan tidak segera berkurang sementar serviks tetap terbuka

Diagnosa abortus inkomplit adalah:

1. Umur kehamilan biasanya diatas 12 minggu, atau bisa kurang.š


2. Perdarahan sedikit kemudian banyak, disertai keluarnya hasil konsepsi, tidak
jarang pasiendatang dalam keadaan syok.š

23
3. Serviks terbuka (1-2 jari, sering teraba sisa jaringan).
4. PP test positif atau negatif, anemia.

Penanganan abortus inkomplit :

1. Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu,


evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol4 00 mcg per
oral.
2. Jika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
3. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
4. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).

Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

1. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam


fisiologikatauringer laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi
2. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
3. Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.Pastikan untuk tetap
memantau kondisi ibu setelah penanganan.

24
3.2 Persalinan Dengan Gemeli

Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar


yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur.
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi
oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam
waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72


jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan
terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau
rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput
ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini,
bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi
satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya
sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.

Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.

Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah


pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun,
keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang
mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan
infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan

25
3.2.1 PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR

1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan
dari janin tunggal.

2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet
dibawah 2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah
1000 gr.

3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama


umumnya berselisih antara 50 – 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah
tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.

4. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah


janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat
untuk menghindari perdarahan

5. Karena itu janin yang satu daapt terganggu pertumbuhannya dan


menjadi monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.

6. Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah lebih
banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang
baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil,
anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.

7. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup
bulan.
8. Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau
kompresus.

26
4.1 LETAK DAN PRESENTASI JANIN

Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi


kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin
pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau
letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi ;
yang paling sering dijumpai adalah :

1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).

2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).

3. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).

4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).

5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).

6. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).

7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat


terjadi kunci-mengunci (interlocking).
4.2 DIAGNOSIS KEHAMILAN KEMBAR

Anamnesa

1. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan

2. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

3. Uterus terasa lebih cepat membesar

4. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

5. Inspeksi dan palpasi :

· Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar
dan cepat tumbuhnya dari biasa.

27
· Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak

· Banyak bagian-bagian kecil teraba

· Teraba 3 bagian besar janin

· Teraba 2 balotemen

· Auskultasi

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan


dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama
dihitung dan berselisih 10.

1. Rontgen foto abdomen, kelihatan 2 janin.


2. Ultrasonografi: kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
3. Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua
janin.
4. Reaksi kehamilan : karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar
atau ada 2 plasenta, maka HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi
bisa positif kadang-kadang sampai 1/200. hal ini dapat meragukan dengan
malahidatidosa.

3.3.2 PENANGANAN DALAM KEHAMILAN

Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan


terhadap pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia.
Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering. Kehamilan 24 minggu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap
minggu ; sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan
penanganan dapat dikerjakan dengan segera. Istirahat baring dianjurkan
lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke plasenta
meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.

28
Penanganan dalam Kehamilan Mochtar, Buku Sinopsis Obstetri
Fisiologi dan Patologi, 1998)

1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan


mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan
pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan
lebih dari 32 minggu)

2. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya


dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.

3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya


terasa lebih ringan.

4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

3.3.3 Hypertensi

` Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum di mana


kekuatan aliran dari darah terhadap dinding arteri Anda cukup tinggi.

Tekanan darah tinggi sendiri dibagi menjadi 3:

1. Hipertensi grade 1 yaitu ketika tekanan darah sistole di atas atau sama
dengan 140 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 90 mmHg. Penegakkan hipertensi grade I itu apabila selama 2
kali pemeriksaan berturut-turut dalam rentang waktu seminggu pasien
menunjukkan tekanan darah tersebut.
2. Hipertensi grade 2 yaitu ketika tekanan darah sistole di atas atau sama
dengan 160 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 100 mmHg pada satu kali pemeriksaan.

29
3. Krisis hipertensiyaitu ketika tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 180 mmHg dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 110 mmHg. Krisis hipertensi sendiri dibagi menjadi 2:
hipertensi emergensi (jika terdapat kegagalan organ vital) dan
hipertensi urgensi (jika belum terjadi kegagalan organ vital.
4. Kalsium Channel Blocker: Calcium channel blockersadalah obat yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan
memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding
pembuluh darah, yang membuatnya lebih mudah bagi jantung untuk
memompa dan memperlebar pembuluh darah.
5. ACE Inhibitor: Angiotensin converting enzyme(ACE) inhibitor adalah
obat tekanan darah tinggi yang memperlebar pembuluh darah sehingga
meningkatkan jumlah darah yang dipompa jantung dan pada akhirnya
menurunkan tekanan darah.
6. Angiotensin II Receptor Blockers (ARB): Angiotensin II receptor
blocker (ARB) memiliki efek yang sama seperti ACE inhibitor, tetapi
bekerja dengan mekanisme yang berbeda.
7. Diuretik: Diuretik umumnya dikenal sebagai “pil air,” membantu
tubuh untuk menyingkirkan air dan garam yang tidak dibutuhkan
melalui urin. Menyingkirkan kelebihan garam dan cairan membantu
menurunkan tekanan darah dan dapat membuat jantung memompa
darah lebih ringan.
8. Beta-Blockers: Beta-blocker adalah obat yang digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi dengan cara memblokir efek dari
sistem saraf simpatik pada jantung. Omega-3 suplemen minyak ikan:
Dalam 10 tahun terakhir, banyak orang Amerika telah berpaling ke
suplemen minyak ikan omega-3. Diet suplemen ikan dan minyak ikan
memiliki manfaat bagi orang sehat dan juga orang-orang dengan
penyakit jantung.

30
3.3 Bayi Baru Lahir Dengan BBLR

3.3.1 Pengertian BBLR

BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat


kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang
masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir. Untuk keperluan bidan desa berat lahir diterima dalam 24
jam pertama setelah lahir.
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur
kehmailan kurang dati 37 minggu, berat badan lebih rendah dari
semestinya, sekalipun umur kehamilan cukup atau kombinasi keduanya.

Menurut (Saifuddin dkk, 2000) berkaitan dengan penanganan dan


harapan hidupnyabayi berat lahir rendah dibedakan menjadi :
A Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
c. Bayi berat lahir rendah ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000
gram

Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan menjadi :


a. Premature murni
Bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
yang sesuai
b. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
c. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai umur
kehamilan

31
d. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutan kehamilannya. Atau bayi baru
lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuannya kehamilan.
e. Large for date
Bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tuannya kehamilan

3.3.4 Klasifikasi BBLR

Menurut ilyas, dkk (1994) dan wiknjosastro (2005) bayi dengan


BBLR dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masakehamilanatau bisa disebut neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan.

2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilankarena bayi mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya.

3.3.5 Penyebab BBLR


a. Faktor genetik/kromosom Infeksi
a. Bahan toksik
b. Radiasi
c. Insufisensi/disfungsi placenta
d. Faktor nutrisi
e. Faktor lain : merokok, peminum alkohol, bekerja berak
masa hamil, plasenta

32
b. Faktor ibu :
a. Gizi masa hamil kurang
b. Umur < 20 tahun / > 35 tahun
c. Jarak hamil menahun ibu : HT, jantung, gangguan
pembuluh darah
d. Faktor pekerja yang terlalu berat

b. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Gemelli
c. Perdarahan anterpartum
d. Komplikasi hamil PE/E, KPD

c. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahimFaktor yang masih belum
diketahui(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &KB
untuk Pendidikan Bidan, hal : 327)Dengan mengetahui
berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan
preterm dengan jalan :
c. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan
teratur

d. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat


menyebabkankehamilan dan persalinanpreterm
a. Memberikan nasehat tentang : gizi saat kehamilan
b. Meningkatkan keadaan sosio-ekonomi keluarga dan
kesehatan lingkungan

33
3.3.6 Faktor Resiko

a. Resiko demografi, usia ibu hamil < 17 tahun atau > 35 tahun, ras, status
sosial ekonomi rendah
b. Resiko medis sebelum hamil. Paritas > 4, Berat badan dan tinggi ibu
yang rendah,cacat bawaan, infeksi saluran kencing, DM, hipertensi
kronis, rubella, riwayat obstetrik jelek (BBLR, abortus spontan, kelainan
genetik)
c. Resiko medis saat hamil. Penambahan berat badan selama hamil, interval
kehamilan yang pendek, hipotensi, hipertensi, preklamsi, eklamsi,
bakteturia, infeksi TORCH, perdarahan trimester I, kelainan plasenta,
hiperemesis gravidarum, oligo hidramnion, polihidramnion, anemia,
abnormal, ketuban pecah dini
d. Resiko perilaku dan lingkungan.
Merokok, gizikurang, alkohol, obat-obatan keras, terpapar bahan
kimiatoksik dan tempat tinggal di ketinggian
e. Faktor resiko lainnya
Pemeriksaan kehamilan in adekuat, stress atau gangguan psikologis, uterus
mudah berubah bentuk, kontraksi uterus tiba-tiba, defisiensi hormon
progesteron.

3.3.7 Gambaran Bayi Preterm :

a. Berat kurang dari 2500 gram


b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkaran dada kurang dari 30 cm
d. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilankurang dari 37 minggu
f. Kepala relatif lebih besar
g. Kulit : tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang

34
h. Otot hipotonik-lemah
i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
j. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
m. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
n. Kuku panjang belum melewati ujung jari
o. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
p. Tulang rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
tidak teraba tulang rawan daun telinga
q. Rambut lanugo masih banyak
r. Tumir mengkilap, telapak kaki halus
s. Alat kelamin pada bayi laki-laki pnogmentasi dan rugat skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia minora
t. Fungi saraf yang belum/kurang matang mengakibatkan reflek hisap,
menelan dan batuk yang masih lemah dan tangisnya lemah.
u. Jaringan kelenjar mammae masih

3.3.8 Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut:

a. Suhu Tubuh
1. Pusat pengatur panas badan belum sempurna
2. Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah
3. Otot bayi masih lemah
4. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan
panas badan
5. panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan
dapat diperhatikan sekitar 30 0C sampai 37 0C

35
b. .Pernafasan
1. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma
2. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya
tidak sempurna
3. Otot pernafasan dan tulang iga lemah
4. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran,
mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.

c. Alat pencernaan makanan


1. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang
baik
2. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna
sehingga pengosongan lambung berkurang.
3. Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan
aspirasi pneumonia.
4. .Hepar yang belum matang (immatur)
5. Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga
mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus
6. .Ginjal masih belum matang
7. .Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air
masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.
8. Perdarahan dalam otak
9. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
10. Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan
terjadi perdarahan dalam otak.
11. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat
menyebabkan kematian.
12. Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan
terjadi perdarahan dan nekrosis.

36
3.3.9 Pencegahan
a. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera
melakukan konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan.
b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah
terjadinyapersalinandengan BBLR.
c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana.
d. Anjurkan lebih banyak istirahat bilakehamilanmendekati aterm
atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari
normal.
e. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih
mendapat kepercayaan masyarakat.

3.3.10 Penatalaksanaan
a. Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan.
b. Mencegah infeksi.
c. Mempertahankan usaha respirasi.
d. Mencegah kerusakan integritas kulit.
e. Memberikan asuhan kepada keluarga.

3.3.11 Tatalaksana Bayi Berat Lahir Rendah Pada Saat Lahir


a. Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur kehamilan
b. Berat badan bayi saat lahirLakukan pemeriksaan fisik lengkap
c. Tentukan bayi adalah :BBLR yang boleh dirawat olehbidan,
adalah BBLR dengan berat di atas 2000 gram, tanpa
masalah/komplikasi.
d. Untuk semua bayi baru lahir:
· Keringkan dan stimulasi
· Jaga bayi baru lahir tetap hangat
· Periksa pernapasan bayi dan warnanya
· Lakukan resusitasi jika diperlukan
· Lakukan kontak kilit dengan kulit bayi dan ibu sesegera mungkin

37
· Mulai pemberian ASI sesegera mungkin ( atau perah ASI
(kolostrum) dan berikan dengan cangkir sesegera mungkin)

Untuk semua bayi dengan berat 2000 – 2499 gram:


a. Jaga bayi tetap hangat:
b. Jaga bayi selalu “kontak kulit dengan kulit” dengan ibunya
c. Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut atau kain yang hangat.
d. Tutup kepala bayi dengan kain atau topi.
e. Jangan memandikan bayi selama 3 hari atau sampai suhu tubuh stabil.
f. Mendorong ibu meneteki (atau memerah kolostrum dan memberikan
dengan cangkir) sesegera mungkin.
e. Periksa pernapasan, kehangatan, warna dan minum ASI (menghisap)
setiap 30-60 menit selama 6 jam.Beri bayi baru lahir dosis tunggal
vitamin K 1 mg IM. Ajari ibu dan keluarga menjaga bayi tetap
hangat dengan selalu melakukan “kontak kulit dengan kulit”.
2. Jika suhu aksila turun dibawah 360C (96.80F): Hangatkan bayi
dengan menghangatkan ruangan, pakai sumber panas, dan tutupi bayi
dan ibu keduanya dengan selimut atau kain yang lebih HANGAT.
Sarankan ibu dan keluarga selalu mencuci tangan sebelum memegang
BBLR.Jika masalah bertambah: Jika BBLR membiru, atau memiliki
gangguan pernapasan, stimulasi dan rujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi menggunakan Pedoman Rujukan. Jika bayi tidak
menghisap dengan baik, perah dan beri ASI dengan menggunakan
cangkir dan segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

3.3.12 Pemantauan
Kunjungi bayi tiap minggu dan periksa masalah-masalah
yang ada, dan berat badannya untuk memastikan ada penambahan
berat badan

38
3.4 Nifas Dengan Antonia Uteri

3.5.1 Pengertian Antonia Uteri

Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc


dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan
terutama perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih
dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah
kelahiran bayi (Ripley, 1999).
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.
(Apri,2009).
Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdaarahan
pasca persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :
Yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama
kehamilan, diantaranya
a. Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)
b. Kehamilan gemelli
c. Janin besar (makrosomia)
d. Kala satu atau kala 2 memanjang
e. Persalinan cepat (partus presipitatus)
f. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
g. Infeksi intrapartum
h. 6Multiparitas tinggi
i. Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada
pre n eklamsi/eklamsia.

39
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam
usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.

Menurut Roestman (1998), faktor predisposisi terjadinya Atonia Uteri


adalah :
1. Umur : umur yang terlalu muda atau tua
2. Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grademultipara
3. Obstetri operatif dan narkosa
4. Uterus terlalu diregang dan besar, pada gemeli, hidramnion, atau janin
besar
5. Kelainan pada uterus seperti mioma uteri
6. Faktor sosio ekonomi yaitu mal nutrisi

3.5.2 Penatalaksanaan Atonia Uteri

a. Masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15


detik)
b. Pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian
kontraksi uterus.
c. Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang
serviks.
d. Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks
akan dapat menghalang kontraksi uterus secara baik.
e. Pastikan bahwa kantung kemih kosong.
Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus
berkontraksi secara baik.
f. Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit

40
Kompresi uterus ini akan memberikan tekanan langsung pada
pembuluh terbuka di dinding dalam uterus dan merangsang
myometrium untuk berkontraksi;
g. Anjurkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal
Keluarga dapat meneruskan proses kompresi bimanual secara
eksternal selama anda melakukan langkah-langkah selanjutnya.
h. Keluarkan tangan perlahan-lahan.
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan jika hipertensi)
Ergometrin akan bekerja selama 5-7 menit dan menyebabkan
kontraksi uterus.
i. Pasang infuse menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500
cc ringer laktat + 20 umit oksitosin.
j. Ulangi kompresi bimanual internal
KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin akan
membantu uterus berkontraksi.
k. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI
Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh
terbuka dinding uterus dan merangsang myometrium untuk
berkontraksi.
l. Lanjutkan infus eringer laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 ml
larutan dengan laju 500 ml/jam hingga tiba di tempat
rujukan. Ringer laktat akan membantu memulihkan volume cairan
yang hilang selama peredarahan. (APN 2009).
http://askep-askeb.

41
3.5 Kanker Serviks
3.5.1 Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher


rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap
awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam
banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual.

Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina.


Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir
membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan
seksual.

3.5.2 Jenis-jenis Kanker Serviks

Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter
dalam memberikan penanganan yang tepat. Jenis kanker serviks terbagi dua,
yaitu:
a. Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang
paling sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang
melapisi bagian luar leher rahim.
b. Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada
saluran leher rahim.
.

3.5.3 Pengobatan Kanker Serviks


Pengobatan terhadap kanker serviks meliputi bedah, kemoterapi, radioterapi, atau
kombinasi ketiganya. Metode yang dipilih tergantung kepada beberapa faktor, yaitu
stadium kanker, jenis kanker, serta kondisi kesehatan pasien. Sejumlah pengobatan
yang dapat dilakukan pada kanker serviks meliputi:

42
Bedah

Beberapa metode bedah dapat menangani kanker serviks, terutama pada stadium
awal. Di antaranya adalah:

Bedah laser. Bedah laser bertujuan menghancurkan sel kanker dengan


menembakkan sinar laser melalui vagina.

Cryosurgery. Cyrosurgery menggunakan nitrogen cair untuk membekukan dan


menghancurkan sel kanker.

43
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU HAMIL DENGAN ABOTRUS


INKOMPLET NY ”S“
DI RUANG BERSALIN KEBIDANAN RSUP HASAN SADIKIN

4.1 Asuhan Kebidanan Patologi Ibu Hamil

Tanggal Pengkajian/ Jam : 09 Oktober 2018/ 13.00

No Register : 00. 50. 87. 96

Tempat : Ruang Bersalin

Pengkaji : Bunga Suci P

DATA SUBJEKTIF ( O )

1. Biodata
Nama : Ny.”S” Nama suami : Tn.”S”
Umur : 34 tahun Umur : 36Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Wiraswsta
Alamat : Tasik Malaya

2. Alasan Datang
Tanggal 09 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB Os Masuk Rumah Sakit,mengaku hamil 2
bulan anak ke-3 Ibu mengeluh keluar darah pervaginam sejak sore kemarin, darah
bergumpal-gumpal. Ganti pembalut ± 6 kali atau ganti kain ± 4 kali sehari.

44
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Warna : Merah Kehitaman
Siklus : 28 hari
Jumlah : 2x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Dismenorhoe : (-)
b. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x dengan suami sekarang
Lamanya : 25 tahun
Umur waktu kawin : 12 tahun

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan,dan Nifas yang lalu

NO Umur Jenis Ditolong Penyulit Nifas/ Anak


Kehamilan Persalinan Oleh Laktasi JK PB BB Keadaan
1 Aterm Spontan Bidan - - Lk 48 2500 Hidup
2 Aterm Spontan Bidan - Baik Lk 47 2600 Hidup
3 Aterm Abortus
incomplit

45
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 11- 07- 2018
Tablet FE :-
TP : 18-05-2019
ANC : 1x Kebidan

Usia Kehamilan : 12 Minggu


TT :-

Keluhan selama hamil


TM I : Mual-mual
TM II : Tidak ada
TM III : Tidak ada

f. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
Jenis kontrasepsi yang terakhir digunakan : Suntik 3bulan
Lama menjadi akseptor KB : 12 tahun(pil), 2 tahun (suntik)
Alasan berhenti : Ibu tahu ia hamil

g. Data Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita pasien


Menahun ( TBC, jantung, hipertensi ) : tidak ada
Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis ) : tidak ada
Keturunan ( hipertensi, DM, jantung ) : tidak ada

b. Riwayat penyakit yang diderita keluarga


Menahun ( TBC, jantung, hipertensi ) : tidak ada
Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis ) : tidak ada

46
Keturunan ( hipertensi, DM, jantung ) : tidak ada

c. Riwayat operasi yang pernah dijalani


SC : tidak ada
Appendiksitis : tidak ada

d. Riwayat keluarga / keturunan


Gemelli : tidak ada

h. Pola kebiasaan sehari – hari


a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil Selama hamil

Pagi : 1 piring nasi+1 butir telur Pagi: 1/5 piring nasi + dan air teh hangat

Siang: 1 piring nasi+1 mangkuk Siang: sepiring nasi + 1 mangkuk sayur + 1


sayur+tahu potong ikan goreng
Malam: 1 piring nasi+1 mangkuk Malam: 1/5 piring nasi dan semangkuk
sayur+tahu sayur asam
Minum : 8 gelas / hari Minum : 10 gelas/ hari

i. Pola Aktivitas dan Istirahat


Sebelum hamil Selama hamil
Tidur siang : - Tidur siang :
Tidur malam: 7 jam / hari Tidur malam: 7 jam / hari
Aktivitas : IRT Aktivitas : IRT

47
j. Pola Eliminasi
Sebelum hamil Selama hamil
- BAB - BAB
Frekuensi : 2x /hari Frekuensi : 2 x /hari
Warna : kuning Warna : kuning
Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
Penyulit : tidak ada Penyulit : tidak ada
- BAK - BAK
Frekuensi : 2x / hari Frekuensi : 3x / hari
Warna : kuning Warna : kuning
Penyulit : tidak ada Penyulit : tidak ada

k. Personal Hygiene
Sebelum hamil Selama hamil

Mandi : 2 x /hari Mandi : 2 x /hari


Gosok gigi : 2 x /hari Gosok gigi : 2 x /hari
Ganti pakaian dalam :2 x /hari (sehabis Ganti pakaian dalam : 3 x /hari (sehabis
mandi) mandi),ganti jika lembab

l. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : senang
Pengambil keputusan dalam keluarga : musyawarah
Adat / kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
Rencana tempat bersalin : rumah sakit

48
DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg R : 23x/menit
N : 82x/menit T : 37,40C
Tinggi Badan : 160 cm
BB sekarang : 40 kg
IMT : (BB sebelum hamil : 38 kg)
Pertambahan BB : 2 kg

b. Pemeriksaan Kebidanan
1. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih dan tidak rontok
Hidung : Tidak ada polip
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Tidak ada caries
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
b. Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Pembengkakan kelenjar lymfe : Tidak ada pembengkakan
c. Dada
Mammae : Simetris
Areola mammae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrums : (-)

49
d. Abdomen
Pembesaran : Simetris
Striae livide : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Luka bekas operasi :Tidak Ada
e. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada oedema
Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varises
f. Palpasi
Tinggi Fundus Uteri : tidak teraba
Nyeri tekan :(-)
Perkusi : tidak dilakukan

c. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 9,6 gr %
Gol darah :B
b. Urine
PT :+
Protein : tidak dilakukan
c. USG : terlihat adanya sisa janin dalam cavum
uteri.

