Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrumen Kelautan adalah ilmu yang mempelajari mengenai alat – alat yang
digunakan untuk mendukung kegiatan eksplorasi alam bawah laut. Instrumen
kelautan adalah gabungan dari Teknik Elektro dan Teknik Kelautan. Instrumentasi
Kelautan sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi Oseanografi, Navigasi,
Akustik, Optik dan Satelit.
Instrumentasi Kelautan memiliki tiga fungsi yaitu sebagai pengukuran,
analisis dan kendali. Instrumentasi sebagai pengukur misalnya seperti pengukuran
kecepatan angina, gelombang, pasang surut, karakteristik perairan (suhu salinitas,
dan lain-lain), dan lain sebagainya. Instrumentasi sebagai analisis misalnya
echosounder sebagai alat untuk menganalisis dan mendeteksi bawah perairan.
Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan
secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan
secara otomatis dengan menggunakan komputer (sirkuit elektronik).
Dalam praktikum instrumentasi kelautan ini membahas mengenai
Echosounder, Type Echosounder, spesifikasi Echosounder, kegunaan
Echosounder, dan cara pengoprasian Echosounder.

B. Tujuan

Praktikum ini dilaksanakan dengan memiliki beberapa tujuan yaitu, sebagai


berikut:
1. Memberikan pengenalan kepada mahasiswa alat echosounder
2. Dapat mengetahui bagian dari alat echosounder beserta kegunaan atau
fungsinya

C. Manfaat
Praktikum ini dilaksanakan dengan memiliki beberapa manfaat yaitu
mahasiswa telah mengetahui alat akusitk echosounder dan mengetahui setiap
bagian dan kegunaan alat echosounder
2
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Echosounder
Echosounder adalah alat yang dapat membantu anda untuk mencari ikan
dengan lebih baik, echosounder tidak menangkap ikan dapat membantu anda
untuk menangkap lebih banyak ikan dengan trawl, gill net, purse-net, atau jenis
jarring yang lain. Echosounder bahkan dapat membantu anda untuk menangkap
lebih banyak ikan dengan hooks and lines. (Burceynski, J. And Ben-Yami M.,
1985).
Echosounder bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi
dalam medium air. Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan
gelombang akustik yang akan dimasukkan kedalam air laut. Sonar bathymetric
memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa
akustik yang dapat dikontrol (Maclennan Dan Simmonds, 1992).
Untuk pengukuran kedalaman, digunakan echosounder atau perum gema
yang pertama kali dikembangkan di jerman pada tahun 1920. Alat ini dapat
dipakai untuk menghasilkan profil kedalaman yang kontinyu sepanjang jalur
perum dengan ketelitian yang cukup baik. Ada dua cara yang dapat ditempuh
untuk untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul
timah hitam (drad loading) dan gema daya atau echosounder atau echoloading
(Waldopo, 2008).
Adapun komponen dalam echosounder, yaitu:
1. Transmitter: Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan
dipancarkan
2. Transducer: Tranduser adalah bagian dari alat perum gema yang
mengubah energi listrik menjadi mekanik dan sebaliknnya
3. Receiver: Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang
lemah dari tranduser saat gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke
recorder
4. Recorder/ Display) : Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang
ditulis ke dalam kertas serta menampilkan pada layar display ctr
(cathoda ray tube) berupa sinar osilasi (untuk layar warna) ataupun
berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echosounder tanpa rekaman).
4

B. Manfaat Echosounder Dibidang Perikanan


Fungsi echosounder di bidang perikanan dan kelautan adalah sebagai
pengidentifikasi jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (sub-bottom profile),
pemetaan dasar laut (seabed mapping), pencarian kapal-kapal karam di dalam
laut, penentuan jalur pipa dan kabel di bawah dasar laut dan analisa dampak
lingkungan di dasar laut. Selain itu, aplikasi echosounder juga berperan dalam
penentuan stock ikan dan lokasi shoaling atau schooling ikan. Menurut Raharjo
(2002), metode akustik yang tercanggih dan terbaik hingga saat ini dapat
digunakan untuk menduga sebaran dan kelimpahan ikan pada suatu perairan,
yakni dengan dua belam system dan split beam system echosounde.
Alat scientific echosounder simrad ek-500 dapat digunakan untuk
menentukan posisi stasiun trawl sehingga jaring trawl bisa bekerja maksimal,
mengetahui kondisi dasar, dan mendeteksi keberadaan ikan di suatu perairan
(Genisa, 2003). Sedangkan fungsi dasar dari echosounder adalah mengukur jarak
ke dasar samudera dengan cepat. Sehingga dalam perkembangannya, bisa
difungsikan untuk melihat kontur dasar perairan, serta kedalaman stok ikan di
laut.

C. Kelemahan Dan Kelebihan Echosounder

Menurut Burezynski. J. Dan ben. Yami(1985), kelemahan dan kelebihan


echosounder adalah sebagai berikut:
Kelemahan:
1. Hargannya mahal untuk membeli sebuah echosounder
2. Kebanyakan echosounder menggunakan kertas khusus dan baterai yang
mahal.
3. Anda harus menghabiskan waktu yang diperlukan untuk memebersihkan dan
memperbaikinnya sehingga ia akan bekerja.
4. Jika rusak, anda akan memerlukan tukang khusus, seperti tukang perbaikan
radio transister, untuk memperbaikinnya.
Kelebihan:
5

1. Anda tidak membuang-buang waktu dan bahan bakar untuk mencoba


menangkap ikan di tempat dimana ada beberapa ikan atau tidak ada ikan
sama sekali
2. Anda dapat menagkap lebih banyak ikan karena ikan karena echosounder
menunjukkan anda dimana terdapat lebih banyak ikan yang ditangkap
3. Echosounder menunjukkan kedalaman air
4. Anda dapat melihat batu, bangkai kapal-kapal atau sampah dibawah sehingga
dapat menghindari kehilanggan atau kerobekan jaring anda.
Sistem echosounder tidak menyediakan langsung pengukuran kedalaman
tetapi menghitung nilai dari waktu perjalanan dua arah yang tercatat. Informasi
kedalaman yang dihasilkan dapat direkam secara digital atau melalui pos-
acquistion digitalisasi jejak-jejak analog dua dimensi. Kedalaman secara
konvensional tercatat dalam meter, dengan angka-angka aktual ditampilkan
mewakili jarak dari tranduser ke dasar laut. Untuk analisis batymetrik data dari
lingkungan dekat pantai semua nilai yang diperoleh harus diperbaiaki untuk
variasi pasang surut dan kedalaman tranduser di bawah permukaan air (Bowens,
A., 2009).

D. Sistem Pengoperasian/ Cara Kerja Echosounder

Suatu pulsa listrik dengan frekuensi dan waktu tertentu dibangkitkan oleh
time base yang memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke tranduser
pulsa listrik yang masuk ke tranduser diubah menjadi gelombang suara
selanjutnnya dipantulkan di medium air. Gelombang tersebut merambat di dalam
air yang apabila mengalami suatu objek akan dipantulkan sebagai gema (echo)
dan diterima oleh tranduser. Selanjutnnya echo akan diubah kembali menjadi
energi listrik sebelum akhirnnya diterima oleh receiver dan diperkuat oleh
amplifier. Besarnnya penguatan echo dapat diukur oleh sensitivitas yang
selanjutnnya dikirimkan ke bagian display/recorder. Waktu yang diperlukan saat
sinyal dipancarkan sampai diterima kembali oleh tranduser adalah sebanding
dengan jarak antara target dengan tranduser. Display yang umum digunakan suatu
echosounder adalah recording echosounder dengan kertas baik moist paper atau
6

dry paper dan colour echosounder dengan tampilan yang lebih menarik (Mac
Lennen Dan Simmonds, 1992).
Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akustik
pendek atau ping ysng dipancarkan kedasar air kemudian mendengarkannya
kembali echo dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan
kembalinya echo adalah waktu yang dipantulkan gelombang akustik untuk
merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan
mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, maka kedalaman dasar air dapat
dihitung (Herli, 2008).
7

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktikum, yaitu sebagai


berikut:
Hari/ tanggal : Kamis, 13 Juni 2019
Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Ekowisata Perairan FPIK UNMUL

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum di Laboratorium Ekowisata Perairan FPIK


UNMUL
(Sumber: Google Earth Pro, 2019)

B. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini, sebagai berikut:
1. ATK
2. Kamera
8

B. Prosedur Kerja
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa tahapan kerja, yaitu sebagai
berikut:
1. Melihat langsung bagian – bagian dari echosounder
2. Mendengarkan penjelasan setiap bagian alat echosounder dan fungsinya
dari asisten praktikum
3. Mencatat atau merekam penyampaian dari asisten praktikum
4. Mendokumentasikan bagian – bagian dari echosounder dan proses
berlangsungnya pengenalan alat echosounder.
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Pada praktikum pengenalan bagian – bagian alat echosounder dan fungsinya
hasil yang di dapatkan dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama komponen Echosounder

No. Nama Alat Kegunaan


Berfungsi sebagai layar baca untuk
menampilkan hasil dari rekaman
transduser yang berada di bawah peiran
1.

Display
Berfungsi sebagai mengubah energi
listrik menjadi mekanik dan
sebaliknnya. Gelombang akustik

2. tersebut merapat pada medium air


dengan cepat rambat yang relatif
diketahui atau dapat diprediksi hingga
Transduser menyentuh dasar perairan dan
dipantulkan ke tranduser (Deo, 2007).
Transmitter berfungsi menghasilkan
pulsa yang akan dipancarkan. Suatu
perintah dari kotak pemicu pulsa pada
recorder akan memberitahukan kapan
3.
pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian
diperkuat oleh power amplitier.
Transmitter
Sebelum pulsa tersebut disalurkan ke
tranduser (FAO, 1983).
10

Berfungsi Sebagai penghubung


Transduser dan Antena. Selain itu, Besi
F digunakan untuk menyangkutkan di
badan kapal
4.

Besi F

Aki Motor berfungsi sebagai power


suplly untuk menyalakan echosounder

5.

Aki Motor
Berfungsi sebagai penangkap sinyal dari
satelit untuk membantu dalam
menentukan titik koordinat
6.

Antena
Sumber: Hasil Praktikum, 2019

Echosounder yang diperkenalkan kepada praktikan ada 2 type, sebagai


berikut:
1. Garmin GPS MAP 580/585
2. Garmin GPS MAP 2108
Untuk aki biasa digunakan aki motor/mobil. Selain fungsi dari setiap bagian alat
echosounder, asisten juga mempraktekkan perangkaian alat echosounder.

B. Pembahasan
11

Berdasarkan hasil yang di dapat pada praktikum, type echosounder yang


digunakan ialah Garmin GPS MAP 580/585. Aki yang dipakai sebagai power
suplly ialah aki motor yuasa dengan ukuran 12 volt. Seluruh bagian alat
echosounder saling berhubungan. Echosounder tidak dapat dijalankan jika
bagiannya tidak lengkap. Apalagi jika tidak ada aki sebagai power suplly.
Adapun cara kerja dari setiap bagian ialah sebegai berikut; suatu pulsa listrik
dengan frekuensi dan waktu tertentu dibangkitkan oleh time base yang memicu
transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke tranduser pulsa listrik yang
masuk ke tranduser diubah menjadi gelombang suara selanjutnnya dipantulkan di
medium air. Gelombang tersebut merambat di dalam air yang apabila mengalami
suatu objek akan dipantulkan sebagai gema (echo) dan diterima oleh tranduser.
Selanjutnnya echo akan diubah kembali menjadi energi listrik sebelum akhirnnya
diterima oleh receiver dan diperkuat oleh amplifier. Besarnnya penguatan echo
dapat diukur oleh sensitivitas yang selanjutnnya dikirimkan ke bagian
display/recorder. Waktu yang diperlukan saat sinyal dipancarkan sampai diterima
kembali oleh tranduser adalah sebanding dengan jarak antara target dengan
tranduser. Display yang umum digunakan suatu echosounder adalah recording
echosounder dengan kertas baik moist paper atau dry paper dan colour
echosounder dengan tampilan yang lebih menarik (Mac Lennen Dan Simmonds,
1992).
Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akustik
pendek atau ping ysng dipancarkan kedasar air kemudian mendengarkannya
kembali echo dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan
kembalinya echo adalah waktu yang dipantulkan gelombang akustik untuk
merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan
mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, maka kedalaman dasar air dapat
dihitung (Herli, 2008).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


12

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum Dasar – Dasar Instrument


Kelautan tentang pengenalan bagian – bagian alat echosounder dan kegunaannya
dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Bagian dari alat echosounder, seperti; display (echosounder),
transduser, transmitter, besi F, Aki motor 12 V dan Antena
2. Setiap bagian memiliki fungsi sebagai berikut; display (echosounder)
berfungsi menampilkan hasil rekaman transducer. Transduser berfungsi
mengubah energi listrik menjadi mekanik dan sebaliknya. Transmitter
berfungsi menghasilkan pulsa yang akan di pancarkan. Besi F bergungsi
sebagai penghubung transducer dan antena dan menyangkutkan di badan
kapal. Aki motor berfungsi sebagai pembangkit tenaga (power suplly).
3. Setiap bagian dari alat echosounder saling berhubungan satu sama lain,
echosounder tidak dapat berfungsi jika bagian dari alat tidak lengkap.

B. Saran

Saran untuk praktikan kedepannya, sebaiknya memperhatikan dengan baik,


aktif bertanya pada saat praktikan, aktif mencatat, standby merekam penjelasan
yang diberikan agar jika ada catatan yang terlewat dapat didengar kembali melalui
rekaman, aktif mendokumentasikan alat/bahan yang digunakan serta keadaan pada
saat praktikum. Sehingga, pada saat mengerjakan laporan semua data lengkap dan
laporan yang dibuat hasilnya bagus.
13

DAFTAR PUSTAKA

Bowens, A., 2009. Underwater Archacology the NAS Guide to Principles and
Practice, The Nautical Acheology.
Burceynski, J. and Ben-Yami M., 1985. Community Fishery Centries: Guidelines
for Establishment and operation FAO. Fishery Industries Division
Deo, 2007. Pengertian dan Fungsi Dari Tranducer. IPB. Bogor.
FAO, 1983. Introduction to Fisheries Management Advantage Distributies and
Mechanisme. Rome: hlm. 3-6.
Genisa, Abdul Samad.2003. Sebaran Struktur Komunitas Ikan Disekitar Estuaria
Digul Irian Jaya. vol.13 (1):01-09 Universitas Hasanudin. Makasar.
Maclennan, DN. dan Simmonds, EJ. 1992. Fisheries Acoustics London: Chapman
and hall.
Herli, 2008. SistemVisualisasi Profil Dasar Laut dengan menggunakan
Echosounder Universita Indonesia. Jakarta.
Raharjo, Sugeng. 2002. Penduga densitas ikan dasar dengan metode akustik
diperairan selat Bali pada musim timur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Waldopo, 2008. Pengaruh Pelatihan Pendayagunaan TIK bagi peningkatan
Kompetensi Guru dalam Pemanfaatan TIK untuk pembeljaran dalam
kaitannya dengan perumusan Kebijakan Pelatihan TIK untuk guru di
Indonesia. Teknologi Pendidikan Pustekkom Kemdiknas. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai