BAB II
LATAR BELAKANG
PERUBAHAN UUD 1945
3
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
1
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Memorabilia Dewan Pertimbangan Agung, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2005), hal. 5 – 6.
4
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
2
Semula berupa gerakan ekonomi yang terorganisir bernama Sarekat Dagang Islam, berdiri
tahun 1911. Lihat Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1987), hal. 5-6.
3
C.S.T. Kansil, Christine S.T. Kansil, dan Engeline R. Palandeng, Konstitusi-konstitusi
Indonesia Tahun 1945-2000, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), hal. 2-3.
4
Perang Dunia II berlangsung sejak 1 September 1939 hingga 14 Agustus 1945. Perang
berkecamuk di Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania, dan Afrika. Secara
garis besar, terdapat dua kelompok negara-negara yang berseteru dalam Perang Dunia II yaitu
kelompok Axis yang dimotori Jerman, Italia, dan Jepang, dan kelompok Sekutu yang dimotori
Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Cina. Ketika menyerbu Hindia Belanda, Jepang
berhadapan dengan kekuatan militer Belanda dan sekutunya yang tergabung dalam Front
America, British, Dutch, Australia (ABDA).
5
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
5
Janji kemerdekaan juga diberikan Jepang kepada negara-negara lain yang didudukinya seperti
Filipina dan Birma. Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Op.Cit., hal. 4.
6
Mohammad Tolchah Mansoer, Pembahasan Beberapa Aspek tentang Kekuasaan-kekuasaan
Eksekutif dan Legislatif Negara Indonesia, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983),
hal. 1-2.
7
Sebagian besar referensi menyebut Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Tetapi, sebagaimana diungkapkan RM. A.B. Kusuma, penambahan kata
“Indonesia” merupakan kesalahkaprahan karena badan ini dibentuk oleh Rikugun (Angkatan
Darat Jepang), Tentara XVI, yang wewenangnya hanya meliputi Jawa dan Madura. Lihat RM.
A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, (Depok: Badan Penerbit FH UI, 2004), hal.
1.
8
Dibaca “dokuritsu”. Karena itu sebagian besar referensi sejarah menulis nama badan ini
sesuai bunyi bacaannya: “Dokuritsu Zyunbi Tyosakai”.
9
Lihat penjelasan RM. A.B. Kusuma dalam catatan kaki, Ibid., hal. 1.
10
Mansoer, Op.Cit., hal. 3.
6
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
Tabel 1
Susunan Keanggotaan BPUPK
No. Nama Kedudukan
1 Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat Ketua (Kaico)
2 R.P. Soeroso Ketua Muda (Fuku Kaico)
3 Itjibangase Yosio Tekisan Ketua Muda (Fuku Kaico)
4 Ir. Soekarno Anggota (Iin)
5 Mr. Muh. Yamin Anggota (Iin)
6 Dr. R. Koesoemah Atmadja Anggota (Iin)
7 R. Abdoelrahim Pratlykrama Anggota (Iin)
8 R. Aris Anggota (Iin)
9 Ki Hadjar Dewantara Anggota (Iin)
10 Ki Bagoes Hadikoesoemo Anggota (Iin)
11 B.P.H. Bintoro Anggota (Iin)
12 A. Kahar Moezakkir Anggota (Iin)
13 B.P.H. Poeroebojo Anggota (Iin)
14 R.A.A. Wiranatakoesoema Anggota (Iin)
15 R.R. Asharsoetedjo Moenandar Anggota (Iin)
16 Oei Tjang Tjoei Anggota (Iin)
17 Drs. Moh. Hatta Anggota (Iin)
18 Oei Tjong Hauw Anggota (Iin)
19 H. Agoes Salim Anggota (Iin)
20 M. Soetardjo Kartohadikoesoemo Anggota (Iin)
21 R.M. Margono Djojohadikoesoemo Anggota (Iin)
22 K.H. Abdoel Halim Anggota (Iin)
23 K.H. Masjkoer Anggota (Iin)
24 R. Soedirman Anggota (Iin)
25 Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat Anggota (Iin)
26 Prof. Dr. Soepomo Anggota (Iin)
27 Prof. Ir. R. Rooseno Anggota (Iin)
28 Mr. R. Pandji Singgih Anggota (Iin)
29 Mr. Ny. Maria Ulfah Santoso Anggota (Iin)
30 R.M.T.A. Soerjo Anggota (Iin)
31 R. Roeslan Wongsokoesoemo Anggota (Iin)
11
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2005), hal. 39.