ANALISA DATA ( A )
Diagnosa : Abortus inkomplet
Masalah : Ibu merasa nyeri dan sakit pada daerah
bawah perut Keluar gumpalan darah
seperti jengger ayam.

50
PENATALAKSANAAN ( P )
1. Informed consent
2. Observasi tanda vital ibu
3. Observasi perdarahan
4. Pemasangan Infus RL Gtt xx x/m
5. Persiapan pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan semangat dan keyakinan kepada ibu bahwa akan di laksanakan
kuretase berjalan lancar.
7. Persiapan kuretase dari pihak pasien, dokter, alat, dan tempat.
8. Memberi tahu ibu bahwa ibu harus puasa sebelum dan sesudah kuretase
9. Memberi tahu ibu tentang tindakan kuretase
10. Observasi keaadaan umum tanda-tanda vital dan pendarahan.

51
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI
DENGAN GEMELLI TERHADAP Ny. A
DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

4.2 Asuhan Kebidanan Patologi Bersalin

NO. RM : 0001710591
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2018
Jam : 07.00 WIB
Tempat Pengkajian : RUANG BERSALIN RSUP HASAN SADIKIN
Nama Pengkaji : Bunga Suci P

SUBYEKTIF (S)
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. E
Umur : 27th 30th
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Wiraswasta
Alamat : Jalan Madesa 3/10Bojongloa Kaler Kopo, Kodya Bandung

a. Data Biologis
1. Keluhan utama : Ibu hamil G1P0A0 hamil cukup bulan merasakan perut mulas-
mulas menjalar sampai pinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air-air
sejak tanggal 10 September 2018 pukul 22.00 WIB
2. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir Ibu mengatakan masih merasakan gerakan
janin, gerakan aktif sebanyak 22 kali dalam 24 jam.
3. Makan dan minum terakhir Ibu makan terakhir tanggal 10 September 2018 pukul
20.00 WIB. Ibu sering minum dan minum terakhir 2 gelas air putih.

52
4. Eliminasi
BAB terakhir 1× pada 10 September 2018 pukul 18.00 WIB
BAK terakhir 1× pada 10 September 2018 pukul 21.30 WIB
5. Istirahat Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam, tidur siang 2 jam sehari.
6. Psikologis Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya.

OBJEKTIF ( O )
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg
RR : 20 ×/menit
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 79×/menit
d. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak mudah dicabut, warna hitam dan tidak ada
ketombe
Muka : Bersih, tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Sklera putih, kanan dan kiri simetris, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : Bersih, tidak ada caries, ada gigi yang berlubang
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
Mamae : Simetris, hiperpigmentasi aerola mamae, tidak ada benjolan yang
abnormal, colostrum sudah keluar
Perut : Pembesaran perut melebihi usia kehamilan biasa, teraba 3 bagian
besar, dan terdapat striae gravidarum punggung dan pinggang
: Simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema, dan berfungsi dengan
baik
Genetalia : Pada vulva dan vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak
luka cedera dan peradangan pada perineum.

53
Ekstremitas
Atas : Simetris, keadaannya bersih, tidak ada cacat dan berfungsi
dengan baik.
Bawah : Simetris, keadaannya bersih, tidak terdapat oedema dan
berfungsi dengan baik.

e. Palpasi
a. Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus teraba 2 bagian yang lunak,
tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong.
b. Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan teraba lebar dan memberikan
rintangan yang besar berarti punggung.
c. Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2 balotemen, bulat, dan keras
yang berarti kepala.
d. Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP.
MC. Donald : 38 cm (pada pemeriksaan leopold I)
TBJ : (TFU-11) × 155 : (38-11) × 155 : 4.185 gram
f. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat, puctum maximum di bawah
pusat sebelah kiri dan kanan, pada janin pertama DJJ terdengar 136 ×/menit di
sebelah kiri dan pada janin kedua DJJ 126 ×/menit di sebelah kanan.
g. Perkusi Reflek patela ada (+)
h. Pemeriksaan dalam pada pukul 22.00 WIB
a. Vulva : tidak ada oedema, tidak ada varises
b. Introitus vagina : teraba rugea, tidak terdapat benjolan
c. Portio : lunak
d. Serviks : tebal, pembukaan 2 cm
e. Ketuban : utuh
f. Presentasi : kepala, UUK kiri depan
g. Penurunan : Hodge I (+), 4/5
h. Perineum : elastis / tidak kaku
i. His : ada

54
j. Frekuensi : 2×10 menit
k. Lamanya : < 20 detik.
i. Pemeriksaan penunjang Pada USG tampak 2 janin dan dua jantung yang
berdenyutS
ANALISA
1. Diagnosa : Ibu G4P3A0 hamil aterm, janin kembar, hidup, intrauterin,
memanjang, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
Dasar : Ibu mengatakan hamil anak pertama
a. Leopold I : TFU 3 jari bawah px, teraba 3 bagian besar, pada fundus
teraba bokong.
b. Leopold II : Bagian kiri dan kanan teraba penuh dan datar yang berarti
punggung.
c. Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2 balotemen yaitu kepala.
d. Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP
e. DJJ ada, terdengar di 2 tempat puctum maximum di bawah pusat sebelah kiri dan
kanan, dengan fekuensi 140 ×/menit pada janin pertama dan 144 ×/menit pada janin
kedua.
f. Pemeriksaan dalam : pembukaan 4 cm, ketuban : utuh, penurunan kepala : hodge I

Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
a. Beritahukan keadaan umum ibu TD : 110/80 mmHg, pols : 79 ×/menit, RR : 22 ×/menit
Temp : 37,5 ºC, keadaan umum ibu baik.
b. Beritahukan hasil PD : pembukaan serviks 4 cm, penurun kepala 4/5, ketuban : utuh (+),
molase : tidak ada.
2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu
Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada ibu.
3. Lakukan pengawasan kala I dengan partograf
Catat setiap hasil pemeriksaan dan asuhan pada partograf
4. Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan
a. Siapkan ruang bersalin yang sejuk, nyaman dan bersih

55
b. Siapkan alat pertolongan persalinan : Partus set, heating, dll dalam kondisi steril.
5. Siapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir
a. Siapkan alat resusitasi dalam kondisi steril
b. Siapkan peralatan bayi : pakaian bayi, bedong, kaos kaki, dan sarung tangan bayi
6. Penuhi kebutuhan fisik ibu
a. Berikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar
b. Berikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif
a. Ajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut
b. Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang yang akan BAB keras.

Kala II, pukul 22.50 WIB


SUBJEKTIF (S)
a. Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB, dan keluar lendir bercampur
darah dari kemaluannya
b. Ibu mengatakan sudah merasa ingin meneran
c. Ibu mengatakan perutnya semakin mulas
OBJEKTIF (O)
a. His 4× dalam 10 menit, teratur lamanya > 40 detik
b. Pada inspeksi : perineum menonjol, vulva membuka, dan anus mengembang
c. DJJ terdengar 146 ×/menit pada janin I dan 140 ×/menit pada janin II
d. Keadaan kandung kemih kosong
e. Pengeluaran dari vagina berupa blood slym semakin banyak
f. PD pukul 22.50 WIB dengan hasil
1. Dinding vagina tidak ada kelainan
2. Portio tidak teraba
3. Pembukaan serviks 10 cm (lengkap)
4. Ketuban (-), cairan ketuban jernih
5. Presentasi kepala UUK kiri depan

56
6. Penurunan bagian terendah di Hodge IV 1/5 g. Tanda vital TD : 110/80 mmHg Pols
: 79 ×/menit RR : 22 ×/menit Temp : 37,5 ºC

ANALISA (A)
1. Diagnosa Ibu G4P3A0 hamil aterm, janin kembar, hidup, presentasi kepala, letak
memanjang, intrauterin, inpartu kala II fase aktif.
Dasar : Kontraksi uterus 4× dalam 10 menit, lama ³ 40 detik Pembukaan lengkap 10 cm
Portio tidak teraba, perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang Pengeluaran
cairan dari vagina berupa blood slym semakin banyak DJJ terdengar 146 ×/menit pada
janin I dan 140 ×/menit pada janin II Ibu mengatakan merasa ingin BAB dan meneran.
2. Masalah Ibu cemas menghadapi persalinan.
Dasar : Ibu memasuki kala II persalinan
3. Kebutuhan
a. Dukungan psikologis
b. Ajarkan ibu teknik mengedan yang benar
c. Menjaga kandung kemih tetap kosong
d. Melakukan pertolongan persalinan normal.

PENATALAKSANAAN (P)
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
a. Beritahu ibu bahwa kondisinya dan janinnya baik
b. Beritahukan keadaan, TD : 110/80 mmHg, pols : 79 ×/menit, RR : 22 ×/menit, temp :
37,5 ºC.
c. Beritahukan hasil PD : pembukaan serviks 10 cm, penurunan kepala : 1/5, molase :
tidak ada.
2. Pimpin ibu untuk meneran
a. Anjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda
b. Ajarkan pada ibu teknik mengedan yang benar, seperti ingin BAB yang keras dan
kepala melihat ke fundus
c. Anjurkan ibu istirahat saat tidak ada his.
3. Beritahu ibu untuk bernafas yang baik selama persalinan

57
a. Anjurkan ibu untuk bernafas dengan teknik dog breathing
b. Saat His hilang, anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam-dalam dari hidung dan
keluarkan melalui mulut
c. Berikan minum diantara His
4. Siapkan pertolongan pesalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik
a. Gunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu dan mendampingi ibu pada
proses persalinan.
5. Lakukan pertolongan persalinan normal
a. Tetap pimpin ibu meneran
b. Lakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal. Pada anastesi lokal larutan .
Pada anastesi lokal larutan yang digunakan adalah lidokain. Hisap 10 ml larutan
lidokain 1% tanpa epinefrin. Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian
lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisiologis atau aquabides (1:1).
c. Ketika kepala crowning, letakkan tangan kiri pada kepala bayi agar tidak defleksi
maksimal, tangan kanan mensuport perineum
d. Ketika kepala lahir seluruhnya, lap wajah bayi dengan kassa steril
e. Periksa adakah lilitan
f. Menunggu adanya putaran paksi luar
g. Letakkan tangan secara biparietal lalu tarik hati-hati ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang
h. Kemudian menyusul bagian-bagian bayi yang lainnya (Perhatian: oksitosin atau
sintometrin tidak boleh diberikan pada tahap ini, sebab kala dua persalinan belum
lengkap, bayi kedua akan menyusul).
i. Pemeriksaan vagina dilakukan untuk menentukan tinggi bagian terendah.
j. Ketika kontraksi uterus kembali pimpin ibu untuk mengedan
k. Selang waktu lima menit setelah kelahiran anak pertama lalu kembar kedua
dilahirkan dengan tindakan yang sama seperti bayi pertama.
l. Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya.
6. Lakukan tindakan pada bayi baru lahir

58
a. Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, klem tali pusat dan potong
b. Lakukan antropometri
c. Pertahankan suhu tubuh
d. Berikan bayi pada ibu agar segera disusui.
7. Kedua bayi lahir spontan pervaginam, pada tanggal 12 Oktober 2018
a. Bayi pertama pukul 23.05 WIB, hidup, jenis kelamin laki-laki, BB : 2600 gram, PB :
50 cm
b. Bayi kedua pukul 23.10 WIB, hidup, jenis kelamin perempuan, BB : 2800 gram, PB :
47 cm

Kala III, pukul 23.30 WIB


SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega atas kelahiran kedua bayinya dengan selamat 2.
Ibu mengatakan lemah dan masih merasa mulas-mulas pada perutnya.

OBJEKTIF (O)
1. Kedua bayi lahir spontan pervaginam, bayi pertama pukul 23.05 WIB dan bayi kedua
pukul 23.10 WIB
2. Ibu tampak senang dan bahagia
3. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg Temp : 37,8 ºC RR : 22 ×/menit Pols : 79 ×/menit
4. Plasenta belum lahir
5. Pada palpasi didapat uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat
6. Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat episiotomi

ANALISA (A)
Diagnosa Ibu P4A0 partus spontan pervaginam partu kala III
Dasar :
1. Bayi pertama laki-laki lahir spontan pervaginam pukul 23.05 WIB
2. Bayi kedua laki-laki lahir spontan pervaginam pukul 23.10 WIB
3. Plasenta belum lahir.
Kebutuhan : Melakukan manajemen aktif kala III

59
PENATALAKSANAAN (P)
1. Jelaskan keadaan ibu Beritahu hasil pemeriksaan, TD : 110/80 mmHg, RR : 22 ×/menit,
temp : 37,8 ºC, pols : 80 ×/menit, keadaan umum ibu baik.
2. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemeriksaan fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan
kontraksi uterus baik.
b. Beritahu ibu bahwa akan disuntik 10 U IM pada 1/3 paha bagian luar.
c. Lakukan penegangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi.
d. Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta: semburan darah tiba-tiba, tali pusat
memanjang.
e. Lahirkan plasenta.
f. Periksa kelengkapan plasenta dan tangan kiri melakukan massase dengzn 4 jari
palmer secara sirkuler selama 15 detik.
g. Ajarkan ibu untuk membantu melakukan massase dan beritahu ibu uterus yang
berkontraksi baik.
3. Plasenta lahir spontan pukul 23.30 WIB, periksa kelengkapan plasenta
a. Katiledon dan selaput : utuh
b. Panjang tali pusat : 50 cm
c. Diameter plasenta : 17 cm
d. Berat plasenta : 500 gr
e. Tebal plasenta : 3 cm
f. Insersi : marginal
4. Jaga personal hygiene
a. Terdapat robekan yang mengenai selaput lendir vagina dan otot perineum
transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani disebut luka episiotomi tingkat II.
b. Berikan anastesi lokal : 10 ml lidokain 1%
c. Lakukan heating jelujur dan jelujur subkutikuler 1 cm di atas luka.

60
Kala IV, pukul 23.45 WIB
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran kedua bayinya
2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas
3. Ibu merasa lega karena plasenta sudah lahir

OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis TD : 110/80
mmHg Pols : 80 ×/menit RR : 22 ×/menit Temp. : 36,8 ºC
2. TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
3. Jumlah perdarahan ± 200 cc, konsistensi berupa darah segar cair
4. Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 23.30 WIB

ANALISA (A)
Diagnosa Ibu P3A0 partus spontan, inpartu kala IV
Dasar :
1. Ibu melahirkan anak pertama, janin kembar
2. Ibu partus spontan pervaginam bayi pertama pukul 23.05 WIB, dan bayi kedua
pukul 23.10 WIB
3. Plasenta lahir lengkap pukul 23.30 WIB
4. TFU 1 jari di bawah pusat

Masalah : Nyeri luka akibat episiotomi


Dasar :
1. Terdapat luka episiotomi derajat II
2. Jumlah perdarahan ± 200 cc

Kebutuhan :
1. Observasi keadaan ibu : keadaan umum, perdarahan, involusi uterus, dan vital sign
2. Heacting perineum dengan heating jelujur dan jelujur subkutikuler
3. Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri

61
PENATALAKSANAAN (P)
1. Observasi keadaan ibu
a. Pantau terus keadaan ibu selama 2 jam post partum
b. Pastikan darah yang keluar berasal hanya dari luka episiotomi.
c. Lakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam post partum dan setiap
30 menit pada jam kedua.
d. Periksa tanda vital : TD: 120/80 mmHg, RR: 21 ×/menit, pols: 83 ×/menit, temp:
37 ºC, keadaan umum ibu baik.
e. Periksa fundus: TFU: 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus: baik
f. Periksa perdarahan, jumlah darah yang keluar ± 200 cc
g. Periksa kandung kemih, bila penuh, rangsang untuk berkemih.

2. Lakukan perawatan luka episiotomi


a. Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi pada
luka jahitan
b. Ajarkan ibu cara menjaga personal hygiene dan cara merawat luka episiotomi
3. Ajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum, seperti demam,
perdarahan berlebihan, perut tidak mulas dan fundus tidak ada kontraksi.
a. Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda bahaya.

4. Ajarkan ibu dan keluarga cara pemenuhan kebutuhan fisik dan fisiologis
a. Anjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu
b. Anjurkan ibu untuk istirahat dan merelaksasikan pikiran
c. Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan semangat pada ibu.

5. Berikan konseling pada ibu cara merawat bayi baru lahir


a. Beritahu ibu cara merawat tali pusat
b. Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
c. Beritahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi

62
d. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya BBL : panas tinggi, kejang, biru, susah untuk
bernafas dan bila ditemukan segera bawa ke bidan.

6. Jelaskan mobilisasi pada ibu


a. Beritahu ibu pentingnya mobilisasi dan istirahat
Anjurkan ibu untuk miring kanan/kiri serta berjalan sesudah 6 jam

63
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADAIBU NIFAS
TERHADAPNY.D DENGAN ATONIA UTERI
DI RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

4.3 Asuhan Kebidanan Patologi Ibu Nifas

No RM : 0001711537
Tanggal Pengkajian : 14 Oktoberr 2018
Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang VK RSUP DR.HASAN SADIKIN
Pengkaji : Bunga Suci P

SUBJEKTIF (S)
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. D
Umur : 26 th 30 th
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : KP Sukajadi RT 01 RW 12,Panyokolan,Ciwidey,Kabupaten
Bandung

ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu post partum hari ke-1 dengan kontraksi uterus buruk dan perdarahan banyak.
2. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : spontan pervginam
b. Tanggal lahir : 14 Oktober 2018

64
c. Jam Lahir : 10.00 WIB
d. Jenis kelamin : laki-laki
e. BB/PB : 3000gr/50cm
f. Ketuban pecah : amniotomi
g. Lama persalinan
 Kala I : 9 jam
 Kala II :-
 Kala III :-
 Kala IV :
Total :

3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


a. Penyakit yang pernah atau sedang di derita (menular,menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular,atau
menahun.
b. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga
(menular,menurun,menahun)
Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan badan nya letih dan pegal,terdapat luka hecting derajat II,

OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 130/90 mmHg Respirasi : 20x/menit
Nadi : 88x/menit Suhu : 36,50C

65
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Terlihat Simetris, warna rambut hitam dan
bersih
b. Wajah : Tidak ada oedema
c. Mata : Terlihat konjungtiva An.Anemi, sklera
An.Ikterik,penglihatanbaik.
d. Hidung : Tidak ada polip,tidak ada sekret
e. Telinga : Terlihat bentuk normal, simetris, tidak ada
secret keluar,telinga cukup bersih dan
pendengaran baik
f. Mulut : Bibir merah muda,lidah bersih,tidak ada caries
gigi,gusi berwarna merah muda
g. Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar thyroid dan
kelenjar limfe serta tidak ada bendungan vena
jugularis
h. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada
wheezing dan ronchi serta bunyi jantung
normal.
i. Payudara : Simetris,pembesaran normal,putting susu
menonjol,hiperpigmentasi
j. Abdomen : TFU sepusat,kontraksi uterus buruk,konsistensi
bulat lembek
k. Genitalia : Tidak ada luka perineum,pengeluaran vagina
Lochea Rubra
l. Ekstremitas Atas : Kuku berwarna meah muda,jari-jari lengkap,
Pergerakan aktif,tidak ada oedema.
m. Ektremitas Bawah : Tidak ada oedema,simetris kanan-kiri
n. Punggung dan pinggang : Posisi punggung normal dan tidak ada nyeri
ketuk pinggang

66
C. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 11,9 u/dl
Hematokrit : 36,5%
Leukosit : 11.020/ul
Trombosit : 250.000/ul
Protein urin : negative

ANALISA DATA (A)


Diagnosa: Ibu P2A0 post partum hari ke-1 dengan Atonia Uteri

PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan pada Ibu dan keluarga tentang keadaan Ibu saat ini yaitu mengalami
atonia uteri sehingga Ibu mengalami perdarahan (Ibu mengerti keadaan nya
sekarang)
2. Melakukan pemasangan infus RL 20 tetes/menit (infus telah dipasang)
3. Menjelaskan pada Ibu tentang penting nya pemenuhan nutrisi bagi ibu nifas seperti
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein,mineral,vitamin.
4. Menjelaskan dan menganjurkan Ibu untuk minum liter setiap hari (8-12 gelas setiap
hari) untuk mencegah dehidrasi.
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian cefadroxil 2x500mg dan asam
mefenamat 3x500mg PO.
6. Mendokumentasikan Asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

67
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By.Ny.C DENGAR BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI RUANG VK ANTURIUM RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG

4.3 Asuhan Kebidanan Patologi Bayi Baru Lahir

No. Register :
Tanggal MRS : 17 Oktober 2018
Tanggal Partus : 18 Oktober 2018, jam 12.40 WIB
Tanggal pengkajian : 18 Oktober, jam 17.20 WIB
Nama pengkaji : Bunga Suci P

SUBJEKTIF ( S )
Identitas Bayi
Nama : By. Ny.C
Tanggal lahir / jam : 18 Oktober 2018 / 09.30 WIB
Anak ke : I (Pertama)
Jenis kelamin : Laki-laki
Identitas ibu / ayah
Nama : Ny.N / Tn.A
Umur : 19 thn / 24 thn.
Suku : Sunda / Sunda
Pendidikan : SMA
Nikah lamanya : 2 tahun
Pekerjaan : IRT /
Alamat : bojong kalong RT09 RW10 Rancekek linggar Bandung

Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan HPHT 21-01-2018.
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 28-10-2018.
Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilan di BPS .

68
Riwayat penyakit kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre eklamsia : Tidak ada
c. Eklamsia : Tidak ada
d. Penyakit kelamin : Tidak ada
e. Lain – lain : Tidak ada

Kebiasaan waktu hamil


a. Makanan : Makanan seimbang
b. Obat – obatan : Tidak pernah
c. Merokok : Tidak pernah
d. Lain – lain : Tidak ada

Riwayat Persalinan Sekarang :


a. Jenis Persalinan : spontan
b. Ditolong Oleh : Dokter
c. Lama Persalinan : 30 menit
 kala I : 1 jam
 kala II : ½ jam
 kala III : 10 menit
 kala IV : 2 jam
d. ketuban pecah : spontan,
warna : jernih, bau anyir
jumlah : 200cc
e. komplikasi persalinan:
  ibu : tidak ada
  bayi : tidak ada
f. keadaan bayi baru lahir:
  Nilai apgar : 1 menit:4. 5 menit: 5
  Berat badan lahir : 2100 gram
  Panjang lahir : 43

69
OBJEKTIF (O)
1.Bayi lahir tidak langsung menangis.
2.Respon terhadap rangsangan baik.
3.Tanda-tanda vital :
Suhu : 34,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m
BBL : 2000 gram
PBL : 48 cm
AS : 8/10

Pemeriksaan fisik

2. Inspeksi
a) Kepala : Kepala lebih besar dari badan, ubun-ubun dan sutura
lebar, tidak ada caput, tidak ada maulage, tidak ada
benjolan yang abnormal.
b) Muka : Berwarna merah muda, simetris, tidak sianosis.
c) Mata : pupil (+) terhadap reflek cahaya, sklera tidak ikterus.
d) Telinga : Elastisitas daun Teinga masih kurang, tidak ada serumen,
bersih.
e) Mulut : Tidak terdapat palato labio sceolisis, bersih.
f) Hidun : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, bersih.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h) Dada&kulit : Bentuk dada silindis, kulit tipis, lemak dan subkutan
kurang, lanugo banyak, simetris.
i) Tali pusat : Tidak ada perdarahan, tali pusat baik, bersih.
j) Punggung : Tidak lordosis (normal).
k) Ekstremitas : Simetris tapi pergerakan agak lemah, sendi lutut dan kaki
fleksi.
l) Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum, tidak ada kelainan
m) Anus : Tidak terdapat atresia Ani, bersih

70
3. Reflek
a) Reflek Moro : Positif
b) Reflek Rooting : Negatif
c) Reflek Graphs : Positif
d) Reflek sucking : Positif
e) Reflek Tonic Neck : Negatif

4. Antropometri
a) Lingkar kepala : 30 cm
b) Lingkar Dada : 28cm
c) Lingkar lengan atas : 6 cm

5. Eliminasi
a) Miksi : sudah berwarna: kuning jernih, puku 09.25 , 1 kali
b) Meconium : sudah berwarna: hijau kehitaman, pukul 09.25 , 1 kali

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : Tidak dilakukan
b. Urine : Tidak dilakukan

7. Reflek
1). Reflek moro (terkejut) : Ada dan lemah
ketikan anda menyetuh pinggir mulut bayi anda bayi akan megikuti arah
sentuhan tersebut sambil membuka
2). Reflek sucking (hisap) : Ada, lemah
Ketika bagian atas langit-langit mulut bayi disentuh bayi akan mulai
menghisap
3). Reflek rooting (menoleh) : Ada, lemah
Ketika bayi anda terkejut karena mendengar suara yang berbisik atau gerakan
4). Reflek swallowing (menelan) : Ada, lemah
Gerakan menelan benda-benda yang di dekatkan ke mulut

71
6).Reflek grasping (menggenggam) : Ada, baik
Reflek gerakan jari-jari tangan menggegam benda-benda yang di sentuhkan
bayi
7). Reflek babinsky (gerak kaki) : Ada, lemah
Pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki di
usap

ANALISA ( A )
Diagnosa / masalah aktual : Bayi berat lahir rendah (BBLR).
Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.

PENATALAKSANAAN ( P )
Tanggal 18-10-2018
1. Membersihkan jalan napas.
Terdapat lendir pada hidung.
2. Merawat tali pusat.
Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering.
Bayi terbungkus dan bayi dilakukan pemantaun inkubator.
4. Memonitor tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m
5. Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.
7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
8. Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im. Tidak terjadi perdarahan otak.

72
ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP NY. R DENGAN KANKER SERVIKS
DI RUANG ALAMANDA B RS HASAN SADIKIN BANDUNG

4.5 Asuhan Kebidanan Patologi Dengan KB Kespro


Tanggal Pengkajian/ Jam : 19 Oktober 2018/ 10.00 WIB

No Register : 00. 51. 81. 78

Tempat : Ruang Alamanda A RS Hasan Sadikin Bandung

Pengkaji : Bunga Suci P

SUBJEKTIF

Identitas

Nama : Ny. R

Usia : 45 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl.Pasteur Bandung,Jawa Barat

Identitas keluarga

Nama suami : Tn. D

Usia : 51 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Pasteur Bandung,Jawa barat

73
1. KeluhanUtama : sakikt perut

2. RiwayatKeluhanUtama : Ibu mengatakan perut sakit selama 1 bulan

3. RiwayatMenstruasi :

Menarche : 15 tahun
Siklus : ±28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Keluhan saat haid : nyeri perut

4. Ibu P5 A0

5. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : Ibu Mengatakan tidak memiliki riwayat infertilitas
Massa : Ibu mengatakan tidak ada massa/pembengkakan pada
tubuh
Penyakit : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit reproduksi sebelumnya
Operasi : Ibu mengatakan tidak pernah di operasi

6. Riwayatkontrasepsi
Kontrasepsi yang dipakai : kondom dan KB suntik 1 bulan
Lama pemakaian : KB suntik 1 tahun
Keluahan selama pemakaian : flek hitam diwajah

7. Riwayat Kesehatan Sekarang


Jantung : Ibu mengatakan tidak memiliki penyait jantung
ASMA : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyait asma
TBC : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyait TBC
Hep B : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyait Hepatitis
DM : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyait diabetes

8. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keturunan Kembar : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan
kembar
Penyakit Menular/turunan : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan

74
9. Pola Nutrisi:
Waktu makan terakhir : Ibu mengatakan makan terakhir pukul 19.00 WIB
Frekuensi : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis Makanan : Ibu mengatakan jenis makana yang dimakan nasi, lauk
sayur, buah
Waktu minum terakhir : Ibu mengatakan terakhir minum pukul 21.00 WIB
Frekuensi : Ibu mengatakan minum 8-10 gelas sehari
Jenis Minuman : Ibu mengatakan jenis minuman yang diminum air putih,
teh dan kopi
Pantangan Makan/Alergi : Ibu mengatakan tidak memiliki alergi

10. Pola Eleminasi


BAK
Frekuensi : Ibu mengatakan BAK 4x sehari
Konsistensi : Cair, Jernih, Berbau khas

BAB
Frekuensi : Ibu mengatakan BAB 1x sehari
Konsistensi : Ibu mengatakan fesesnya berwarna kuning kecokelatan
Masalah : tidak ada

11. Data Psikososial


Dukungan Suami : Ibu mengatakan suami sangat mendukung atas
Pengobatan ini
Dukungan Keluarga : Ibu mengatakan keluarga juga mendukung
Pengobatan ini
Masalah : Ibu mengatakan tidak ada masalah apapun
Komunikasi : Ibu mengatakan menjalin komunikasi dengan
baik dengan orang lain
Keadaan Emosional : Ibu mengatakan cemas karena menjelang masa
operasi
Hubungan dengan Keluarga : Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga
dalam keadaan baik.
Hubungan dengan Orang Lain : Ibu mengatakan hubungan dengan orang lain baik
Ibadah : Ibu mengatakan percaya kepada Allah SWT
Pengambil Keputusan : Ibu mengatakan pengambilan keputusan
ada dalam keluarga terletak pada suaminya

75
OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital : TD : 130/70 MmHg

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 36,5°C

Pernafasan : 22x/menit

2. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : Rambut : Warna rambut hitam, kulit kepala bersih
Wajah : tidak pucat dan tidak oedema
Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva pucat
Hidung : tidak ada secret dan polip
Telinga : tidak ada pengeluaran
Mulut : lembab, kemerahan, pada gigi tidak ada
caries
2. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar limfe
3. Dada : Inspeksi : simetris
Auskultasi : tidak terdengar wheezing dan ronchi
4. Abdomen : Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : nyeri tekan positif di perut bawah
5. Punggung dan pinggang : normal
6. Genetalia : Pemeriksaan inspekulo : tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam ginekologi : tidak dilakukan


7. Pengeluaran Pervaginam :darah
8. Ekstermitas atas : simetris, tidak ada oedema
9. Ekstermitas bawah : simetris, tidak ada oedema

76
3. PemeriksaanPenunjang :
dilalakukan USG atas advise dokter dengan hasil kistoma ovary permagna 13X 9 cm,
uterus normal

Objektif

Pemeriksaan abdomen : ada nyeri tekan di bagian abdomen bawah

Pemeriksaan genetalia : mukosa kulit normal, tidak ada lesi dan luka parut

KU : Baik
TTV : TD:130/80 MmHg S: 36,5ºC R: 23x/mnt N: 80x/mnt
BB : 69 kg Tb:159cm
dilalakukan USG atas advise dokter dengan hasil kistoma ovary permagna 13X 9 cm, uterus
normal

Pemeriksaan inspekulo : tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam ginekologi : tidak dilakukan

Analisa

Ny. R Dengan Kanker Serviks

77
Penatalaksanaan

Mengobservasi keadaan umum dan TTV


TD : 130/80 Mmhg N: 80x/ mt R: 23x/mnt S: 36.5°C

Memberitahu ibu akan dilakukan operasi tgl 9/9/2017 pada jam 10 pagi
Meminta ibu untuk puasa 6 jam dimulai jam 4 pagi besok
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk:

1. Memberikan terapi sesuai advise dokter,

Mengantarkan pasien keruang OK

78
BAB V
PEMBAHASAN

5.3 Asuhan Kbidanan Ibu Hamil Patologis

Asuhan patologi kebidanan pada ibu hamil trimester III, terhadap Ny. S
usia 25 tahun dengan P2A2 hamil 28-29 minggu. Datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak kemarin.
Pada hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu didiagnosa oleh dokter yaitu
kehamilan dengan plasenta prevsia dengan di usg, maka ibu dianjurkan untuk
``beristirahat total atau tiram baring dan menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak
dapat melaksanakan persalinan normal tetapi secara seksio sesarea karena
plasenta yang menutupi jalan lahir.

5.4 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis

Proses persalinan Ny A berjalan dengan lancar walaupun proses


persalinanyanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu vakum forsep karena
Ny A mengalami PEB dan KPD, dan terdapat luka jahitan dengan derajat II.
Pengawasan ibu terus dilakukan mulai dari kala I, II, III, IV oleh petugas
kesehatan.

5.3 Asuhan Kebidanan Patologis Pada Ibu Nifas

Pukul 23:10 WIB, tanggal 18 Oktober 2018, Bayi Ny D lahir spontan


dengan vakum forsep, letak belakang kepala, menangis merintih, tonus otot
lemah. Bayi lahir dalam keadaan lengkap dan tidak ada cacat bawaan
Jenis kelamin : laki-laki

79
BB/PB : 2345 gr/ 48 cm
Dari hasil pemeriksaan bayi baru lahir dengan berat badan rendah, bayi Ny. L
dalam keadaan kurang baik karena berat badan bayi kurang dan menangis
merintih serta tonus otot lemah.

5.5 Asuhan Kbidanan Ibu nifas Patologis


Berdasarkan hasil pemeriksaan masa nifas Ny.R dengan sectio caesarea
ibu mengalami infeksi pada bekas operasi. Luka operasi ibu terbuka, keluar nanah
dan berbau.

5.6 Asuhan Kbidanan Kesehatan Reproduksi Patologis


Ny.C datang kerumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan pada
perutnya yang semakin membesar, terasa sangat sakit, kembung serta nyeri perut.
Setelah dilakukan pemeriksaan ibu didiagnosa kanker serviks. Serta menjelaskan
kepada ibu bahwa harus segera dilakukan operasi kanker serviks yang sedang di
deritanya.

80
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan asuhan kegawatdaruratan maternal neonatal di RSUP Dr


HASAN SADIKIN DIBANDUNG, mulai dari pengumpulan data hingga melaksanakan
beberapa tindakan asuhan kegawatdaruratan maternal neonatal dan sekaligus mengevaluasi
asuhan, maka penulis menyimpulkan:

a. Dari hasil asuhan kegawat daruratan maternal neonatal yang dilakukan


ditemukan beberapa kasus patologi dalam kehamilan trimister III Ny. S kehamilan
dengan plasenta previa, persalinan Ny A, persalinan dengan PEB dan KPD, BBL Ny
A dengan BBLR, nifas Ny. D dengan infeksi sectio caesarea, keseehatan reprokduksi
Ny R dengan kanker Serviks
b. Praktik ini sangan bermanfaat sekali untuk membahas keterampilan melakukan
pertolongan kegawatdaruratan maternal neonatal pada ibu hamil, bersalin, BBL,
nifas, dan kesehatan reprokduksi
c. Praktek ini juga sangat berguna untuk memadukan antara ilmu yang didapat
dikampus dengan praktik di lahan

6.2 Saran

81
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kebidanan Srawono Prawirohardjo. Edisi 4


Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
http://yayuk-yanuarti.blogspot.com/2014/01/askeb-tentang-ketuban-pecah-dini.html
http://www.academia.edu/11800237/Asuhan_Keperawatan_Anak_-_BBLR
Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.
Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Ginekologi. Bandung: FK Unpad, 1981
James R. Scott, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika, 2002
Manuaba, Ida Bagus,dkk, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.Jakarta:
EGC 2010
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.

82

Anda mungkin juga menyukai