Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cerebral palsy adalah kondisi neurologis yang terjadi permanen tapi tidak

mempengaruhi kerusakan perkembangan saraf karena itu bersifat non progresif

pada lesi satu atau banyak okasi pada otak yang immatur.

Intervensi Fisioterapi pada pasien anak Cerebral palsy 1) Neurostructure:

usapan pada bagian-bagian tubuh di ektremitas serta menggunakan tekan yang

ringan. Pada sendi dari proksimal ke distal dengan menggunakan sentuhan dari

kedua palmar serta jari-jari untuk meningkatkan taktil stimulus sensori. 2)

Mobilisasi thrunk dan kepala: gerakan thrunk dan kepala untuk meningkatkan

lingkup gerak sendi pada thrunk dan kepala, serta penguluran otot pada thrunk dan

kepala. 3) Latihan berguling: pasien posisi terlentang, lalu terapis memegang kaki

kanan dan kiri, gerakan ke arah kanan dan kiri. Dan lakukan juga pada posisi

tengkurap. 4) Home program: treapis memberikan informasi dan contoh kepada ibu

untuk melakukan gerakan neurostructure dan latihan di rumah untuk berguling. 5)

Edukasi: untuk orang tua pasien agar selalu memperhatikan perkembangan

anaknya, serta memberkan motivasi pada anak agar dapat belajar dan berlatih

dengan semangat dan giat.

a. Dari assesment fisioterapi dapat menunjukan keluhan dan

kebutuhan terapi yang diberikan pasien untuk mendapatkan keberhasilan dari

35
36

tujuan. Teknologi intervensi fisioterapi: Tujuan Jangka Pendek: 1) Mengontrol

spastisitas pada AGA dan AGB, 2) Meningkatkan tonus otot postural. Tujuan

Jangka Panjang: 1) Melanjutkan tujuan jangka pendek, 2) Meningkatkan

kemampuan fungsional sosialisasi.

B. Saran

Dalam penulisan makalah seminar kasus ini dapat dijadikan panduan praktis

untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Cerebral Palsy diplegia

di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai