Anda di halaman 1dari 18

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK AKIBAT VARIASI


TEMPERATUR UJI PADA KOMPOSIT SERAT BATANG
POHON PISANG YANG DISUSUN 5 LAPIS DENGAN
ORIENTASI SERAT (-300/600/00/-300/600)

Naskah Publikasi Ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

AGUNG WIJANARNO
D200100006

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK AKIBAT VARIASI
TEMPERATUR UJI PADA KOMPOSIT SERAT BATANG POHON
PISANG YANG DISUSUN 5 LAPIS DENGAN
ORIENTASI SERAT(-300/600/00/-300/600)

Agung Wijanarno, Ngafwan, Masyrukan


Teknik MesinUniversitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A.Yani Tromol pos I Pabelan,Kartasura
e-mail: agung300192@yahoo.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekuatan tarik dan


kekuatan bending pada komposit serat batang pohon pisang yang disusun
5 lapis dengan susunan serat -300/600/00/-300/600 dan mendeskripsikan
foto makro setalah pengujian tarik dan bending akibat perubahan
temperatur.
Proses awal pelupasan dan pemotongan kulit batang pohon
pisang.Proses perendaman selama 1 bulan dilanjutkan pengerokan dan
penyikatan menggunakan plat besi sampai keluar seratnya.Penjemuran
ditempat sejuk sampai kering selanjutnya proses pencucian menggunakan
larutan kimia 5% Kalium permangant per 1 liter aquades selama 2
jam.penjemuran dibawah sinar matahari sampai kering dilanjutkan proses
oven hingga kadar air konstan. Pembuatan komposit dengan metode
hand Lay-up,dengan menggunakan perbandingan fraksi berat serat 30%
dan orientasi serat -300/600/00/-300/600. Pengujian tarik menggunakan
standart ASTM D 3039 dan pengujian bending menggunakan standart
ASTM D7269 dengan variasi temperatur sebesar 29 0C dan temperatur uji
350C,450C,dan 55 0C serta mendeskripsikan kekuatan tarik dan bending
serta foto makro komposit polyester serat batang pohon pisang akibat
perubahan temperatur.
Hasil pengujian disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur uji
maka kekuatan tarik semakin lemah atau turun,ini terbukti kekuatan tarik
mengalami penurunan dari 26,4 N/mm2 sampai 20,3 N/mm2 dan pada
pengujian bending semakin tinggi temperaruji uji maka nilai tegangan
bending semakin tinggi ini terbukti adanya kenaikan nilai tegangan
dari0,278 N/mm2 sampai 7,08 N/mm2 .Pada hasil foto makro terlihat
struktur patahan spesimen komposit mempunyai sifat liat.

Kata Kunci:
Serat batang pohon pisang,Matrik Polyester,komposit,temperatur
uji,kekuatan tarik,kekuatan bending dan foto makro.
1. Latar Belakang matrtik dan serat dilakukan
Indonesia merupakan modifikasi permukaan serat.
salah satu budidaya buah Modifikasi permukaan
pisang yang sangat dilakukan untyuk
melimpah. Pohon pisang meningkatkan kompatibilitas
yang buahnya sudah masak antara serat alam dengan
ditebang dan batang pohon matrik.Alkalisasi pada serat
dibuang begitu saja, dengan dalah metode yang telah
kemajuan teknologi digunakan untuk
pengoptimalan batang pohon menghasilkan serat
pisang sangat penting berkualitas tinggi .Alkalisasi
dilakukan. Batang pohon pada serat merupakan
pisang harus dialih fungsikan metode perendaman serat ke
untuk pembuatan berbagai dalam alkali basa. Proses ini
produk yang berguna bagi menghilangkan komponen
masyarakat Indonesia. penyusun serat yang kurang
Contohnya, komposit untuk efektif dalam menentukan
bahan baku pembuatan kekuatan antar muka ,yaitu
papan sebagai pengganti hemiselulosa, lignin atau
kayu, komposit blade turbin pektin. dengan berkurangnya
sebagai pengganti logam hemiselulosa,lignin atau
alumunium (Al), dan lain pektin,wetability serat oleh
sebagainya. Untuk matrik akan semakin baik
menjadikan produk yang .dan menghasilkan
berguna, terciptalah sebuah mechanical interlocking yang
komposit polyester baik (Maryanti,B . 2011)
berpenguat serat batang Matriks polyester
pohon pisang. paling banyak digunakan
Dewasa ini terutama untuk aplikasi
pengembangan teknologi konstruksi ringan. Selain
komposit mengarah ke harganya murah, resin ini
komposit serat alam (Natural mempunyai karakteristik yang
Fibrous Composite) khas yaitu dapat dibuat kaku
dikarenakan sifatnya yang dan fleksibel, transparan,
renewable sebagai pengganti tahan air, tahan kimia dan
serat buatan. Serat alam tahan cuaca, dapat diwarnai.
disamping harga murah Poliester dapat digunakan
sekaligus sebagai pada suhu kerja mencapai 79
o
pemaanfatan limbah pisang. C atau lebih tinggi
Dan ramah lingkungan dan tergantung partikel resin dan
dapat memenuhi kebutuhan keperluannya, berat jenis 1.3-
industri Untuk meningkatkan 1.4 g/cm3, dan kekuatan tarik
kwalitas serat telah dilakukan 55-60 MPa. Keuntungan lain
para peneliti yaitu matriks poliester adalah
menggnakan bahan kimia. mudah dikombinasikan
Ikatan yang baik antara dengan serat dan dapat
digunakan untuk semua 2. Batasan Masalah
bentuk penguatan plastik. Untuk mendapatkan
Matrik unsaturated polyester hasil pengujian yang tidak
resin (resin polyester tak melebar,maka perlu adanya
jenuh) merupakan jenis resin penbatasan masalah
thermoset. Resin jenis ini .Adapun batasan-batasan
banyak digunakan pada penelitian tersebut antara lain
proses hand lay-up dan :
proses press mold. Resin ini 1. Jenis pohon pisang yang
banyak digunakan dalam dipakai kepok (Musa
aplikasi komposit pada dunia acuminata balbisiana
industri dengan pertimbangan colla).
fluiditas tinggi, harga relatif 2. Pengambilan pelepah
murah, warna jernih, batang pisang mulai dari
kestabilan dimensional dan 3 lapis dari lapisan kulit
mudah penggunaanya. Resin terluar.
ini digunakan untuk 3. Pemisahan serat
pembuatan dashboard pada menggunakan rol, sekrap
mobil. dan sikat kuningan.
Dalam pemakaian 4. Pengambilan serat
material komposit ini, batang pisang dengan
dilakukan penelitian sejauh cara perendaman dengan
mana pengaruh temperatur menggunakan air dengan
terhadap sifat fisis dan waktu perendaman
mekanis pada komposit selama 1 bulan,
polyester berpenguat serat penjemuran panas
pohon pisang yang dicuci matahari 30 0C selama 1
menggunakan KMnO4. jam, dan panang serat
Sebagian besar serat alam perendaman sepanjang
mempunyai karakteristik yang 100 cm.
getas (brittle), namun dengan 5. Perlakuan pencucian
adanya perlakuan pencucian Kalium Permanganate
cairan kimia serat alam (KmnO4) dengan 5 gram
mampu meningkatkan sifat per 100 ml aquades
mekanisnya. Dilanjutkan dengan perendaman
proses perlakuan panas yang selama 2 jam.
berasal dari panas matahari 6. Besar fraksi volume serat
dan oven bertujuan untuk (vf) sebesar 30%.
meminimalisasi kadar air, 7. Pengaturan serat disusun
membuat permukaan serat secara 5 lapis dengan
semakin bersih dan orientasi sudut serat [-300
permukaan serat menjadi / 600 / 00 / -300 / 600 ].
lebih kasar sehingga ikatan 8. Resin termoset jenis
(bonding) serat dengan polyester.
matriks polyester akan
semakin baik.
9. Pembuatan komposit disebut dengan matriks.
dengan metode Hand Lay Unsur utama dari bahan
– Up. komposit adalah serat,
10. Pengujian komposit serat inilah yang
secara fisis (struktur menentukan karakteristik
makro) mekanis (tarik suatu bahan seperti
dan bending). kekuatan ,keuletan,
3. Tujuan Penelitian kekakuan dan sifat
Tujuan penelitian ini adalah: mekanik yang lain. Serat
1. Untuk mengetahui berfungsi untuk menahan
kekuatan tarik komposit sebagian besar gaya yang
secara maksimal setelah bekarja pada material
dilakukan variasi dengan komposit, sedangkan
temperatur ruang, 35oC, matrik berfungsi untuk
45oC, 55oC. mengikat serat,melindungi
2. Untuk mengetahui dan meneruskan gaya
kekuatan bending antar serat.
komposit secara maksimal Maryati.B., 2011. Dengan
setelah dilakukan variasi berkurangnya lignin atau
dengan temperatur ruang, pektin wetability serat oleh
35oC, 45oC, 55oC mstriks akan semakin
3. Untuk mengetahui struktur baik,sehingga kekuatan
makro hasil patahan pada antarmuka pun akan
komposit serat batang meningkat .Selain
pohon pisang yang itu,pengurangan lignin atau
disusun 5 lapis dengan pektin akan meningkat
orientasi serat -300 / 600 / kekerasan permukaan yang
00 / -300 / 600 ]. menghasilkan mechanical
4. Tinjauan Pustaka interlocking yang baik.
R.M. Jones,1975, Diharjo, K,. 2008.
Mechanics of Composite Menghadapi bagaimana
Materials. Menjelaskan meningkatkan ikatan
bahwa defenisi dari (mechanical bonding) antara
komposit dalam lingkup serat dan metrik (perakat).
ilmu material merupakan Serat batang pohon pisang
gabungan antara dua buah yang masih mengandung
material atau lebih yang lignin dan kotoran tersebut
digabung pada skala dibersihkan dengan
makroskopis untuk menggunakan air. Serat yang
membentuk material baru sudah bersih direndam di
yang lebih bermanfaat. dalan larutan alkali (2%
Komposit terdiri dari dua KmnO4) dengan variasi
unsir yaitu serat (fibre) waktuperendaman 2,4 dan 6
sebagai reinforcement jam .Berdasarkan data hasil
atau penguat dan bahan pengujian pada kekuatan tarik
pengikat serat yang
yang paling optimal dimiliki yang terpisah yang
oleh bahan komposit yang dikombinasikan dalam
diperkuat serat batang pisang satuan struktur
dengan perlakuan alkali makroskopis dan dibuat
selama 2 jam. dari variasi kombinasi dari
Variasi suhu yang semakin tiga material yaitu logam,
meningkat pada siklus termal polymer, dan
dapat menurunkan kekuatan keramik.Secara sederhana
mekannik komposit.hal ini dapat didefenisikan
sesuai dengan penelitian komposit terdiri dari dua
Karso, T,. 2012, yang material yang berbeda
menunjukan bahwa kakuatan propertinya dan
tarik serat karbon berkurang perbedaannya itu dilihat
secara signifikan dengan dari makroskopis. Serat
peningkatan suhu dari merupakan bahan penguat
16,30,55,60,120,160 sampai (reinforcement) yang
200 oC, pada suhu tinggi tersebar dalam matrik
hibridisasi serat mampu dengan orientasi tertentu.
mengurangi penurunan Fungsi utama matriks
kekuatan tarik komposit selain pengikat serat dan
Guo S.J., 2003. mendistribusikan beban
Menjelaskan bahwa efek kepada serat juga
desain lay-up sangat melindungi serat dari
berpengaruh terhadap gaya pengaruh lingkungan.
tekan dan penerusan (Gibson,R,F,. 1994)
tagengan yang terjadi,desain Sifat-sifat yang dapat
lay-up juga berpengaruh pada diperbaharui dalam kompposit
kekakuan komposit tersebut. antara lain (R.M.jones, 1975)
Komposit yang disusun
asimetri lebih menguntungkan 1. Strength (kekuatan)
dari pada komposit yang 2. Stiffness (kekuatan)
disusun simetri karena lebih 3. Corrosion (tahan
kuat terhadap tekanan dan korosi)
lebih optimal dalam 4. Wear resistane (tahan
meneruskan tegangan yang gesek/aus)
terjadi. Selain itu komposit 5. Weight (berat)
dengan susunan asimetri 6. Fatige life (ketahanan
lebih tahan terhadap lelah)
keretakan karena putaran 7. Temperatur-dependent
behavior (pengaruh
terhadap temperatur)
5. Landasan Teori 8. Thermal insulation
komposit (isolasi panas)
Komposit didefenisikan 9. Thermal konduktivitas
sebagai kombinasi antara (konduktivitas panas)
dua material atau lebih
Klasifikasi komposit berbentuk polimer ,logam
Secara garis besar komposit karbon maupun keramik.
dibagi menjadi tiga macam Mengenai penataan
jenis komposit berdasarkan serat dimaksudkan untuk
penguat yang megoptimalkan kekuatan
digunakan,(Jones,1975) yaitu bahan .Terdapan empat
: macam penataan arah
a) Fibrous Composite serat yang umum,yang
(Komposite Serat) dikenal dengan istilah
b) Laminated Composit penguatan serat,yaitu:
(Komposit Lapisan) Continous Fiber
c) Particulate Composite Composite(Komposit
( Komposit Partikel diperkuat serat kontinyu)
atau butiran)
1) Woven fiber composite
a. Fibrous Composit Material (komposit diperkuat serat
(komposit serat) anyaman)
2) Choped fiber composite
Komposit Serat adalah (komposit diperkuat serat
komposit yang terdiri dari acak)
fiber di dalam matrik. 3) Hybrid composite (komposit
Klasifikasi serat dibagi diperkuat dengan serat
menjadi2 antara lain saret kontinue dan serat acak)
alam ( Serat pisang,sabut b. Laminated Composite (
kelapa ,rami dll) dan serat Komposit Lapisan)
kimia atau buatan (serat
karbon,gelas,rayon,nilon
dsb), Secara alami serat
yang panjang mempunyai
kekuatan yang lebih
dibandingkan serat yang
berbentuk
curah(bulk).Serat panjang Gambar 1. Komposit Lapisan
mempunyai struktur yang
lebih sempurna karena Komposit lapisan adalah
struktur kristal tersusun komposit yang terdiri dari
panjang sumbu serat berbagai macam lapisan
dalam meterial komposit material dalam satu matrik
.Bahan pengikat atau
penyatu serat dalam
material komposit disebut
matrik. Matrik berfungsi
sebagai
pelindung.Pendukung
transfer beban dan perekat
serat. Matrik dapat
Particulate Komposit (
komposit Partikel)
Komposit ini terdiri dari
berbagai partikel-partikel
dalam satu matrik. Partikel ini
bisa berbentuk logam atau
non logam. Matrik
Dalam pembuatan komposit
tidak lepas dari peranan
matrik, matrik berfungsi
sebagai pengikat/perekat
antara serat dan juga sebagai
penerus kekuatan dari
serat.Polimer merupakan
molekul besar yang terbentuk
Gambar 2. Komposit Partikel dari satuan-satuan
sederhana.Berkembang dari
Serat pangkal polimer alam saat ini
Serat Batang Pohon Pisang telah dikembangkan pula
Serat atau fiber merupakan berbagai jenis polimer
unsur yang terpenting .Karena sintetis..Beberapa polimer
seratlah yang menentukan yang sering digunakan di
dari sifat mekanis komposit industri antara lain : karet
tersebut seperti ,plastik,dan serat.Polimer
kekakuan,keuletan dan perekat dikelompokan pada
kekuatan. sumber jenisnya ,Berdasarkan
Berikut adalah tabel komposisi sumbernya terdiri dari polimer
serat alam : alam dan buatan.polimer alam
terdiri dari termoplastik dan
termoset.
Berikut adalah tabel dari
beberapa sifat mekanik matrik
(Fajat Adi Rachman)
Tabel 2.3 dari beberapa sifat
mekanik matrik

Berikut adalah tabel kekuatan


tarik dari berbagai serat alam:
Metodologi penelitian
Mulai

Study literatur

Survey Bahan

Pengambilan serat Resin dan katalis


batang pohon pisang

Penjemuran Panas matahari


Daftar Rumus 300 C selama 1 jam
Kekuatan Tarik
Adapun dasar rumus
tegangan tarik adalah Pencucian menggunakan
σ= cairan kimia (KMnO4 Dengan
pensentase 5% per 1000 ml
dimana
aquades selama 2 jam)
σ = tegangan tarik (N/mm2)
P= beban (N)
A= Luasan penampang (mm2)
Pembentukan Komposit
Modulus elstisitas
E= σ/ε -Fraksi berat serat 30%
Dimana
E= modulus elastisitas -Pengaturan serat (-300/600/00/-300/600)
σ = Tegangan tarik (N/mm2)
-Pembuatan komposit dengan cara
ε = regangan (%)

Modulus elastisitas untuk bending Pengujian tarik dengan standar ASTM


E= PL D 3039 dan pengujian bending ASTM
δi D7264 dengan menggunakan variasi
dimana suhu
E = modulus elastisitas
P = gaya (N/mm2 ) Foto makro hasil patahan
L = Panjang tumpuan (mm)
δ = defleksi (mm)
I = momen inersia penampang Analisa dan penarikan Kesimpulan
(mm3)

Pembuatan laporan
6. Alat dan bahan
Alat

Gambar 7. Oven

Gambar 3. timbangan digital

Gambar 8 Thermometer

Gambar 4. satu unit UTM


(Ultimate Testing Material)
“GOTECH MACHINE” UMS

Gambar 9. penjepit

Gambar 5. 2 buah kaca


ukuran 30 x 300 mm Gambar 10. jangka sorong

Gambar 6.Cetakan untuk Gambar 11. alat suntik


meletakkan serat
Gambar 16.Susunan serat
untuk pengujian bending

Gambar 17.Susunan serat


Gambar 12. Hair Dryier dan untuk pengujian bending
karet ban

Gambar 13.Gunting dan cutter

Gambar 14.gelas plastik dan Gambar 18.Polyester BQTN


sendok EX-157
Bahan

Gambar 15.serat pohon


pisang

Gambar 19.hardener jenis


MEKPO
Tabel 2.4 tabel hasil
Pengujian tarik

Gambar 20.KMnO4
250

25

2,5 Gambar 23. Grafik hubungan


antara tegangan dan
regangan pada pengujian tarik
Gambar 21. Desain spesimen
untuk pengujian tarik
ASTM D 3039

77 4
13

Gambar 22. Desain spesimen


untuk pengujian bending
ASTM D 7264
Gambar 24. Grafik hubungan
7. DATA HASIL
modulus elastisitas dengan
PENGUJIAN
temperatur pada pengujian
Penelitian ini menggunakan tarik
pegujian tarik dan pengujian Pembahasan grafik pengujian
bending dengan variasi tarik
temperatur 29, 35,45,dan 55 Nilai tegangan tarik tertinggi
pada suhu 350C sebasar 27,4
MODULUS
SUHU
TEGANGAN REGANGAN
ELASTISITAS
N/mm2 dan menurun pada
σ N/mm² %
E suhu 550C sebesar 20,3
N/mm2 itu disebabkan bila
29 23,800 1,0 23,800
temperatur semakin naik
35 27,400 1,2 22,833 maka modulus elastisitas
komposit cenderung mengecil
45 23,738 1,4 13,800
oleh sebab itu kekuatan
55 20,375 2,4 8,490 komposit melemah
Pembahasan grafik hubungan
antara modulus elastisitas
dengan temperatur
Pada grafik diatas
menunjukan modulus
elastisitas/kekakuan tertinggi
pada suhu 290C sebesar 23,8
N/mm2 dan terendah pada
Gambar 26. Grafik hubungan
suhu 550C sebesar 8,49
antara modulus alastisitas
N/mm2
dengan temperatur

Hasil Pengujian Bending


ASTM D 7264
Pembahasan grafik pengujian
Tabel 2.5 tabel hasil
Pengujian bending
bending
Nilai tegangan bending
MODULUS
SUHU
TEGANGAN σ REGANGAN
ELASTISITAS tertinggi pada suhu 55 0C
N/mm² %
E sebesar 7,08 N/mm2 itu
disebabkan bila temperatur
29 0,258 3,5 0,369
semakin tnggi maka spesimen
35 0,278 7,5 4,385 akan semakin lentur atau
semakin susah untuk patah
45 3,800 40,0 9,712

55 7,080 45,0 21,952 Pembahasan grafik hubungan


antara modulus elastisitas
dengan temperatur pada
pengujian bending
Pada grafik diatas
menunjukan modulus
elastisitas/kekakuan tertinggi
pada suhu 550C sebesar
21,95 N/mm2 dan terendah
pada suhu 290C sebesar
0,369 N/mm2,semakin tinggi
nilai modulus elastisitas maka
semakin ulet juga
spesimenya.

Gambar 25. Grafik hubungan


antara tegangan dan
regangan pada pengujian
bending
Pembahasan Foto makro 3.Foto patahan spesimen
1.Foto patahan spesimen pengujian tarik pada suhu 450C
pengujian tarik pada suhu 290C

Pull-Out Fiber
Pull Out Fiber

Gambar 29. Gambar patahan


spesimen pengujian tarik
Gambar 27. Gambar patahan pada suhu 450C
spesimen pengujian tarik
pada suhu 290C Dalam gambar terlihat adanya
pull-out fiber yang mendominasi
area patahan

2.Foto patahan spesimen 4.Foto patahan spesimen


pengujian tarik pada suhu 350C pengujian tarik pada suhu 550C

Void
Resin Polyester

Gambar 28. Gambar patahan


spesimen pengujian tarik
pada suhu 350C
Gambar 30. Gambar patahan
Dalam gambar terlihat tidak spesimen pengujian tarik
terlalu banyak void (udara yang pada suhu 550C
terjebak) oleh karena itu
tegangan tarik yang dihasilkan
cukup tinggi
Dalam gambar terlihat adanya
resin yang keluar dari patahan
akibat elastisitas karena suhu
yang tinggi di area patahan
2.Pembahasan foto makro
spesimen bending
Foto patahan spesimen
pengujian bending pada suhu Pada gambar terlihat pull Out-
290C fiber yang mendominasi area
patahan akibat kurang ada ikatan
antara resin dan serat yang
mengakibatkan spesimen mudah
Void Pull out-fiber patah

Foto tekukan spesimen pengujian


bending pada suhu 450C

Gambar 31. Gambar patahan Crack (retak)


spesimen pengujian bending
pada suhu 290C

Pada gambar diatas jumlah void


dan pull out fiber cenderung
sama oleh karena itu ketika
spesimen diuji pada suhu 290C
Gambar 33. Gambar patahan
bersifat getas (mudah patah)
spesimen pengujian bending
pada suhu 450C
Foto patahan spesimen
pengujian bending pada suhu
350C
Pada gambar diatas spesimen
tidak mengalami patah, tetapii
Pull-Out Fiber hanya mengalami kerusakan
pada bagian bawah. Spesimen ini
terjadi karena pada bagian
bawah spesimen (bagian yang
rusak ) terjadi pembesaran
volume akibat tekanan..
Sebaliknya pada bagian atas
spesimen terjadi penyempitan
volume yang mengakibatkan
Gambar 32. Gambar patahan ikatan resin dan serat semakin
spesimen pengujian tarik kuat.
pada suhu 350C
Foto tekukan spesimen pengujian penurunan dari 26,4
bending pada suhu 550C N/mm2 sampai 20,3
N/mm2
2. Pada foto makro struktur
patahan spesimen
komposit bergelombang
tidak beraturan,Spesimen
komposit mempunyai sifat
liat.Pada temperatur uji 55
0
C terjadi proses
pembesaran void (rongga
udara) dan pull-out fiber
sangat mendominasi
3. Temperatur uji semakin
tinggi maka kekuatan
bending komposit akan
semakin meningkat atau
kekuatan bending
menguat.Pada pengujian
Crack (retak) bending dengan variasi
Gambar 34. Gambar patahan temperatur uji mengalami
spesimen pengujian bending peningkatan dari 0,369
pada suhu 550C N/mm2 sampai 21,952
N/mm2
4. Pada foto makro struktur
patahan spesimen
Pada gambar diatas spesimen komposit bergelombang
tidak mengalami patah ,akibat tidak beraturan,Spesimen
dari suhu yang tinggi maka komposit mempunyai sifat
elastisitas resin semakin tinggi liat.Pada temperatur uji
dan menghasilkan tegangan yang 55 0C terjadi proses
tinggi pula elastisitas pada resin
polyester akibat panas
yang tinggi, resin
Kesimpulan polyester yang timbul di
Dari hasil analisa pengujian area patahan sangat
komposit dan pembahasan mendominasi
data yang diperoleh, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Temperatur uji semakin
tinggi maka kekuatan tarik
komposit akan turun atau
kekuatan tarik
melemah.Pada pengujian
tarik dengan variasi
temperatur uji mengalami
DAFTAR PUSTAKA

Adi, D, S, 2007, Analisis Karakteristik Komposit Serat Nylon dengan


Resin Polyester Menggunakan Pola Laminates composites (5
Layers) Susunan Sudut serat 0,-60,-6-,60,60 Dengan Metode Hand
Lay Up, Tugas Akhir S-1, Universitas Muhammadiyah
Surakarta,Surakarta

ASTM D 3039,2012,Standar Test Method for Tensile Properties of


Polymer Matrix composite Materials,American Society for Testing
and Materials

ASTMD 7264,2012,Standar Test Method for Flexural Properties of


Polymer Matrix composite Materials,American Society for Testing
and Materials

Dajan,A,1972,Pengantar Metode Statistik Jilid 1,LP3ES,Jakarta.

Gibso,R,F,1994 Principle ofcomposite materials mechanic,Mc Graw-


Hill,Inc,New York.

K. Diharjo, Jurnal Teknik Mesin 8/1 April,Universitas kristen Petra


surabaya,Indonesia,(2006)

Kurniawan,K,2012,Uji Karakteristik sifat fisis dan Mekanis Serat Agave


Cantula Roxb (nanas) anyaman 2D Pada fraksi berat
(40%,50%,60%),Tugas Akhir S-1,Universitas Muhammadiyah
Surakarta,Surakarta.

R.M. Jones, 1975,Mechanics of Composite Material, McGraw-Hill


kogakusha,LTD,Wangingthon D.C

Anda mungkin juga menyukai