Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assamualaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Pancasila,Sila
Persatuan Indonesia. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disamping itu kami juga ingin
memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Pancasila Sila Ke Tiga.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak mendapat dukungan serta dorongan
dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada bapak Pulze Pulung Puryana, SE.,M.Si, selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan pengajaran
serta arahan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi para
pembacanya.
Akhir kata kami mengucapkan teimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam membantu penyusunan makalah ini hingga akhirnya dapat
diselesaikan.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bandung, juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Sila Persatuan Indonesia ................................................................ 3
2.2 Lambang dan makna Lambang Sila ke-3 ........................................................ 3
2.3 Butir-Butir Pancasila Sila ke 3 ........................................................................ 3
2.4 Makna Pancasila Sila ke 3 ............................................................................... 4
2.5 Realisasi Pancasila Sila ke 3 dalam bidang pendidikan, budaya, ekonomi,
ilmu pengetahuan, teknologi dan contoh kasus sila ke-3 .................................. 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14
3.1 Simpulan .......................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................ 15
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia termasuk negara yang majemuk karena terdiri dari
banyak suku, budaya, ras, bahasa dan agama. Keragaman yang ada di Indonesia
inilah yang menjadikan Indonesia memiliki ideologi negara
Pancasila. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta: pañca berarti lima
dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Di dalam
pancasila terdapat salah satu sila yang menjunjung tinggi persatuan di dalam
negara ini. Sila yang dimaksud adalah sila persatuan Indonesia.
Zaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak menutup
kemungkinan adanya budaya luar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur
dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga merupakan ancaman tersendiri bagi suatu
negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara itu, selain
permasalahan dalam tubuh negara majemuk itu sendiri. Terbukti sekarang banyak
budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan muda. Tanpa disadari
mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya
hidupnya.
Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang
ada dalam negara ini. Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan
dalam Negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari makna sila
ketiga “persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia agar masyarakat
Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu kehidupan
berbangsa dan bernegara. Demi tetap menjaga persatuan dalam Negara
ini. Berawal dari latar belakang diatas, maka penulis
mengangkat judul “Pembahasan Pancasila Sila ke-tiga”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Persatuan Indonesia?
2. Apa Lambang dan makna lambang Sila ke-3
3. Apa saja bunyi butir-butir pancasila sila ke-3?
4. Bagaimana makna pancasila sila ke-3?
5. Bagaimana Realisasi Pancasila Sila ke-3 dalam bidang pendidikan, budaya,
ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan contoh kasus sila ke-3

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalanini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui Pengertian Persatuan Bangsa Indonesia.
2.Untuk mengetahui lambang dan makna lambang Sila ke-3
3. Untuk mengetahui bunyi butir-butir pancasila sila ke-3.
4. Untuk mengetahui makna pancasila sila ke-3.
5. Untuk mengetahui Realisasi Pancasila Sila ke 3 dalam bidang pendidikan, budaya,
ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan contoh kasus sila ke-3

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apakah Pengertian Persatuan Indonesia


Persatuan Indonesia merupakan sila Ke-3 dalam pancasila.sudah kita
ketahui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural dimana
terdapat banyak sekali kebudayaan suku,dan ras di dalamnya.semua perbedan
tersebut hanya bisa di bergabung mengunakan persatuan.
Persatuan sendiri pengertianya adalah menggabung menjadi satu dan
mutlak tidak dapat dipisahkan.Contohnya sendiri banyak sekali polou di
indonesia apabila berpecah atou memisah mebentuk negara baru akan
menimbulkan pecahan atou disintegrasi di Indonesia,konflik pun akan terjadi
antara kelompok pro dan kontra,maka sangatlah dibutuhkan persatuan di
Indonesia agar hal tersebut tidak terjadi.
Makna “ Persatuan Indonesia “ dibentuk dalam sejarah yang cukup
panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib.atou
satu kesatuan kebudayaan kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian
Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa,wilayah dan susunan negara.
Persatuan adalah hal yang terbentuk tidak secara instan begitu
saja,melainkan dengan proses yang panjang.

2.2 Lambang dan makna lambang Sila ke-3


Lambang : Pohon beringin
Arti : pohon beringin merupakan pohon yang besar dimana banyak orang
bisaberteduh dibawah naungan Negra Indonesia.Selain itu,pohon beringin
memiliki salur dan akar yang menjalar kemana-mana namun tetap berasal dari
satu pohon yang sama,seperti halnya keragaman suku bangsa ynag menyatu
dibawah nama Indonesia.

2.3 Butir-Butir Pancasila sala ke-tiga


Butir-butir Pancasila sila ke tiga adalah sebagai berikut:

3
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2.4 Makna Pancasila Sila Ke-Tiga


Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu
kesatuan yang bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai
oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
serta mendasari dan dijiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau
kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama,
suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbeda-
beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara
ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang
dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga
mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk
menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.
Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara
ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

4
Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan
dimasyrakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia
dan rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun
sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga
kedamaian Bhineka Tunggal Ika.
Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk social. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras,
kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk Negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu
seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi
konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu,
maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas
tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan
kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk
merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat
integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap
warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum
(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta
kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk
mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan social.
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai
bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu

5
nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang
humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala
aspek penyelenggaraan Negara termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses
reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan, dan
memegang teguh persatuan dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan
membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya telah terbukti pada
bangsa lain misalnya Yugoslavia, Srilanka dan lain sebagainya.

2.5 Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan contoh kasus sila ke-3
2.4.1 Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Penanaman
kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama penanaman rasa cinta
tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian
yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di
masa mendatang.
Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi
penerus bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah
berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional,
yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan
nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud
dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat
belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada
peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan
prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun
lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan

6
bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar pikiran antar
pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang. Karena pelajar
merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib bangsa
Indonesia di masa mendatang.
Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta
didik antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di
Indonesia, diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan
hari ulang tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan
tersebut maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya
sendiri, sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa
persatuan antar pelajar Indonesia.
Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik
saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat. Guna
bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta
mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan persaingan
dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa mendatang.
Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di bentuknya PGRI
(Persatuan Guru Republik Indonesia).

2.5.2 Bidang Budaya


Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005:
172).
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah
sebagai perwujudan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,
kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi

7
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka
Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan
yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat berperan penting
dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada
kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta
pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan
manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan,
1996: 193).
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu,
maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas
tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan
kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk
merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat
integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap
warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum
(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam
kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk
mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan
yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di
atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri.
Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia itu sendiri.

8
2.5.3 Bidang Ekonomi
Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat
dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain untuk memenuhi semua kebutuhanya. Tetapi manusia juga mempunyai
kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi
menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya
walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama
sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193).
Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya
tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.
Rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam kuat pada diri mereka sebagai
bangsa Indonesia akan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Pertumbuhan
ekonomi di Indonesia akan berjalan baik jika antar pelaku ekonomi saling bersatu
dan mendukung, karena tujuan mereka bukanlah menjadi penguasa ekonomi dan
menjatuhkan lawannya, namun bekerja sama bersama-sama guna kemajuan
ekonomi di Indonesia. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama
menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat
berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.

2.5.4 Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang
menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan
lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk
kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci
dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah
sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195):
1. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara.

9
2. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
3. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya.
Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun
penemuan – penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah
pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara
Indonesia.

2.5.5 Contoh Kasus Sila Ke-3


“Persatuan Indonesia”Sila “Persatuan Indonesia” menempatkan manusia
Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa
dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan
Negara dan Bangsa di atas kepentingan pribadi berarti, manusia Indonesia
sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa bila
diperlukan. Persatuandikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan
memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Positif : “Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia”Bulan Agustus
sangatlah identik dengan beragam kegiatan diantaranyaUpacara Bendera 17
Agustus, berkumandangnya lagu Indonesia Raya, detik‐detik Proklamasi,
gelora salam Merdeka, derap langkah nasionalisme, renungan jasa para
pahlawan, tabur bunga dimakam pahlawan, berkobarnya semangat persatuan,
panjat pinang, lomba makan kerupuk, hiburan musik, perlombaan olah raga, serta
berbagai kegiatan mengisi hari kemerdekaan.Rakyat Indonesia sangatlah
menjunjung tinggi arti kata kemerdekaan yang patut kita peringatisetiap
tahunnya karena itu sebagai bentuk rasa bersyukur atas segala yang kita nikmati
saat ini. Kalau sedikitkita mengingat masa
lalu dimana para pejuang berani mempertaruhkan nyawanya hanya untuk me
mbela negara Indonesia agar
terbebas dari segala penjajahan. Keterpurukan Indonesia saat itu sangatlah m
emprihatinkan, atau sekilas kita melihat film dilayar televisi yang diulang
kembali sekedar mengingatkan kepada masayarakat Indonesia tentang para

10
pejuang yang tengah membela bangsa itu tidaklah
mudah.Sungguh berani mereka, dengan semangat seluruh tumpah jiwa ragan
ya hanya untuk kemerdekaan rakyat Indonesia. Dan saat ini sebagai generasi
penerus bangsa, hanya tinggal menikmati dan mengisi kemerdekaan ini dengan
apa yang sudah didapatkan dalam arti menjadi orang yang tangguh, bekerja keras,
ikhlas, jujur, cerdas, bermanfaat untuk keluarga, lingkungan dan menjadi pemuda
pemudi harapan bangsa. (sumber:fe.untirta.co.id)Komentar :Menurut saya,
tanggal 17 Agustus adalah salah satu contoh sikap patriotisme dan nasinalisme
bangsa Indonesia. Mengenang kembali para pahlawan yang dulu berjuang untuk
mempertahankan negara Indonesia dan membuat negara ini merdeka. Kesulitan
apapun yang mereka hadapi untuk memperjuangkan tanah air, mereka tetap
bersatu dan saling membantu. Sikap seperti itulah yang patut kita contohi. Kita
sebagai penerus bangsa, harus meniru sikap patriotisme, persatuan, dan cinta
tanah air seperti yang dilakukan pahlawan-pahlawan kita dulu.
Negatif : “Papua Keluar dari NKRI”Ketua Solidaritas Kemanusiaan untuk
Papua, Frans Tomoki meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Papua. Jika Pemerintahan SBY-
Boediono ini tidak bertanggung jawab, maka ia mengancam akan keluar dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).“Kami ingin Papua berdiri di atas
kakinya sendiri untuk menantukan nasib rakyatnya. Kalau pemerintah tidak
memperhatikan kami, biarkan kami keluar dari NKRI,” kata Frans saat jumpa pers
di Kontras, Jakarta, Selasa (1/11).Menurutnya, para anggota militer yangada di
Papua, hanya bisa membuat rakyat Papua menjadi tidak aman lantaran terlalu
represif dalam bertindak demi kepentingan PT Freeport Indonesia. Militer, kata
dia, juga tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat di Bumi Cendrawasih.“Militer
terlalu diskriminatif untuk warga Papua. Seharusnya berlaku adil.Kami hanya
ingin mandiri,” pintanya tegas. Dia menjelaskan, Kapolsek Mulia Papua,
Dominggus Awes, yang ditembak di bandara merupakan jaringan Organisasi
Papua Merdeka (OPM) gadungan yang dipelihara oleh militer.“Itu OPM
gadungan, yang memang sengaja dipelihara oleh militer untuk mengalihkan isu,
terkait meninggalnya buruh Freeport yang menuntut kenaikan gaji,” jelas dia. Dia

11
mengakui bahwa warga Papua mendapatkan perlakuan diskriminatif dari negeri
ini. Padahal Papua merupakan bagian dari NKRI. “Bagi Bangsa Papua, sudah
jelasuntuk menentukan nasib. Bagi saya lebih baik Papua menentukan nasibnya
sendiri.” (sumber:Republika.co.id)Komentar : Menurut saya, hal ini karena
kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat Papua. Sehingga
masyarakat Papua merasa dilantarkan dan tidak bisa mempercayai pemerintah-
pemerintah Indonesia. Padahal Papua sangat kayaakan sumber daya alam dan juga
keindahan alamnya. Namun, meski sudah di abad sekarang, di Papua masih
banyak masyarakat yang masih memakai koteka, dan bahkan banyak juga yang
tidak sekolah karena minimnya uang yang mereka punya. Mereka merasa tidak
nyaman dan tidak aman. Dan sampai sekarang masyarakat Papua belum merasa
mereka sudah merdeka, karena keadaan mereka yang sangat jauh berbeda dari
daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Seharusnya jika pemerintah Indonesia
mengetahui danmengakui bahwa Papua adalah bagian dari negara Indonesia,
maka pemerintah harus memperhatikan masyarakat Papua dan membuat mereka
benar-benar merdeka.

2.5.6 Contoh Perilaku / Sikap Positif Sesuai Sila Ke 3 (Ketiga) Pancasila,


Persatuan Indonesia :

1. Di lingkungan keluarga:

a) Mencintai sesama anggota keluarga dan membina kerukunan serta keutuhan


keluarga.
b) Mengutamakan kepentingan keluarga.
c) Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga.
d) Saling menyayangi, tolong-menolong, saling menghormati, dan menghargai
serta bergotong-royong di antara sesama anggota keluarga.
e) Memajukan pergaulan demi keutuhan keluarga.
f) Menjaga, memelihara dan mempunyai rasa memiliki harta benda keluarga.

12
2. Di lingkungan sekolah:

a) Menghindari sikap dan perilaku yang mencemarkan nama baik sekolah.


b) Mencintai dan saling menghormati antarteman, guru dan petugas sekolah.
c) Mengutamakan kepentingan sekolah.
d) Bergaul dengan teman tanpa saling mengejek dan membedakan antarsuku,
agama, ras, dan golongan.
e) Mengikuti upacara dengan tertib.
f) Menjaga kebersihan kelas dan lingkungan serta tidak mencoret-coret dinding
dan sarana lainnya.
g) Menggunakan bahasa daerah dan nasional secara baik dan benar.
h) Rajin mengembangkan usaha-usaha memajukan diri, misalnya giat belajar,
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, gemar membaca, dan memperdalam bidang
keahliannya.
i) Tertib membayar uang sekolah.

3. Di lingkungan masyarakat:

a) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan


golongan.
b) Mengembangkan transmigrasi.
c) Giat mengikuti sistem keamanan lingkungan dan bela negara.
d) Saling tukar kesenian daerah.
e) Bergaul dengan masyarakat tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan
antargolongan.
f) Meningkatkan pariwisata dalam negeri.
g) Mencintai dan membeli produk bangsa Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Penjelasan Pancasila Sila ke- Tiga” dapat
disimpulkan bahwa:
a. Persatuan sangatlah penting bagi sebuah negara yang ingin hidup sejahtra dengan.Dengan
persatuan pula sebuah bahkan bisa bersatu dengan negara lain.persatuan juga akan mewujutkan
kerjasama yang baik diantara orang didalamnya .
b. Butir – butir Pancasila sila ketiga ada tujuh butir yang intinya adalah menempatkan kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi, rasa rela berkorban, cinta tanah air, rasa kebangsaan,
memelihara ketertiban dunia, dan menggalangkan Bhineka Tunggal Ika..
c. Makna Pancasila sila ketiga adalah meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku, ras, agama, dan budaya namun tetap satu jua, yaitu Negara
Indonesia. Menggalangkan rasa cinta tanah air dan persatuan untuk memajukan
Negara Indonesia.
d. Realisai Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara saling bekerjasama, meskipun
dalam persaingan, itu hanya untuk motivasi guna menjadi yang lebih baik. Namun
tetap dalam satu tujuan yakni memajukan bangsa Indonesia di masa mendatang
dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.

14
3.2 Saran
Berdasarkan judul makalah kami, yaitu Pembahasan Pancasila sila
persatuan Indonesia, maka kami menyarankan bagi seluruh bangsa Indonesia,
terutama pembaca makalah ini yang telah mengetahui makna, latar belakang, butir
– butir serta realisasi pancasila sila persatuan Indonesia dapat memupuk rasa
persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa Indonesia, saling mengingatkan
satu sama lain, dan dapat saling bekerjasama demi kemajuan bangsa. Terutama
bagi para pendidik agar dapat meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila
melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ariani Desi. 2009. Implementasi SIla Persatuan Indonesia. (online),


(http://referensipolitikdanhukum.blogspot.com/2009/08/implementasi-sila-persatuan-
indonesia.html),
Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Nishom,M. 2011. Makalah Pengamalan Pancasila. (online),
(http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pengamalan-pancasila.html),
Razif N,Muhamad. 2011. Nilai Pancasila Sila Ketiga dalam Kemajemukan Budaya
Indonesia. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html),
Rochwil C.Muhammad. 2011. Penerapan Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang
kebudayaan. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html),
Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai