NEONATAL
PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI
BARU LAHIR, DAN KESEHATAN REPRODUKSI
DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH:
BUNGA SUCI PERMATA S
NIM :1615401052
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1615401052
Semester : V ( Lima )
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Patologis ini
dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sebagai hasil laporan dan kegiatan praktik
klinik kebidanan II dan guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian
akhir program di Poltekkes Tanjung Karang prodi D-III kebidanan Tanjung
Karang.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, saran, bantuan, dari pihak dosen dan pembimbing untuk itu pula
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu DR. Sudarmi, SP.d, M.Kes, selaku ketua jurusan kebidanan Poltekkes
Tanjung Karang
2. Ibu Nelly Indrasari, SSiT, M.Kes, selaku ketua prodi DIII Kebidanan Tanjung
Karang
3. Ibu Nelly Idrasari SSiT , M.Kes selaku pembimbing institusi
4. Seluruh tim rumah sakit Hasan Sadikin Bandung
5. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini , oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak demi perbaikan kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta membalas amal
kebaikan ibu/saudara berikan kepada penulis.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Tujuan Kegiatan
1. 3 Metode
1. 4 Waktu
1. 5 Tempat Kegiatan
1. 6 Strategi
1. 7 Evaluasi
4
3.4 Nifas
3.5 Kesehatan Reproduksi
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis
5.2 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis
5.3 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Patologis
5.4 Asuhan Kebidanan BBL Patologis
5.5 Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Patologis
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
6
1. 2 Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan praktik kebidanan kegawat daruratan
maternal neonatal dan kesehatan reproduksi di lahan praktik, mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, dan kesehatan reproduksi dalam lingkup
pengammbilan keputusan klinik dengan tepat dan penatalaksanaan dengan
segera berdasarkan evidence based serta melakukan pendokumentasian
asuhan kebidanan menggunakan SOAP.
2. Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
lahir, nifas dan menyusui dalam lingkup kegawat daruratan dan
kesehatan reproduksi.
b. Melakukan identifikasi data dasar , diagnosa, dan kebutuhan ibu
hail, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan menyusui dalam lingkup
kegawat daruratan dan kesehatan reproduksi.
c. Melakukan antisipasi masalah sosial pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, dan nifas dan menyusui dalam lingkup kegawat
daruratan dan kesehatan reproduksi.
1. 3 Metode
1. Diskusi
2. Bed sid teaching
3. Observasi
4. Praktik langsung
1. 4 Waktu
1. Waktu dinas terhitung mulai tanggal 2 September -26 September 2018
2. Jadwal praktik dan libur diserahkan masing-masing lahan praktik
7
1. 5 Tempat Prakik
RSUP Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat
1. 6 Strategi
1. Persiapan
a. Menyusun kerangka acuan praktik
b. Koordinasi dengan pihak lahan praktik
c. Pengarahan pada mahasiswa
d. Menyiapkan perangkat praktik (format pengkajian, logbook, dll)
e. Pertemuan pembimbing institusi dan lahan praktik
f. Mahasiswa melapor ke lahan praktik dan pembimbing institusi
sebelum pelaksanaan kegiatan praktik.
2. Pelaksanaan
a. Mahasiswa melakukan asuhan kebidanan dalam lingkup
kegawatdaruratan maternal neonatal dan kesehatan reproduksi
dngan bimbingan penuh dan ditulis dalam buku laporan kegiatan
harian dengan menggunakan SOAP.
b. Mahasiswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktik
c. Mahasiswa memilih satu pasien (hamil, persalinan, nifas dan BBL)
dalam lingkup kegawatdaruratan dan kesehatan reproduksi yang
dijadikan laporan akhir praktik dan didokumentasikan dengan
menggunakan SOAP serta dikonsulkan kepada pembimbing
institusi
d. Mahasiswa menulis kegiatan pada buku laporan harian
e. Mahasiswa melakukan pertemuan awal dengan pembimbing
institusi dan lahan praktik
f. Mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing klinik
tentang kasus yang akan diambil sebagai laporan kasus dan
konsultasi dengan pembimbing institusi tentang pendokumentasian
kasus dengan menggunakan SOAP
g. Mahasiswa mengisi daftar hadir selama kegiatan praktik
8
h. Mahasiswa mengisi buku pencapaian praktik sesuai ketrampilan
yang dikerjakan
3. Tindak lanjut ( setelah kegiatan praktik klinik kegawat daruratan
maternal dan neonatal
a. Mahasiswa mengumpulkan buk laporan kegiatan harian, log book
dan laporan studi kasus (hamil, persalinan¸nifas, BBL ) dalam
lingkup kegawat daruratan dan kesehatan reproduksi kepada
pembimbing institusi
b. Mahasiswa melaporkan pencapaian target kepada pembimbing
institusi
c. Pembimbing klinik dan institusi menyerahkan nilai hasil praktik
mahasiswa kepada bagian akademik prodi DIII Kebidanan Tanjung
Karang
1. 7 Penilaian/evaluasi
1. Penilaian diperoleh dari :
a. Penampilan klinik dengan bobot 80% meliputi :
Pengetahuan diperoleh dari tanya jawab yang dilakukan
pada saat proses praktik klinik atau pada akhir kegiatan
Keterampilan diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam
melakukan keterampilan sesuai dengan asuhan yang
diberikan dan di lakukan tidak hanya nsekali penilaian
Sikap diperoleh dari performan mahasiswa dlam
memberikan asuhan kepada klien, dan dilakukan tidak
hanya sekali penilaian
b. Laporan penilaian dan laporan studi kasus dengan bobot 20%
2. Batas nilai lulus, minimal 68-78 (2,75 – 3,50 = B )
G. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran praktik kebidanan II ( kegawat
daruratan Maternal Neonatal dan Kesehatan Reproduksi )
9
BAB II
PROFIL TEMPAT PRAKTIK
10
memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan
tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri,sehingga
diharapka nmampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan
fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS
telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun
2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik di bandingkan
tahun sebelumnya.Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi
namaMet April1927,namanya berubah menjadi GemeenteZiekenhuisJuliana.
Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6dokter berkebangsaan Belanda dan
2 orang dokter berkebangsaan Indonesia ,yaitu dr.Tjokro Hadidjojodan
dr.Djundjunan Setia kusumah.Di antara ke enam dokter Belanda itu ada
seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh .Pada tahun 1942 ,pecah Perang
Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang
pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian,
masih ditahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa ,fasilitas
rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi
Rigukunbyoin sampai tahun1945.Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu
,pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagai
rumah sakit militer dibawah pimpinan WJ.van Thiel. Pada tahun 1948,fungsi
rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.
11
Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), seluruh pendapatan RS
harus disetorkan ke negara dalam waktu 24 jam. Kondisi tersebut dirasakan
sangat menghambat kelancaran operasional ,antara lain tersendatnya
penyediaan reagensia laboratorium yang diperparah dengan naiknya kurs
dollar Amerika secara tajam, sehingga menyebabkan pelayanan
Laboratorium Patologi Klinik hampir kolaps .Salah satu jalan keluar untuk
mengatasinya adalah dengan mengembangkan KSO laboratonum pada
tahun1998.Pada periode selanjutnya,keterbatasan pemerintah dalam
pembiayaan pelayanan rumah sakit yang semakin menurun,sedangkan rumah
sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, pemerintah
mengubah paradigmanya lebih berperan sebagai katali sdengan melepaskan
bidang-bidang yang dapat dikerjakan oleh rumah sakit (steering rather
than rowing). Untuk itu dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah
Nomor.119/2000 yang menetapkan RSHS sebagai Perusahaan
Jawatan(Perjan). Dengan otonomi dan flekslbilitas yang lebih luas dalam
pengelalaan rumah sakit,kinerja RSHS dirasakan semakin membaik .Status
Perjan rumah sakit terkendala dengan perundang-undanganyang baru,
sehingga sejak tahun 2005 RSHS bersama 12 rumah sakit lainnya,berubah
statui menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU).
12
keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya sertatenaga nonkesehatan.
Pengembangan RSHS sebagai model RS Pendidikan diIndonesia telah
dituangkan dalam Master Plan RSHS tahun 1995.
13
2.6 Tujuan:
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yangt erintegrasi sesuai
standar, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan
ditingkat regional
2. Terwujudnya RSHS sebagai Model Rumah Sakit Pendidikan
diIndonesia
3. Terwujudnya
4. rumah sakit berbasis penelitian (research based hospital)
5. Meningkatnya cost recovery rumah sakit untuk menuju kemandirian
2.7 Motto:
Your HealthIs Our Priority! Mottodari RSUP Dr.Hasan Sadikin
Bandung adalah“Kesehatan anda adalah kepedulian kami”. Motto
tersebut bermaksud bahwa RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan sangat baik serta peduli
terhadap kesehatan kita semua.
14
dan langsung bekerja sebagai dokter diRS Tasikmalaya .Pada tahun 1930
bertugas sebagai dokter diRSGarut dan dari tahun 1933 s.d.1945 menjadi
Kepala RS Garut. Pada tahun1945pindah ke Yogyakarta danmenjadi
tentara,kemudian pada tahun 1946 ditugaskan menjadi dokter tentara
bagian persenjataan TNI di Klaten .Pada tahun 1946 bekerja
diKementerian Kesehatan RI ,kemudian pada tahun 1949 ditugaskan
menjadi Kepala RS Rantja Badak Bandung sampai tahun 1953.Setelah itu
,beliau dipindahkan ke Semarang menjadi kepala RSUP Semarang sampai
memasuki masa pensiun pada tahun 1959.Beliau wafat pada tanggal 5
Februari1962 karena serangan jantung dalam perjalanan menuju tempat
praktik di Kudus dan dimakam kan di Semarang.
3. Dr. H. ChasanBoesoirie,Sp.THT (Alm)
Direktur Tahun 1953– 1965Lahir diSemarang pada tanggai
15Agustus 1910 .Beliau lulus menjadi dokter dari NIAS Surabaya pada
tanggal 2 Jum 1937. Setelah lulus, beau bekerja di Dinas Pemberantasan
Malaria Surabaya, selama 3 bulan, selanjutnya tahun 1937-1941, menjadi
dokter tentara di Weda, pulau Halmahera Maluku Utara .Pada waktu itu
beliau merupakan dokter pertama dan satu-satunya dokter disana .Pada
tahun 1941 menjadi Dokter Kepala diMaluku Utara dan sebagai Kepala
RS Ternate .Pada masa penjajahan Jepang ,bulan Juni tahun 1945 beliau
ditangkap tentara Jepang diTernate dan dipenjara dikampkon sentrasise
lama 3 bulan, Beliau kemudian terpillh menjadi Kepala Daerah
untuk mewakili penyerahan kekuasaan pemerintahan Jepang karena Pada
waktu itu jepang kalah dan menyerah kepada sekutu .Pada tahun 1952
dr.Chasan Boesoirie ditawari menjadi Gubernur Maluku, namun beliau
lebih memilih berkiprah dibidang kesehatan .Kemudian beliau diangkat
menjadi Wakil Direktur diRS Rantja Badak,Sambil menjadiWakil Direktur
beliau memper dalam bidang spesialisasi Telinga ,Hidung dan
Tenggorokan. Pada tahun 1953 beliau diangkat menjadi Direktur RS
Rantja Badak sampai tahun 1965 .Setelah pensiun sebagai Direktur RS
Rantja Badak,pada tahun1965-1970 beliau menjadi Pembantu Dekan II di
Fakultas Kedokteran UNPAD.
15
4. dr. hasan sadikin (alm)
Direktur Tahun 1965– 1967 Tahun 1962 dr.Hasan Sadikin diangkat
rnenjadi Dekan FK UNPAD dan pada bulan Agustus 1965 juga diangkat
menjadi Direktur RSR antja Badak menggantikan dr.H. Chasan Boesoirie
.Sp.THT. Pada saat beliau menjabat posisi ini ,pada tanggal 16 Juli 1967
beliau wafat .Kemudian sebagai penghormatan atas jasa beliau ,pemerintah
mengganti nama RS Rantja Badak menjadi RSdr. Hasan Sadikin.
5. dr. R. Adjidarmo (Alm)
Direktur 1967-1970 dr.Adjidarmo lahir di Pasuruan pada tanggal17
September 1921 dangelar dokter diperoleh dari NIAS Surabaya .Pada
tahun 1943-1952 beliau bekerja di RS Misi Kabupaten Lebak, Rangkas
bitung. Tahun 1945 beliau menjabat Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Rangkas bitung,serta menjadi dokter perjuangan, pembantu
para pejuang Rl terutama didaerah Rangkas bitung dan Bogor. Pada waktu
itu beliau adalah satu-satunya dokter didaerah tersebut .dr.Adjidarmo
bertugas diRangkas bitung sampai tahun 1958.Pada tahun 1958–1960
berdinas diDokares Banten lalu dipindahkan keDokares Phangan dari
tahun 1960 hingga 1963. Pada tahun 1965-1967 beliau diangkat menjadi
Wakil Direktur RS dr. Hasan Sadikin Bandung .Kemudian pada
tahun1967-1970 menjabat sebagai Direktur.
6. Dr. TubagusZuchradi (Alm)
Direktur 1970-1975&1975-1979 Dokter kelahiran Bandung 9
Februari 1924 ini lulus dari Sekolah Dasar di KsatriaInstitut
(DouwesDekker) Bandung pada tahun 1938 dan dari Government
Lyceum (HBSB) pada tahun 1942. Selanjutnya, beliau meneruskan
pendidikan ke SMT Yogyakarta (1942-19-14). Tahun 1944-1945 sekolah
di Ika Dai Gaku Jakarta, kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi
Kedokteran Klaten (1946-1950) dan ke Fakultas Kedokteran Gadjah
Mada (1950-1956) sampai lulus sebagai dokter. Tahun 1950-1956 ,turut
membantu membangun Fakultas Kedokteran UniversitasGadjah Mada
(UGM) Bagian Histologi dan memimpinnya. Sewaktu masih kullah,
16
beiiau sudah bekerja menjadi Kepala Bagian Histology Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta (1951-1956).
Tahun 1957-1964 bekerjadi Bagian Bedah/Anestesiologi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung ,sambil mengikuti pendidikan dokter
spesialis anestesi. Tahun 1964-1984 dr.Zuchradi SpA nmenjadi Kepala
Bagian Anestesiologi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung dan tahun 1964-
1970 diangkat menjadi WakiI Direktur, kemudian terakhi rmenjadi
Direktur RSUP Dr,HasanSadikin Bandung dari tahun 1970 sampai 1979.
Pada masa kepemimpinannya ,berhasil dibuat Master Plan RSHS 1972.
7. Prof. dr. Sugana Tjakrasudjatma, SpM
Direktur 1979-1985 Profesor kelahiran Cirebon 14 Juli 1926 ini
menjalani sekolah dasar di HIS (HollandsInlandsche school) Kuningan
pada tahun 1932-1940.Setelah tamat SMA dilanjutkan ke Perguruan
tinggi diKlaten, mengambil jurusan kedokteran yang hanya satu tahun
karena turut menjaga keamanan diKebumen. Beliau menyelesaikan
pendidikan kedokterannya di FK Perjuangan Jakarta pada tahun 1959,
kemudian mengambil spesialis mata di UI tahun 1959-1962. Tahun1 963
dipindahkan ke Bandung untuk mengajar diBagian Mata UNPAD, dan
ditempatkan di RS Mata Cicendo. Tahun 1964 dikirim ke St.Louis
University untuk pendidikan tambahan Opthalmologi sampai tahun 1965.
Pada tahun 1972 mengikuti pendidikan tambahan di Universitas
GentBelgia danpada tahun1975 mengikuti pendidikan Pubtic
HealthAdministrationCourse ColomboPlan,di Sidney Australia. Karir
dalam manajemen rumah sakil diawali dengan diangkatnya beliau
menjadi Direktur RS Mata Cicendo, merangkap menjadi Kepala Seksi
Kesehatan Mata Jawa Barat.Tahun 1979 beliau di angkatmenjadi Direktur
RSUP Dr.Hasan Sadikin. Tahun 1981 mengikuti Sespa Depkes 100 hari
di Jakarta dan menjadi guru besar. Tahun 1984 beliau diangkat menjadi
Kepala Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan DEPKES
RI,namun masih merangkap sebagai Direktur RSHS sampai tahun 1985.
17
dr.Iman Hilman, SpR
18
diIndonesia. Penyusunan master planini dibiayai dari bantuan lunak
pemerintah Jepang(SoftLoan JBIC).
9. dr. H. Rachman Maas, SpR
Direktur 1995-1998 Lahir diBandung pada tanggal 21 November
1937 dan menyelesaikan pendidikan kedokteran diFakuLtas Kedokteran
UNPAD Bandung pada tahun 1965.Gelar Dokter Spesialis Radiologi
diraih pada tahun 1975 dan kemudian menjadi Staf UPF/Lab .Radiologi
RSHS/FKUP.Karirnya dalam manajemen di RSHS diawalisebagaiKepaia
Sidang Petayanan Medik, kemudian diangkat menjadi Wakil Direktur
Pelayanan Medik (1979-1985), menjadi Direktur Penunjang Medik dan
Instalasi (1985-1939) dan menjadi Wakil Direktur Umum dan Keuangan
(1985-1995). Pada tahun 1995 beliau diangkat sebagai Direktur RSHS
sampai dengan tahun 1998. Semasa kepemimpinan beliau sebagai Direktur
RSHS, Master Plan RSHS Tahun 1995 mulai direallsasikan sesuai konsep
“integrasi pelayanan medis dan pendidikan kedokteran”, baik secara
manajeriai maupun dalam pembangunan sarana fisik. Pengembangan
manajemen mutu rumah sakit dilaksanakan melalui kegiatan TQM/GKM,
dan pengembangan teknologi Sistem Informasi Rumah Sakit mulai
dirintis melalui komputerisasi dalam pelayanan farmasi, administrasi
kepegawaian dan administrasiaset barang milik negara. Pada tahun 1997
tersusun Master Plan Komputerisasi Sistem Informasi Rumah Sakit.
10. dr. H. Empu Driyanto, SpTHT
Direktur 1998-2003 Lahir diBanjamegara pada tanggal
28Oktober1942 .Pada tahun 1970 menyandang gelar dokter dari Fakultas
Kedokteran UNPAD Bandung. Pada tahun 1980 memperoleh gelar
sebagal Dokter Spesialis THT dan langsung menjadi staf UPF/Lab.
THTRSHS/FKUP Bandung.Karirnya dalam bidang manajemen di RSHS
dimulai sebagai Kepala Instalasi Rawat Jalan, kemudian menjadi Wakil
Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan (1995-1998). Pada periode ini,
beliau dipercaya menjadi Pemimpin Proyek Pengembangan RSHS tahap
dan implementasi Master Plan RSHS Tahun 1995 melalui bantuan lunak
dari OverseasEconomicCooperationFund(OECF)yang kemudian berganti
19
nama menjadi Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Pada
tahun1998 beliau menjadi Direktur RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
sampai tahun 2001. Setelah pensiun dari jabatan direktur, beliau diangkat
menjadi Anggota Dewan Pengawas Perjan RSUP Dr.Hasan Sadikin
Bandung.
11. Prof. Dr.CissyR. S Prawira, dr.,SPA (K), M. Sc,
Direktur Utama2001– 2009 Prof. Dr. Cissy R.S. Prawira, dr.,
SpA(K), M.Sc. diangkat menjadi Direktur Utama RSUP dr.Hasan Sadikin
Bandung sejak tahun 2001 sampai2009. Pada awal kepemimpinan beliau,
RSHS berstatus Perusahaan Jawatan (Perjan) dan berubah menjadi rumah
sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum tahun 2005.
12. dr. H. M. Rizal Chaidir,SpOT(K), M. Kes(MMR), FICS
Direktur Utama 2009– Sekarang dr.H.M.Rizal Chaidir, SpOT
(K),M.Kes(MMR),FICS.diangkat menjadi Direktur Utama RSUP
dr.HasanSadikin Bandung sejak tahun 2009 sampai sekarang. Dan beliau
sampai saat ini masih menjabat dan mulai memulai kepemimpinannya
untuk bertanggung jawab memimpin RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.
13. dr. H. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG
Direktur Utama tahun 2010-sekarang dr.Bayulahi rdiJakarta ,1
Maret 1962. Setelah mnyelesaikan pendidikan SMU ,beliau mengambil
studi kedokteran diFK Unsri Palembang.Gelar Magisternya didapatdi
PHC Management AIHD Mahidol Univ.Bangkok, Thailand, dan kembali
ke Fakultas Kedokteran Unsri menjalani pendidikan spesialis Kebidanan
& Kandungan. Puskesmas di Air Sugihan Sumsel menjadi saksi
pengabdian pertamanya (1990-1992).Kemudian beliau mengab di
dibeberapa tempat disekitar Sumatra, hingga pada tahun 2005 menjadi
Direktur RS Kusta Sungai Kundur Palembang. Pengabdiannya
dilanjutkan di RSUP Dr.Mhosein Palembang sebagai Direktur Medik
&Keperawatan, dan memimpin RSHS sejak tahun 2011 sampai sekarang.
20
2.6 Logo Rumah SakitHasan Sadikin Bandung
Makna Logo :
Dinyatakan dengan tiga tanda palang berbeda warna dengan metamor fosa
bentuk.
21
2.8 Struktur OrganisasiRumah SakitHasan Sadikin Bandung
Setiap perusahaan, baik perusahaan kecilmaupun perusahaan besar
mempunyai pembagian kerja dalam struktur organisasi.
Pimpinan perusahaan kecil dalam mengkoordinir pekerjaan pada
umumnya tidak terlalu mengalami kesulitan ,setiap kesalahan kecilyang
terjadi akan mudah diketahui, tetapipada perusahaan besar pengaturan kerja
akan semakin sulit karena banyaknya bagian–bagian yang perlu pengawasan.
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung dalam mengkoordinir karyawan agar
dapat menjalankan tugasnya masing–masing dengan tertib telah membentuk
struktur organisasi, sebagaimana kita lihat pada gambar berikut:
22
BAB II
LANDASAN TEORI
Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah
abortus yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Abortus spontan
terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk
berkembang menjadi sebuah janin. Abortus buatan merupakan pengakhiran
kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu.Pengguguran
kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik
(Prawirohardjo, S, 2002).
23
3. Serviks terbuka (1-2 jari, sering teraba sisa jaringan).
4. PP test positif atau negatif, anemia.
24
3.2 Persalinan Dengan Gemeli
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.
25
3.2.1 PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan
dari janin tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet
dibawah 2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah
1000 gr.
6. Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah lebih
banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang
baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil,
anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.
7. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup
bulan.
8. Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau
kompresus.
26
4.1 LETAK DAN PRESENTASI JANIN
Anamnesa
· Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar
dan cepat tumbuhnya dari biasa.
27
· Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
· Teraba 2 balotemen
· Auskultasi
28
Penanganan dalam Kehamilan Mochtar, Buku Sinopsis Obstetri
Fisiologi dan Patologi, 1998)
3.3.3 Hypertensi
1. Hipertensi grade 1 yaitu ketika tekanan darah sistole di atas atau sama
dengan 140 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 90 mmHg. Penegakkan hipertensi grade I itu apabila selama 2
kali pemeriksaan berturut-turut dalam rentang waktu seminggu pasien
menunjukkan tekanan darah tersebut.
2. Hipertensi grade 2 yaitu ketika tekanan darah sistole di atas atau sama
dengan 160 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 100 mmHg pada satu kali pemeriksaan.
29
3. Krisis hipertensiyaitu ketika tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 180 mmHg dan tekanan darah diastole di atas atau sama
dengan 110 mmHg. Krisis hipertensi sendiri dibagi menjadi 2:
hipertensi emergensi (jika terdapat kegagalan organ vital) dan
hipertensi urgensi (jika belum terjadi kegagalan organ vital.
4. Kalsium Channel Blocker: Calcium channel blockersadalah obat yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan
memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding
pembuluh darah, yang membuatnya lebih mudah bagi jantung untuk
memompa dan memperlebar pembuluh darah.
5. ACE Inhibitor: Angiotensin converting enzyme(ACE) inhibitor adalah
obat tekanan darah tinggi yang memperlebar pembuluh darah sehingga
meningkatkan jumlah darah yang dipompa jantung dan pada akhirnya
menurunkan tekanan darah.
6. Angiotensin II Receptor Blockers (ARB): Angiotensin II receptor
blocker (ARB) memiliki efek yang sama seperti ACE inhibitor, tetapi
bekerja dengan mekanisme yang berbeda.
7. Diuretik: Diuretik umumnya dikenal sebagai “pil air,” membantu
tubuh untuk menyingkirkan air dan garam yang tidak dibutuhkan
melalui urin. Menyingkirkan kelebihan garam dan cairan membantu
menurunkan tekanan darah dan dapat membuat jantung memompa
darah lebih ringan.
8. Beta-Blockers: Beta-blocker adalah obat yang digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi dengan cara memblokir efek dari
sistem saraf simpatik pada jantung. Omega-3 suplemen minyak ikan:
Dalam 10 tahun terakhir, banyak orang Amerika telah berpaling ke
suplemen minyak ikan omega-3. Diet suplemen ikan dan minyak ikan
memiliki manfaat bagi orang sehat dan juga orang-orang dengan
penyakit jantung.
30
3.3 Bayi Baru Lahir Dengan BBLR
31
d. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutan kehamilannya. Atau bayi baru
lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuannya kehamilan.
e. Large for date
Bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tuannya kehamilan
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilankarena bayi mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya.
32
b. Faktor ibu :
a. Gizi masa hamil kurang
b. Umur < 20 tahun / > 35 tahun
c. Jarak hamil menahun ibu : HT, jantung, gangguan
pembuluh darah
d. Faktor pekerja yang terlalu berat
b. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Gemelli
c. Perdarahan anterpartum
d. Komplikasi hamil PE/E, KPD
c. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahimFaktor yang masih belum
diketahui(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &KB
untuk Pendidikan Bidan, hal : 327)Dengan mengetahui
berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan
preterm dengan jalan :
c. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan
teratur
33
3.3.6 Faktor Resiko
a. Resiko demografi, usia ibu hamil < 17 tahun atau > 35 tahun, ras, status
sosial ekonomi rendah
b. Resiko medis sebelum hamil. Paritas > 4, Berat badan dan tinggi ibu
yang rendah,cacat bawaan, infeksi saluran kencing, DM, hipertensi
kronis, rubella, riwayat obstetrik jelek (BBLR, abortus spontan, kelainan
genetik)
c. Resiko medis saat hamil. Penambahan berat badan selama hamil, interval
kehamilan yang pendek, hipotensi, hipertensi, preklamsi, eklamsi,
bakteturia, infeksi TORCH, perdarahan trimester I, kelainan plasenta,
hiperemesis gravidarum, oligo hidramnion, polihidramnion, anemia,
abnormal, ketuban pecah dini
d. Resiko perilaku dan lingkungan.
Merokok, gizikurang, alkohol, obat-obatan keras, terpapar bahan
kimiatoksik dan tempat tinggal di ketinggian
e. Faktor resiko lainnya
Pemeriksaan kehamilan in adekuat, stress atau gangguan psikologis, uterus
mudah berubah bentuk, kontraksi uterus tiba-tiba, defisiensi hormon
progesteron.
34
h. Otot hipotonik-lemah
i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
j. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
m. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
n. Kuku panjang belum melewati ujung jari
o. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
p. Tulang rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
tidak teraba tulang rawan daun telinga
q. Rambut lanugo masih banyak
r. Tumir mengkilap, telapak kaki halus
s. Alat kelamin pada bayi laki-laki pnogmentasi dan rugat skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia minora
t. Fungi saraf yang belum/kurang matang mengakibatkan reflek hisap,
menelan dan batuk yang masih lemah dan tangisnya lemah.
u. Jaringan kelenjar mammae masih
3.3.8 Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut:
a. Suhu Tubuh
1. Pusat pengatur panas badan belum sempurna
2. Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah
3. Otot bayi masih lemah
4. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan
panas badan
5. panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan
dapat diperhatikan sekitar 30 0C sampai 37 0C
35
b. .Pernafasan
1. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma
2. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya
tidak sempurna
3. Otot pernafasan dan tulang iga lemah
4. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran,
mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.
36
3.3.9 Pencegahan
a. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera
melakukan konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan.
b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah
terjadinyapersalinandengan BBLR.
c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana.
d. Anjurkan lebih banyak istirahat bilakehamilanmendekati aterm
atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari
normal.
e. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih
mendapat kepercayaan masyarakat.
3.3.10 Penatalaksanaan
a. Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan.
b. Mencegah infeksi.
c. Mempertahankan usaha respirasi.
d. Mencegah kerusakan integritas kulit.
e. Memberikan asuhan kepada keluarga.
37
· Mulai pemberian ASI sesegera mungkin ( atau perah ASI
(kolostrum) dan berikan dengan cangkir sesegera mungkin)
3.3.12 Pemantauan
Kunjungi bayi tiap minggu dan periksa masalah-masalah
yang ada, dan berat badannya untuk memastikan ada penambahan
berat badan
38
3.4 Nifas Dengan Antonia Uteri
39
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam
usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
40
Kompresi uterus ini akan memberikan tekanan langsung pada
pembuluh terbuka di dinding dalam uterus dan merangsang
myometrium untuk berkontraksi;
g. Anjurkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal
Keluarga dapat meneruskan proses kompresi bimanual secara
eksternal selama anda melakukan langkah-langkah selanjutnya.
h. Keluarkan tangan perlahan-lahan.
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan jika hipertensi)
Ergometrin akan bekerja selama 5-7 menit dan menyebabkan
kontraksi uterus.
i. Pasang infuse menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500
cc ringer laktat + 20 umit oksitosin.
j. Ulangi kompresi bimanual internal
KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin akan
membantu uterus berkontraksi.
k. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI
Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh
terbuka dinding uterus dan merangsang myometrium untuk
berkontraksi.
l. Lanjutkan infus eringer laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 ml
larutan dengan laju 500 ml/jam hingga tiba di tempat
rujukan. Ringer laktat akan membantu memulihkan volume cairan
yang hilang selama peredarahan. (APN 2009).
http://askep-askeb.
41
3.5 Kanker Serviks
3.5.1 Pengertian Kanker Serviks
Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter
dalam memberikan penanganan yang tepat. Jenis kanker serviks terbagi dua,
yaitu:
a. Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang
paling sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang
melapisi bagian luar leher rahim.
b. Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada
saluran leher rahim.
.
42
Bedah
Beberapa metode bedah dapat menangani kanker serviks, terutama pada stadium
awal. Di antaranya adalah:
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
DATA SUBJEKTIF ( O )
1. Biodata
Nama : Ny.”S” Nama suami : Tn.”S”
Umur : 34 tahun Umur : 36Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Wiraswsta
Alamat : Tasik Malaya
2. Alasan Datang
Tanggal 09 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB Os Masuk Rumah Sakit,mengaku hamil 2
bulan anak ke-3 Ibu mengeluh keluar darah pervaginam sejak sore kemarin, darah
bergumpal-gumpal. Ganti pembalut ± 6 kali atau ganti kain ± 4 kali sehari.
44
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Warna : Merah Kehitaman
Siklus : 28 hari
Jumlah : 2x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Dismenorhoe : (-)
b. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x dengan suami sekarang
Lamanya : 25 tahun
Umur waktu kawin : 12 tahun
45
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 11- 07- 2018
Tablet FE :-
TP : 18-05-2019
ANC : 1x Kebidan
f. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
Jenis kontrasepsi yang terakhir digunakan : Suntik 3bulan
Lama menjadi akseptor KB : 12 tahun(pil), 2 tahun (suntik)
Alasan berhenti : Ibu tahu ia hamil
g. Data Kesehatan
46
Keturunan ( hipertensi, DM, jantung ) : tidak ada
Pagi : 1 piring nasi+1 butir telur Pagi: 1/5 piring nasi + dan air teh hangat
47
j. Pola Eliminasi
Sebelum hamil Selama hamil
- BAB - BAB
Frekuensi : 2x /hari Frekuensi : 2 x /hari
Warna : kuning Warna : kuning
Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek
Penyulit : tidak ada Penyulit : tidak ada
- BAK - BAK
Frekuensi : 2x / hari Frekuensi : 3x / hari
Warna : kuning Warna : kuning
Penyulit : tidak ada Penyulit : tidak ada
k. Personal Hygiene
Sebelum hamil Selama hamil
l. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : senang
Pengambil keputusan dalam keluarga : musyawarah
Adat / kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
Rencana tempat bersalin : rumah sakit
48
DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg R : 23x/menit
N : 82x/menit T : 37,40C
Tinggi Badan : 160 cm
BB sekarang : 40 kg
IMT : (BB sebelum hamil : 38 kg)
Pertambahan BB : 2 kg
b. Pemeriksaan Kebidanan
1. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih dan tidak rontok
Hidung : Tidak ada polip
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Tidak ada caries
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
b. Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Pembengkakan kelenjar lymfe : Tidak ada pembengkakan
c. Dada
Mammae : Simetris
Areola mammae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrums : (-)
49
d. Abdomen
Pembesaran : Simetris
Striae livide : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Luka bekas operasi :Tidak Ada
e. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada oedema
Bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varises
f. Palpasi
Tinggi Fundus Uteri : tidak teraba
Nyeri tekan :(-)
Perkusi : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 9,6 gr %
Gol darah :B
b. Urine
PT :+
Protein : tidak dilakukan
c. USG : terlihat adanya sisa janin dalam cavum
uteri.
ANALISA DATA ( A )
Diagnosa : Abortus inkomplet
Masalah : Ibu merasa nyeri dan sakit pada daerah
bawah perut Keluar gumpalan darah
seperti jengger ayam.
50
PENATALAKSANAAN ( P )
1. Informed consent
2. Observasi tanda vital ibu
3. Observasi perdarahan
4. Pemasangan Infus RL Gtt xx x/m
5. Persiapan pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan semangat dan keyakinan kepada ibu bahwa akan di laksanakan
kuretase berjalan lancar.
7. Persiapan kuretase dari pihak pasien, dokter, alat, dan tempat.
8. Memberi tahu ibu bahwa ibu harus puasa sebelum dan sesudah kuretase
9. Memberi tahu ibu tentang tindakan kuretase
10. Observasi keaadaan umum tanda-tanda vital dan pendarahan.
51
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI
DENGAN GEMELLI TERHADAP Ny. A
DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
NO. RM : 0001710591
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2018
Jam : 07.00 WIB
Tempat Pengkajian : RUANG BERSALIN RSUP HASAN SADIKIN
Nama Pengkaji : Bunga Suci P
SUBYEKTIF (S)
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. E
Umur : 27th 30th
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Wiraswasta
Alamat : Jalan Madesa 3/10Bojongloa Kaler Kopo, Kodya Bandung
a. Data Biologis
1. Keluhan utama : Ibu hamil G1P0A0 hamil cukup bulan merasakan perut mulas-
mulas menjalar sampai pinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air-air
sejak tanggal 10 September 2018 pukul 22.00 WIB
2. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir Ibu mengatakan masih merasakan gerakan
janin, gerakan aktif sebanyak 22 kali dalam 24 jam.
3. Makan dan minum terakhir Ibu makan terakhir tanggal 10 September 2018 pukul
20.00 WIB. Ibu sering minum dan minum terakhir 2 gelas air putih.
52
4. Eliminasi
BAB terakhir 1× pada 10 September 2018 pukul 18.00 WIB
BAK terakhir 1× pada 10 September 2018 pukul 21.30 WIB
5. Istirahat Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam, tidur siang 2 jam sehari.
6. Psikologis Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya.
OBJEKTIF ( O )
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg
RR : 20 ×/menit
Suhu : 36,5 ºC
Nadi : 79×/menit
d. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak mudah dicabut, warna hitam dan tidak ada
ketombe
Muka : Bersih, tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Sklera putih, kanan dan kiri simetris, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : Bersih, tidak ada caries, ada gigi yang berlubang
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
Mamae : Simetris, hiperpigmentasi aerola mamae, tidak ada benjolan yang
abnormal, colostrum sudah keluar
Perut : Pembesaran perut melebihi usia kehamilan biasa, teraba 3 bagian
besar, dan terdapat striae gravidarum punggung dan pinggang
: Simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema, dan berfungsi dengan
baik
Genetalia : Pada vulva dan vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak
luka cedera dan peradangan pada perineum.
53
Ekstremitas
Atas : Simetris, keadaannya bersih, tidak ada cacat dan berfungsi
dengan baik.
Bawah : Simetris, keadaannya bersih, tidak terdapat oedema dan
berfungsi dengan baik.
e. Palpasi
a. Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus teraba 2 bagian yang lunak,
tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong.
b. Leopold II : Pada perut bagian kiri dan kanan teraba lebar dan memberikan
rintangan yang besar berarti punggung.
c. Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2 balotemen, bulat, dan keras
yang berarti kepala.
d. Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP.
