Anda di halaman 1dari 21

ISBN 978-602-71618-1-8

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN HHBK

Tema :
“Meningkatkan Kemanfaatan HHBK Untuk Mendukung Pengelolaan
Hutan Dan Lingkungan”

Mataram, 4 Desember 2014

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN BUKAN KAYU


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
2014

ii| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


Prosiding Seminar Nasional
Hasil Penelitian HHBK

ISBN
978-602-71618-1-8

Penyunting
Dr. Kresno Agus Hendarto, S.Hut., MM
M. Husni Idris, SP, M.Sc., PhD
Ir. Kemas Usman, MS
Ir. Harry Budi Santoso, MP
Ir. I Komang Surata, M.Sc
Ir. I Wayan Widhiana S., MP

Penerbit
Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu bekerjasama dengan
Universitas Nusa Tenggara Barat dan Program Studi Kehutanan
Universitas Mataram

Jl. Dharma Bhakti no. 7 Langko-Lingsar, Lombok Barat – NTB


Telp. (0370) 6573874, Fax. (0370) 6573841
Email : bpkmataram@yahoo.co.id
Website : bpthhbk.litbang.dephut.go.id

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | iii


KATA PENGANTAR

Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK),


Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah menyelenggarakan
Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK pada tanggal 4 Desember 2014
di Mataram dengan tema “Meningkatkan Kemanfaatan HHBK Untuk
Mendukung Pengelolaan Hutan dan Lingkungan”.
Seminar ini merupakan sarana penyampaian informasi hasil-hasil
penelitian yang telah dilaksanakan oleh berbagai institusi penelitian bidang
kehutanan yang terkait dengan HHBK. Sehingga diharapkan mampu
mengidentifikasi permasalahan HHBK secara umum dan merumuskan
upaya-upaya yang diperlukan untuk meningkatan kemanfaatan HHBK
dalam mendukung pengelolaan hutan dan lingkungan yang lestari.
Prosiding ini memuat rumusan masalah, laporan panitia, memuat
39 makalah presentasi dan 11 makalah poster yang telah dipresentasikan
dan didiskusikan pada Seminar Nasional Hasil Penelitian Hasil Hutan
Bukan Kayu di Mataram tangal 4 Desember 2014. Presentasi makalah-
makalah tersebut dikelompokkan ke dalam 3 komisi sesuai aspek
makalahnya, yaitu: Komisi Budidaya (12 makalah), Komisi Pengolahan
(14 makalah) dan Komisi Sosial-ekonomi dan Lingkungan (13 makalah).
Makalah-makalah tersebut berasal dari para peneliti di lingkungan Puslit-
Puslit, Balai Besar, dan Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Kehutanan,
dan akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi Nasional seperti:
Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM), Universitas Hasanuddin
Makassar (UNHAS), Universitas Mataram (UNRAM), dan Universitas
Nusa Tenggara Barat, Mataram (UNTB).
Selain itu, prosiding ini juga menyajikan makalah kunci: Strategi
dan Kebijakan Penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Keteknikan Kehutanan dan
Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) dan catatan diskusi atas penyajian
makalah-makalah tersebut pada masing-masing komisi. Sebagai penyarian
dari substansi dari semua cakupan materi yang dipresentasikan, hasil
diskusi serta masukan, saran, dan arahan Gubernur Nusa Tenggara Barat,
maka dalam prosiding ini disajikan pula 13 butir rumusan hasil seminar.

iv| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


Keberhasilan penyelenggaraan seminar hingga selesainya
prosiding ini tidak terlepas peran serta dan kerjasama semua pihak terkait.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya disertai harapan semoga prosiding ini dapat bermanfaat.

Mataram, 23 Desember 2014


Kepala BPTHHBK

Ir. Harry Budi Santoso, M.P

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | v


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


karunia-Nya Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK dapat
diterbitkan. Seminar dengan tema “Meningkatkan Kemanfaatan HHBK
Untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Dan Lingkungan” yang telah
dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2014 di Gedung Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Nusa Tengga Barat di Mataram,
dengan kolaborasi Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu,
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan
Universitas Nusa Tenggara Barat.
Seminar ini diselenggarakan sebagai media sosialisasi IPTEK
Kehutanan dan hasil-hasil penelitian dan pengembangan hasil hutan bukan
kayu. Seminar Nasional ini dijadikan sebagai media tukar menukar
informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, peningkatan kemitraan di
antara peneliti dengan praktisi, mempertajam visi pembuat kebijakan dan
pengambil keputusan, serta peningkatan kesadaran kolektif terhadap
pentingnya penelitian dan pengembangan hasil hutan bukan kayu secara
optimal.
Prosiding ini memuat karya tulis dari berbagai hasil penelitian
mengenai budidaya dan pengelolaan, teknologi dan pemanfaatan HHBK
serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dalam pengembangan hasil
hutan bukan kayu. Makalah-makalah tersebut berasal dari para peneliti di
lingkungan Badan Litbang Kehutanan, akademisi, pengambil kebijakan dan
praktisi kehutanan.
Semoga penerbitan prosiding ini dapat digunakan sebagai data
sekunder dalam pengembangan penelitian di masa akan datang, serta
dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan kemanfaatan HHBK untuk
mendukung pengelolaan hutan dan lingkungan. Akhir kata kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi, kami ucapkan terimakasih.

