Anda di halaman 1dari 13

GEOPOLITIK (WAWASAN NUSANTARA)

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bapak Abdul Mu’id Aris Shofa, S.Pd., M.Sc.

Oleh
Kelompok 9 :
Salsabila Firdausi 170351616590
Tika Ratnasari 170521626018
Titania Virda Nirmala 170351616514

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
APRIL 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13
Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi
bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep Geopolitik atau Wawasan
Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat
posisinya terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di
antara masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi, dan untuk
menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa.
Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan
dengan profil diri bangsa sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya dan
sudah barang tentu ruang hidupnya, yaitu geografi. Kedua unsur pokok profil
bangsa dan geografi inilah yang harus diperhatikan dalam membuat konsep
geopolitik bangsa dan negara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari geopolitik?
1.2.2 Apa saja unsur-unsur yang terdapat pada geopolitik?
1.2.3 Bagaimana perkembangan geopolitik di Indonesia?
1.2.4 Apa konsep geopolitik di Indonesia?
1.2.5 Apa implementasi geopolitik di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari geopolitik
1.3.2 Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada geopolitik
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan geopolitik di Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui konsep geopolitik di Indonesia
1.3.5 Untuk menhetahui implementasi geopolitik di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik


Geopolitik secara etimologi berasal dari kata “geo” (bahasaYunani) yang
berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang
berarti kesatuan masyarakatatau negara yang berdiri sendiri. Jadi Geopolitik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar faktorfaktor geografi, strategi dan
politik suatu negara. Geopolitik ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya
kerusakan alam secara berlebihan. Wujud Geopolitik di sini salah satunya adalah
Otonomi Daerah.
Selain itu ada yang menyebutkan Geopolitik berasal dari kata geo berarti
bumi dan politik (politeia). Poli berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
dan teia artinya urusan. Geopolitik adalah suatu sistem politik, yakni
kebijaksanaan dan strategi nasional yang mempertimbangkan aspek geografi suatu
negara. Politik suatu negara akan berdampak langsung terhadap geografi negara
itu sendiri. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis),
mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang
dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu negara. Sehingga geopilitik
disebut juga sebagai wawasan nusantara.

2.2 Unsur-Unsur Geopolitik


1) Konsepsi ruang
Diperkenalkan oleh Karl Haushofer : Bahwa ruang merupakan wadah
dinamika politik dan militer.Teori ini disebut pula sebagai teori kombinasi
antara ruang dan kekuatan.
2) Konsepsi frontier
Frontier terjadi karena pengaruh dari Negara di luar boundary (batas resmi
dua Negara). Sifatnya sangat dinamis dan dapat digeser-geser serta berada
diantara masyarakat bangsa. Pengaruhnya yaitu seluruh wilayah kedaulatan
akan dikurangi luas wilayah sampai dengan batas frontier yang sudah
dipengaruhi kekuasaan asing, seperti budaya dari seberang boundary.
3) Konsepsi politik kekuatan
Politik kekuatan menjadi salah satu factor dalam melaksanakan konsepsi
geopolitik yang terkait langsung dengan kepentingan nasional.
4) Konsepsi keamanan
Dalam upaya keamanan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan
persatuan menjadi salah satu kekuatan untuk menghambat datangnya
ancaman dari luar negeri.
.
2.3 Perkembangan Geopolitik Di Indonesia
Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri
bangsa melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan
wilayah nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan
Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah
nusantara beserta isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan
kesatuan, baik dalam makna spirit maupun moral, sehingga membantu
meniadakan adanya perbedaan fisik yang disebabkan adanya perbedaan letak
geografi.

Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya


Globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan
suatu Negara terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang
pasti sehingga dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor
internasional. Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir
tahun 2004 juga ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia
menyelenggarakan Pemilu dengan sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu
yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan KPU
menyelenggarakan pesta demokrasi ini.Selanjutnya munculah tiga kasus
besar, diantaranya:
1. Gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah pada
upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di
Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat untuk
mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok separatis
politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang
berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan kembali
Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan organisasi RMS
gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM).Hal tersebut tentu
saja akan mengancam keutuhan wilayah geografis dan persatuan NKRI
sendiri.

2. Aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-langkah


penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus
kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara
insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan
kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat
yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya
peningkatan kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan
stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan
konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses
politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan
dengan baik.

3. Isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar. Dalam isu


keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat
sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera diatasi.
Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi pulau-
pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan beberapa
negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI
bila tidak dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.

2.4 Konsep Geopolitik Bagi Indonesia


Konsep dasar dari Geopolitik bagi Indonesia adalah wawasan nusantara
yang memuat visi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan
keserasian dalam berbagai bidang kehidupan nasional.Wawasan Nusantara
adalah wawasan nasional yang bersumber dari Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan
wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup:
1. Politik
 Keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan
kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik
bersama bangsa.
 Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah, memeluk, dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-
luasnya.
 Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
 Pancasila adalah satu satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara, yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya.
 Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum, dalam
arti bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
 Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, ikut
menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui politik luar negeri
bebas aktif serta diabadikan untuk kepentingan nasional.
2. Ekonomi
 Kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
 Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah-daerah dalam mengembangkan ekonominya.
 Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara merupakan
satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi
kemakmuran rakyat.
3. Sosial Budaya
 Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa
harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan
bangsa.
 Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan
corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa
seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.
4. Pertahanan keamanan
 Ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.
 Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
di dalam pembelaan negara.

2.5 Implementasi Geopolitik di Indonesia

Implementasi dalam Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan


Hankam. Penerapan atau Implementasi Wawasan Nusantara harus tercermin
di dalam sikap pola pikir, pola sikap, dan tindakan yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi. Dengan
kata lain, Wawasan Nusantara menjadi hal yang mendasari cara berfikir,
bersikap serta bertindak dalam menyikapi, menangani masalah yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Implementasi Wawasan Nusantara berorientasi dalam kepentingan rakyat dan


tanah air yang secara utuh dan menyeluruh, seperti sebagai berikut :

1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik


Dalam kehidupan politik ini akan menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang lebih sehat nan dinamis. Hal tersebut tampak di dalam wujud
pemerintahan yang aspiratif, kuat serta terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.

2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi


Dalam kehidupan ekonomi ini akan terciptanya tatanan ekonomi yang
menjamin pemenuhan dan meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat dengan merata dan adil. Di lain sisi, Implementasi Wawasan
Nusantara mencerminkan sikap tanggung jawab pengelolaan Sumber Daya
Alam (SDA) yang selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat tiap
daerah secara timbal balik dan kelestarian Sumber Daya Alam (SDA) itu
sendiri.

3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial Budaya


Dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap lahir dan batin
yang mampu untuk menerima, mengakui dan menghormati segala bentuk
perbedaan atau kebhinnekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus menjadi
karunia dari Sang Pencipta.
Implementasi Sosial Budaya ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih rukun dan bersatu tanpa membeda-
bedakan agama, suku, asal daerah atau bahkan kepercayaan serta golongan
berdasar status sosialnya.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan HanKam
Dalam kehidupan hankam akan menumbuhkembangkan rasa kesadaran
cinta tanah air dan bangsa yang nantinya apabila diterapkan akan
membentuk sikap Bela Negara dalam diri tiap Warga Negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta Tanah Air dan bangsa serta Bela Negara ini
akan menjadi salah satu modal utama yang nantinya sebagai penggerak
partisipasi warga negara Indonesia di dalam menanggapi berbagi bentuk
datangnya ancaman, seberapapun kecilnya dan darimanapun datangnya,
atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan
negara.
Di dalam Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional, dijelaskan
sebagaimana di atas bahwa Implementasi Wawasan Nusantara harus
menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di setiap strata seluruh Indonesia.
Namun, di samping itu juga Wawasan Nusantara diimplementasikan
dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa
kebhinnekaan sehingga akan menciptakan kehidupan yang lebih akrab,
peduli, hormat, toleran dan taat kepada hukum.

2.6 Studi Kasus Geopolitik di Indonesia


Perairan Ambalat di Laut Sulawesi
Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat
mengemuka ketika terbetik kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui
perusahaan minyak nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi minyak
(production sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan
minyak yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan).
Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa
wilayah itu berada dalam kedaulatan negara Indonesia.
Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu
sudah diprotes Indonesia sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta
wilayah Malaysia pada tahun 1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut
Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan negara
itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia beranggapan bahwa dengan
dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia,
secara otomatis perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis
wilayahnya. Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa klaim
tersebut bertentangan dengan hukum internasional.
Untuk memperjelas pokok permasalahan mengenai sengketa wilayah
ini, kutipan dari tulisan Melda Kamil Ariadno, Pengajar Hukum Laut
Fakultas Hukum UI, Ketua Lembaga Pengkajian Hukum Internasional
(LPHI) FHUI, yang dimuat di Kompas, 8 Maret 2005, dapat membantu.
Walaupun pemerintah Indonesia dan Malaysia berulang kali
menegaskan bahwa penyelesaian dengan cara kekerasan bukanlah pilihan
yang mau diambil, dan kedua pihak akan mengedepankan dialog melalui
jalur-jalur diplomasi, masalah ini berkembang menjadi perdebatan seru
karena kedua pihak sama-sama kukuh pada pendiriannya. Malaysia melalui
Perdana Menteri Abdullah Badawi dan Menlu Syeh Hamid Albar
menegaskan bahwa pihaknya tidak salah dalam melakukan uniteralisasi peta
1979, dan bahwa konsesi yang diberikan Petronas kepada Shell di perairan
Laut Sulawesi berada di wilayah teritorial Malaysia. Sementara pemerintah
Indonesia melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Deplu, TNI,
maupun presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan bahwa Indonesia
tidak akan melepaskan wilayah itu karena wilayah itu merupakan kedaulatan
penuh Indonesia. Tentang hal itu jurubicara TNI AL, Laksamana Pertama
Abdul Malik Yusuf mengatakan kepada Asia Times, “We will not let an inch
of our land or a drop of our ocean fall into the hands of foreigners.”
Di Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa
dan memancing reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat. Sentimen
anti-Malaysia dengan slogan “Ganyang Malaysia” pun lalu berkumandang.
Kedutaan Besar dan Konsulat-konsulat Malaysia tiba-tiba disibukkan dengan
aksi unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang mengecam sikap Malaysia
itu. Di beberapa daerah aksi tersebut diwarnai dengan pembakaran bendera
Malaysia dan penggalangan sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak
DPR-RI pun bersuara keras meminta pemerintah bertindak tegas atas
pelanggaran terhadap wilayah kedaulatan RI di Laut Sulawesi. Di wilayah
yang dipersengketakan pun ketegangan-ketegangan terjadi antara tentara
Malaysia dengan TNI. TNI menggelar pasukan dan kapal-kapal perangnya di
wilayah tersebut, yang dikatakan untuk mengimbangi kapal-kapal perang
Malaysia yang sudah lebih dulu ada di sana. Bahkan di Pulau Sebatik, yang
berbatasan darat dengan Malaysia, TNI dan Tentara Diraja Malaysia saling
mengarahkan moncong senjatanya, dan konon saling ejek pun kerap terjadi.
Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan mengganggu pembangunan
mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat menangkap dan menyiksa
seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang Malaysia dan
kapal-kapal TNI AL terjadi tiap hari. Yang paling parah terjadi pada tanggal 8
April 2005, ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD Rencong di
dekat Karang Unarang.
Insiden serempetan dua kapal perang itu kembali menghangatkan
suasana, padahal sebelumnya pada tanggal 22-23 Maret 2005, telah diadakan
pertemuan teknis antara perwakilan kedua negara untuk mencari solusi yang
damai. Menlu Malaysia pun telah diterima presiden, dan beberapa anggota
DPR RI pun telah menemui PM Malaysia, untuk membicarakan langkah-
langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah sepakat melanjutkan
dialog berkala setiap dua bulan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geopolitik adalah suatu sistem politik, yakni kebijaksanaan dan strategi


nasional yang mempertimbangkan aspek geografi suatu negara. Unsur-unsur
geopolitik itu ada 4 yaitu konsepsi ruang, frontier, politik kekuatan dan
keamanan. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap prinsip-prinsip
kebangsaan dan tanah airnya masing-masing yang kemudian disebut sebagai
wawasan kebangsaan. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang
yang menjadi prinsip dasar kebangsan itu, maka bangsa tersebut memiliki
sikap dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai dasar yang dianutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian. 2017. Geopolitik dan Contoh Kasusn (online),


(http://driadrian.blogspot.co.id/2017/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html),
diakses 22 April 2018.
Anie, Ervindia. 2015. Geopolitik dan Perkembangan Geopolitik di Indonesia
(online), (http://ervindianie289.blogspot.co.id/2015/03/geopolitik-dan-
perkembangan-geopolitik_31.html), diakses 16 April 2018.
Faruq, Habibullah, A. 2015. Implementasi Wawasan Nusantara (online),
(http://www.habibullahurl.com/2015/06/implementasi-wawasan-
nusantara.html), diakses pada 16 April 2018.
Marantika, Ema. 2014. Geopolitik dan Geostrategi Indonesia sebagai Konsep
Dasar Bela Negara serta Wawasan Nusantara (online), (http://ema-
marantika-fisip13.web.unair.ac.id), diakses 16 April 2018.
Primadita, Octaria, D. 2014. Geopolitik di Indonesia (online), (http://octaria-
dinda-feb13.web.unair.ac.id/artikel_detail-103001-PPKN-
Geopolitik%20Indonesia.html), diakses pada 16 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai