Paper PMS - BAB I - Alhady Niar Minandar - 185168001 PDF
Paper PMS - BAB I - Alhady Niar Minandar - 185168001 PDF
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal Syariah pada program studi
Magister Terapan Keuangan dan Perbankan Syariah
Disusun Oleh:
185168001
Menurut Tahir and Brimble (2011)1 saat ini terdapat suatu tren yang sedang
berkembang dalam pengimplementasian hukum syariah sebagai sebuah jalan dalam
kehidupan secara global, termasuk dalam aktivitas investasi. Mengingat dalam
pandangan islam sendiri pemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki
merupakan salah satu aktifitas muamalah yang sangat dianjurkan. Karena Melalui
kegiatan investasi ini sumber daya berupa harta ataupun aset yang dimiliki
seseorang menjadi produktif dan memiliki kemampuan untuk mendatangkan
manfaat bagi orang lain selama dilakukan berdasarkan pedoman prinsip-prinsip
syariah (Mussafi, 2014)2. Sebagai mana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,
1
al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). Selain itu juga terdapat potongan
ayat dalam QS. Al-Isra ayat 7 berbunyi,
Aktifitas investasi atau penyertaan modal yang ada di Indonesia saat ini
difasilitasi oleh lembaga keuangan bank seperti Bank Umum dan BPR maupun
lembaga keuangan non-bank seperti Pasar Modal sehingga pemerataan ekonomi
dapat berjalan dengan baik (Kasmir, 2014)1. Pasar modal ini digunakan oleh
berbagai pihak terutama perusahaan untuk menjual sahamnya ataupun obligasi
dengan tujuan hasil dari penjualan tersebut nantinya akan digunakan sebagai
tambahan dan/atau memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2013)2. Penguatan
modal melalui penyertaan modal yang dilakukan oleh perusahaan ini dibutuhkan
untuk mempertahankan eksistensi dan pengembangan perusahaan yang mana pada
akhirnya akan membuat perusahaan tersebut dapat membantu mengoptimalkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Indonesia saat ini telah memiliki pasar modal syariah yang melaksanakan
kegiatan perdagangan efek syariah, dimana keberadaan Pasar Modal Syariah ini di
awali dengan penerbitan Reksadana Syariah yang dilakukan oleh PT. Danareksa
Investment Management pada tahun 1997. Kemudian Bursa Efek Indonesia yang
sebelumnya masih bernama Bursa Efek Jakarta melaksanakan kerjasama dengan
PT. Danareksa Investment Management untuk meluncurkan indeks saham syariah
pertama yaitu JII (Jakarta Islamic Indeks). Melalui penerbitan indeks tersebut
diharapkan agar dapat menjadi panduan bagi para investor untuk menginvestasikan
dananya kedalam saham-saham yang memenuhi kriteria prinsip syariah. Sama
seperti halnya pada pasar modal konvensional, Pasar Modal Syariah juga
1
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi revisi ed.).
2 Fahmi, I. (2013). Rahasia Saham dan Obligasi.
2
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan juga
perdagangan efek dari perusahaan publik yang menerbitkan efek tersebut, dan baik
lembaga ataupun kegiatan yang dilakukan terkait dengan efek yang dijalan harus
sesuai dengan prinsip syariah (Sholihin, 2013)1.
8%
Pasar Modal Syariah
37% 55% Perbankan Syariah
IKNB Syariah
Kondisi perkembangan aset Pasar Modal Syariah ini menggambarkan peran yang
sangat penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini juga dibuktikan
dengan data yang diterbitkan OJK mengenai perkembangan jumlah saham syariah
hingga tahun 2019 yang sudah mencapai 421 dalam Daftar Efek Syariah (DES)
pada Pasar Modal Syariah3. Meski begitu, masih ada opini masyarakat yang
menganggap bahwa pelaksanaan kegiatan atau sistem yang dijalankan pada Pasar
Modal Syariah belum sepenuhnya sesuai dengan syariat Islam. Hal ini menjadi
permasalahan tersendiri bagi para pelaku aktifitas investasi maupun masyarakat
pada umumnya terkait kepercayaan terhadap Pasar Modal Syariah yang ada di
Indonesia. Lemahnya pengetahuan masyarakat mengenai aktifitas di Pasar Modal
3
Syariah menjadi salah satu faktor terbesar yang menimbulkan opini tersebut.
Berdasarkan data OJK menyebutkan bahwa literasi keuangan mengenai Pasar
Modal Syariah memang paling rendah, sebagai mana tabel berikut:
1
Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019. OJK
4
4) Bagaimanakah risiko investasi pada Pasar Modal Syariah di Indonesia?
5) Bagaimanakah transaksi di Pasar Modal dalam perspektif Islam?
1) Untuk mengetahui konsep dasar dan ruang lingkup pasar modal syariah
2) Untuk mengetahui karakteristik Pasar Modal Syariah di Indonesia
3) Untuk mengetahui manfaat investasi pada Pasar Modal Syariah di Indonesia
4) Untuk mengetahui risiko investasi pada Pasar Modal Syariah di Indonesia
5) Untuk mengetahui bagaimana transaksi Pasar Modal dalam perspektif Islam
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
1
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi revisi ed.).
2 Ghufron, S. (2005). Sistem Kerja Pasar Modal Syariah.
6
1. Setiap transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan (gharar) dilarang.
2. Setiap instrumen atau efek yang diperdagangkan harus memenuhi kriteria
yang halal.
1
Lubis, S. K. (2004). Hukum Ekonomi Islam
2 DSN-MUI, 2006: 264-277
7
Selain adanya UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal sebagai landasan hukum
kegiatan pasar modal syariah di Indonesia, terdapat pula landasan hukum yang
mengatur tentang SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), yaitu UU No. 19 Tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Sebagai suatu lembaga keuangan
Pasar Modal Syariah di Indonesia juga memiliki struktur yang sebelumnya
melibatkan menteri keuangan yang membawahi Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), namun saat ini struktur tersebut telah
diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dapat dilihat pada
gambar berikut:
Sumber: idx.co.id1
1. Saham Syariah
1
www.idx.co.id. Online. Diakses pada tanggal 22 September 2019.
2 Sutedi, A. (2011). Pasar modal syariah: sarana investasi keuangan berdasarkan prinsip syariah.
8
a. Tidak melakukan kegiatan usaha yang melanggar syariat islam seperti
perjudian, perdagangan yang dilarang, jasa keuangan yang
mengandung unsur riba, jual beli yang mengandung gharar dan maysir,
memproduksi atau mendistribus barang-barang yang haram atau
mengandung mudharat, serta transaksi suap.
b. Jumlah hutang yang diperoleh dari sistem bunga bila dibandingkan
dengan total aset yang dimiliki tidak boleh melebihi 45%.
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pendapatan non-halal bila
dibandingkan dengan total pendapatan tidak boleh melebihi 10%.
2. Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi Syariah atau Sukuk merupakan efek syariah yang berbeda dengan
obligasi biasa, dimana sukuk ini adalah bukti kepemilihan yang nilainya sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan dari aset yang mendasarinya. Artinya setiap
penerbitan obligasi syariah atau sukuk harus memiliki aset yang menjadi dasar
penerbitan (underlying asset). Sementara itu menurut Fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, obligasi syariah merupakan surat berharga
jangka panjang yang memenuhi prinsip syariah dan dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah tersebut. Emiten yang mengeluarkan obligasi syariah
tersebut diharuskan untuk membayar pendapatan dengan sistem bagi hasil serta
mengembalikan dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo (Sutedi, 2011)1.
3. Reksadana Syariah
1 Ibid.
2
Peraturan OJK. No 19/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan reksadana syariah.
3 Ibid.
9
4. Efek Syariah Lainnya
1
Ibid.
2 Metwally, M. (1995). Teori dan Model Ekonomi Islam.
10
II.C MANFAAT PASAR MODAL SYARIAH
Permasalahan utama yang sering kali dihadapi oleh para pelaku usaha yang
menyebabkan upaya pengembangan usahanya adalah permasalahan modal. Meski
keberadaan lembaga pinjaman seperti perbankan dan lembaga keuangan lainnya
dapat menjadi solusi didalam mengatasi permasalahan tersebut melalui penyediaan
dana, nyatanya masih banyak perusahaan yang tidak dapat memperoleh kesempatan
untuk mendapatkan fasilitas modal tersebut akibat kendala terkait agunan dan
jaminan yang dimiliki. Oleh karena itu Pasar Modal Syariah hadir sebagai alternatif
falam memberikan kesempatan memperoleh modal sebagaimana pernyataan
(Manan, 2009)1 yang menyebutkan bahwa Pasar Modal memiliki manfaat
diantaranya:
1
Manan, A. (2009). Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi Pasar Modal Syariah di Indonesia,
Edisi Pertama
11
II.D RISIKO PASAR MODAL SYARIAH
Aktifitas investasi tentu tidak terlepas dari risiko akibat adanya
ketidakpastian (uncertainty). Setiap bentuk investasi memiliki risiko yang
tingkatannya bergantung pada banyak faktor, baik faktor yang dapat diperhitungkan
maupun tidak. Semakin besar tingkat keuntungan atau pengembalian yang
diharapkan dari investasi tersebut, akan membawa risiko yang tinggi pula.
Sebagaimana istilah umum yang sering kita dengan yaitu “high risk, high return”.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para investor diluar sana untuk memahami
risiko tersebut sebelum melakukan aktifitas investasi kedalam berbagai instrumen.
Karena risiko investasi pada setiap instrumen pada dasarnya dapat diukur ataupun
dikelola sehingga dapat mengurangi atau meminimalisir kerugian yang mungkin
terjadi (Fauziyah, 2014)1.
Sebagai salah satu sarana yang memiliki berbagai macam instrumen dalam
kegiatan investasi pada umumnya, investasi pada Pasar Modal Syariah juga
memiliki risiko yang mungkin dihadapi oleh para investor. Sebagaimana
pernyataan Harjito and Martono (2005) 2yang menyebutkan bahwa pada prinsipnya
investasi di Pasar Modal memiliki kemunginan terjadinya risiko yang
mengakibatkan fluktuasi harga. Adapun risiko-risiko tersebut antara lain:
2. Risiko Bisnis
1
Fauziyah,N. A. (2014).Jurnal Konvergensi. Vol. 4. 53-54.
2 Harjito, A., & Martono, S. (2005). Manajemen Keuangan.
12
3. Risiko Bunga
4. Risiko Pasar
Risiko ini berkaitan dengan kondisi pasar yang mempengaruhi harga surat-
surat berharga termasuk pada surat berharga syariah. Apabila kondisi pasar sedang
mengalami tren positif (bullish) maka hampir semua harga saham yang ada dibursa
akan mengalami kenaikan. Begitupun pada saat kondisi pasar yang lemah (bearish),
maka harga surat-surat berharga akan cenderung turun. Terlepas dari kondisi
fundamental maupun kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
5. Risiko Likuiditas
1 Nasution, M. E., & Huda, N. (2016). Investasi pada pasar modal syariah
13
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
14
BAB III
PENUTUP
III.A KESIMPULAN
1. Pasar modal syariah merupakan kegiatan yang ada dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur di dalam UUPM yang memenuhi prinsip syariah.
Adapun prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah dilarangnya transaksi
yang bersifat tidak jelas (gharar), dan efek atau instrumen yang
diperdagangkan harus memenuhi kriteria yang halal.
2. Pasar Modal Syariah memerlukan beberapa karakteristik yang harus penuhi
dalam pembentukannya. Secara umum karakteristik tersebut menekankan
bahwa setiap transaksi yang dilakukan harus jelas agar terhindar dari
ketidak-jelasan. Selain itu juga terdapat larangan yang berkaitan dengan
penentuan harga saham tertinggi dan penerapan kegiatan usaha perusahaan
yang harus sesuai dengan prinsip syariah seperti sistem akuntansi yang
diterapkan perusahaan tersebut.
3. Keberadaan Pasar Modal Syariah memiliki peran yang penting dalam
pengembangan ekonomi nasional sebagai alternatif pilihan bagi aktifitas
investasi yang dilakukan baik bagi pihak yang membutuhkan modal atau
perusahaan, maupun pihak yang menyalurkan dananya kedalam bentuk
investasi atau para investor. Hal ini tentu menjadi manfaat tersendiri yang
diberikan oleh Pasar Modal Syariah, selain itu terdapat pula manfaat lain
diantaranya terbukanya peluang kepemilikan suatu perusahaan bagi
masyarakat dari kalangan menengah, maupun mendorong iklim usaha yang
sehat melalui pelaksanaan usaha yang terbuka, serta pemanfaatan tenaga
kerja profesional melalui pembukaan lapangan kerja yang lebih menarik.
15
4. Sebagaimana kegiatan investasi pada umumnya, investasi yang dilakukan
ke dalam pasar modal juga tentu tidak terlepas dari adanya risiko yang dapat
terjadi akibat ketidak-pastian (uncertainty) dimasa yang akan datang dan
menyebabkan perubahan pada harga saham. Adapun risiko-risiko tersebut
antara lain: risiko daya beli, risiko bisnis, risiko bunga, risiko pasar serta
risiko likuiditas. Oleh sebab itu, para investor diharuskan untuk memahami
risiko yang dapat terjadi sehingga kemungkinan terjadinya risiko dapat
dikurangi ataupun dikelola dengan baik.
5. Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan tersendiri dalam
menghadapi permasalahan kehidupan, termasuk dalam aspek ekonomi.
Salah satu kegiatan di dalam aspek ekonomi tersebut ialah kegiatan
investasi pada Pasar Modal Syariah. Secara umum Islam memiliki
perspektif yang mendukung kegiatan yang terdapat di dalam Pasar Modal
Syariah. Hal tersebut dapat dilihat melalui konsep dasar hukum Islam yang
tertuang di dalam Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, dan pendapat para ulama yang
mendukung kegiatan Pasar Modal Syariah.
16
DAFTAR PUSTAKA