Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu,

sebagai petugas kesehatan khususnya perawat memiliki tanggung jawab untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna menunjang dan memberikan

pelayanan yang baik. Perkembangan saat ini, juga mempengaruhi gaya hidup

atau pada kebiasaan sehari-hari, misalnya kurangnya mengkonsumsi makanan

berserat dalam menu sehari-hari, yang diduga salah satu penyebab apendiks

(Sander, 2011).

Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi

makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.

Tinja yang keras dapat menyebabkan konstipasi. Kemudian konstipasi dapat

menyebabkan peningkatnya ​intrasekal ​yang berakibat timbulnya sumbatan

fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa.

Semua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis (Sander, 2011).

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada ​apendiks vermiformis,​

dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi (Sander,

2011).

Apendisitis merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai

faktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang


diajukan sebagai faktor pencetus. Disamping hiperplasia jaringan ​limf,​ tumor

apendiks, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain

yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks akibat

parasit seperti ​E.histolytica (​ Sjamsuhidajat, 2010).

Menurut Sjamsuhidajat (2010), peradangan akut apendiks memerlukan

tindakan pembedahan segera untuk mecegah komplikasi yang umumnya

berbahaya. Menurut Brunner & Suddarth (2005), apendiktomi (pembedahan

untuk mengangkat apendiks) dilakukan segera mungkin untuk mengurangi risiko

perforasi. Di Indonesia sendiri apendisitis merupakan penyakit urutan ke empat

terbanyak tahun 2006. Kelompok usia yang umumnya mengalami apendisitis

yaitu pada usia antara 10 sampai 30 tahun. Satu orang dari 15 orang pernah

menderita apendisitis dalam hidupnya (Eylin, 2009). Setiap tahun sekitar

700.000 pasien dengan usus buntu atau apendisitis diruang gawat darurat untuk

pengobatan termasuk apendiktomi (Clynton, 2009). Data dari RSUP H. Adam

Malik yang menunjukkan semakin tingginya angka operasi apendiktomi tiap

tahunnya, dimana pada tahun 2007 terdapat 152 tindakan pembedahan, tahun

2008 terdapat 165 tindakan pembedahan, dan tahun 2009 terdapat 173 tindakan

pembedahan (Profil RSUP H. Adam Malik Medan, 2010).

Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa tindakan apendiktomi ini

dapat timbul berbagai masalah keperawatan, salah satu diantaranya nyeri. Nyeri

pasca bedah mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi. Pada setiap keluhan

nyeri, terdapat suatu ​nosisepsi d​ isuatu tempat pada tubuh yang disebabkan oleh

suatu ​noksa,​ baru kemudian mengalami sensasi nyeri.


Akhirnya, timbul reaksi terhadap sensasi nyeri dalam bentuk sikap dan perilaku

verbal maupun non-verbal untuk mengemukakan apa yang dirasakannya

(Sjamsuhidajat dkk, 2005)

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

(Brunner & Suddarth, 2002). Berdasarkan lama waktu terjadinya nyeri, nyeri

dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik (Judha, 2012). Nyeri akut

terjadi setelah cedera penyakit akut, atau intervensi bedah dan memiliki awitan

yang cepat, dengan intensitas bervariasi, dan berlangsung untuk waktu singkat.

Sedangkan nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang bervariasi, dan

biasanya berlangsung lebih dari enam bulan (Potter, 2009)

Nyeri yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang

membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya. Banyak teori

berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri. Bagaimanapun, tidak

ada satu teoripun yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri

ditransmisikan atau dicerap, tidak juga menjelaskan kompleksitas dari cara yang

mempengaruhi transmisi impuls nyeri, sensasi nyeri, dan perbedaan individual

dalam sensasi nyeri. Penatalaksanaan efektif nyeri pasien membutuhkan

pemahaman tentang persepsi nyeri, juga disebut sebagai ​nosisepsi​. Selain itu,

penting artinya memahami strategi pengkajian nyeri dan intervensi yang

digunakan untuk meredakan nyeri individu, juga tentang keuntungan, kerugian,

dan keterbatasan dari setiap intervensi (Brunner & Suddarth, 2002)


Dari hasil pengamatan penulis saat melakukan praktek keperawatan

diberbagai rumah sakit, sebagian besar pasien dengan tindakan pembedahan

mengakibatkan munculnya masalah nyeri dan selama pengelolaan di RSUD

Raden Mattaher Jambi, penulis menjumpai pasien dengan post-operasi

apendiktomi hari ke-I dengan keluhan nyeri pada Tn.R didukung oleh data

subyektif “Pasien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah atau bagian yang

habis dioperasi, nyeri terasa perih dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0- 10), nyeri

yang dirasakan hilang timbul” dan data obyektif “Pasien tampak lemah dan

meringis kesakitan”.

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan pengelolahan

kasus keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn.M Dengan Post-Operasi Apendiktomi Hari

Ke-II Di RSUD Raden Mattaher Jambi”.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, antara lain sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri dan mampu menerapkan asuhan keperawatan

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan

komprehensif pada Tn.R dengan post-operasi apendiktomi hari ke-I di ruang

RSUD Raden Mattaher Jambi


2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.R dengan nyeri post-

operasi apendiktomi hari ke-I .

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.R dengan

nyeri post-operasi apendiktomi hari ke-I.

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Tn.R dengan

nyeri post-operasi apendiktomi hari ke-I.

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn.R

dengan nyeri post-operasi apendiktomi hari ke-I.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.R dengan nyeri post-

operasi apendiktomi hari ke-I.

f. Penulis mampu mengalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Tn.R dengan

nyeri post-operasi apendiktomi hari ke-I.

C. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak terkait dengan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:

1. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar dibidang ilmu

keperawatan.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi / Pendidikan

1) Untuk menambah khasanah kepustakaan dibidang ilmu kesehatan

yaitu dalam bidang ilmu keperawatan.

2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan langsung dalam Karya Tulis Ilmiah ini untuk

tenaga kesehatan khususnya keperawatan.

b. Bagi Rumah Sakit

1) Hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan

referensi karya ilmiah yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu

kesehatan khususnya dibidang keperawatan.

2) Agar dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, khususnya

pada kasus post-operasi apendiktomi.


ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN.R DENGAN POST OPERASI

APENDIKTOMI HARI KE I DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBITAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

RIZKA AZZAHRA

NIM : PO.71.20.0.17.4213

POLTEKKES KESEHATAN JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai