Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEPERAWATAN

GAYA KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh :

Nawalinda Laili

14.1186.418.01

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang dicurahkan-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu yang berjudul “GAYA

KEPEMIMPINAN”.

Makalah ini juga tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan literatur yang sangat kurang yang ada. Saya

menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna, segala sumbang
saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari semua pihak yang dapat memperkaya,

menambah kelengkapan tulisan ini sangat saya harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi saya

sendiri, dan dapat berguna dimasa yang akan datang.

Samarinda,19 September, 2017

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................................

B. Tujuan ......................................................................................................................................
C. Rumusan masalah ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi kepemimpinan .......................................................................................................


B. Teori Kepemimpinan ...........................................................................................................

C. Gaya Kepemimpinan ...........................................................................................................


D. Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif ...............................................

E. Tugas Kepemimpinan dalan Keperawatan ..................................................................


F. Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan .......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................................

B. Saran ........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk

mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien


membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan

tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja


keperawatan non profesional.

Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara

keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa
yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap

dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat
tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu

hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.

Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya

akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau
yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh

seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam makalah
ini penulis akan membahas berbagai macam gaya kepemimpinan yang ada

digunakan dalam keperawatan.


B. Tujuan

agar mahasiswa mengenal dan memahami semua bentuk gaya kepemimpinan yang
ada. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mengerti semua tujuan dari gaya

keperawatan yang ada dan digunakan dalam keperawatan.

C. Rumusan Masalah

a. Bagaimana definisi kepemimpinan ?

b. Bagaimana teori kepemimpinan ?


c. Bagaimana gaya kepemimpinan ?

d. Bagaimana kriteria pemimpin dalam keperawatan yang efektif ?


e. Bagaimana tugas kemepimpinan dalam keperawatan ?

f. Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Stogdill yaitu kepemimpinan sebagai

suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya


menyusun dan mencapai tujuan. Definisi kepemimpinan dari Strogdill dapat

diterapkan dalam keperawatan.


Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan

memberi contoh sehingga individu (atau pemimpin kelompok) membujuk


kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan

atau usulan bersama.


Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat

dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya.


Menurut McGregor, akhirnya ada empat variabel besar yang diketahui sekarang

untuk memahami kepemimpinan: (1) karakteristik pimpinan; (2) sikap; (3)


kebutuhan, dan karakteristik lainnya dari bawahan; dan (4) keadaan sosial,

ekonomi, dan polotik lingkungan. McGregor mengatakan bahwa kepemimpinan


merupakan hubungan yang sangat kompleks yang selalu berubah dengan waktu

seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat kerja atau kekuatan dari
luar.

Talbott mengatakan “kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital


yang mengubah sekelompok orang menjadi suatu organisai yang berfungsi dan

berguna. Kepemimpinan adalah suatu proses yang menopang suatu kegiatan


atas inisiatif seseorang. Bukan semata-mata hanya menunjukan arah dan

membuarkan sesuatu terjadi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dari suatu


tujuan dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari seluruh fasiltas yang

diperlukan untuk mencapai hasil, dari penyesuaian dan nilai-nilai terhadap faktor
lingkungan pada akhir dari tujuan yang dikehendaki nantinya.”
B. Teori Kepemimpinan
Dalam mengembangkan model kepemimpinan terdapat beberapa teori

yang mendasari terbentuknya gaya kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada


empat macam pendekatan kepemimpinan yaitu:

1. Teori Bakat
Teori bakat terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian.Kemampuan ini

merupakan bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalam


kepemimpinan. Beberapa hal yang menonjol pada teori bakat adalah

kepandaian berbicara, kemampuan/keberanian dalam memutuskan sesuatu,


penyesuaian diri, percaya diri, kreatif, kemampuan interpersonal dan prestasi

yang dapat menjadi bekal dalam membentuk kepemimpinan sehingga


seseorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya.

2. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh

pemimpin dan yang membedakan dirinya dari non pemimpin. Menurut teori

ini seorang pemimpin dapat mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat


menjadi pemimpin yang efektif. Dengan demikian teori perilaku

kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa pemimpin dapat


dipelajari, bukan bawaan sejak lahir.

3. Teori Situasi (Contingency)


Teori situasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang

paling baik, tetapi kepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi,


kekuasaan atau otoriter dari pemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat

kematangan bawahan.
4. Teori Transformasi

Teori transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan


kepemimpinannya dalam situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang
penuh krisis. Menurut Bass (Dikutip Gibson, 1997) seorang pemimpin
transformasional adalah seorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan perasaan bahwa


setiap pengikut diperhitungkan.

C. Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan

dalam suatu organisasi antara lain:


1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitd.

Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui


dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan

kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh


faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin memandang

bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan


pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan

mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka


pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.

2. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert


Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:

a. Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah

terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau


hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down).

b. Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi

bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan


membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide

bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan


keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
c. Sistem Konsultatif

Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar.


Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan

dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi


dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.

d. Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,

menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi


dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.

3. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y


Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human

Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam


suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai

Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak


menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,

cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin.


Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa

menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu


berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi

empat macam yaitu:


a. Gaya Kepemimpinan Diktator

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan


serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari

pelaksanaan Teori X.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis

Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya


kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan

berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah


dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
4. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan


yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai dengan

Teori Y.

5. Gaya Kepemimpinan Santai


Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan

diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)


6. Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House

Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam


(2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:

a. Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana

melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin


selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.

b. Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap

ramah terhadap bawahan.


c. Parsitipatif

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan


dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.

d. Berorientasi Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan

bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal


mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

7. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard


Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:

a. Instruksi
 Tinggi tugas dan rendah hubungan
 Komunikasi sejarah

 Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat


minimal

 Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang


spesifikserta mengawasi dengan ketat.

b. Konsultasi
 Tinggi tugas dan tinggi hubungan

 Komunikasi dua arah


 Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan cukup besar


c. Parsitipatif

 Tinggi hubungan rendah tugas


 Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam

pengambilan keputusan
 Delegasi

 Rendah hubungan dan rendah tugas


 Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan

bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi


untuk mengambil keputusan

8. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White


Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter,

demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.


a. Otoriter

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Wewenang mutlak berada pada pimpinan

 Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan


 Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

 Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan


 Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan

para bawahan dilakukan secara ketat


 Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan

 Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,


pertimbangan atau pendapat

 Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif


 Lebih banyak kritik daripada pujian

 Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat


 Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat

 Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman


 Kasar dalam bersikap

 Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh


pimpinan

b. Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam

mempengaruhi orang lain agar besedia bekerja sama untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan

ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.


Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Wewenang pimpinan tidak mutlak


 Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada

bawahan
 Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

 Komunikasi berlangsung timbal balik


 Pengawasan dilakukan secara wajar

 Prakarsa datang dari bawahan


 Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan

pertimbangan
 Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat

permintaan daripada instruktif


 Pujian dan kritik seimbang

 Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam


batas masing-masing

 Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar


 Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

 Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan


saling menghargai

 Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara


bersama-sama.

c. Liberal atau Laissez Faire


Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai


tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih

banyak diserahkan kepada bawahan.


Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:

 Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan


 Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan

 Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan


 Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan

 Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku


 Prakarsa selalu berasal dari bawahan

 Hampir tiada pengarahan dari pimpinan


 Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

 Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok


 Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan
d. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang

Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan


kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:

1. Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau

pekarjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam


memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai

dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada


kepentiungan tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.

2. Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan

setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk


mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan

tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam


penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.

3. Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin

yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian


mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran

dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap


usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok.

4. Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan

tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan


mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan

hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.


D. Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif

Kepemimpinan yang efektif di RS akan terwujud apabila pemimpin menelaah


dengan sistem yang efektif. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang

pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk
mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat.

Ada beberapa kepemimpinan yang efektif antara lain menurut :


a. Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :

 Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi


kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan

dan dalam bidang profesinya.


 Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami

kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.


 Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.

 Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan


 Mengambil tindakan

b. Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang

yang bersama-sama mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif


kegiatan.

c. Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )


Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin,

yaitu :
 Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem

manusia ( hubungan antar manusia ).


 Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan

pembinaan bawahan.
 Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama

dalam mempengaruhi orang lain.


 Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang

memungkinkan seseorang mengenal orang lain dengan baik.


d. Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )

Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :


1. Kewaspadaan diri ( self awarness )

Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin


mempengaruhi orang lain. Kadang seorang pemimpin merasa ia

sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah


menghambatnya.

2. Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi :

norma, nilai - nilai kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi


dan keakraban kelompok.

3. Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena

setiap individu unik dan masing - masing mempunyai kontribusi yang


berbeda.

E. Tugas Kepemimpinan dalan Keperawatan

Tugas penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah:


a. Selalu siap menghadapi setiap perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat

harus mampu bersikap proaktif dalam setiap perubahan yang terjadi,


berperan dalam setiap aspek kehidupan berorganisasi, serta mengkaji setiap

kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baru serta mampu


menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat

menghasilkan.
b. Mengatasi konflik yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan,

ataupun hubungan yang terkait dengan atasan, bawahan atau pasien dan
keluarganya.
c. Meningkatkan dinamika kelompok diantara bawahan sebagai upaya

pemimpin untuk memotivasi bawahan


d. Meningkatkan komunikasi dengan atasan, bawahan, rekan sejawat dan

konsumen lainnya. Keterbukaan dalam berkomunikasi akan dapat


memperlancar proses pelaksanaan kegiatan sehingga akan mempermudah

pencapaian tujuan.
e. Melatih kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki dengan menerapkan

berbagai cara untuk membuktikan bahwa kekuasaan dan kewenangan itu


masih dapat dihargai oleh bawahan.

f. Menggunakan aspek politik untuk mempengaruhi orang lain, dalam rangka


memperlancar pencapaian tujuan.

g. Menatalaksanakan waktu dengan baik. Penatalaksanaan waktu yang baik


mencerminkan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia digunakan dengan

baik pula sehingga produktivitas kerja menjadi meningkat.


F. Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang


kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai

diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan.


Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi :

1. Perencanaan dan Pengorganisasian


Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan

diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat


dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Sebagai

seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di


ruangan.

2. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan


Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para

perawat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat


dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin harus mampu
membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai

tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan


dengan benar.

3. Pemberian bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan

berarti menunjukkan cara menggunakan berbagai metode mengajar dan


konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi pengetahuan dan

keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam


melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

perawat dan klien.


4. Medorong Kerjasama dan Partisipasi

Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan


keperawatan. Seorang pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan

bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau dibawah pimpinan.


Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap

individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan


mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu

mengetahui bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka.


Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama.

Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk


berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai

termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif. Partisipasi
setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.

5. Kegiatan Koordinasi
Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang

penting dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu


mengusahakan agar setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah
melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan.
Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu

perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan


sumber-sumber yang ada.

6. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja


Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap

staf dan pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan


untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat

mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan


memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat

menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri
sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat


melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang

efektif. Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala


ruangan sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam :

a. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan


b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan

c. Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan


d. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar

e. Penyelesaian pekerjaan dengan benar


f. Pencapaian tujuan keperawatan

g. Kesejahteraan bawahan
h. Memotivasi bawahan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk


mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencaqpai

suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2006: 24).


Dasar yang dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan:

1. Tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin


2. Kewajiban pemimpin

3. Falsafah yang dianut pemimpin

Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh
pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak

persis sama, maka gaya kepemimpinan ( leadership style ) yang diperlihatkanpun


juga tidak sama. Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu

organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang
diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang

lainnya.

B. Saran

Saya menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang model-model

kepemimpinan dalam keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita


sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Swansburg, Russel C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan;


alih bahasa, Suharyati Samba; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2000.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Suarli S dan Bahtiar nYanyan. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Erlangga

Anwar Kurniadi, S. M. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nursalam. (2012). MANAJEMEN KEPERAWATAN. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai