Suatu kewajiban bagi seorang mahasiswa mampu menulis artikel ilmiah,
tetapi sayangnya para mahasiswa banyak yang belum memahami bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang baik dan benar. Penulisan yang baik harus sesuai dengan etika penulisan dan penulisan yang benar harus sesuai dangan sistematika, teknik, dan bahasa penulisan (didin 2015). Kabanyakan mahasiswa banyak yang belum memahami cara penulisan yang baik sesuai etika penulisan, banyak dari mereka menulis karya orang lain dan mempublikasikannya tanpa mengutip, tentunya hal ini sudah melanggar etika penulisan yang biasanya disebut sebagai plagiasi. Mahasiswa memiliki kompetensi yang rendah dalam menulis kutipan terbukti dengan maraknya tindakan plagiasi dikalangan mahasiswa (didin 2015). Untuk itu mahasiswa harus berbekal pengetahuan dalam menulis artikel ilmiah, salah satu cara menghindari kasus plagiasi adalah mencari dan membaca sumber atau refrensi sebanyak-banyaknya, mengutip secara langsung ataupun tidak langsung, tujuannya menghargai pendapat atau opini orang lain. Selain itu kita harus benar-benar paham dan menguasai apa yang akan dibahas dalam artikel ilmiah supaya kita tidak banyak mengutip langsung karya orang lain. Seseorang dapat menghindari plagiasi jika memahami batas-batas plagiasi dan mahir dalam menulis artikel ilmiah (Nurhayati).“Cara mudah untuk menghindari tindak plagiasi adalah selalu mencantumkan dari mana penulis mendapatkan ide tentang tulisannya, selain itu penulis dapat melakukan alih bahasa atau prafase untuk menghindari banyaknya kutipan langsung (Utami D 2012). Plagiasi merupakan pelanggaran etika penulisan, tentunya ada dampak bagi orang yang melakukan plagiasi. Dampak bagi pelaku plagiasi akan memangkas kreativitasnya sehingga tidak berkembang sedangkan dampak bagi penulis merasa tidak dihargai sehingga tidak ada bedanya orang kreatif dan tidak kreatif (Ilham M 2010). Plagiasi banyak terjadi karena mahasiswa tidak mengetahui peraturan yang berkaitan dengan plagiasi dan kurangnya kesempatan praktik secara terbimbing dalam penulisan artikel ilmiah (Ari P 2015/2016). Maka perlu adanya sosialisasi tentang peraturan plagiasi supaya mahasiswa lebih paham tentang pentingnya menulis artikel ilmiah yang baik dan benar serta melakukan praktek bimbingan supaya mahasiswa terbiasa menulis artikel ilmiah. Kasus plagiasi setiap tahunnya banyak sekali ditemukan tetapi untungnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kasus plagiasi, contohnya dengan adanya sistem cek plagiasi guna mengetahui apakan artikel tersebut plagiat atau tidak. Akses terbuka terhadap konten lokal juga dapat meminimalisir plagiasi karna jika karya ilmiah penulis sudah terakses secara luas orang akan takut untuk menjiplak karya tersebut, jadi setiap usaha plagiasi yang dilakukan akan lebih cepat ditemukan dan dibuktikan (Vika A 2013).
Daftar Rujukan Dewi, U. (n.d.). JURNAL ILMIAH : MENGAPA DAN BAGAIMANA. Retrieved from http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/utami-dewi-mpp/jurnal- ilmiah-hima-ian.pdf
Nurhayati, A. A. (2009). BENTUK PLAGIARISME DALAM SKRIPSI
MAHASISWA. Nusa.
Purnawan, A. (2015). PENANAMAN PERILAKU ANTI-PLAGIASI DALAM
PERKULIAHAN WRITING FOR ACADEMIC ASSIGNMENTS. Widyartono, D. (2015, April). Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/320554079_MODEL_PEMBELAJ ARAN_MENULIS_KUTIPAN_BERBASIS_BLENDED_LEARNING