Anda di halaman 1dari 4

MASYARAKAT ISLAM

Nama : Moh. Miski

Nim : 1154040033

Jur/Smt/Kls : PMI/IV/B. UIN SGD. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Email : Mohmiski99@gmail.com

A. Abstrak.
Masyarakat Islam adalah: kelompok yang mempunyai kebiasaan, baik dalam
tradisi, tingkah laku, prasaan persatuan yang diikat oleh Agama. Bahwa masyarakat
islam tidak terlepas dari yang namanya Agama yang kemudian didalamya terdapat
interaksi, komunikasi, hubungan timbal balik, baik dalam komunitas atau kelompok
tertentu maupun individu. Maka yang demikian itu manusia sebagai mahluk social
bagaimana mengatur pola pandang dan sikap terhadap sesuatu yang sedang di
interaksi maupun dilakukan tidak akan pernah lepas dari kenyamanan dalam
berintraksi, oleh karenanya tidak heran jika masyarakat pada umumnya saling tindas,
tuduh menuduh bahkan caci mencaci sudah tidak heran itu terjadi karena perbedaan
pandangan dan pola fikir. Namun pada intinya masyarakat Islam itu adalah masyaralat
yang beradap, berkedaulatan dan taat pada aturan dan undang-undang sehingga
menjadi masyarakat yang Khoirul ummah yamg sesuai dengan aturan Al-Qur’an dan
Hadits.
B. Pembahasan.
Dalam konteks memahami Masyarakat Islam diatas tidak boleh melihat dari
sudut pandang yang sempit melainkan dari sudut yang luas, baik dalam beragama,
social, politik, ekonomi, lingkungan dan pembangunan, agar bisa memahami
masyarakat islam yang sebenarnya itu seperti apa dan bagaimana, masyarakat Islam
itu tidak praktis-praktis banget tidak hanya sekedar islam dan tidak sederhana banget
pula. Menjalankan siar islam dan perubahan umat itu harus ada dan jelas tidak hanya
sebatas kita yakin kepada Allah dan Rasul saja melainkan menjalakan apa yang telah
diperinthkan nya dan dilarangnya, Abdul Muis Naharong. didalam bukunya Agama
dan Sosiologi mengatakan. Masyarakat Agama. Semua yang telah kami lakukan
sejauh ini menunjukan bahwa memiliki kepercayaan yang sama dan mengamalkan
nya bersama-sama dalam kelompok masyarakat, yaitu kelompok pemeluk umat
penting bagi Agama. Hanya dengan kebersamaan inilah kepercayaaan-kepercayaaan
dan pengamalan-pengamalan tersebut dilestarikan dan dilakukan. Salah satu corak
orang beragama yaitu mempunyai Moral. Di kalangan orang muslis atau masyarakat
Islam seperti upacara sholat jamaah menandakan dan mempersatukan persaudaraan
orang-orang yang percaya. Yang kemudian hal ini tidak dibahas dengan jelas dalam
buku nya Agus Ahmad Safei. Sosiologi Islam. Disana hanya mendeskripsikan
pengertian masyarakat Islam saja tidak membicarakan dengan pasti bahwa
masyakarat islam itu seperti apa (beragama). Tidak membahas tentang Agama,
politik, maupun pembangunan masyarakat Islam yang sebetulnya itu seperti apa dan
bagaimana, ini yang menjadi pembeda, dapat ditarik kesimpulan keduanya saling
melengkapi. Bahwa masyarakat Islam yang sebenarnya itu beragama dan bermoral.
Dalam pengantar sosiologi Soedjono D. bahwa proses social itu timbal balik
antara bebagai segi kehidupan bersama manusia. Disitu juga ada interaksi social yang
didalamnya bentuk yang Nampak anatara individu dan kelompok memiliki hubungan
timbal balik dalam interaksi social kemungkinan dapat terjadi dikarenakan? Kerja
sama, persaingan, pertikaian, dan akomodasi. Disini baik dalam buku-buku yang
sebelumnya sudah dibahas dan ada yang sama namun sedikit lebih terperinci lagi
dalam bentuk bentuk social nya tersebut. Simbol yang kuat dalam interaksi social itu
adalah hubungan timbal balik antara pelaku interaksi.
Kalau dilihat dari sekte keagamaan Islam Acep Aripudin dalam bukunya
sosiologi dakwah. Persoalan lain dalam koteks sosiologi dakwah di indonesi adalah
persoalan munculnya keberagaman Aliran sempalan keagamaan, tidak terkecuali yang
terjadi dalam islam. Indonesia yang memiliki lebih dari 300 an etnis suku bangsa dan
disetiap etnis memiliki Agama local masing-masing. Disamping Agama dan
kepercayaan asli tersebut, timbul aliran-aliran kebatinan yang terus bertambah. Sekte
keagamaan modern terwujud dalam bentuk yang lebih berorientasi pada nilai-nilai
spiritual sebagai respons terhadap moderenisme dan sekularisme. Dalam bentuk
konteks ini bahwa islam akan semakin kuat dengan adanya aliran-aliran namun bukan
menghilangkan nilai agama melainkan memperkuat persatuan umat islam itu makna
yang seharusnya. Sosiologi islam yang sebelumya juga menyinggung tetang aliran
yang ada, namun positif dan negatif nya itu dikaitkan dengan pembangunan yang ada
dalam islam, kalau di dalam sosiologi dakwah dikaitkan dengan Agama dan dakwah
itu sendiri dalam konteks luas dan pluralisme.
Tentu sudah cukup jelas letak dan kesamaan dalam 4 buku tersebut namun
pada dasarnya tujuan nya sama. Cuma dalam berbahasa dan berdialek nya ada yang
menggunakan bahasa yang baku dan tidak. Kejadian dan fenomena masyarakat hari
ini bukan atas dasar perbedaan agama tapi perbedaan presepsi dan kepercayaan.
Didalam buku ini sudah sangat jelas islam itu indah islam itu sudah diatur bagaimana
hidup manusia mulai dari yang terkecil maupun yang besar tanpa disadari teori itu
penting, namun bagaimana mengaplikasikannya semua teori-teori itu, dalam
masyarakat islam tentu sudah jelas atauran dan jalan yang lurus sesuai dengan Al-
Qur’an yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Sosiologi Islam dan
Agama, bagaimana cara megembangakan dan memajukan ummat islam itu sendiri
dari aspek Al-Qur’an dan Haditsnya lalu kemudian jika Sosiologi Dakwah bagaimana
menyampaikan siar-siar Islam itu sendiri dengan media dan teori yang ada. Hal ini
jika yang harus dibahas dan lebih diperjelas dan dalam masalah dan fenomina yang
harus ada solusi yang konkrit dan itu bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat
Islam.
C. Penutup.
Manusia adalah mahluk social, masyarakat (Islam) juga sebagai mahluk
social, dan selalu hidup dalam kelompok-kelompok yang tergabung dalam struktur
social, yang bisa berinteraksi satu dengan yang lainnya, kemudian didalamnya ada
sistem yang mempengaruhi perubahan social sesuai dalam tujuan tertentu demi
perkembangan dan kemajuan masyarakat tersebut, disitu ada namanya suku bangsa,
budaya, bahkan Aqidah dan Agama yang kemudian disitu terjadi kontak interaksi
dengan yang lain. Lahirlah sebuah Agama Islam (masyarakat islam sosiologi yang
beragama), sehingga menjadi masyarakat yang betul-betul diridhai Allah SWT.
Masyarakat Islam tidak mengajarkan pertengkaran apalagi permusuhan
lahinya sebuah aliran bukan kejelekan tapi bangaimana pemain didalamnya taat pada
aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Segala yang ada didunia sudah ada yang
mengatur peran penting adalah sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai manusia yang
dikatakan mahluk social.
Masyarakat Islam pembagun kemaslahatan ummah, penegak keadilan baik
dalam mematuhi hukum serta aturan, pemersatu bangsa, kelompok, indvidu.
Sempurna masyarakat islam itu, apa yang ditetapkan Allah itu sudah menjadi tolak
ukur mutlaq kebenaran. Dari analisi diatas bahwa islam itu adalah Rahmatallil
Alamin.
D. Referensi.
Safei Ahmad Agus. Sosiologi Islam. PT.Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Maret
2017
Nuharong Muis Abdul. Agama dan Masyarakat Pengantar Sosiologi Agama. PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta. 1996.
Ariudin Acep. Sosiologi Dakwah. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung. April. 2013.
Soedjono D. Pengatar Sosiologi. PT.Alumni, Bandung. 1973.

Anda mungkin juga menyukai