Anda di halaman 1dari 2

Streptokokkus Mutans: Paradigma Baru gram positif

Kemajuan di bidang bakteriologi telah mempercayakan penuh pada studi yang melibatkan
paradigm Escherichia coli dan Bacillus Subtilis. Dalam kedua kasus ini, sejarah panjang tentang penelitian
laboratorim, kesenangan terhadap perkembangan dan manipulsai genetic mendorong dan menyediakan
secara rasional munculnya bakteri tersebut sebagai model organisme. E.Coli merupakan gram negative,
bakteri non sporulating, yang dapat dapat ditemukan secara bebas di alam, di air atau tanah, seperti
yang berhubungan dengan tanaman, insektisida, burung dan mamalia. Itu merupakan studi organisme
prokariotik paling sering dan terdiri dari kelompok pathogen dan non pathogen yang sangat heterogen.

Berbeda dengan streptokokus mutans, dimana streptokokus mutans tidak mempunyai cara
hidup bebas. Habitat alami streptokokus mutans adalah pada mulut manusia, khususnya pada plak gigi,
dimana bakteri tinggal berkoloni yang terbentuk pada permukaan gigi. Sambil sebagai penghuni normal
rongga mulut, streptokokus mutans sangat dikenal berperan penting dalam etiologi karies gigi DAN
kadang-kadang berhubungan dengan infeksi endocarditis sub akut. Dalam beberapa decade penelitian
dengan meyakinkan mendemontrasikan bahwa streptokokus mutans sebagai organisme kariogenik
dengan kontribusinya dalam pembentukan matriks biofilm pada gigi, kemampuannya memproduksi
asam organic yang sangat tinggi, dan kemampuannya menjadi spesies commensal non kariogenik pada
kondisi pH rendah.

Sejarah penelitian streptokpkus mutans

Pada tahun 1924, J. Clarke mengisolasi organisme dari lesi karies dan itu disebutnya sebagai
streptokokus mutans, karena dia berfikir sel bentuk oval yang diobservasi adalah mutans bentuk
streptokoki. Meskipun demikian itu hanya sampai di akhir tahun 1950an dimana streptokokus mutans
mendapatkan perhatian besar dari komunitas scientific, dan pada pertengahan 1960an, dia dikenal
sebagai agen etiologi utama karies gigi. Berlangsung selama dua decade, penelitian mulai menemukan
pathofisiology streptokokus mutans. Selama periode ini, alat pertama untuk mempelajari streptokokus
mutans, penelitian invivo dan invitro dikembangkan,. Sebagai hasil dari bernagai usaha penelitian, ciri
utama dari streptokokus mutans ditetapkan: 1. Kemampuannya memproduksi asam oganik kuat
(acidogenicity) dari metabolism karbohidrat, 2. Kemampuannya bertahan hidup pada pH rendah
(aciduricity), dan 3. Kemampuannya mensintesis glucan-homopolymer ekstraseluler dari sukrosa, yang
berperan penting terhadap perlekatan awal, kolonisasi dan akumulasi biofilm pada permukaan gigi.

Streptokokus sebagai model organisme bakteri pathogen gram positif

Peran streptokokkus mutans terhadap pathogenesis karies

Karies gigi merupakan masalah utama di dunia. Penyakit ini merupakan hasil dari interaksi yang
salah antara mikroorganisme rongga mulut dan host yang menstimulasi terbentuknya biofilm kariogenik
pada permukaan gigi, yang meningkatkan dan melanjutkan keasaman sehingga meningkatkan proses
demineralisasi jaringan gigi.

Studi menggunakan hewan percobaan yang memiliki karies telah menandai streptokokus
mutans sebagai agen yang meningkatkan pembentukan mikrobiota kariogenik, dan telah
memperkenalkan transmitter dari infeksi ke daerah bebas infeksi, bakteri tersebut memicu karies gigi
dengan adanya diet gula tinggi. Banyak studi telah mengidentifikasi beberapa mekanisme molekuler dari
streptokokus mutans yang secara efisien meningkatkan biofilm organic dengan menghadirkan sukrosa,
dan menyebabkan perubahan ekologi yang menyebabkan timbulnya asidogenik dan asidurik organisme.
Selain itu beberapa studi klinis kemudian mengindikasikan peran streptokokkus mutans terhadap
perkembangan karies pada manusia. Dua spesies mutan streptokokus dideteksi pada tubuh manusia,
yaitu streptokokus mutans dan streptokokus sobrinus.

Anda mungkin juga menyukai