Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI

HITUNG PECAHAN DENGAN MEDIA VISUAL


13 Jan

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Metematika merupakan ilmu hitung yang berupa nominal. Struktur yang ada dalam
matematika sangatlah sistematis mulai dari metematika tingkat dasar (hitungan) sampai pada
matematika terapan atau aplikasi terhadap ilmu yang lain serta pengembangannya.
Penguasaan bilangan akan besar pengaruhnya dalam mempelajari matematika.

Dalam melaksanakan pengajaran matematika khususnya di sekolah dasar masih terdapat


kesulitan untuk materi bilangan terutama pokok bahasan pecahan. Kesulitan ini berawal dari
penguasaan konsep yang kurang atau tidak memahami tentang konsep pecahan secara
menyeluruh. Pemahaman konsep merupakan langkah awal yang diambil untuk menuju pada
tahap selanjutnya yaitu aplikasi dalam perhitungan matematika.

Pemahaman pecahan pada proses pembelajaran tidak mudah untuk dilakukan. Pemahaman
konsep yang baik sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari guru maupun sarana prasarananya.

Guru merupakan komponen pengajaran yang memiliki peranan penting dan utama, karena
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi
komunikasi antara guru dengan siswanya. Mengingat hal tersebut, seorang guru matematika
dituntut untuk memahami dan mengembangkan suatu strategi pengajaran di dalam kelas
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi
rasa jenuh pada siswa.

Pembelajaran konsep bilangan pecahan perlu adanya sarana penunjang bagi siswa
dalam menuju konsep matematika yang abstrak. Proses pembelajaran diperlukan
penggunaan media pembelajaran yang sesuai dalam pelajaran matematika. Belajar tidak
hanya sekedar hafalan atau mengingat-ingat fakta saja yang tentunya akan mudah
dilupakan dan sulit untuk dimiliki.

Pemilihan media sebagai salah satu strategi pembelajaran merupakan hal yang dominan
dalam pemahaman konsep. Didalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan materi yang
disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang
kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media visual.
Sebagai media salah satu manfaat dari alat bantu visual tersebut yaitu dapat digunakan untuk
menyampaikan materi. Alat bantu visual mampu menampilkan gambar, tulisan, animasi yang
bergerak yang akan membantu penyampaian konsep, membuat ingatan terhadap pelajaran
lebih lama serta meningkatkan kemampuan intelektual sehingga akan lebih meningkatkan
pemahaman konsep.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peningkatan pemahaman konsep
siswa memerlukan alat bantu berupa media yang sesuai dengan pokok bahasan yang
diajarkan. Dalam penelitian ini, diharapkan ada peningkatan pemahaman konsep operasi
hitung pecahan melalui media visual.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah “ Apakah penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahaman
konsep operasi hitung pecahan pada siswa SD Negeri 2 Tambakbaya? ”.

3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan dalam usaha penelitian ini, maka tujuan yang akan dicapai
adalah untuk “Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep operasi hitung pecahan
menggunakan media visual pada siswa SD Negeri 2 Tambakbaya.

4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam


pembelajaran matematika terutama dalam meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung
pecahan dengan media visual.

2. Manfaat praktis

Bagi siswa:

1. Meningkatkan pemahaman siswa dalam operasi hitung pecahan


2. Meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa
3. Meningkatkan kemajuan anak dalam belajar matematika

Bagi guru:

1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi pada operasi hitung


pecahan
2. Guru akan lebih mengerti akan pentingnya media dalam pembelajaran.

5. Definisi Istilah

1. Pemahaman

Berasal dari kata paham yang artinya mengerti atau mengetahui mendapat imbuhan pe-an
yang artinya menjadi lebih mengerti atau menjadi lebih mengetahui.

1. Konsep

Konsep adalah suatu yang diterima dalam pikiran atau sebuah ide yang umum dan
abstrak sehingga konsep merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok
stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati tapi konsep dapat disimpulkan dari
perilaku.

1. Operasi hitung Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a/b dimana a dan b bilangan bulat
dan b bukan nol, a di sebut pembilang dan b disebut dengan penyebut dan b bukan faktor.

Operasi hitung pecahan adalah pengerjaan hitung bilangan pecahan yang meliputi
penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian

1. Media visual

Alat bantu pembelajaran yang mengandalkan penglihatan. Bahan pelajaran ditangkap oleh
indera penglihatan.

B. LANDASAN TEORI

1. Kajian Teori

a. Pemahaman konsep matematika

1) Hakikat matematika

Menurut Hamzah (2007:129), menyatakan bahwa matematika adalah sebagai suatu bidang
ilmu yang merupakan alat pikir berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan
praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan
individualitas.

Menurut Paling (Mulyono Abdurrahman, 2003:252), mengemukakan bahwa matematika


adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu
cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,
menggunakan pengetahuan menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam
diri manusia sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

2) Operasi hitung pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a/b dimana a dan b bilangan bulat
dan b bukan nol, a di sebut pembilang dan b disebut dengan penyebut dan b bukan faktor.

3) Hakikat pemahaman konsep

Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip,
dan skill. Pemahaman meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat sebagai hasil
komunikasi dalam pembagian yang berbeda dan mengorganisasi secara singkat tanpa
mengubah pengertian.

Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam
definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan, meliputi prinsip hukum dan teori ( syaiful
Sagala, 2005:71)
Dalam upaya untuk mengoptimalisasi pemahaman konsep pada siswa adalah siswa harus
berani mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang disampaikan guru atau temannya.
Ada tujuh ciri pemahaman konsep yaitu sebagai berikut.

1. Menyatakan ulang sebuah konsep


2. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai dengan
konsepnya
3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

b. Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Matematika

1) Hakekat Pembelajaran Matematika

Pembelajaran menurut Dageng dalam (Uno, 2006:134-135) adalah upaya untuk


membelajarkan siswa. Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Jadi dapat dismpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu upaya untuk
membelajarkan siswa mengenai cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan menghitung dan yang paling penting
adalah memikirkan dalam diri manusia sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan.

2) Media Visual

Sadiman (2002 : 6) Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar tercapai.

Jadi media adalah sebagai alat bantu dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi dalam kegiatan pembelajaran.

Media visual merupakan sebuah media yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan dan
digunakan untuk memperjelas keterbatasan visual. Suatu pengajaran akan lebih efektif
apabila objek dan kejadian menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik
menyerupai keadaan yang sebenarnya, Sanaky (2009 : 98). Contoh : gambar, foto, slide.

Jadi media visual adalah alat bantu yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan yang
digunakan untuk memperjelas keterbatasan visual guna mengefektifkan komunikasi dan
interaksi dalam kegiatan pembelajaran.

c. Penerapan penggunaan media visual pada pembelajaran matematika pokok


bahasan operasi hitung pecahan.
Pembelajaran penjumlahan pecahan merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh
sebagian besar guru SD. Oleh karena itu, penggunaan peraga blok pecahan terasa sangat
diperlukan dalam pembelajaran.

Macam-macam blok pecahan

Warna yang berbeda pada blok pecahan untuk memudahkan anak memahami
perbedaan nilai dari pecahan yang diwakilinya. Alat peraga blok pecahan dapat
digunakan untuk urutan pembelajaran pecahan di kelas III, IV, V, VI SD dalam
konsep materi:

• pecahan

• membandingkan pecahan

• pecahan senilai

• penjumlahan dan pengurangan pecahan

Memperagakan penjumlahan pecahan

1. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama

Kesimpulan

Penjumlahan 2 pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan


pembilang dari kedua pecahan tersebut, sedangkan penyebutnya tetap.

2. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama (beda penyebut)

Pembelajaran penjumlahan pecahan beda penyebut diawali dengan peragaan


penjumlahan pecahan yang penyebut satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain.

Contoh 1. Bila blok pecahan hijau langsung digabung dengan blok pecahan merah maka
nilai pecahan yang diwakili belum tampak. Maka harus diubah yang sewarna.

Kesimpulan

Penjumlahan dua pecahan berpenyebut tidak sama dan salah satu penyebutnya
merupakan kelipatan penyebut yang lain, dapat dilakukan dengan menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu kemudian baru dijumlahkan

Catatan

Dengan cara yang sama dapat dilakukan penjumlahan 2 pecahan yang berpenyebut
tidak sama dan penyebut satu bukan kelipatan penyebut yang lain dengan
menyesuaikan tingkat kelas dan semester.

2. Kajian pustaka
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilaksanakan penulis. Berikut beberapa penelitian yang relevan untuk dijadikan sebagai
bahan telaah bagi penulis.

Penelitian yang dilakukan Jorge Garcia (2007) menyimpulkan bahwa tujuan dari
menerapkan metode visual tidak untuk mendapatkan keahlian dalam semua jenis masalah
penjumlahan pecahan (misalnya menambahkan pecahan, mengurangkan pecahan, dll), tetapi
untuk mendapatkan intuisi, kejelasan dan formalitas tentang konsep pecahan
penjumlahannya.

Penelitian Nihat Boz (2005) memberikan kesimpulan bahwa visualisasi dinamis bisa menjadi
alat yang sangat kuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar dari konsep-konsep
matematika atau dapat menjadi sumber daya untuk memecahkan masalah matematika.

Dari hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media visual dapat meningkatkan pemahaman konsep. Mengacu pada penelitian diatas, maka
akan dilakukan penelitian pada konsep pokok bahasan operasi hitung pecahan.

3. Kerangka berfikir

Pembelajaran matematika cenderung menghafal, mengulang dan menyebutkan definisi tanpa


memahami maksud isinya. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
tidak terlepas dari pemahaman konsep yang dimilikinya.

Memilih dan menggunakan strategi pembelajaran akan besar pengaruhnya dalam


keberhasilan guru dalam mengajar. Untuk itu diperlukan adanya strategi mengajar yang tepat.

Untuk meningkatkan pemahaman konsep perlu diberikan upaya untuk mengatasi siswa yang
kesulitan dalam memahami konsep. Dengan adanya media pembelajaran diharapkan siswa
akan lebih memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Media pembelajaran berupa alat
bantu visual merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata
pelajaran matematika.

Bila digambarkan maka akan tampak sebagai berikut.

Meningkatnya pemahaman konsep operasi hitung pecahan pada siswa.


Pembelajaran operasi hitung pecahan dengan menggunakan media visual yaitu dengan
menggunakan gambar pecahan bagian untuk menyatakan nilai suatu pecahan.
Guru kurang optimal dalam memanfaatkan strategi pembelajaran.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi akhir
Rendahnya pemahaman konsep pada siswa.

4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Pemahaman konsep pecahan akan meningkat jika siswa diberikan pengajaran menggunakan
media visual.
C. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research
(CAR) yang berbentuk kajian refleksif oleh pelaku tindakan. Selain itu, penelitian ini bersifat
praktis situasional dan kondisional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung
pecahan.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tambakbaya. Pemilihan tempat


didasarkan pada pertimbangan selain sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan
judul yang sama dengan peneliti, letaknya juga berdekatan dengan tempat tinggal peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu bulan September 2011 sampai bulan Januari
2012. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan : Minggu ke II bulan September 2011 sampai Minggu ke IV


bulan Oktober 2011.
2. Tahap pelaksanaan : Minggu ke I bulan November 2011 sampai Minggu ke I
bulan Desember 2011.
3. Tahap analisis data : Minggu ke II bulan Desember 2011 sampai Minggu ke I
bulan Januari 2012.
4. Tahap pelaporan : Minggu ke II bulan Januari 2012 sampai Minggu ke IV bulan
Januari 2012

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru Sekolah Dasar Negeri 2 Tambakbaya. Siswa
yang dijadikan penelitian ini adalah siswa kelas III siswa kelas tersebut berjumlah 42 orang.
Terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

4. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu tentang penggunaan media visual dalam
pembelajaran. Data primer ini diambil dengan mengenakan alat pengambilan data langsung
pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti
dari subjek penelitinnya. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah berupa dokumen-
dokumen atau data laporan yang telah tersedia yang mendukung dalam penelitian.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data yaitu siswa, guru yang mengajar, dan
kepala sekolah. Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran matematika yang
diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tambakbaya.
5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian
(Sugiyono, 2008: 206). Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi,
tes, dan dokumetasi.

Dalam hal ini observasi yang dilakukan adalah turut mengawasi berlangsungnya proses
belajar mengajar di SD N 2 Tambakbaya. Pada waktu observasi dilakukan, penelitian
mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang
terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi
kelas. Observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan
belajar siswa yaitu peningkatan pemahaman konsep matematika menggunakan media visual.

Tes merupakan pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data perubahan hasil
belajar yang dilakukan sesudah tindakan. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data siswa berkenaan hasil penguasaan materi yang dikuasai siswa.

Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi dari
berbagai sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.

6. Instrument Penelitian

a. Penyusunan Instrumen

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti,
cermat dan hati-hati terhadap fenomena yang ada. Dalam penelitian ini yang diobservasi
adalah fenomena yang terjadi saat pembelajaran matematika berlangsung. Observasi
dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan.

2. Pedoman Tes

Pedoman tes digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data sehingga
dapat diketahui data mengenai presentasi belajar siswa tentang peningkatan hasil belajar
tentang pecahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini tes matematika disususn berdasarkan
aspek pemahaman, aplikasi dan analisis yang terjadi dari aspek merencanakan penyelesaian,
dan soal secara keseluruhan.

b. Validitas Isi Instrumen

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen.


Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah
validitas yang diisi dari segi test itu sendiri sebagai alat pengukuran hasil belajar yaitu sejauh
mana test belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat
mewakili keseluruhan materi pelajaran yang telah diberikan.

Dalam penelitian ini validitas data diperiksa tidak melalui analisis statistik tetapi
menggunakan analisis rasional. Salah satu cara yang praktis untuk melihat apakah validitas
isi telah terpenuhi. Uji validitas isi instrumen dilakukan dengan melihat bahwa item-item
dalam test telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat penelitian berlangsung pada
pokok. Pemeriksaan indikator-indikator pada item-item soal latihan dilakukan secara
kolaborasi antara peneliti, guru matematika SD tempat penelitian dan kedua dosen
pembimbing.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana
langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian
data, dan verifikasi data.

1. Proses analisis data

Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
Setelah dikaji kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau tindakan di kelas.
Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melaksanakan reduksi data yang
kegiatannya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1) Memilih data atas dasar relevansi

2) Menyusun data dalam satuan-satuan jenis

3) Memfokuskan penyederhanaan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan.

2. Penyajian Data

Pada langkah penyajian penelitian ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan
sehingga dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variable, peneliti mengerti apa
yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penalitian.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data atau panarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian, analisi data dalam penelitian ini dilakukan
sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada
akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan.

8. Keabsahan Data

Data dalam penelitian ini disahkan melaui teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006: 256).
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data.

Triangulasi sumber data diterapkan dengan mengambil data dari beberapa sumber, dalam
pnelitian ini sumber datanya adalah siswa, guru, kepala sekolah dan masyarakat sekitar.

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang
berbeda, yaitu dengan observasi, tes, dan dokumentasi (Sugiyono, 2008: 209)
9. Prosedur Penelitian

Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus), sehingga diperoleh
pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal tentang pecahan. Penelitian
ini terdapat rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Langkah-langkah PTK dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Rencana

Menyediakan perangkat penelitian meliputi:

1) Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). Pokok Bahasan, Sub Pokok
Bahasan (b). Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) (c). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (d).
Sumber / Alat / Metode (e). Penilaian

2) Lembar Observasi murid

3) Lembar Kerja Siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Menggunakan media visual untuk membedakan pecahan bagian.

2) Siswa menunjukkan nilai suatu pecahan yang dinyatakan dalam gambar.

3) Melalui bimbingan guru siswa menunjukkan nilai penjumlahan pecahan dengan


penyebut sama yang dinyatakan dalam gambar.

4) Melalui bimbingan guru siswa menunjukkan nilai penjumlahan pecahan dengan


penyebut yang berbeda yang dinyatakan dalam gambar.

5) Mengerjakan latihan soal dengan cara yang telah diajarkan.

3. Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media visual adalah dengan
menyediakan lembar pengamatan tentang : Kegiatan Siswa, pada :

1) pendahuluan

meliputi : (a) Melengkapi alat tulis

(b) mengerjakan PR

2) Kegiatan inti

Meliputi : (a) Memperhatikan uraian guru

(b) Mengerjakan latihan tepat waktu


(d) Berani bertanya

(e) Berani menjawab pertanyaan guru

(f) Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.

3) Penutup

Meliputi : merangkum pelajaran.

4. Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar

siswa di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan

menetapkan :

1) Apa yang telah dicapai siswa dalam penggunaan media visual dalam pembelajaran
operasi hitung pecaahan.

2) Apa yang belum dicapai siswa dalam penggunaan media visual dalam pembelajaran
operasi hitung pecahan.

3) Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam sikslus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai