A. 06c. DayaGerakKpl DCIII 18new
A. 06c. DayaGerakKpl DCIII 18new
Penyusun:
MM. Eko Prayitno
NIP. 195612201984031001
Penyusun:
MM. Eko Prayitno
NIP.195612201984031001
Catatan :
(MM.Eko Prayitno )
FORM PROGRES PENYUSUNAN MODUL AJAR
NIP 195612201984031001
I Pendahuluan
KATA PENGANTAR
Modul Daya Penggerak Kapal pada program studi teknik perencanaan dan
mata kuliah.
Bobot mata kuliah daya penggerak kapal yaitu : 1 sks atau 2 jam/minggu
tatap muka.
dan latihan-latihan. Perangkat /alat bantu pembelajaran LCD , Computer dan alat tulis.
Supaya proses belajar mengajar mudah dilaksanakan diharapkan tiap mahasiswa telah
memegang modul.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon
kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini.
Demikian kata pengantar kami, dan tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih
semua pihak yang telah membantu tersusunya modul tahanan dan propulsi kapal.
Penyusun
Surabaya, 2016
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR SIMBUL..........................................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar belakang................................................................................................1
1.2. Kopetensi.........................................................................................................1
1.3. Gambaran umum materi...............................................................................1
1.4. Bobot/waktu....................................................................................................1
1.5. Prasarat untuk mencapai kopetensi..............................................................2
DAFTAR GAMBAR
hal
DAFTAR TABEL
V
DATAR SIMBUL
VI
I. PENDAHULUAN
1.2. Kopetensi
Mahasiswa mengetahui/memahami macam-macam hambatan (tahanan), mampu
menghitung hambatan, daya penggerak kapal, memilih motor penggerak
dan menentukan tipe propulsi yang tepat .
2
3
Dimana :
EHP : satuan bisaHP atauKW atau PK
R : Tahanan/hambatan (risistance) kapal( ton;kg;lb;N)
Vs : Kecepatan kapal (kn ; ft/sec ; m/dt)
PC (Propulsion Coefficient) : E H P/D H P atau
PC = ηp*ηH*ηrr : 0.50 – 0,80
T H P (Thrust Horse Power) :
Daya dorong propeler besarnya : T * Va
Atau :
T H P : T * Va .......………………………………2)
Dimana :
T : Gaya dorong (ton ; kg ; Lb ; N )
Va : Addvance speed (kn ; ft/sec ; m/dt)
ηH(Hull Efficiensi ) : E H P/T H P
Bila ditinjau dari segi perencanaan, bahwa kapal yang baik
adalah harga ηH>1,
lihat gambar dibawah ini:
Gb. 2.2.a. Bentuk garis air lambung kapal yang baik untuk harga ηH>1
6
Gb. 2.2.b. Bentuk garis air lambung kapal yang kurang baik untuk harga ηH<1
Contoh-contoh pertanyaan :
1. Gambarkan sketsa system dan sebutkan komponen/peralatan-peralatan pada
system penggerak kapal !
2. Jelaskan fungsi beberapa komponen/peralatan-peralatan pada system penggerak
kapal!
3. Apa yang dimaksud motor dan berikan contoh beberapa motor penghasil daya!
4. Apa yang dimaksud dengan : BHP ; SHP ; DHP ; EHP dan THP !
5. Sebuah kapal dengan daya 2000hp, bila ηgear : 1% dan ηshaft : 2%, tentukan
berapa SHP dan DHP !
6. Dari Gb. 2a – Gb. 2b , Jelaskan apa yang mempengaruhi nilai ηH(hull Efficiesi)
terhadap desain kapal!
Daftar pustaka :
1. Barras C. B. “ Ship Design And Performance For Master and Mates “, Esevier
Butterworth – Heinemann Burlington, MA 01803, First Published 2004.
2. Malland Anthony F. , Cs, “ Ship Resistance And Propulsion “, Cambridge
University Press 2011.
7
LEMBAR KERJA :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
8
II. PECOBAAN MODEL KAPAL
2.1. Tangki Percobaan.
III. TAHANAN ATAU HAMBATAN PERGERAKAN KAPAL
R = ξ . 0.5.ρ .S . V²
Dimana :
ξ = Koefisien tahanan hidrodinamuka kapal
S = Luas permukaan basah
V = Kecepatan kapal
Koefisien tahanan kapal berdasarkan adalah fungsi angka Renold (Re) dan
Angka Froude (Fn).
Dimana :
Re = (V . L) / υ dan Fn = V/ Ѵ(g.L)
υ = viskositas kinematis
L = Panjang kapal
g = grafitasi
Yang memegang peran penting pada tahanan kapal pada saat beralayar
adalah bentuk kapal itu sendiri, angka froude(Fn) dan kondisi pelayaran.
Rf = (γ . λ) /1000 . S . V^n..................................................................(lb)
Dimana :
γ : specifik weight air (kg/m^3)
λ : koefisien tahanan gesek
V: kecepatan (m/s)
n : angka exponen
S: Luas permukaan basah
Dimana :
L = panjang (ft)
S = Wetted surface area (ft^2)
V = Kecepatan (knot)
Harga (0,0087 + (0,053/8,8 +L) merupakan koefisien gesek Froude (f) pada
suhu 55 ̊ F ( suhu air tangki)
Rf = γ . λ . S . V^1,825
Dimana :
λ = λ . [1 + 0,0043 ( 15 ̊ - t)]
Contoh :
a. Koreksi perbedaan suhu,misal
1. Dari hasil percobaan model kapal dengan panjang : 4,9 m, diperoleh tahanan
total model (Rtm) : 19 N.
-ρ air kolam : 1000 kg/m³ ;
- kecepatan model Vs m : 15√(4,9/140) : 2,81 kn = 86,62 m/mnt = 1,44 m/dt.
- WSA m : 33000(4,9/140)² : 4,04 m²
- fm (air kolam ) : 0,50636
Rf = f x S x V^n
Dimana :
V = Kecepatan (m/s)
L = Panjang (m)
Dimana:
Sm = WSA(ft³)
Dimana :
Schoenherr menambahkan( 0,4 . 10̄³) faktor kekasaran carena.
Sk = WSA (ft²)
Dimana :
L : panjang kapal
B : lebar kapal
T : sarat kapal
Cb: koefisien blok
Contoh methode Schoenherr
(Dari data kapal diatas):
1. Rn =(Vs . L) / ν
Untuk ν : 1,139 *10^-6 m²/s........(air tawar) , maka Rn m =6,195 . 10^6
Untuk ν : 1,188 *10^-6 m²/s.......(air laut ) , Rn k = 9,09 . 10^6
5. Cw k = Cw m = 0,001364
6. Cf k = 0,001553
7. CA = 0,004
--------------- +
8. Ct k = 0,006917
Tahanan udara terjadi pada badan kapal yang berada diatas permukaan air.
Dimana :
Dimana :
γ= ρ . g = 1,025 t/m³
Pe = F . Vs ............................................................................................KW
Pd = Pe / η.............................................................................................KW
P = Pd . ηshaft
Dimana :
η= ηp . ηh . ηrr
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN.
1. Data-data kapal :
Jenis atau tipe kapal.
LWL ; LBP ; B ; T ; H ; Vs ; Cb ; Cp ; Cm .
S app = T/100[(1+25(B/L)²]
5. S = S1 + S app
11. Cas . 10³ (koefisien daun kemudi) kalau ada lihat 5.5.26 dan koreksi
5.5.27.
contoh:
Route Nort atlantic , eastward, 15-20% in summer and winter respectively
Route nort atlantic Westward, 20-30%
PI = pm . L .A . N (KW)
Dimana :
pm = minimum effective pressure ,KN/m²
L = Panjang langkah piston ,m
A = Luas piston, m²
N = Jumlah working stroke per sec.
PB = 2 . Л .Q . N KW
Q = Brake torque (KN-m)
N = revolution per sec
2. Ducted Propeller
Propeller ducted terdiri 2(dua) komponen, yaitu:
1. Saluran berbentuk cicin (annular) yang mana potongan melintangnya berbentuk
aerofoil.
2. Propeller , dapat menggunakan tipe fixed blade atau cotrolable blade.
Fungsi saluran annular untuk mengurangi gaya-gaya tekanan aliran diburitan kapal,
disamping itu juga untuk meningkatkan efisien propeller dan melindung baling-baling
tehadap benda yang melayang/terapung.
Tipe propeller ini biasanya digunakan kapal yang beroperasi diperairan tenang ,
pesisir pantai dan mampu perputar 180 derajat, sehingga untuk manuver maupun
gerakan maju mundur cukup mengatur arah nozzle, tidak perlu lagi adanya daun
kemudi, tipe propeller disebut juga dengan nama Kort Nozzle.
Ada 4(empat) tipe Ducted .(lihat gb.)
a) Accerating duct.
b) Pull-push duct.
c) Hannan slatted duct.
d) Decerating duct.
d) Ducted Propeller
4. Overlapping propellers.
Sistem tipe propeller ini menggunakan sumbu poros dan sistem poros
yang terpisah. Dilapangan jarang digunakan walaupun kalau ditinjau
dari efisiensi lebih baik dibanding single screw.
Kelemahan tipe propulsi overlapping karena fibrasi lebih
besar dan cenderung terjadinya kavitasi pada baling-baling.
Overlapping propeller
5. Tandem propeller a shaft line of turbinia
7. Contra-rotating propellers
Tipe propeller ini mempunyai dua-coaxial propeller terpasang pada satu poros,
tersusun depan dan belakang dengan arah putaran berlawanan.
Kelebihan mampu memperkecil slip stream dan daya dorong yang sebesar 15%.
Tipe propeller penggunakannya lebih tepat untuk small outboard units yang
beroperasi pada putaran 1500 – 2000 rpm.
Penggunakan untuk kapal-kapal yang mempunyai poros propeller panjang secara
teknis akan mengalami kendala.
Gb.4.Contra-rotating propeller
8. Waterjet propulsion.
Ns = (N).Q^0,5/H^3/4
Ns =kecepatan specificpompa
N = rpm
H = Head
Q = Quantity
Jenis tipe ini dikenal juga dengan sebutan propeller poros vertikal yang
dilengkapi dengan satu set vertically maunted vanes, 6(enam) atau 8(delapan)
blade yang berputar pada sumbu vertikal.
Sistem ini mempunyai keutungan yang olah gerah kapal yang baik dan
dilengkapi sistem pengaman untuk melindungi sistem propulsor akibat benda
lain dan tidak perlu adanya kemudi.
Kelemahan desain sulit , perawatan mahal dan tenaga ahli jarang
Va = [1 - w] Vs
Vt : H . N /60
dimana :
1 kn : 1852 m/h : 0,5144 m/dt ( 1mil laut = 1,853 km = 1852 m )
N = put/min
Maka :
H = P = pitch ( ft,m)
Vt : ( H. N/60) / 0,5144 kn
Dimana :
PC : Propulsi Coeficient (ηp.ηrr.ηh)
Propulsion Eficiency
Relative-rotative ==> open water p t dan self p t
Hull eficiency
EHP : Daya motor untuk menarik beban sebesar R pada kecepatan Vs
EHP = R . Vs
DHP = SHP – SHP.(2 – 3)%
SHP = 2 . л . Q . n
Q = torque N.m atau t.m
N = rpm
PC = ( R . Vs )/ ( 2.л.Q.n)
ηp = THP/SHP
THP = T . Va
ηp = THP/SHP = (T.Va)/(2.л.Q.n)
Hull efficiency
ηh = EHP/THP = R . Vs / T.Va = T(1-t) .Vs/ T(1-w).Vs
ηh = (1-t) / (1-w)
Thrust deduction factor : D.W. Taylor
t ≈k.w single screw
t ≈w twins screw
k = 0,4 – 0,7 (tergantung tipe daun kemudi)
t = 1 – R/T==== R = (1 – t) T
Dimana :
T = thrust (N ; lb ; kg ; ton)
R = Total resistance (N ; lb ; kg ; ton)
Contoh :
R = [1 - t] T
Vt = (Ho . N)/30,866
12,17 . 30,866 = Ho . 100 ---Ho = 3,76 m
Ap/A0 = 0,70
Diagram velocity :
Vt=12,17 kn
I<------------------------------------------------------I
Vs = 12 kn Sa=0,17 kn
I<----------------------------------------I<--------I
Va= 8,52 kn Sr = 3,65 kn
I<----------------------I<--------------------------I
Wake speed=3,48 kn
I<---------------------I<------------I-------I
PERKEMBANGAN TEORI BALING-=BALING
Sr (real slip) = 0 atau Pitch (P) = 100% , teori ini lemah, tidak mungkin.
2. Teori momentum.
Teori ini menjelaskan bahwa daya dorong yang dihasilkan kerja baling-baling
adalah disebabkan adanya perbedaan momentum adanya arus yang berputar
mengelilingi daun baling-baling . Kelemahan teori ini adalah mengabaikan
bentuk baling-baling.
T = ρ . Va . Ca
Dimana :
ρ = density
Va = addvance speed
Ca = perbedaan kecepatan axial arus yang berputar.
Dimana :
Z = jumlah daun
dL = gaya angkat tegak lurus V
dD = gaya tahanan searah V
r = jari-jari
β = sudut aliran
Persamaan Kutta-Joukowski
dL = ρ . Va . Γ .dr
dimana :
dL = gaya angkat
Va = kecepatan fluida
Γ = kekuatan sirkulasi
dr = lebar elemen daun
PERCOBAAN MODEL BALING-BALING
J = Va / n . D
ηp = ( Kt . J ) / ( Kq . 2л )
Dampak kavitasi :
a. Turunnya efisiensi (rusaknya permukaan)
b. Fibrasi
c. Noise
d. Erosi
Macam-macam kavitasi :
a.Tip vortex cavitation
b.Sheet cavitation
c.Buble cavitation
d.Cloud cavitation
e.Hull vortex cavitation
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROPULSI
a. DATA-DATA KAPAL
3. PEMILIHAN MOTOR
a. Menghitung P(DHP)
b. Menghitung Va = (1 – w) Vs
c. Methode perencanaan propeler
Contoh Pembacaan Bp – δ diagram
2. CEK KAVITASI
Ϭ0.7R= (Po – Pv +ρ.g.h) / (0.5.ρ(Va² + 0,7. ᴫ. n. D²)
Atau dengan rumus :
Ϭ0.7R = (188,2 + 19,62 . h) / ( Va² + 4,836 . n² . D²)
Dimana :
Va = m/s
Po = Static pressure pada propeller = Patm + ρ.g.h........N/m²
Patm = Tekanan atmosfir = 101300 N/m²
Pv = Tekanan uap jenuh air lait pada suhu 15°C = 1646 N/m²
Ρ = density air laut = 1025 kg/m³
g = Grafitasi = 9,8 m/s²
h = Jarak sarat air dengan centre line sumbu prepeller = (T –( 0.6-0.7) T) + D/2
Setelah nilai Ϭ0,7R diperoleh, dibaca pada diagram Burrill, maka diperoleh
Nilai τc : .........!
Dimana :
T = Kt . ρ . n².D⁴ (N)
Atau :
T =(1 – t)R (N)
T =(Pd .ηo(eff).) / Va (N)
Va = addvance speed(m/s)
Syarat tidak kavitasi τ c perhitungan lebih kecil (<) dari τ c pembacaan diagram
Burrill.
MEMILIHAN PROPELLER
Ad. 1. DIAMETER
Ad.2. Effisiensi
Ad.3. Pitch
Terkait dengan effisiensi, diameter, luas daun ,pitch , getaran dan RPM
Fa/F besar , effisiensi buruk karena gesekan permukaan daun di air makin
baling-baling berputar.
- Getaran
- Effisiensi
- Kavitasi
- Sudut kemiringan (rake) :
Kapal cargo dan sejenisnya : (6 – 10)°
COASTER : 12°
KAPAL CEPAT : 0°
Ad. 8. Bentuk Bos
Effisiensi.
DESAIN BALING-BALING
Setelah menentukan tipe baling-baling yang digunakan, berikutnya adalah meng
hitung elemen daun menggunakan standart series yang digunakan, meliputi :
1.R (jari-jari) baling-baling = 0,5 diameter
2.L (panjang elemen)
3.Jarak posisi tebal maximum elemen daun dari centre line
4.Si (tebal elemen daun)
5.Radius of nose
6.Menghitung jarak pitch
Langkah-langkah menggambar
A. Menggambar Expanded
1.Menggambar centre line
2.Membagi panjang R/10 dari garis sumbu pusat
3.Menentukan panjang leading edge dari centre line ke kanan dan trailing edge
ke kiri.
4.Membuat garis lengkung dari pengukuran langkah no.3
5.Menetukan posisi tebal elemen daun maximum dari leading edge
6.Membagi jarak dari letak titik tebal maximum ke arah leading maupun
trailing.
7.Mengukur tebal elemen daun bagian back dan face
8.Membuat bentuk back dan face
B. Menggambar Projected
C. Menggambar Developed
D. Menggambar Side View