Anda di halaman 1dari 6

Konjungtivitis Viral Herpes

Cinthyawati Tunggal Manuain

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Abstrak

Penyakit infeksi mata perlu mendapat pertolongan segera agar tidak mengganggu penglihatan terlalu
lama atau tidak berakibat gangguan penglihatan atau menyebabkan kebutaan. Penyakit-penyakit radang
mata dapat mengenai konjungtiva, episklera, dan sklera. Konjungtivitis viral herpes adalah salah satu
penyakit yang paling berbahaya pada mata karena sering menyerang anak-anak di bawah usia dua tahun
dan jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
Konjungtivitis viral herpes disebabkan oleh virus herpes simpleks dan herpes zoster, dimana keduanya
menunjukkan gejala yang umum yang sama. Virus ini masuk melalui udara dan kemudian hidup dalam
saraf manusia lalu menyebar lewat pembuluh darah masuk ke mukosa. Virus ini paling senang di daerah
mukosa, sehingga mukosa mata juga ikut terinfeksi. Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan
membahayakan. Namun jika bila penyakit radang mata tidak segera ditangani atau diobati bisa
menyebabkan kerusakan pada mata atau gangguan dan menyebabkan kebutaan.

Kata Kunci : konjungtivitis viral herpes, infeksi, kebutaan.

Abstract

Eye infections need to get help immediately so not to interfere the vision or does not result in impaired
vision or cause blindness. Inflammatory diseases of the eye can attack the conjunctiva , episclera , and
sclera . Herpes viral conjunctivitis is one of the most dangerous diseases of the eye because often attack
the children under the age of two years and if not treated immediately, it will cause visual impairment
and even blindness. Herpes viral conjunctivitis caused by herpes simplex virus and herpes zoster , which
both showed the same general indications. Herpes viruses enter through the air and then live in the
human nervous then spread through the mucosa into the blood vessels . The virus is happier in the

1
mucosa, so that the eyes mucosa also infected. If get the best terapy, it will be not harm conjunctivitis.
But, if the disease if not treated immediately inflamed eyes or untreated can cause eyes damage and
cause blindness or impaired.

Key word : Herpes viral conjunctivitis, infection, blindness.

Pendahuluan

Konjungtivitis viral herpes merupakan peradangan pada konjungtiva mata yang disebabkan oleh virus
herpes, baik herpes simpleks maupun herpes zoster. Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah
memberikan informasi, baik faktor penyebab, jenis-jenis, bagaimana perjalanan penyakit, dan
pengobatan dari konjungtivitis viral herpes. Dalam pembuatan tinjauan pustaka ini, kesulitan yang
dialami dalam mencari literatur cukup berarti sebab topik yang diambil masih jarang di temukan dalam
masyarakat dan agak sulit mencari literatur tertentu yang membahas tentang konjungtivitis herpes
secara mendalam serta aktual. Diharapkan melalui tinjauan pustaka ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi masyarakat.

Definisi

Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris).
Konjungtiva merupakan bagian mata yang berhubungan dengan dunia luar. Konjungtivitis merupakan
radang konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi bagian belakang kelopak dan bola mata.
Terdapat gejala tertentu yang menandakan suatu konjungtivitis.

Tabel 1 Gejala Konjungtivitis Secara Umum pada Mata.1

Tanda Konjungtivitis
Tajam penglihatan Normal
Silau Tidak ada
Sakit Pedas, rasa kelilipan
Mata merah Injeksi Konjungtival
Sekret Serous, mukos, purulen
Lengket kelopak Terutama pagi hari
Pupil Normal

2
Peradangan konjungtiva dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Konjungtivitis viral adalah penyakit
umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat
menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama
daripada konjungtivitis bakteri. Salah satu jenis konjungtivitis akibat virus adalah konjungtivitis viral
herpes.2

Etiologi

Konjungtivitis viral herpes umumnya menyerang anak dibawah usia 2 tahun yang disertai dengan
ginggivostomatitis. Penyebab dari penyakit konjungtivitis viral herpes terdapat dua yaitu virus herpes
simpleks, disebabkan oleh herpes simpleks tipe I dan virus herpes zoster. Herpes zoster disebabkan oleh
Varisela Zoster Virus (VZV). VZV mempunyai kapsid yang tersusun dari 162 sub unit protein dan
berbentuk simetri isohedral dengan diameter 100 nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-200 nm, dan
hanya virion yang berselubung yang berifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dapat
dihancurkan oleh bahan organic, detergen, enzim proteolitik, panas, dan lingkungan dengan pH yang
tinggi.3

Jenis

1. Konjungtivitis Herpes Simpleks

Konjungtivitis herpes simpleks merupakan infeksi berulang pada mata. Sering disertai infeksi herpes
pada kulit dengan pembesaran kelenjar pre uliker.1 Terdapat lesi pada kornea yang akan menjadi
ulkus. Konjungtivitis herpes simpleks virus bersifat folikuler, dengan folikel yang terdapat pada
palpebra dan tepi. Biasanya ditemukan pada anak-anak, ditandai dengan infeksi unilateral, iritasi,
keluar sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan. Muncul pada infeksi primer HSV atau pada episode
rekuren herpes okuler. Kadang disertai pula dengan keratitis herpes simplex. Bentuk konjungtivitis
berupa folikuler atau pseudomembran (jarang). Dapat pula muncul vesikel herpetik pada kelopak
mata dan nyeri pada nodul preaurikuler. 4-6

2. Konjungtivitas Herpes Zoster


Herpes zoster disebut juga shingle, zona, atau posterior ganglionitis akut. Virus herpes zoster dapat
memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang

3
oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata. Herpes Zoster dapat mengenai
semua umur dan umumnya pada usia lebih dari 50 tahun. Kelainan yang terjadi akibat herpes zoster
tidak akan melampaui garis median kepala. Herpes zosterdan varisela memberikan gambaran yang
sama seperti mata hyperemia, vesikel, dan pseudomembran pada kojungtiva, papil, dengan
pembesaran kelenjar preurikel.

Patofisiologi

Konjungtivitis viral sangat menular dan menyebar melalui kontak langsung dengan orang atau
permukaan yang terkontaminasi oleh sekret. Konjungtiva mengandung epitel skuamosa yang tidak
berkeratin dan substansia propria yang tipis, kaya pembuluh darah. Konjungtiva juga memiliki kelenjar
lakrimal aksesori dan sel goblet. Konjuntivitis infeksi timbul sebagai akibat penurunan daya imun
penjamu dan kontaminasi eksternal. Patogen yang infeksius dapat menginvasi dari tempat yang
berdekatan atau dari jalur aliran darah dan bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva. Infeksi viral
memulai reaksi bertingkat dari peradangan leukosit atau limfositik meyebabkan penarikan sel darah
merah atau putih ke area tersebut. Sel darah putih ini mencapai permukaan konjungtiva dan
berakumulasi di sana dengan berpindah secara mudahnya melewati kapiler yang berdilatasi dan tinggi
permeabilitas.7

Pertahanan tubuh primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang menutupi konjungtiva. Rusaknya
lapisan ini memudahkan untuk terjadinya infeksi. Pertahanan sekunder adalah sistem imunologi (tear-
film immunoglobulin dan lisozyme) yang merangsang lakrimasi. Apabila pengeluaran cairan berlebihan
akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal
schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi
ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang disebabkan kurangnya
aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan non farmakologi pada konjungtivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti
virus herpes ini pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau
mata orang lain. Tenaga kesehatan dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok
mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan setelah setiap kali

4
memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah
untuk membersihkan mata yang sakit. Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan
guna mengindari penyebaran konjungtivitis antar pasien.
Pengobatan umumnya hanya bersifat simtomatik dan antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder. Dalam dua minggu akan sembuh dengan sendirinya. Hindari pemakaian steroid topikal
kecuali bila radang sangat hebat dan kemungkinan infeksi virus Herpes simpleks telah dieliminasi.8

1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan mata yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan,
pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter, dan perimeter, pemeriksaan dengan melakukan uji
fluoresein, pemeriksaan dengan uji festel, pemeriksaan oftalmoskop, pemeriksaan dengan slitlamp
dan loupe dengan sentolop. Pada infeksi herpes akan ditemukan sel raksasa multinuklear. Badan
inklusi intranuklear dariHSV dapat ditemukan pada sel konjungtiva dan kornea menggunakan metode
fiksasi Bouin dan pewarnaan Papanicolau. Dengan pemeriksaan dapat dilihat secara jelas konjungtiva
mata yang terserang virus herpes seperti contoh pada gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1 Perbedaan Konjungtiva Normal dan Konjungtivitis.9 Gambar 2 Konjungtivitis oleh Virus Herpes Zoster.9

2. Pengobatan atau terapi


Konjungtivitis herpetik diobati dengan obat antivirus, asiklovir 400 mg/hari selama 5 hari. Steroid
tetes deksametason 0,1 % diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis, dan iritis, tetapi steroid
berbahaya karena dapat mengakibatkan penyebaran sistemik. Dapat diberikan analgesik untuk
menghilangkan rasa sakit. Pada permukaan dapat diberikan salep tetrasiklin. Jika terjadi ulkus kornea

5
perlu dilakukan debridemen dengan cara mengoles salep pada ulkus dengan swab kapas kering,
tetesi obat antivirus, dan ditutup selama 24 jam.10,11

Kesimpulan

Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain bersifat
sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain, kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila
terdeteksi awal dan dapat dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan.

Konjungtivitis viral herpes adalah salah satu jenis penyakit berbahaya yang menyerang mata. Bila segera
diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun jika bila penyakit radang mata tidak segera
ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan dan menyebabkan kebutaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Edisi ketiga.Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.
2. Ilyas HS. Penuntun ilmu penyakit mata. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
3. Ilyas HS, Mailangkay HHB, Taim H, Saman RR, Simarmata M,Widodo PS. Ilmu penyakit mata
untuk dokter dan mahasiswa kedokteran. Edisi ke – 2. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
4. Ferrer FJG, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. In Vaughan and Asbury’s general
ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007.
5. Nischal, Pearson. Kanski clinical ophtalmology. 7th ed. [ebook]. Elsevier. 2011.
6. Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th edition. New Delhi: New Age Publishers; 2007.
7. Shaikh S. Evaluation and management of herpes zoster. Edisi April 2008. Diunduh dari
www.aafp.org, 1 November 2013.
8. Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika; 2000.
9. Wachler BSB. Understanding pink eye. Edisi Maret 2013. Diunduh dari www.webmd.com, 1
November 2013.
10. Lang GK. Conjunctiva. In lang ophthalmology. New York: Thieme; 2000.
11. Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket atlas of ophthalmology. New York: Thieme;
2006.

Anda mungkin juga menyukai