Mataram, 23 Desember 2014


Rektor Universitas Nusa
Tenggara Barat

Dr. Ir. Mashur, MS

vi| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya
lah Prosiding Seminar Nasional Hasil Hutan Bukan Kayu ini dapat
diterbitkan. Penerbitan Prosiding ini dan penyelenggaraan seminarnya
tanggal 4 Desember 2014, mempunyai makna khusus bagi kami jajaran
Universitas Mataram dan Program Studi Kehutanan khususnya, karena
merupakan tonggak dimulainya kerjasama dalam bidang penelitian dan
pengembangan kehutanan, termasuk hasil hutan bukan kayu dengan jajaran
Badan Litbang Kehutanan. Penandatanganan MoU kerjasama tersebut
dilaksanakan pada acara pembukaan Seminar Nasional ini. Untuk itu pada
kesempatan ini, mewakili jajaran UNRAM dan Prodi Kehutanan kami
ingin menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Jajaran Badan
Litbang Kehutanan dan BPTHHBK atas kepercayaan dan kesempatan yang
diberikan.
Kami menyadari, bahwa dalam kolaborasi perdana melalui
penyelenggaraan kegiatan seminar dan penerbitan Prosiding ini, kami
belum dapat berperan secara maksimal khususnya dalam kontribusi
makalah yang dipresentasikan. Hal ini karena selain masih dalam proses
pemantapan status organisasi (menjadi Fakultas Kehutanan), secara umum
implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi kami memang masih tertuju
pada pemantapan kegiatan Pengajaran dan Pengabdian Kepada Masyarakat
dari pada Penelitian. Namun demikian, ke depan, kerjasama ini tentunya
akan kami manfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan dan
mensinergikan program-program penelitian kami.
Melalui peran dalam review abstrak/makalah, pemanduan dan
moderasi selama persiapan, presentasi makalah, diskusi dan perumusan
hasil dalam seluruh rangkaian acara Seminar ini, kami memperoleh
wawasan bahwa kebutuhan penelitian dan pengembangan bagi pengelolaan
dan pemanfaatan HHBK secara optimal masih sangat luas dan sifat
keberagaman baik jenis penghasil maupun cara memanfaatkan yang
spesifik untuk masing produk-produk tertentu, menuntut dukungan
penelitian dasar dari berbagai disiplin ilmu dan kepakaran diluar bidang
kehutanan serta kreasi perakitan teknologi tepat guna. Belum lagi
Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | vii
kebutuhan kajian aspek sosial budaya, yang merupakan prakondisi penting
bagi kebutuhan pemanfaatan maupun keberhasilan penerapan hasil
teknologi itu sendiri. Ringkasnya, sinergi antar lembaga penelitian dengan
perguruan tinggi, peneliti dengan akademisi mutlak dibutuhkan untuk
menghasilkan pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi
yang lebih cepat dapat didayagunakan oleh masyarakat luas.
Hasil review terhadap 39 makalah yang dipresentasikan,
memeberikan indikasi tentang tingkat kesiapannya untuk mendukung
penyelesaian masalah praktis dilapangan. Dari 26 makalah teknis (aspek
budidaya dan pengolahan), sebagian besar masih berupa penelitian
introduksi, atau konfirmasi terhadap permasalahan praktis yang ada, belum
fokus kepada penemuan terhadap solusi masalahnya. Demikian juga dari
13 makalah aspek sosial-ekonomi dan lingkungan, lebih dari setengahnya
cenderung berupa hasil deskripsi dari permasalahan yang ada di lapangan,
atau pengungkapan kondisi dilematis pengelolaan dan pemanfaatan.
Sebagai rekaman dari substansi hasil pelaksanaan seminar,
prosiding ini diharapkan mampu menjadi media sosialisasi IPTEK
Kehutanan khususnya hasil-hasil penelitian dan pengembangan HHBK
kepada masyarakat luas khususnya praktisi dan pengambil keputusan pada
jajaran pengelola sektor kehutanan dalam rangka percepatan peningkatan
pembangunan kehutanan dan pensejahteraan masyarakat. Bagi para peneliti
dan akademisi, penerbitan prosiding ini diharapkan bermanfaat sebagai
sumber rujukan dan data sekunder dalam pengembangan penelitian
mendatang. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan dan penerbitan prosiding ini, kami ucapkan
terimakasih.

Mataram, 23 Desember 2014


Ketua Program Studi Kehutanan
Universitas Mataram

Dr. Sitti Latifah, M.Sc.F

viii| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii-vii
DAFTAR ISI .........................................................................................viii-xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
RUMUSAN HASIL SEMINAR ............................................................xv-xvii
LAPORAN PANITIA PENYELENGGARA ........................................xviii-xx
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG KEHUTANAN .............
xxi-xxiv
SAMBUTAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT ................. xxv-xxviii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 2
II. MAKALAH DAN DISKUSI ........................................................... 3

A. Makalah Kunci : Strategi dan Kebijakan Penelitian Hasil 4-10


Hutan Bukan Kayu
(Dr. Ir. Rufi’i, M.Sc) .....................................................................
B. Budidaya Dan Pengelolaan HHBK 11
1. Teknik Budidaya Gulinggang (Senna alata Linn.) Di 12-20
Kalimantan Selatan
(Sudin Panjaitan, Ahmad Ali Musthofa Rusmana) ………
2. Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap 21-26
Pertumbuhan Tanaman Muda Aquilariacrassna Pierre ex
Lecomte Di Lapang
(Ragil SB Irianto) ……………….…………………………
3. Optimalisasi Hasil Panen Tanaman Rami Untuk 27-38
Mendukung Industri Tekstil Di Kabupaten Garut
(Tri S.W., Dian Diniyati, dan Harry Budi Santoso)……….
4. Ujicoba Rehabilitasi Dengan Tanaman Penghasil Bahan 39-55
Bakar Nabati Di KPHL Rinjani Barat Dan KPHL Bali
Timur
(Cecep Handoko) .................................................................
5. Adaptasi Dan Preferensi Pakan Rusa Sambar (Rusa 56-71
unicolor Brookei) Pada Tahap Awal Di Penangkaran

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | ix


KHDTK Samboja
(Tri Atmoko) ………………………………………………
6. Evaluasi Pohon Serbaguna Hasil Rehabilitasi Kawasan 72-82
Konservasi Taman Nasional Merubetiri, Jawa Timur
(Sumarhani dan Titiek Setyawati) .........................................................
7. Teknik Produksi Bibit Dan Penanaman Rotan (Calamus 83-105
sp.) Di Kalimantan Selatan
(Sudin Panjaitan) ................................................................
8. Demplot Tanaman Obat Dan Tanaman Anggrek: Media 106-118
Percontohan Pengembangan Usaha Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK) Alternatif Di Taman Nasional Gunung
Halimun Salak (TNGHS)
(Tri Sulistyati Widyaningsih, Aditya Hani, Nova Indri
Hapsari,dan Ratna Uli Damayanti)………………………
9. Potensi Agroforest Medang Bambang Lanang (Michelia 119-131
champaca) Dalam Mendukung Kemanfaatan Hasil Hutan
Non Kayu Dikecamatan Muara Payang Kawasan
Lematang Ulu, Sumatera Selatan
(Endah Kusuma Wardhani dan Dona Octavia) ………….………
10. Potensi Sistem Perakaran Beberapa Jenis HHBK Dalam 132-141
Pengendalian Erosi Dan Longsor
(Ogi Setiawan, Krisnawati dan Budi Hadi Narendra) ..…
11. Inventarisasi Status Pohon Gaharu (Gryinops verstigii) Di 142-151
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Senaru
Lombok Utara
(Sitti Latifah, Muhamad Husni Idris, Maiser Syahputra,
Rato Silamon Firdaus, Budhy Setiawan) …………………
12. Budidaya Dan Pemanfaatan Pandan Hutan Di Kabupaten 152-162
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
(Sahwalita)............................................................................
13. Keanekaragaman Jenis Bakteri Penginduksi Pembentukan 163-173
Resin Gaharu Pada Pohon Gyrinops versteegii (Gilg.)
Domke) Di Kabupaten Lombok Barat
(Prilya D. Fitriasari, Endang S. Soetarto, I Komang
Surata) ....................................................................................................

174
x| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK
C. Pemanfaatan Dan Pengolahan HHBK
14. Analisis Fitokimia Daun Beke (Pycnarrhena tumefacta 175-181
Miers) Dari Hutan Adat Tana Ulen, Kalimantan Timur
(Andrian Fernandes, Tati Rostiwati, dan Karmilasanti)…...
15. Ujicoba Lama Rendam Biji Mimba Terhadap Kematian 182-190
Ulat Heortia Vitessoides
(Ali Setyayudi dan Septiantina Dyah Riendrasari)………..
16. Inokulasi Sembilan Isolat Asal Nusa Tenggara Barat 191-199
Untuk Pembentukan Gaharu Pada Cabang Gyrinops
versteegii
(YMM. Anita Nugraheni dan Lutfi Anggadhania)………...
17. Induksi Pembentukan Gaharu Pada Gyrinops versteegii 200-215
(Gilgs.) Domke Dengan Teknik Inokulan Campur Di
Kabupaten Lombok Barat
(Asmiati, Endang S. Soetarto, dan I Komang Surata)……
18. Penggunaan Bentonite Pada Proses Pembuatan Biokerosin 216-231
Dari Biji Nyamplung
(Nurul Wahyuni, Saptadi Darmawan dan Djeni Hendra)…
19. Serbuk Kayu Sebagai Sumber Karbon Alternatif Dalam 232-242
Medium Pertumbuhan Fusarium
(Lutfi Anggadhania, YMM Anita Nugraheni) ……………
20. Produksi Propolis Lebah Madu Trigona spp Di Pulau 243-254
Lombok
(Krisnawati dan Septiantina Dyah Riendriasari) ....................................
21. Potensi Mimba Sebagai Bahan Baku Produk Kesehatan 255-267
Dan Pertanian Di Bali Dan Lombok
(Wayan Widhana Susila) …………………………………
22. Studi Jenis Dan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu 268-276
(HHBK) Di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Senaru
(Irwan M. L. A., Indriyatno Dan Dwi Sukma Rini) ….…..
23. Signifikansi Studi Karakteristik Madu Bagi Kepentingan 277-289
Perlindungan Konsumen
(Kuntadi) ...............................................................................................

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | xi


24. Etnobotani Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat Masyarakat 290-300
Sekitar Hutan Di Kabupaten Kotabaru Propinsi
Kalimantan Selatan
(Syaifuddin, Sudin Panjaitan, Edi Suryanto, Nur M. Azizi
Kurniawan, dan Siska Fitriyanti) ..........................................................
25. Daya Antimikroba Kantong Madu Trigona sp Terhadap 301-314
Bakteri Patogen
(Renita Yuliana dan Endang Sutariningsih)………………
26. Kualitas Mikrobiologi Dan Daya Antimikrobia Madu 315-128
Trigona sp
(Rikha Putri Devianti, Endang S. Soetarto) ..........................................
D. Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan HHBK 329
27. Profil Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Getah 330-345
Jernang Di Pantai Barat Aceh
(Aswandi dan Cut Rizlani Kholibrina)...................................................
28. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Gulinggang (Cassia 346-354
Alata L.) Sebagai Tumbuhan Bawah Dalam Sistem
Agroforestri
(Adnan Ardhana Dan Wawan Halwany) ...............................................
29. Prospek Pengembangan Agroindustri Dodol Dan Manisan 355-368
Pala Di Kabupaten Lombok Tengah
(Yulia Ratnaningsih) ………………………………………
30. Distribusi Nilai Tambah Pada Rantai Nilai Madu Hutan 369-380
Sumbawa: Studi Kasus Di Desa Batudulang Dan
Semongkat, Kec. Batulanteh, Kabupaten Sumbawa
(Yumantoko dan Rubangi Al Hasan) ……………………
31. Identifikasi Modal Sosial Dalam Pemanfaatan Songga 381-391
(Strychnos lucida R.Br.) Sebagai Sumber Bahan Obat:
Studi Kasus di Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u, Dompu-
NTB
(Ryke Nandini, Rubangi Al Hasan) .......................................................
32. Strategi Pengembangan Bambu Di Kawasan Hutan KPHL 392-404
Rinjani Barat
(Asmanah Widiarti )………………………………………

33. Peranan Agroforestri Terhadap Cadangan Karbon Di Hulu 405-414


xii| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK
Das Renggung Kabupaten Lombok Tengah
(Budhy Setiawan, Ahmad, Ismail, dan Mahrin)…………
34. Potensi Biomassa, Cadangan Karbon Dan Serapan Karbon 415-428
Dioksida (CO2) Serta Persamaan Allometrik Penduga
Biomassa Pada Tegakan Bambu Betung (Dendrocalamus
Asper) Pada Hutan Bambu Rakyat Di Kabupaten Tana
Toraja
(Baharuddin, Djamal Sanusi, M. Daud, dan Ferial) ...............................
35. Resolusi Konflik Lahan Di KPHP Model Banjar 429-442
(Marinus K. H., S.Hut., M.Si, Rudy Supriyadi, S.P. dan
Adnan Ardana, S.Sos) ...…………………………………...
36. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Hutan Desa Dan 443-454
Kontribusinya Terhadap REDD+
(Bugi Sumirat dan Nurhaedah Muin) ….…………………
37. Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha 455-465
Industri Olahan Madu Di Nusa Tenggara Barat Dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015
(Mashur)…………………………………………………
38. Kajian Konflik Tenurial Di Kphl Rinjani Barat Studi 466-480
Kasus Desa Senaru, Santong Dan Rempek
(Cecep Handoko) …………………………………………
39. Pemilihan Jenis Dan Pembagian Peran Dalam Pengelolaan 481-494
Hutan Rakyat Berbasis HHBK
(Eva Fauziyah, Nugraha Firdaus, dan Sanudin)…………...
E. Makalah Poster 495
40. Peningkatan Produktifitas Budidaya Gaharu Melalui 496-509
Pembentukan Batang Ganda Dan Teknik Permudaan
(Agus Sofyan, Imam Muslimin) …………………………
41. Produksi Kemiri Di Desa Aikperapa-Kecamatan Aikmel 510-521
(Kabupaten Lombok Timur) Dan Desa Kalate-Kecamatan
Raimau (Kabupaten Bima)
(Dewi Maharani, Nurul Wahyuni, Saptadi Darmawan)…...
42. Aplikasi Fungisida Terhadap Keberhasilan Perkecambahan 522-529
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
(Tri Maria Hasnah dan YMM Anita Nugraheni).…………
43. Awal Pertumbuhan Tanaman Jenis HHBK Penghasil Buah 530-540
(Studi Kasus : KPHL Rinjani Barat, Nusa Tenggara Barat)
Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | xiii
(Krisnawati dan Ogi Setiawan)……………………………
44. Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Hasil Hutan 541-557
Bukan Kayu Dan Yang Diperlukan: Studi Kasus Di
KHDTK Rarung, Lombok, Nusa Tenggara Barat
(Tigor Butarbutar)…………………………………….........
45. Pengenalan HHBK Melalui Jalur Pendidikan – Pelajaran 558-566
Dari Smk Kehutanan Kadipaten
(MM. Budi Utomo, Ari D., Yumantoko & Levina AGP) ...
46. Produksi Seresah Tanaman Mimba Umur Tiga Tahun Di 567-573
Nusa Penida
(Ali Setyayudi, Ryke Nandini dan Budi Hadi Narendra) ......................
47. Perilaku Harian Rusa Timor (Cervus timorensis) Pada 574-585
Penangkaran Di Pulau Lombok
(Dewi Maharani, Resti Wahyuni dan Lalu Gde Wiryadi) ......................
48. HHBK Lak Dengan Teknologi Tepat Guna Di Desa 586-594
Sugian Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur
(Febriana Tri Wulandari & Sad Kurniati Wanitaningsih)…
49. Produksi Madu Jenis Lebah Apis Mellifera L. Dengan 595-604
Sumber Pakan Bunga Rambutan (Nephelium Lappoceum)
(Yelin Adalina) ……………………………………………
50. Rencana Strategis Pengelolaan Hhbk Kabupaten Lombok 605-622
Utara; Sebuah Produk Aksi Partisipatif
(Rato F. Silamon)…………………………………………
F. Diskusi 623-655
LAMPIRAN .........................................................................................656-666

xiv| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


PRODUKSI SERESAH TANAMAN MIMBA UMUR TIGA TAHUN
DI NUSA PENIDA

Ali Setyayudi, Ryke Nandini dan Budi Hadi Narendra


Balai Peneelitian Teknologi HHBK
Jl dharma bhakti no.7 langko lingsar lobar, NTB
E-mail:namaku_stia@yahoo.com

ABSTRAK
Salah satu kontribusi tanaman bagi perbaikan kondisi lahan kritis adalah
adanya sumbangan biomassa tanah melalui seresah yang dihasilkan. Seresah
terdekomposisi akan menghasilkan unsur hara yang penting bagi pertumbuhan
tanaman dan perbaikan kesuburan tanah. Tanaman mimba merupakan salah
satu tanaman yang dipilih sebagai jenis rehabilitasi lahan di Nusa penida. Guna
mengetahui kontribusi tanaman mimba terhadap perbaikan kondisi lahan di
Nusa Penida maka dilaksanakan pengukuran besarnya produksi seresah yang
dihasilkan. Penelitian dilaksanakan dengan membuat jaring penangkap seresah
berukuran 1 x 1 m dan diletakkan dibawah tanaman mimba. Hasil penelitian
menunjukkan besarnya produksi seresah tanaman mimba hingga umur tiga
tahun di Nusa penida adalah sebesar 2,511g/th/m2.

Kata kunci : Mimba, Seresah, Nusa Penida

I. PENDAHULUAN
Nusa Penida merupakan salah satu pulau terluar yang berada
disebelah selatan pulau Bali. Secara administrasi Nusa Penida adalah
sebuah kecamatan dibawah pemerintahan Kabupaten Klungkung, Propinsi
Bali. Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida cenderung landai
hingga berbukit, dimana daerah datar merupakan daerah pesisir di
sepanjang pantai bagian utara dengan kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian
lahan 0 - 268 m dpl. Sedangkan semakin ke selatan daerahnya memiliki
kemiringan lereng yang semakin bergelombang (Pemerintah Kabupaten
Klungkung, 2013). Berdasarkan data Dinas Kehutanan Propinsi Bali (2010)
hampir 45% wilayah Kabupaten Klungkung termasuk dalam kondisi kritis
dan sebagian besar berada di Nusa Penida (Pemerintah Propinsi Bali,
2010). Selain kemiringan lahan yang curam, kedalaman tanah yang dangkal

566| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


dan minimnya jumlah air tanah mejadi penyebab lahan di Nusa Penida
tergolong kritis.
Upaya perbaikan kondisi lahan di Nusa Penida terus dilakukan dan
salah satunya melalui program penanaman tanaman. Salah satu jenis
tanaman yang dapat disarankan adalah jenis mimba yang dikenal
mempunyai kemampuan adaptasi yang cukup baik terhadap lingkungan
kritis. Struktur akar yang sering menyamai tinggi pohonnya menjadikan
tanaman ini sebagai penahan air dan tanah sehingga dapat mengantisipasi
kekeringan dan erosi (Putri dan Widyani, 2007). Peran tanaman dalam
rehabilitasi lahan kritis selain melalui kemampuan menahan air hujan
sehingga mengurangi potensi erosi adalah melalui seresah yang dihasilkan
dan terakumulasi dalam tanah. Seresah terdekomposisi akan menghasilkan
unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman dan perbaikan
kesuburan tanah. Oleh karena itu guna mengetahui peran tanaman mimba
bagi tanah di Nusa Penida dilakukan penelitian untuk mengukur besarnya
produksi seresah yang dihasilkannya.

II. METODE PENELITIAN


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan penelitian
Nusa penida yang secara administrasi termasuk dalam kawasan hutan
suana, Nusa penida. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2012 hingga tahun
2013, dengan pengambilan sampel sebanyak empat kali yaitu pada bulan
juli dan oktober 2012 serta bulan juli dan desember 2013. Pengambilan
data dilakukan dalam plot penanaman mimba yang ditanam dengan empat
perlakuan manipulasi lingkungan yaitu P1 (pupuk kandang), P2 (pupuk
kandang + gulud), P3 (pupuk kandang + hydrogel), P4 (gulud + hydrogel)
dan P0 (plot kontrol).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam pembuatan plot
penanaman mimba adalah rancangan bujur sangkar latin 5 x 5, dimana lima
baris searah dengan kemiringan lahan dan lima kolomnya tegak lurus
kemiringan atau sejajar kontur lahan. Berdasarkan hal tersebut
pengambilan sampel seresah dilakukan secara purposive pada baris
pertama, ketiga, dan kelima. Pembuatan plot pebgambulan seresah
dilakukan dengan jaring penangkap seresah seluas 1m dan diletakkan

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | 567


dibawah tanaman mimba yang terpilih sebagai sampel. Pemilihan sampel
tanaman dalam setiap plot tanaman dilakukan secara random.
Pengukuran dilakukan dengan mengmbil seresah mimba baik daun
maupun dahan yang tertangkap dalam jaring. Seresah yang diperoleh
kemudian ditimbang dan di oven selama 24 jam dengan suhu 105oC
sehingga diperoleh berat kering oven atau biomassa seresah. Data berat
seresah dianalisa secara diskriptif dan dihitung berat estimasi produksi
seresah mimba per bulan per meter persegi atau per tahun per meter
persegi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil pengukuran produksi seresah tanaman mimba ditampilkan
dalam gambar 1. Data tersebut merupakan data berat seresah yang diukur
selama dua tahun (20 bulan) dengan intensitas empat kali pengukuran.
Berat kering oven seresah adalah berat seresah setelah dioven pada suhu
105oC selama 24jam. Bagian tanaman mimba yang jatuh dan ditangkap
jaring penangkap sebagian besar berupa daun dan ranting. Pada saat
dilakukan pengamatan, bagian tanaman mimba yang terdapat pada jaring
penangkap biasanya masih berupa jaringan utuh berwarna kuning hingga
kecoklatan.

2.000
berat seresah (g)

1.477
1.500
1.090
1.000
0.406
0.500 0.305
0.111
0.000
P0 P1 P2 P3 P4
Plot penanaman mimba

Gambar 1. Berat seresah tanaman mimba umur tiga tahun


di Nusa penida

568| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


Berat seresah rata-rata yang diperoleh selama pengamatan dua puluh
bulan adalah sebesar 0,678g. Berat tertinggi diperoleh dari tanaman dalam
plot P3 dan terendah dalam plot P4. Dalam plot P3 penanaman mimba
dilakukan dengan penambahan pupuk kandang dan hydrogel, berdasarkan
analisa pertumbuhannya tanaman mimba dalam plot P3 memiliki
pertumbuhan yang paling baik diantara yang lain baik itu tinggi, diameter
maupun lebar tajuknya. Sedangkan pertumbuhan tanaman mimba yang
paling rendah ada pada plot P0, namun ini tidak berbanding lurus dengan
jumlah seresah yang dihasilkan dikarenakan berdasar gambar 1 terlihat
bahwa jumlah seresah terendah ada pada plot P4. Hasil analisa korelasi
antara berat seresah dengan parameter pertumbuhan tanaman mimba
menunjukkan berat serresah yang dihasilkan lebih berkorelasi dengan lebar
tajuk tanaman daripada tinggi dan diameter batang tanamannya (Tabel 1).
Hal ini menggambarkan bahwa semakin besar tajuk yang dimiliki tanaman
mimba akan semakin besar pula kemungkinan seresah yang jatuh ketanah.
Hal ini sebagimana yang dikatakan Cragg (1964) dalam Soeroyo (1986)
bahwa selain faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, kelembaban,
kerapatan, bidang dasar, musim dan tegakan, tajuk juga cukup berpengaruh
terhadap produksi seresah dimana semakin tipis tajuk akan semakin
berkuarng produksi seresahnya.
Tabel 1. Data pertumbuhan tanaman mimba dan korelasi pearson antara
berat seresah terhadap pertumbuhan tanaman mimba
Plot penanaman Seresah Tinggi Diameter lebar
mimba (g) (cm) (mm) tajuk (cm)
P0 1.089567 46.97328 6.206193 24.36325
P1 0.305417 70.57758 8.722325 36.43845
P2 0.40635 79.09019 9.82872 40.77586
P3 1.47695 96.12388 11.80801 51.27407
P4 0.1109 53.38944 6.252543 24.79496
korelasi pearson berat
seresah dengan pertumbuhan 0.395149 0.454846 0.467632
tanaman mimba

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | 569


2.5
1.985

berat seresah (g)


2
Berat seresah
1.5
1
0.381
0.5 0.122 0.175
0
0

waktu pengambilan sampel

Gambar 2. Berat seresah rata-rata dalam setiap pengambilan sampel

Berdasarkan gambar 1 terlihat besarnya berat rata-rata seresah


selama dua puluh bulan adalah 0,678g, sedangkan dalam gambar 2
ditampilkan besarnya berat seresah rata-rata setiap pengamatan selama dua
puluh bulan. Pengambilan sampel pada bulan oktober 2012 diperoleh
jumlah seresah terbesar diantara yang lain, sedangkan yang terendah pada
bulan juli 2013. Data dalam gambar 2 bila dikonversi menjadi data berat
seresah per bulan dalam setiap pengambilan sampelnya adalah bulan juli
2012 sebesar 0,127g, oktober 2012 sebsar 0,662g, juli 2013 sebesar 0,014g,
dan desember 2013 sebesar 0,035g. Oleh karena itu secara rata-rata
menjadi 0,209g/m2/bulan, sehingga bila dikonversi menjadi per tahun
adalah sebesar 2,511g/th/m2. Produksi seresah yang dihasilkan tersebut
masih cukup kecil atau hampir hanya 0,109% dari produksi seresah pada
hutan hujan tropis (Wiharto,2004 dalam Raharjo, 2006). Hasil ini juga
masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan produksi seresah beberapa
jenis tanaman lain seperti Acacia crassicarpa umur 3 tahun di Riau yaitu
sebesar 44,3g/m2/bulan (Aprianis, 2011), Acacia mangium dan Pinus
merkusii di Gunung Walat yaitu sebesar 16,9g/m2/minggu dan 11,2
g/m2/minggu (Hilman, 1992 dalam Raharjo, 2006). Hasil ini juga masih
jauh lebih kecil daripada produksi seresah mimba di sumbawa pada tahun
2013 yaitu sebesar 30,1-45,4g/pohon/tahun (Setiawan dkk, 2013).

570| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK


Salah satu potensi penting dari keberadaan seresah dalam tanah
adalah adanya potensi menyumbang bahan organik dan unsur hara N bagi
tanah. hasil penelitian Setiawan dkk (2013) menunjukkan bahwa seresah
mimba di sumbawa berpotensi menyumbang bahan organik sebesar 52,73-
53,92% dan unsur hara N sebesar 1,03-1,95%. Berdasarkan informasi
tersebut maka seresah mimba di nusa penida berpotensi menyumbangkan
bahan organik sebesar 1,32-1,35g/m2/th dan unsur hara N sebesar 0,026-
0,049g/m2/th. Data pengukuran tahun 2013 bahwa besarnya unsur hara N
dan bahan organik di Nusa Penida adalah sebesar 0,26% dan 1,88%,
sedangkan berat jenis tanahnya adalah sebesar 2,21g/cm3 dan kedalaman
rata-rata tanahnya adalah 50cm. Maka dari itu besarnya potensi sumbangan
unsur hara N dan bahan organik seresah tanaman mimba bagi tanah di
Nusa Penida masih cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,001-0,002% dan
0,006-0,007% saja. Namun demikian meskipun produksi seresah yang
dihasilkan masih cukup kecil namun peran seresah tersebut masih cukup
penting khususnya bagi tanah di Nusa Penida yang cenderung memiliki
solum tipis dan bertopografi miring. Seresah yang sudah terdekomposisi
menjadi bahan organik atau humus mempunyai beberapa peran yaitu
sebagai granulator untuk memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara
seperti N,P,S dan unsur lainnya, menambah kemampuan tanah menahan
air, menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, dan sebagai sumber
energi bagi mikroorganisme (Hardjowigeno, 1987).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Besarnya produksi seresah tanaman mimba hingga umur tiga tahun
di Nusa Penida adalah sebesar 2,511g/m2/th.
B. Saran
Dalam penelitian ini masih hanya sebatas melihat seberapa besar
produksi seresah yang dihasilkan tanaman mimba umur tiga tahun sehingga
kedepan perlu juga dilakukan penelitian mengukur besarnya produksi
seresah hingga umur yang lebih tua serta dilakukan pengamatan laju

Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK | 571


dekomposisi seresahnya dalam kondisi lahan seperti yang ada di Nusa
penida.

DAFTAR PUSTAKA
Aprianis, Y. 2011. Produksi Dan Laju Dekomposisi Serasah Acacia
crassicarpa A. Cunn. di PT. Arara Abadi. Tekno Hutan Tanaman
4: 41 – 47.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta
Pemerintah kabuoaten klungkung. 2013. Kondisi geografis Kabuoaten
Klungkung.
http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/14/Kondisi-
Geografis diakses tanggal 06 Juni 2014.
Pemerintah Propinsi Bali. 2010. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Bali. Pemerintah Propinsi Bali.
Putri, K.P. dan N. Widyani. 2007. Potensi Tanaman Mimba Sebagai Bahan
Pestisida Nabati untuk Hutan Tanaman Rakyat di Sumatra Barat.
Prosiding Seminar Teknologi Perbenihan untuk Peningkatan
Produktifitas Hutan Tanaman Rakyat di Sumatra Barat. Solok, 7
November 2007
Raharjo, R. 2006. Studi Terhadap Produktivitas Serasah, Dekomposisi
Serasah, Air Tembus Tajuk Dan Aliran Batang Serta Leaching
Pada Beberapa Kerapatan Tegakan Pinus (Pinus Merkusii), Di
Blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.
Skripsi Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor
Soeroyo. 1986. Struktur dan gugur seresah hutan mangrove di Kembang
Kuning, Cilacap. Prosiding Seminar III Ekosistem Mangrove.
Denpasar tanggal 5-8 aguatus 1986. Denpasar.
Setiawan, O., G. Samawandana, dan D.S.P. Sari. 2013. Ujicoba penyiapan
lahan dalam mendukung keberhasilan penanaman mimba di
Sumbawa. Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Teknologi
Hasil Hutan Bukan Kayu. Mataram

572| Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK

Anda mungkin juga menyukai