Anda di halaman 1dari 7

Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

Vol. 5 No. 3, September 2019 : 1-80


P-ISSN : 2407-8441/℮-ISSN : 2502-0749

PENDERITA JANTUNG KORONER (PJK) DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Alamsyah1*, Sulasri1, Hasbullah1, A.Fahira Nur2, Vidyanto3, Hermiyanti3,


Bertin Ayu Wandira3
1
D-III Ilmu Keperawatan, Akademi Keperawatan Pelamonia
2
Bagian Kebidanan STIKES Widya Nusantara Palu
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako

*Email : alamakperpelamonia@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke otot
jantung sebagai akibat tersumbatnya (obstruksi) pembuluh darah arteri koronaria. Data world Health
Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5% juta orang di dunia meninggal akibat penyakit
kardiovaskular atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Di seluruh kematian akibat penyakit
kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) diantaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK)
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tk.II
Pelamonia. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan deskriptif observasional untuk mengetahui
gambaran yang terjadi pada kedua pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi setelah dilakukan asuhan keperawatan yang sama. Hasil studi kasus
menunjukkan bahwa setelah dilakukan proses asuhan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi pada pasien Penyakit Jantung Koroner, kedua pasien mengalami perubahan pada
pola napas dengan nilai respirasi dari 28x/menit menjadi 20 x/menit. Ketidakefektifan pola napas dapat
diatasi dengan pemberian terapi oksigen nasal kanul 3 liter/menit.

Kata Kunci : Kebutuhan Oksigenasi, Terapi Oksigen, Penyakit Jantung Koroner

ABSTRACT
Coronary heart disease is a disease caused by a lack of blood supply to the heart muscle as a result of
obstruction of the coronary arteries. The world Health Organization (WHO) in 2012 shows 17.5%
million people in the world die of cardiovascular diseases or 31% of the 56.5 million deaths around
the world. In the whole of death from cardiovascular disease 7.4 million (42.3%) of which were caused
by coronary heart disease (PJK). The purpose of this Research, gives an overview on Coronary Heart
Disease patients (PJK) with disorders of oxygenation in the installation Space needs Emergency
Hospital Nursery Pelamonia. II. Methods is kualitatif with descriptive observational study was to know
the bigger picture going on both patients of coronary heart disease (PJK) with disorders of
oxygenation after needs nursing care. The results of the case studies, after nursing care towards
patients with disorders of oxygenation needs in patients of coronary heart disease, the two patients
experienced a change in the value of respiration breath 28 x/minute to 20 x/minute . The ineffectiveness
of the breath pattern can be overcome by administering oxygen therapy nasal kanul 3 liters/minute.

Keywords: Needs Of Oxygenation, Oxygen Therapy, Coronary Heart Disease

38 Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

PENDAHULUAN hasil yang didapatkan oleh Nila (2015), bahwa


Penyakit kardiovaskuler merupakan pemberian terapi oksigenasi dapat
penye-bab kematian nomor satu didunia. Data meningkatkan saturasi oksigen melalui peme-
yang di terbitkan oleh World Health riksaan oksimetri pada Tn. K dengan Penyakit
Organization (WHO), menunjukkan bahwa Infark Miokard Akut di CVICU RSUD
sebanyak 17,3 milyar orang di dunia meninggal Dr.Moewardi Surakarta4. Penelitian ini juga di
karena penyakit kardiovaskuler dan dukung oleh Widiyanto & Yamin (2014)
diperkirakan akan mencapai 23,3 miyar bahwa pemberian terapi oksigenasi terhadap
penderita yang meninggal tahun 2020. perubahan saturasi oksigen melalui pemerik-
Indonesia menempati urutan ke empat Negara saan oksimetri mampu mempengaruhi pening-
dengan jumlah kematian terbanyak akibat katan suplai oksigen pada pasien dengan
penyakit kardiovaskuler1. gangguan jantung3.
Data Riskesdas tahun 2013 berdasarkan Akumulasi cairan pada alveoli
diagnosis dokter, prevelensi penyakit jantung menyebabkan kompliens paru menurun dan
koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% terjadi resistensi aliran udara oleh kompresi
atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, cairan pada jalan napas. Hal tersebut
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala menyebabkan beban kerja otot-otot pernafasan
sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar meningkat dan pasien menjadi sesak.
2.650.340 orang.Berdasarkan diagnosis dokter, Penurunan perfusi darah yang mengandung
estimasi jumlah penderita penyakit jantung oksigen ke jaringan menyebabkan terjadinya
koroner di provinsi Sulawesi Selatan sebanyak hipoksia. Kongesti pulmoner menyebabkan
34.434 orang (0,6%), sedangkan data pasien akumulasi cairan pada lobus paru bawah, dan
yang mengalami PJK di RS Tk II Pelamonia pada posisi supine dapat mengisi lobus atas
pada tahun 2016 sebanyak 953 orang dan paru, hal ini menyebabkan terjadinya
meningkat menjadi 1005 orang pada tahun ortopneu.4,5
2017.
Menurut Retnosari (2016), Salah satu BAHAN DAN CARA
tindakan untuk mencegah sesak pada pasien Lokasi dan Rancangan Penelitian
PJK adalah terapi oksigen bertujuan untuk Penelitian ini dilakukan di Ruang IGD
mempertahankan oksigenasi jaringan tetap RS. Tk. II Pelamonia, Rancangan penelitian
adekuat dan dapat menurunkan kerja miokard yang digunakan dalam proposal karya tulis
akibat kerusakan suplai oksigen2. Hasil ilmiah ini adalah kualitatif dengan studi kasus
penelitian Widiyanto & Yamin (2014) bahwa deskriptif.
pemberian oksigenasi terhadap perubahan
Subyek Study Kasus
saturasi oksigen melalui pemeriksaan oksimetri
Subyek/informan yang digunakan pada
mampu mempengaruhi peningkatan suplai
studi kasus ini adalah dua pasien Penyakit
oksigen pada pasien dengan gangguan
Jantung Koroner dengan gangguan kebutuhan
jantung3.
Oksigenasi.
Efek pemberian terapi oksigen dapat
dilihat dengan menilai saturasi oksigen. Instrumen dan pengumpulan data
Dimana, saturasi oksigen adalah kemampuan Jenis instrument yang sering digunakan
hemoglobin mengikat oksigen yang di tujukan pada ilmu keperawatan diklasifikasikan
sebagai derajat kejenuhan atau saturasi menjadi lima bagian yaitu biofisiologis,
(SpO2)2. Penelitian tersebut sejalan dengan observasi (catatan anecdotal, catatan berkala,

Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44 39
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

daftar cek list), wawancara, kuesioner, skala Pola Nafas berhubungan dengan nyeri. Tujuan
penelitian dan lampiran-lampiran. yang dibuat adalah setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada pasien Ny.N diharapkan
Penyajian Data Ketidakefektifan pola nafas yang dirasakan
Data yang diperoleh kemudian dikum- pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil
pulkan dan disajikan dalam bentuk teks atau menurut Noc:status pernapasan tidak terganggu
narasi asuhan keperawatan yang berisikan dalam jangka pendek dan jangka panjang
satuan jumlah maupun pernyaaan verbal dan (frekuensi pernapasan, Irama pernapasan,
nonverbal dari subyek sebagai data pendukung. kedalaman inspirasi, kapasitas vital, penggu-
naan otot bantu pernapasan)
HASIL
Intervensi atau rencana yang akan
Pada Pengkajian, pasien bernama Ny.N
dilakukan adalah monitor kecepatan, irama,
umur 68 tahun, Agama islam, dengan alamat
kedalaman, dan kesulitan bernapas, catat
Jalan Sultan Alauddin, Masuk Diruang
pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan,
Instalasi Gawat Darurat RS Tk. II Pelamonia
penggunaan otot-otot bantu napas, dan retraksi
Makassar Ny.N masuk dengan keluhan sesak
pada otot supraclaviculas dan interkosta,
nafas dan diagnosa dokter bahwa Ny.N
monitor saturasi oksigen pasien, monitor tanda-
menderita penyakit Penyakit Jantung Koroner
tanda vital, atur posisi pasien untuk
(PJK). Dalam pengkajian pemeriksaan fisik
mengoptimalkan pernapasan, pertahankan
didapatkan data bahwa keadaan umum pasien
oksigen aliran rendah dengan kanula nasal,
Lemah, pasien tampak sesak, pasien tampak
ajarkan teknik relaksasi napas dalam kepada
lemas, pasien tampak berkeringat dingin dan
pasien, informasikan kepada keluarga dan
pucat tampak ada retraksi dinding dada,
pasien bahwa tidak boleh merokok di dalam
didapat tekanan darah 140/90 mmHg, respirasi
ruangan.
28 x/ menit, Nadi 88 x/menit, suhu 36 oC.
Pada Pasien Ny N, Setelah dilakukan
Dari data pengkajian pasien kedua,
tindakan keperawatan hasil evaluasi yang
ditemukan pasien bernama Ny.F umur 67
dilakukan dengan metode evaluasi SOAP yang
tahun, Agama islam, dengan alamat jalan
hasilnya adalah subjektif; pasien mengatakan
manuruki, Masuk Diruang Instalasi Gawat
sesak yang di rasakan yang berkurang, pasien
Darurat RS Tk.II Pelamonia Makassar Ny.F
mengatakan merasa nyaman, pasien menga-
masuk dengan keluhan sesak nafas dan
takan masih merasa nyeri dada kiri, objektif;
diagnosa dokter bahwa Ny.F menderita
pasien tampak lemah, pasien tampak lemas,
penyakit Penyakit Jantung Koroner (PJK)
SpO2 98%, tanda-tanda vital: TD: 140/80
sesuai dengan hasil pemeriksaan Elektro
mmHg,P: 20 x/menit, N: 84 x/menit, S: 37,3°C,
Kardio Gram (EKG).
assessment; masalah belum teratasi, planning;
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik
Intervensi dilanjutkan diruang perawatan
didapatkan data bahwa keadaan umum pasien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Lemah, tingkat kesadaran pasien compos-
hasil evaluasi dengan metode evaluasi SOAP
mentis, pasien tampak sesak, tampak ada
yang hasilnya adalah subjektif; pasien menga-
retraksi dinding dada, didapat tekanan darah
takan sesak yang di rasakan yang berkurang,
140/80 mmHg, respirasi 28 x/ menit, Nadi 86 x
pasien mengatakan merasa nyaman, pasien
/ menit, suhu 37,2 oC.
mengatakan nyeri dada kiri berkurang, objektif;
Diagnosis Keperawatan dari kedua
pasien tampak lemah, SpO2 98%, tanda-tanda
pasien tersebut sama yaitu Ketidakefektifan
vital: TD: 140/80 mmHg, P: 20 x/menit, N: 84

40 Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

x/menit, S: 37,3°C, assessment; masalah belum 16 %. Peningkatan tekanan darah sistemik


teratasi, planning; Intervensi dilanjutkan meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
diruang perawatan. darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya
terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan
PEMBAHASAN kekuatan kontraksi.
Pengkajian
Dari data pengkajian keluhan utama Diagnosa Keperawatan
kedua pasien yaitu sesak nafas.Ny.N dan Ny.F Berdasarkan hasil pengkajian pada
mengatakan keluhan dirasakan secara menda- Ny.N dan Ny.F, penulis merumuskan diagnosa
dak yang disertai dengan nyeri dada kiri, pasien Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan
mengatakan sesak bertambah berat jika berakti- dengan nyeri. Menurut Wilkinson (2013),
vitas dan tampak retraksi dinding dada. Pada diagnosa Ketidakefektian Pola Napas berhu-
pasien 1 dalam pengkajian pemeriksaan fisik di bungan dengan Nyeri merupakan inspirasi
dapatkan data bahwa keadaan umum pasien dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
pasien Lemah, pasien tampak sesak, pasien yang adekuat8.
tampak lemas, pasien tampak berkeringat
Rencana Keperawatan
dingin dan pucat tampak ada retraksi dinding
Berdasarkan prioritas diagnosa kepera-
dada, didapat tekanan darah 140/90 mmHg,
watan yaitu ketidakefektifan pola napas
respirasi 24 x/ menit, Nadi 88 x/menit, suhu 36
o berhubungan dengan nyeri penulis melakukan
C, sedangkan pada pasien 2 dalam pengkajian
rencana tindakan diharapkan pola napas dapat
pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa
efektif dengan kriteria hasil menurut Nic dan
keadaan umum pasien lemah, tingkat kesadaran
Noc:Status pernapasan: ventilasi skala outcome
pasien composmentis, pasien tampak sesak,
(1 sangat terganggu, 2 banyak terganggu, 3
tampak ada retraksi dinding dada, didapat
cukup terganggu, 4 sedikit terganggu, 5 tidak
tekanan darah 140/80 mmHg, respirasi 28 x/
terganggu) : Frekuensi pernapasan, irama
menit, Nadi 86 x/menit, suhu 37,2 oC.
pernapasan, kedalaman inspirasi, kapasitas
Dari data pengkajian keluhan utama
vital, penggunaan otot bantu pernapasan, suara
kedua pasien yaitu mengatakan sesak napas.
napas tambahan, retraksi dinding dada,
Hal ini sependapat dengan Hermawati (2014),
pernapasan dengan bibir mengerucut, dispnea
bahwa beberapa manifestasi klinis Penyakit
saat istirahat, dispnea saat latihan.
Jantung Koroner timbulnya rasa nyeri di dada
(angina pectoris), sesak napas, keanehan pada Implementasi Keperawatan
irama jantung, pusing, rasa lelah berkepanja- Implementasi pada Ny.N dan Ny.F,
ngan6. dapat dilakukan penulis sesuai rencana
Dari data pengkajian fisik, pasien tindakan keperawatan yang ada. Memonitor
mengalami hipertensi dengan tekanan darah kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan
140/90 mmHg, hal ini sejalan dengan penelitian bernapas pada Ny.N dan Ny F didapatkan
yang dilakukan oleh Supriyono (2008) respon yang sama yaitu secara subjektif respon
mengatakan bahwa hipertensi merupakan salah subjektif; pasien mengatakan sesak napas,
satu faktor risiko terjadi Penyakit Jantung respon objektif; pasien tampak sesak. hal ini
Koroner (PJK)7. Risiko PJK secara langsung sesuai dengan teori yang menyatakan
berhubungan dengan tekanan darah, untuk Mekanisme pengaturan aliran koroner mengu-
setiap penurunan tekanan darah disatolik sahakan agar pasok maupun kebutuhan
sebesar 5 mmHg risiko PJK berkurang sekitar jaringan tetap seimbang agar oksigenasi

Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44 41
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan memiliki riwayat hipertensi.salah tanda dan
mampu melakukan fungsi secara optimal. gejala sesak yaitu peningkatan tekanan darah,
Metabolisme miokard hampir 100 % memer- peningkatan frekuensi jantung dan peningkatan
lukan oksigen, dan hal tersebut telah berlang- pernapasan. Jika sesak tidak ditangani secara
sung dalam keadaan istirahat, sehingga ekstrasi adekuat, selain menimbulkan ketidaknyamanan
oksigen dari aliran darah koroner akan habis juga dapat mempengaruhi sistem pulmonary,
dalam keadaan tersebut.Peningkatan kebutuhan cardiovaskuler11.
oksigen hanya dimungkinkan dengan menam- Mengatur posisi semifowler pasien
bah aliran dan bukan dengan meningkatkan untuk mengoptimalkan pernapasan. Respon
ekstraksi aliran darah. Kebutuhan konsumsi kedua pasien sama yaitu merasa tenang,
oksigen jaringan tergantung pada pasok arteri Berdasarkan penelitian Lestari (2016) bahwa
koroner, tetapi mekanisme yang mendasari memposisikan pasien dengan posisi semi
cukup komplek. Beberapa keluhan/manifestasi fowler sangat efektif dan sederhana untuk
yang sering terjadi pada penyakit jantung menangani sesak nafas12.
koroner9. Mempertahankan oksigen aliran rendah
Mencatat pergerakan dada, catat dengan kanula nasal. Hasil kedua pasien sama
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot bantu yaitu respon subjektif subjektif; pasien
napas, dan retraksi pada otot supraclaviculas mengatakan masih merasa sesak, respon
dan interkosta. Pada Ny.N dan Ny F didapatkan objektif; pasien tampak sesak, tampak retraksi
respon objektif; tampak ada retraksi, dinding dada. Menurut Retnosari (2016), Salah
Memonitor saturasi oksigen pasien, satu tindakan untuk mencegah sesak pada
hasil 98%, Dari data tidak didapatkan pasien PJK adalah terapi oksigen bertujuan
perbedaan hasil saturasi oksigen pada pasien untuk mempertahankan oksigenasi jaringan
penyakit jantung koroner. Proses difusi dan tetap adekuat dan dapat menurunkan kerja
perfusi pernapasan dapat dievaluasi dengan miokard akibat kerusakan suplai oksigen2.
mengukur saturasi oksigen darah. Aliran darah Hasil penelitian Widiyanto & Yamin (2014)
melalui kapiler paru memberi sel darah merah bahwa pemberian oksigenasi terhadap peruba-
untuk berikatan dengan oksigen. Setelah han saturasi oksigen melalui pemeriksaan
oksigen berdifusi dari alveoli ke darah paru, oksimetri mampu mempengaruhi peningkatan
kebanyakan oksigen melekat pada molekul suplai oksigen pada pasien dengan gangguan
hemoglobin dalam sel darah merah. Sel darah jantung3.
merah membawa molekul haemoglobin yang Mengajarkan teknik relaksasi napas
dioksigenasi melalui bagian kiri jantung dan dalam kepada pasien, hasil yang didapatkan
keluar ke kapiler perifer, ketika oksigen yaitu respon kedua pasien sama pasien bersedia
terlepas, yang bergantung pada kebutuhan untuk diajarkan tehnik relaksasi napas dalam
jaringan10. dan mengikuti tehnik yang diajarkan untuk
Memonitor tanda-tanda vital, pada mengatur pola napas dan mengurangi nyeri
Ny.N didapatkan hasil tanda-tanda vital dada, respon objektif; pasien memperagakan
TD:140/90 mmHg, P: 28 x/menit, S: 37,5°C, N: tehnik relaksasi napas dalam sesuai yang
88 x/menit, sedangkan pada Ny.F didapatkan diajarkan, pasien tampak tenang.
hasil tanda-tanda vital TD:140/80 mmHg, P: 28 Menginformasikan kepada keluarga
x/menit, S: 37,2°C, N: 86 x/menit.Terdapat dan pasien bahwa tidak boleh merokok di
kesamaan peningkatan tanda-tanda vital pada dalam ruangan. Pada Ny.N dan Ny.F respon
Ny.N dan Ny.F karena masing-masing pasien subjektif; keluarga pasien bersedia tidak

42 Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

merokok dalam ruangan, respon objektif; tampak lemah, SpO2 98%, tanda-tanda vital:
keluarga pasien tidak merokok dalam ruangan. TD: 140/80 mmHg, P: 20 x/menit, N: 84
bantuan atau perlindungan. Meski sesak terasa, x/menit, S: 37,3°C, assessment; masalah
tetapi kehadiaran keluarga atau teman teratasi, planning; Intervensi dilanjutkan
terkadang dapat membuat pengalaman sesak diruangan. Dari data diatas Ny.N dan Ny.F
yang menyebabkan stress berkurang13. Dalam sudah tidak mengalami sesak dengan respirasi
penelitian Saminan (2016) bahwa Perilaku 20 x/menit, hal ini sesuai dengan penelitian
merokok adalah menghisap tembakau yang yang di lakukan oleh Zakir (2017) bahwa
dibakar kedalam tubuh melalui saluran pasien dengan keluhan sesak napas dapat
pernapasan dan menghembuskannya keluar, teratasi dengan pemberian terapi oksigen15.
termasuk rokok kretek, rokok putih, atau Menurut Retnosari (2016), Salah satu tindakan
bentuk lainnya yang asapnya mengandung untuk mencegah sesak pada pasien PJK adalah
susunan senyawa gas dan partikel seperti terapi oksigen bertujuan untuk memperta-
karbon dioksida, air, karbon monoksida, hankan oksigenasi jaringan tetap adekuat dan
partikular (kebanyakan tar), nikotin, nirtogen dapat menurunkan kerja miokard akibat
oksida, hidrogen sianida, amoniak, kerusakan suplai oksigen2. Hasil penelitian
formaldehida, fenol dan puluhan lainnya Widiyanto & Yamin (2014) bahwa pemberian
senyawa beracun terkenal. Saluran pernapasan oksigenasi terhadap perubahan saturasi oksigen
adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi melalui pemeriksaan oksimetri mampu
sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran mempengaruhi peningkatan suplai oksigen
gas yang diperlukan untuk proses pernapasan, pada pasien dengan gangguan jantung3.
jika ada asap rokok maka mudah terjadi
obstruksi jalan napas yang dapat mengaki- KESIMPULAN DAN SARAN
batkan sesak napas14. Dari hasil evaluasi asuhan keperawatan
Evaluasi Keperawatan yang telah dilakukan pada kedua pasien
Setelah dilakukan tindakan kepera- masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
watan, hasil evaluasi pada Ny.N yang sehingga intervensi dilanjutkan di ruangan.
dilakukan dengan metode evaluasi SOAP yang Sebagai saran untuk peneliti
hasilnya adalah subjektif; pasien mengatakan selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan
sesak yang di rasakan yang berkurang, pasien metode yang berbeda.
mengatakan merasa nyaman, pasien menga- UCAPAN TERIMA KASIH
takan masih merasa nyeri dada kiri, objektif; Penulis mengucapkan terima kasih
pasien tampak lemah, pasien tampak lemas, Kepada semua pihak terkait yang telah
SpO2 98%, tanda-tanda vital: TD: 140/80 membantu proses penyelesaian penelitian ini.
mmHg, P: 20 x/menit, N: 84 x/menit, S:
37,3°C, assessment; masalah belum teratasi, DAFTAR PUSTAKA
planning; Intervensi dilanjutkan diruangan. 1. World Health Organization (WHO).
Sedangkan pada Ny.F Setelah dilakukan Penyakit Kardiovaskuler. Switzerland.
tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang 2013.
dilakukan dengan metode evaluasi SOAP yang 2. Retnosari, W. Analasis Asuhan
hasilnya adalah subjektif; pasien mengatakan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.K
sesak yang di rasakan yang berkurang, pasien dengan Masalah Pola Napas Tidak Efektif
mengatakan merasa nyaman, pasien menga- Pada Kasus AMI di Ruang IGD RS Pro.Dr.
takan nyeri dada kiri berkurang, objektif; pasien Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal

Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44 43
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako)

Keperwatan. 2016;1–18. 8. Wilkinson M Judith & Ahern R Nancy.


3. Widiyanto, B., & Yamin, L. Terapi Oksigen Buku Saku Diagnosis Keprawatan. Jakarta:
Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2013.
melalui Pemeriksaan Oksimetri pada Pasien 9. Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. Keperawatan
Infark Miokard Akut (IMA). PROSIDING Medikal Bedah 1 Keperawatan Dewasa
KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
TENGAH. 2014;138–143. Medika. 2013.
4. Nila. Pemberian terapi oksigenasi terhadap 10. Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar
perubahan saturasi oksigenasi melalui Fundamental Keperawatan : Konsep,
pemeriksaan Oksimetri pada Tn.K dengan Proses, dan Praktik. 2005;4(2).
Infark Miokard Akut (IMA) di ICVCU 11. Smeltzer C. S, Brunner & Suddarth. Buku
RSUD dr.Moewardi Surakarta. Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Perpustakaan Digital Stikes Kusuma Husada EGC. 2002.
Surakarta. 2015. 12. Lestari, N. I. Asuhan Keperawatan
5. Harun H, Muhidin R, Arif M. Transfusion- Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Associated Circulatory Overload. Healthy Oksigenasi pada Tn.S Diruang Cempaka.
Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Jurnal Kesehatan. 2016.
Tadulako). 2018;4(3):1-10. 13. Potter, Perry. Fundamental Of Nursing:
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/H Consep, Proses and Practice. 2010;7(3).
ealthyTadulako/article/view/12586. 14. Saminan. Efek Perilaku Merokok terhadap
Accessed September 09, 2019. Saluran Pernafasan. Jurnal Kedokteran
6. Hermawati, R., & Dewi, H. C. Penyakit Syiah Kuala. 2016;16(3).
Jantung Coroner. Jakarta: Kandas Media. 15. Zakir HM. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S
2014. Dengan Diagnosa Keperawatan Penurunan
7. Supriyono, M., Faktor-faktor risiko yang Curah Jantung: Terapi Oksigen Di Rsu Pku
berpengaruh terhadap kejadian penyakit Muhammadiyah Gombong. Kebumen Jawa
jantung koroner. jurnal keperawatan. 2008. Tengah. 2017.

44 Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, A.Fahira Nur, Vidyanto, Hermiyanti, Bertin Ayu Wandira :38-44

Anda mungkin juga menyukai