7
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
8
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
(Tokubetu Iin)
12
Prof. Dr. Sri Soemantri Martosoewignyo, S.H., Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi,
(Bandung: Alumni, 1987), hal. 25.
13
Risalah sidang pertama dan kedua terdapat dalam Prof. Mr. Muhammad Yamin, Naskah
Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Djilid Pertama, (Jakarta: Siguntang, 1971), hal. 59 –
396.
14
Sebagian referensi menggunakan istilah “nasionalis”, sebagian lainnya “nasionalis sekuler”.
Buku ini menggunakan istilah “kebangsaan” sesuai dengan istilah yang digunakan para
founding fathers dalam risalah BPUPK.
15
Martosoewignyo, Op. Cit., hal. 27.
9
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
Tabel 2
Susunan Keanggotaan Panitia Kecil
No. Nama Kedudukan
1 Ir. Soekarno Ketua
2 Drs. Moh. Hatta Anggota
3 Mr. Moh. Yamin Anggota
4 Mr. A. A. Maramis Anggota
5 R. Oto Iskandardinata Anggota
6 M. Soetardjo Kartohadikoesoemo Anggota
7 Ki Bagoes Hadikoesoemo Anggota
8 K.H. Wachid Hasjim. Anggota
Tabel 3
Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan
No. Nama Perwakilan Kedudukan
1 Ir. Soekarno Kebangsaan Ketua
2 Drs. Moh. Hatta Kebangsaan Anggota
3 Mr. Moh. Yamin Kebangsaan Anggota
4 Mr. A. A. Maramis Kebangsaan Anggota
5 Mr. A. Soebardjo Kebangsaan Anggota
6 K.H. Wachid Hasjim. Islam Anggota
7 K.H. Kahar Moezakkir Islam Anggota
8 H. Agoes Salim Islam Anggota
9 R. Abikoesno Tjokrosoejoso Islam Anggota
16
Kusuma, Op.Cit., hal. 21.
10
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
17
“Piagam Jakarta” adalah istilah yang dimunculkan Moh. Yamin. Soekarno sebagai ketua
Panitia Sembilan menyebutnya “Mukaddimah”, sedangkan Soekiman lebih suka menyebutnya
“Gentelmen‟s Agreement”. Lihat Ibid., hal. 472. Lihat pula H. Endang Saifuddin Anshari, M.A.,
Piagam Jakarta 22 Juni 1945, (Jakarta: Rajawali, 1986) hal. 32.
11
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
18
Yamin, Op.Cit, hal. 145.
12
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
Tabel 5
Susunan Keanggotaan Panitia Kecil19
No. Nama Kedudukan
1 Prof. Mr. Dr. Soepomo Ketua
2 Mr. Wongsonagoro Anggota
3 Mr. A. Soebardjo Anggota
4 Mr. A. A. Maramis Anggota
5 Mr. R. Pandji Singgih Anggota
6 H. Agoes Salim Anggota
7 Dr. Soekiman Anggota
19
Panitia Kecil ini tidak sama baik personalia maupun tugas-tugasnya dengan Panitia Kecil
yang dibentuk pada sidang pertama BPUPK.
20
Lihat J.T.C. Simorangkir, Penetapan Undang-Undang Dasar Dilihat dari Segi Ilmu Hukum
Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1984), hal. 13-15.
21
Lihat Yamin, Op.Cit., hal. 376 - 396.
13
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
22
Mansoer, Op.Cit., hal. 4.
23
Ibid.
14
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
24
Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia, Studi Sosio-
Legal atas Konstituante 1956 – 1959, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 13.
25
Desakan pemuda ini dilakukan dengan membawa Soekarno ke Rengasdengklok sehingga
kemudian dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok. Untuk mengetahui perstiwa ini dapat
dibaca pada buku O.E. Engelen dkk., Lahirnya Satu Bangsa dan Satu Negara, (Jakarta: UI-
Press, 1997).
15
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
26
Lihat, Simorangkir, Op.Cit., hal. 19.
27
Dalam buku Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, Tintamas, Jakarta, 1970, Moh. Hatta
menceritakan bahwa kabar mengenai keberatan dimasukkannya syari‟at Islam dalam UUD
datang dari seorang opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang menemuinya. Namun dalam
buku Lahirnya Satu Bangsa dan Satu Negara, UI-Press, Jakarta, 1997, O.E. Engelen dkk.
menyatakan bahwa yang menemui Moh. Hatta adalah tiga mahasiswa Ika Daigaku yakni Piet
Mamahit, Moeljo, dan Imam Slamet yang berpakaian seragam Angkatan Laut Jepang.
Kelompok mahasiswa Asrama Prapatan 10 mengutus tiga orang itu setelah beberapa tokohnya
berdiskusi dengan Dr. Ratulangi, Mr. A. A. Maramis, dan Mr. Pudja.
28
Umar Basalim, Pro-Kontra Piagam Jakarta di Era Reformasi, (Jakarta: Pustaka Indonesia
Satu, 2002), hal. 39.
16
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
17
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
29
Yamin, Op.Cit., hal. 427.
30
Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, (Jakarta:
LP3ES, 2007), hal. 21.
31
Yamin, Op.Cit., hal. 410.
32
Nugroho Notosusanto, Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara, (Jakarta: Balai Pustaka,
1981), hal. 36.
18
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
19
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
34
Jimly Asshiddiqie, S.H., Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah
Konstitusi, (Jakarta: Setjen dan Kepaniteraan MKRI, 2005), hal. 174.
20
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
Konstitusi RIS
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara Sekutu,
Belanda merasa berhak untuk menguasai kembali wilayah
Indonesia. Dengan membonceng Sekutu, Belanda melancarkan
agresi ke Republik Indonesia yang baru berdiri. Mula-mula
tentara Australia, sebagai bagian dari Sekutu, menduduki Kupang
pada 11 September 1945. Aksi tentara Australia itu disusul oleh
Palang Merah Belanda yang mengibarkan bendera tiga warna di
Surabaya pada 19 September 1945; tentara Sekutu mendarat di
Jakarta pada 29 September 1945; dan tentara Inggris menduduki
Padang, Medan, dan Bandung pada 13 Oktober 1945.35
Kedatangan tentara Sekutu mendapat penolakan dari
masyarakat Indonesia.36 Di berbagai daerah terjadi pertempuran-
pertempuran antara tentara Sekutu dan pemuda-pemuda yang
ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Perebutan kedaulatan antara pemerintah Indonesia dan Belanda
tersebut memunculkan adanya dua pemerintahan atas wilayah
Indonesia. Pertama, pemerintah Republik Indonesia yang
mempertahankan hak kedaulatannya atas seluruh bekas wilayah
Hindia Belanda, baik terhadap Belanda maupun dunia
internasional, berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17
Agustus 1945. Kedua, Pemerintah Nederlands Indie dengan
berdasarkan hukum Grondwet voor het Koninkrijk der
Nederlanden memberi status otonom terhadap Hindia Belanda,
Suriname, dan Curacao, tetapi tetap bertanggungjawab kepada
Ratu Belanda.37
35
Mansoer, Op.Cit., hal. 16.
36
Asshiddiqie, Konstitusi… Op.Cit. hal. 44.
37
Laica Marzuki, Berjalan-jalan di Ranah Hukum, Pikiran-pikiran Lepas Prof. Dr. H.M. Laica
Marzuki, S.H., (Jakarta: Konpress, 2005), hal. 13.
21
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
22
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
38
Mansoer, Op.Cit., hal. 25.
39
Ibid., hal. 27.
23
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
40
Ibid., hal. 34.
24
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
41
Asshiddiqie, Konstitusi…. Op.Cit. hal. 45.
25
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
42
Wijono Prodjodikoro, Azaz-azaz Hukum Tata Negara di Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat,
1977), hal. 28.
26
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
Berlakunya UUDS
Tuntutan untuk kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia tampak nyata dari desakan rakyat di beberapa negara
bagian. Negara Bagian Jawa Timur adalah negara pertama yang
mengusulkan penyerahan tugas-tugas pemerintahannya kepada
pemerintah RIS. Pada 15 Januari 1950, Kabinet RIS
mengundangkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1950
yang mengatur penyerahan tugas-tugas pemerintahan di Jawa
Timur kepada Komisaris Pemerintah.44
Langkah Negara Bagian Jawa Timur tersebut disusul oleh
Negara Bagian Pasundan yang mengusulkan agar tugas-tugas
pemerintahannya diambil alih oleh Pemerintah RIS45 pada 10
Februari 1950. Selanjutnya, negara-negara bagian lainnya
melakukan hal yang sama hingga pada awal bulan Mei 1950
tinggal Negara Bagian Indonesia Timur dan Negara Bagian
Sumatera Timur saja yang belum menyerahkan tugas-tugasnya.46
Patut dicatat bahwa Negara Bagian Indonesia Timur dan Negara
Bagian Sumatera Timur juga menerima penyerahan tugas-tugas
pemerintahan dari negara-negara bagian yang berada di sekitar
wilayahnya.
Usaha negara-negara bagian itu didukung dengan adanya
mosi integral di Parlemen RIS yang dipelopori oleh Moh. Natsir
43
Slamet Effendy Yusuf dan Umar Basalim, Reformasi Konstitusi Indonesia, Perubahan
Pertama UUD 1945, (Jakarta: Pustaka Indonesia Satu, 2000), hal. 14.
44
Prof. Dr. Ismail Suny, S.H., M.C.L., Pergeseran Kekuasaan Eksekutif, (Jakarta: Aksara Baru,
1977), hal. 117 – 118.
45
Ibid.
46
Simorangkir, Op.Cit., hal. 36.
27
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
47
Yusuf dan Basalim, Op.Cit.
48
Mansoer, Op.Cit., hal. 51.
49
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2001), hal. 40-41.
28
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
29
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
51
Lihat Daniel Dhakidae, “Pemilihan Umum di Indonesia, Saksi Pasang Naik dan Surut Partai
Politik”, Prisma No. 9, September 1981.
30
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
52
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, Serpihan
Pemikiran Hukum, Media dan HAM Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., (Jakarta: Konstitusi Press,
2005), hal. 83.
53
Nasution, Op.Cit., hal. 319.
54
Mansoer, Op.Cit., hal. 66 – 69.
31
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
55
Dekrit ini dibuat dalam bentuk Keputusan Presiden No. 150 Tahun 1959, Lembaran Negara
RI Nomor 75 Tahun 1959. Dekrit ini melampirkan naskah UUD 1945 yang terdiri atas
pembukaan, pasal-pasal, dan penjelasan.
32
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 5 Juli 1959
Atas nama Rakyat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/
Panglima Tertinggi Angkatan Perang
(SOEKARNO)
33
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
56
Lili Romli, “Potret Buram Partai Politik di Indonesia” dalam Mahrus Irsyam dan Lili Romli (ed.),
Menggugat Partai Politik, (Depok: LIP FISIP UI, 2003), hal. 116.
57
Asshiddiqie, Kemerdekaan... Op.Cit., hal. 181.
58
Ibid, hal. 4-7
34
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
59
Lihat Ahmaddani G. Martha dkk, Pemuda Indonesia dalam Dimensi Perjuangan Bangsa,
(Jakarta: Yayasan Sumpah Pemuda, 1984), hal. 292-293.
60
Ibid, hal. 315-320.
61
Lihat John Maxwell, Soe Hok-Gie, Pergolakan Intelektual Muda Melawan Tirani, (Jakarta:
Grafiti, 2005), hal. 291-292.
62
Ibid.
35
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
63
Yusuf dan Basalim, Op.Cit., hal. 26.
36
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
64
Ibid., hal. 34.
37
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
38
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
39
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
40
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
41
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
42
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
67
Bacharuddin Jusuf Habibie, Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia menuju
Demokrasi, (Jakarta: THC Mandiri, 2006), hal. 3.
68
Yusuf dan Basalim. Op.Cit, hal. 41.
43
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
69
Lihat Fadli Andi Natsir, Prahara Trisakti & Semanggi, Analisis Sosio-Yuridis Pelanggaran
HAM Berat di Indonesia, Toaccae, 2006, hal. 61.
70
Ibid., hal. 65-66.
44
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
71
Lihat S. Sinansari Ecip, Kronologi Situasi Penggulingan Soeharto, (Bandung: Mizan, 1999),
hal. 52 – 57.
72
James Luhuma, Hari-hari Terpanjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan
Beberapa Peristiwa Terkait, (Jakarta: Kompas, 2001), hal. 130.
45
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
73
Habibie, Op.Cit, hal. 10.
74
Presiden Segera “Reshuffle” Kabinet”, Kompas, 17 Mei 1998.
46
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
75
“Cerita di Balik Mundurnya Soeharto” dalam Kompas, 27 Mei 1998.
76
“Puluhan Ribu Mahasiswa „Duduki‟ DPR”, dalam Kompas, 20 Mei 1998.
77
“Cerita di Balik Mundurnya Soeharto”, Op.Cit.
47
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
78
“Pak Harto: Saya Kapok Jadi Presiden” dalam Kompas, 20 Mei 1998.
79
Para ekonom senior yang mengkritik rencana Soeharto tersebut antara lain Emil Salim,
Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda.
80
Keempat belas menteri bidang ekuin tersebut adalah Ir Akbar Tandjung; Ir Drs AM
Hendropriyono SH, SE, MBA; Ir Ginandjar Kartasasmita; Ir Giri Suseno Hadihardjono MSME; Dr
Haryanto Dhanutirto; Prof Dr Ir Justika S. Baharsjah M.Sc; Dr Ir Kuntoro Mangkusubroto M.Sc; Ir
Rachmadi Bambang Sumadhijo; Prof Dr Ir Rahardi Ramelan M.Sc; Subiakto Tjakrawerdaya SE;
Sanyoto Sastrowardoyo M.Sc; Ir Sumahadi MBA; Drs Theo L. Sambuaga; dan Tanri Abeng
MBA. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir.
81
“Cerita di Balik Mundurnya Soeharto”, Op.Cit.
48
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
49
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
50
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
83
“Konstitusi Perlu Direformasi”, Suara Karya, 16/6/1998.
84
“Mahkamah Agung Harus Menjadi Penjaga UUD”, Kompas, 16/6/1998.
85
“Kita Terperangkap Indoktrinasi Orde Baru”, Detak No. 014 Tahun ke-1, 13-19 Oktober 1998.
51
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
86
“Tak ada Kebenaran Final dalam Penafsiran Konstitusi”, Kompas, 26/4/1998.
87
“Keganjilan pada Batang Tubuh UUD 1945”, Media Indonesia, 30/6/1998.
88
“Perlu Pendekatan Baru dalam Pemikiran Konstitusi Kenegaraan”, Republika, 15/10/1998.
52
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
89
“Prof Sri Soemantri: UUD 1945 Memang Belum Sempurna”, Kompas, 20/10/1998.
53
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
90
“UGM Rekomendasikan Sistem Desentralisasi”, Kompas, 7/9/1998.
91
“Yang Penting, Desakan Politiknya”, Merdeka, 21/9/1998.
54
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
92
“UUD 1945 Hanya Bisa Diubah dengan Amandemen”, Detak, No. 014 Tahun ke-1, 13-19
Oktober 1998.
55
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
93
Bambang Wijojanto, “Reformasi Konstitusi: Sebuah Keniscayaan” dalam Detak, No. 014
Tahun ke-1, 13-19 Oktober 1998.
56
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
57
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
95
“Buang: UUD 1945 Memberi Peluang kepada Presiden Jadi Diktator”, Suara Pembaruan,
5/8/1998.
58
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
96
“Ubah Total atau Sebagian”, Merdeka, 21/9/1998.
97
Ibid.
59
Risalah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945 (1999 – 2002)
98
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan
Ayat, Sekretariat Jenderal MPR RI, 2005, hal. 15.
99
Ibid.
60
Buku I ■ Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945
61