MC. Donald : 38 cm (pada pemeriksaan leopold I)
TBJ : (TFU-11) × 155 : (38-11) × 155 : 4.185 gram
f. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat, puctum maximum di bawah
pusat sebelah kiri dan kanan, pada janin pertama DJJ terdengar 136 ×/menit di
sebelah kiri dan pada janin kedua DJJ 126 ×/menit di sebelah kanan.
g. Perkusi Reflek patela ada (+)
h. Pemeriksaan dalam pada pukul 22.00 WIB
a. Vulva : tidak ada oedema, tidak ada varises
b. Introitus vagina : teraba rugea, tidak terdapat benjolan
c. Portio : lunak
d. Serviks : tebal, pembukaan 2 cm
e. Ketuban : utuh
f. Presentasi : kepala, UUK kiri depan
g. Penurunan : Hodge I (+), 4/5
h. Perineum : elastis / tidak kaku
i. His : ada
54
j. Frekuensi : 2×10 menit
k. Lamanya : < 20 detik.
i. Pemeriksaan penunjang Pada USG tampak 2 janin dan dua jantung yang
berdenyutS
ANALISA
1. Diagnosa : Ibu G4P3A0 hamil aterm, janin kembar, hidup, intrauterin,
memanjang, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
Dasar : Ibu mengatakan hamil anak pertama
a. Leopold I : TFU 3 jari bawah px, teraba 3 bagian besar, pada fundus
teraba bokong.
b. Leopold II : Bagian kiri dan kanan teraba penuh dan datar yang berarti
punggung.
c. Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2 balotemen yaitu kepala.
d. Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk PAP
e. DJJ ada, terdengar di 2 tempat puctum maximum di bawah pusat sebelah kiri dan
kanan, dengan fekuensi 140 ×/menit pada janin pertama dan 144 ×/menit pada janin
kedua.
f. Pemeriksaan dalam : pembukaan 4 cm, ketuban : utuh, penurunan kepala : hodge I
Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
a. Beritahukan keadaan umum ibu TD : 110/80 mmHg, pols : 79 ×/menit, RR : 22 ×/menit
Temp : 37,5 ºC, keadaan umum ibu baik.
b. Beritahukan hasil PD : pembukaan serviks 4 cm, penurun kepala 4/5, ketuban : utuh (+),
molase : tidak ada.
2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu
Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat dan dukungan pada ibu.
3. Lakukan pengawasan kala I dengan partograf
Catat setiap hasil pemeriksaan dan asuhan pada partograf
4. Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan
a. Siapkan ruang bersalin yang sejuk, nyaman dan bersih
55
b. Siapkan alat pertolongan persalinan : Partus set, heating, dll dalam kondisi steril.
5. Siapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir
a. Siapkan alat resusitasi dalam kondisi steril
b. Siapkan peralatan bayi : pakaian bayi, bedong, kaos kaki, dan sarung tangan bayi
6. Penuhi kebutuhan fisik ibu
a. Berikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar
b. Berikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif
a. Ajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut
b. Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang yang akan BAB keras.
56
6. Penurunan bagian terendah di Hodge IV 1/5 g. Tanda vital TD : 110/80 mmHg Pols
: 79 ×/menit RR : 22 ×/menit Temp : 37,5 ºC
ANALISA (A)
1. Diagnosa Ibu G4P3A0 hamil aterm, janin kembar, hidup, presentasi kepala, letak
memanjang, intrauterin, inpartu kala II fase aktif.
Dasar : Kontraksi uterus 4× dalam 10 menit, lama ³ 40 detik Pembukaan lengkap 10 cm
Portio tidak teraba, perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang Pengeluaran
cairan dari vagina berupa blood slym semakin banyak DJJ terdengar 146 ×/menit pada
janin I dan 140 ×/menit pada janin II Ibu mengatakan merasa ingin BAB dan meneran.
2. Masalah Ibu cemas menghadapi persalinan.
Dasar : Ibu memasuki kala II persalinan
3. Kebutuhan
a. Dukungan psikologis
b. Ajarkan ibu teknik mengedan yang benar
c. Menjaga kandung kemih tetap kosong
d. Melakukan pertolongan persalinan normal.
PENATALAKSANAAN (P)
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
a. Beritahu ibu bahwa kondisinya dan janinnya baik
b. Beritahukan keadaan, TD : 110/80 mmHg, pols : 79 ×/menit, RR : 22 ×/menit, temp :
37,5 ºC.
c. Beritahukan hasil PD : pembukaan serviks 10 cm, penurunan kepala : 1/5, molase :
tidak ada.
2. Pimpin ibu untuk meneran
a. Anjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda
b. Ajarkan pada ibu teknik mengedan yang benar, seperti ingin BAB yang keras dan
kepala melihat ke fundus
c. Anjurkan ibu istirahat saat tidak ada his.
3. Beritahu ibu untuk bernafas yang baik selama persalinan
57
a. Anjurkan ibu untuk bernafas dengan teknik dog breathing
b. Saat His hilang, anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam-dalam dari hidung dan
keluarkan melalui mulut
c. Berikan minum diantara His
4. Siapkan pertolongan pesalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik
a. Gunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu dan mendampingi ibu pada
proses persalinan.
5. Lakukan pertolongan persalinan normal
a. Tetap pimpin ibu meneran
b. Lakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal. Pada anastesi lokal larutan .
Pada anastesi lokal larutan yang digunakan adalah lidokain. Hisap 10 ml larutan
lidokain 1% tanpa epinefrin. Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian
lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisiologis atau aquabides (1:1).
c. Ketika kepala crowning, letakkan tangan kiri pada kepala bayi agar tidak defleksi
maksimal, tangan kanan mensuport perineum
d. Ketika kepala lahir seluruhnya, lap wajah bayi dengan kassa steril
e. Periksa adakah lilitan
f. Menunggu adanya putaran paksi luar
g. Letakkan tangan secara biparietal lalu tarik hati-hati ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang
h. Kemudian menyusul bagian-bagian bayi yang lainnya (Perhatian: oksitosin atau
sintometrin tidak boleh diberikan pada tahap ini, sebab kala dua persalinan belum
lengkap, bayi kedua akan menyusul).
i. Pemeriksaan vagina dilakukan untuk menentukan tinggi bagian terendah.
j. Ketika kontraksi uterus kembali pimpin ibu untuk mengedan
k. Selang waktu lima menit setelah kelahiran anak pertama lalu kembar kedua
dilahirkan dengan tindakan yang sama seperti bayi pertama.
l. Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya.
6. Lakukan tindakan pada bayi baru lahir
58
a. Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, klem tali pusat dan potong
b. Lakukan antropometri
c. Pertahankan suhu tubuh
d. Berikan bayi pada ibu agar segera disusui.
7. Kedua bayi lahir spontan pervaginam, pada tanggal 12 Oktober 2018
a. Bayi pertama pukul 23.05 WIB, hidup, jenis kelamin laki-laki, BB : 2600 gram, PB :
50 cm
b. Bayi kedua pukul 23.10 WIB, hidup, jenis kelamin perempuan, BB : 2800 gram, PB :
47 cm
OBJEKTIF (O)
1. Kedua bayi lahir spontan pervaginam, bayi pertama pukul 23.05 WIB dan bayi kedua
pukul 23.10 WIB
2. Ibu tampak senang dan bahagia
3. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg Temp : 37,8 ºC RR : 22 ×/menit Pols : 79 ×/menit
4. Plasenta belum lahir
5. Pada palpasi didapat uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat
6. Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat episiotomi
ANALISA (A)
Diagnosa Ibu P4A0 partus spontan pervaginam partu kala III
Dasar :
1. Bayi pertama laki-laki lahir spontan pervaginam pukul 23.05 WIB
2. Bayi kedua laki-laki lahir spontan pervaginam pukul 23.10 WIB
3. Plasenta belum lahir.
Kebutuhan : Melakukan manajemen aktif kala III
59
PENATALAKSANAAN (P)
1. Jelaskan keadaan ibu Beritahu hasil pemeriksaan, TD : 110/80 mmHg, RR : 22 ×/menit,
temp : 37,8 ºC, pols : 80 ×/menit, keadaan umum ibu baik.
2. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Pemeriksaan fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong dan
kontraksi uterus baik.
b. Beritahu ibu bahwa akan disuntik 10 U IM pada 1/3 paha bagian luar.
c. Lakukan penegangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi.
d. Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta: semburan darah tiba-tiba, tali pusat
memanjang.
e. Lahirkan plasenta.
f. Periksa kelengkapan plasenta dan tangan kiri melakukan massase dengzn 4 jari
palmer secara sirkuler selama 15 detik.
g. Ajarkan ibu untuk membantu melakukan massase dan beritahu ibu uterus yang
berkontraksi baik.
3. Plasenta lahir spontan pukul 23.30 WIB, periksa kelengkapan plasenta
a. Katiledon dan selaput : utuh
b. Panjang tali pusat : 50 cm
c. Diameter plasenta : 17 cm
d. Berat plasenta : 500 gr
e. Tebal plasenta : 3 cm
f. Insersi : marginal
4. Jaga personal hygiene
a. Terdapat robekan yang mengenai selaput lendir vagina dan otot perineum
transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani disebut luka episiotomi tingkat II.
b. Berikan anastesi lokal : 10 ml lidokain 1%
c. Lakukan heating jelujur dan jelujur subkutikuler 1 cm di atas luka.
60
Kala IV, pukul 23.45 WIB
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran kedua bayinya
2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas
3. Ibu merasa lega karena plasenta sudah lahir
OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis TD : 110/80
mmHg Pols : 80 ×/menit RR : 22 ×/menit Temp. : 36,8 ºC
2. TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
3. Jumlah perdarahan ± 200 cc, konsistensi berupa darah segar cair
4. Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 23.30 WIB
ANALISA (A)
Diagnosa Ibu P3A0 partus spontan, inpartu kala IV
Dasar :
1. Ibu melahirkan anak pertama, janin kembar
2. Ibu partus spontan pervaginam bayi pertama pukul 23.05 WIB, dan bayi kedua
pukul 23.10 WIB
3. Plasenta lahir lengkap pukul 23.30 WIB
4. TFU 1 jari di bawah pusat
Kebutuhan :
1. Observasi keadaan ibu : keadaan umum, perdarahan, involusi uterus, dan vital sign
2. Heacting perineum dengan heating jelujur dan jelujur subkutikuler
3. Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
61
PENATALAKSANAAN (P)
1. Observasi keadaan ibu
a. Pantau terus keadaan ibu selama 2 jam post partum
b. Pastikan darah yang keluar berasal hanya dari luka episiotomi.
c. Lakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam post partum dan setiap
30 menit pada jam kedua.
d. Periksa tanda vital : TD: 120/80 mmHg, RR: 21 ×/menit, pols: 83 ×/menit, temp:
37 ºC, keadaan umum ibu baik.
e. Periksa fundus: TFU: 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus: baik
f. Periksa perdarahan, jumlah darah yang keluar ± 200 cc
g. Periksa kandung kemih, bila penuh, rangsang untuk berkemih.
4. Ajarkan ibu dan keluarga cara pemenuhan kebutuhan fisik dan fisiologis
a. Anjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu
b. Anjurkan ibu untuk istirahat dan merelaksasikan pikiran
c. Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan semangat pada ibu.
62
d. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya BBL : panas tinggi, kejang, biru, susah untuk
bernafas dan bila ditemukan segera bawa ke bidan.
63
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADAIBU NIFAS
TERHADAPNY.D DENGAN ATONIA UTERI
DI RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG
No RM : 0001711537
Tanggal Pengkajian : 14 Oktoberr 2018
Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang VK RSUP DR.HASAN SADIKIN
Pengkaji : Bunga Suci P
SUBJEKTIF (S)
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. D
Umur : 26 th 30 th
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : KP Sukajadi RT 01 RW 12,Panyokolan,Ciwidey,Kabupaten
Bandung
ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu post partum hari ke-1 dengan kontraksi uterus buruk dan perdarahan banyak.
2. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : spontan pervginam
b. Tanggal lahir : 14 Oktober 2018
64
c. Jam Lahir : 10.00 WIB
d. Jenis kelamin : laki-laki
e. BB/PB : 3000gr/50cm
f. Ketuban pecah : amniotomi
g. Lama persalinan
Kala I : 9 jam
Kala II :-
Kala III :-
Kala IV :
Total :
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 130/90 mmHg Respirasi : 20x/menit
Nadi : 88x/menit Suhu : 36,50C
65
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Terlihat Simetris, warna rambut hitam dan
bersih
b. Wajah : Tidak ada oedema
c. Mata : Terlihat konjungtiva An.Anemi, sklera
An.Ikterik,penglihatanbaik.
d. Hidung : Tidak ada polip,tidak ada sekret
e. Telinga : Terlihat bentuk normal, simetris, tidak ada
secret keluar,telinga cukup bersih dan
pendengaran baik
f. Mulut : Bibir merah muda,lidah bersih,tidak ada caries
gigi,gusi berwarna merah muda
g. Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar thyroid dan
kelenjar limfe serta tidak ada bendungan vena
jugularis
h. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada
wheezing dan ronchi serta bunyi jantung
normal.
i. Payudara : Simetris,pembesaran normal,putting susu
menonjol,hiperpigmentasi
j. Abdomen : TFU sepusat,kontraksi uterus buruk,konsistensi
bulat lembek
k. Genitalia : Tidak ada luka perineum,pengeluaran vagina
Lochea Rubra
l. Ekstremitas Atas : Kuku berwarna meah muda,jari-jari lengkap,
Pergerakan aktif,tidak ada oedema.
m. Ektremitas Bawah : Tidak ada oedema,simetris kanan-kiri
n. Punggung dan pinggang : Posisi punggung normal dan tidak ada nyeri
ketuk pinggang
66
C. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 11,9 u/dl
Hematokrit : 36,5%
Leukosit : 11.020/ul
Trombosit : 250.000/ul
Protein urin : negative
PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan pada Ibu dan keluarga tentang keadaan Ibu saat ini yaitu mengalami
atonia uteri sehingga Ibu mengalami perdarahan (Ibu mengerti keadaan nya
sekarang)
2. Melakukan pemasangan infus RL 20 tetes/menit (infus telah dipasang)
3. Menjelaskan pada Ibu tentang penting nya pemenuhan nutrisi bagi ibu nifas seperti
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein,mineral,vitamin.
4. Menjelaskan dan menganjurkan Ibu untuk minum liter setiap hari (8-12 gelas setiap
hari) untuk mencegah dehidrasi.
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian cefadroxil 2x500mg dan asam
mefenamat 3x500mg PO.
6. Mendokumentasikan Asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
67
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By.Ny.C DENGAR BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI RUANG VK ANTURIUM RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG
No. Register :
Tanggal MRS : 17 Oktober 2018
Tanggal Partus : 18 Oktober 2018, jam 12.40 WIB
Tanggal pengkajian : 18 Oktober, jam 17.20 WIB
Nama pengkaji : Bunga Suci P
SUBJEKTIF ( S )
Identitas Bayi
Nama : By. Ny.C
Tanggal lahir / jam : 18 Oktober 2018 / 09.30 WIB
Anak ke : I (Pertama)
Jenis kelamin : Laki-laki
Identitas ibu / ayah
Nama : Ny.N / Tn.A
Umur : 19 thn / 24 thn.
Suku : Sunda / Sunda
Pendidikan : SMA
Nikah lamanya : 2 tahun
Pekerjaan : IRT /
Alamat : bojong kalong RT09 RW10 Rancekek linggar Bandung
Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan HPHT 21-01-2018.
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 28-10-2018.
Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilan di BPS .
68
Riwayat penyakit kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre eklamsia : Tidak ada
c. Eklamsia : Tidak ada
d. Penyakit kelamin : Tidak ada
e. Lain – lain : Tidak ada
69
OBJEKTIF (O)
1.Bayi lahir tidak langsung menangis.
2.Respon terhadap rangsangan baik.
3.Tanda-tanda vital :
Suhu : 34,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m
BBL : 2000 gram
PBL : 48 cm
AS : 8/10
Pemeriksaan fisik
2. Inspeksi
a) Kepala : Kepala lebih besar dari badan, ubun-ubun dan sutura
lebar, tidak ada caput, tidak ada maulage, tidak ada
benjolan yang abnormal.
b) Muka : Berwarna merah muda, simetris, tidak sianosis.
c) Mata : pupil (+) terhadap reflek cahaya, sklera tidak ikterus.
d) Telinga : Elastisitas daun Teinga masih kurang, tidak ada serumen,
bersih.
e) Mulut : Tidak terdapat palato labio sceolisis, bersih.
f) Hidun : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, bersih.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h) Dada&kulit : Bentuk dada silindis, kulit tipis, lemak dan subkutan
kurang, lanugo banyak, simetris.
i) Tali pusat : Tidak ada perdarahan, tali pusat baik, bersih.
j) Punggung : Tidak lordosis (normal).
k) Ekstremitas : Simetris tapi pergerakan agak lemah, sendi lutut dan kaki
fleksi.
l) Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum, tidak ada kelainan
m) Anus : Tidak terdapat atresia Ani, bersih
70
3. Reflek
a) Reflek Moro : Positif
b) Reflek Rooting : Negatif
c) Reflek Graphs : Positif
d) Reflek sucking : Positif
e) Reflek Tonic Neck : Negatif
4. Antropometri
a) Lingkar kepala : 30 cm
b) Lingkar Dada : 28cm
c) Lingkar lengan atas : 6 cm
5. Eliminasi
a) Miksi : sudah berwarna: kuning jernih, puku 09.25 , 1 kali
b) Meconium : sudah berwarna: hijau kehitaman, pukul 09.25 , 1 kali
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : Tidak dilakukan
b. Urine : Tidak dilakukan
7. Reflek
1). Reflek moro (terkejut) : Ada dan lemah
ketikan anda menyetuh pinggir mulut bayi anda bayi akan megikuti arah
sentuhan tersebut sambil membuka
2). Reflek sucking (hisap) : Ada, lemah
Ketika bagian atas langit-langit mulut bayi disentuh bayi akan mulai
menghisap
3). Reflek rooting (menoleh) : Ada, lemah
Ketika bayi anda terkejut karena mendengar suara yang berbisik atau gerakan
4). Reflek swallowing (menelan) : Ada, lemah
Gerakan menelan benda-benda yang di dekatkan ke mulut
71
6).Reflek grasping (menggenggam) : Ada, baik
Reflek gerakan jari-jari tangan menggegam benda-benda yang di sentuhkan
bayi
7). Reflek babinsky (gerak kaki) : Ada, lemah
Pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki di
usap
ANALISA ( A )
Diagnosa / masalah aktual : Bayi berat lahir rendah (BBLR).
Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.
PENATALAKSANAAN ( P )
Tanggal 18-10-2018
1. Membersihkan jalan napas.
Terdapat lendir pada hidung.
2. Merawat tali pusat.
Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering.
Bayi terbungkus dan bayi dilakukan pemantaun inkubator.
4. Memonitor tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m
5. Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.
7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
8. Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im. Tidak terjadi perdarahan otak.
72
ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP NY. R DENGAN KANKER SERVIKS
DI RUANG ALAMANDA B RS HASAN SADIKIN BANDUNG
SUBJEKTIF
Identitas
Nama : Ny. R
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Identitas keluarga
Usia : 51 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
73
1. KeluhanUtama : sakikt perut
3. RiwayatMenstruasi :
Menarche : 15 tahun
Siklus : ±28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Keluhan saat haid : nyeri perut
4. Ibu P5 A0
5. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : Ibu Mengatakan tidak memiliki riwayat infertilitas
Massa : Ibu mengatakan tidak ada massa/pembengkakan pada
tubuh
Penyakit : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit reproduksi sebelumnya
Operasi : Ibu mengatakan tidak pernah di operasi
6. Riwayatkontrasepsi
Kontrasepsi yang dipakai : kondom dan KB suntik 1 bulan
Lama pemakaian : KB suntik 1 tahun
Keluahan selama pemakaian : flek hitam diwajah
74
9. Pola Nutrisi:
Waktu makan terakhir : Ibu mengatakan makan terakhir pukul 19.00 WIB
Frekuensi : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis Makanan : Ibu mengatakan jenis makana yang dimakan nasi, lauk
sayur, buah
Waktu minum terakhir : Ibu mengatakan terakhir minum pukul 21.00 WIB
Frekuensi : Ibu mengatakan minum 8-10 gelas sehari
Jenis Minuman : Ibu mengatakan jenis minuman yang diminum air putih,
teh dan kopi
Pantangan Makan/Alergi : Ibu mengatakan tidak memiliki alergi
BAB
Frekuensi : Ibu mengatakan BAB 1x sehari
Konsistensi : Ibu mengatakan fesesnya berwarna kuning kecokelatan
Masalah : tidak ada
75
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 22x/menit
2. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : Rambut : Warna rambut hitam, kulit kepala bersih
Wajah : tidak pucat dan tidak oedema
Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva pucat
Hidung : tidak ada secret dan polip
Telinga : tidak ada pengeluaran
Mulut : lembab, kemerahan, pada gigi tidak ada
caries
2. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar limfe
3. Dada : Inspeksi : simetris
Auskultasi : tidak terdengar wheezing dan ronchi
4. Abdomen : Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : nyeri tekan positif di perut bawah
5. Punggung dan pinggang : normal
6. Genetalia : Pemeriksaan inspekulo : tidak dilakukan
76
3. PemeriksaanPenunjang :
dilalakukan USG atas advise dokter dengan hasil kistoma ovary permagna 13X 9 cm,
uterus normal
Objektif
Pemeriksaan genetalia : mukosa kulit normal, tidak ada lesi dan luka parut
KU : Baik
TTV : TD:130/80 MmHg S: 36,5ºC R: 23x/mnt N: 80x/mnt
BB : 69 kg Tb:159cm
dilalakukan USG atas advise dokter dengan hasil kistoma ovary permagna 13X 9 cm, uterus
normal
Analisa
77
Penatalaksanaan
Memberitahu ibu akan dilakukan operasi tgl 9/9/2017 pada jam 10 pagi
Meminta ibu untuk puasa 6 jam dimulai jam 4 pagi besok
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk:
78
BAB V
PEMBAHASAN
Asuhan patologi kebidanan pada ibu hamil trimester III, terhadap Ny. S
usia 25 tahun dengan P2A2 hamil 28-29 minggu. Datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak kemarin.
Pada hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu didiagnosa oleh dokter yaitu
kehamilan dengan plasenta prevsia dengan di usg, maka ibu dianjurkan untuk
``beristirahat total atau tiram baring dan menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak
dapat melaksanakan persalinan normal tetapi secara seksio sesarea karena
plasenta yang menutupi jalan lahir.
79
BB/PB : 2345 gr/ 48 cm
Dari hasil pemeriksaan bayi baru lahir dengan berat badan rendah, bayi Ny. L
dalam keadaan kurang baik karena berat badan bayi kurang dan menangis
merintih serta tonus otot lemah.
80
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
82