Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN APLIKASI PERPUSTAKAAN DIGITAL

iJATENG MELALUI SMARTPHONE  


Endang Fatmawati
Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah
eenfat@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini sebagai kajian awmal untuk mengetahui pemanfaatan aplikasi iJateng
melalui android. Tujuannya untuk menjelaskan aksesibilitas dan usabilitas perpustakaan digital
iJateng dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menjadi kendala dalam pemanfaatan iJateng. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Data
diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan penelusuran dokumen. Pemanfaatan
dijelaskan menggunakan parameter aksesibilitas dan usabilitas. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa untuk aksesibilitas pada aspek keterbukaan belum sepenuhnya dilakukan sosialisasi ke
masyarakat. Selanjutnya untuk usabilitas pada aspek kemampuan mempelajari aplikasi, masih
sangat diperlukan pendampingan dari pengelola perpustakaan untuk mengurangi kendala yang
muncul saat masyarakat menggunakan aplikasi iJateng melalui smartphone. Faktor-faktor yang
menjadi kendala dalam pemanfaatan perpustakaan digital iJateng, seperti: permasalahan jaringan
internet, koleksi digital yang belum lengkap, kelelahan mata, kurang sosialisasi, dan
kekurangtahuan pemustaka untuk menyelesaikan masalah yang muncul ketika mengakses
informasi melalui aplikasi iJateng.
Kata kunci: Perpustakaan Digital, iJateng, Aksesibilitas, Usabilitas

Abstract. This research as a preliminary study to know the utilization of iJateng application
through android. The purpose is to explain the accessibility and usability of digital library in
improving community knowledge, and to identify the factors that become obstacles in the
utilization of Jateng. The research method used qualitative. Data were obtained using interview
technique and document search. Utilization is described using accessibility and usability
parameters. The result of this research concludes that accessibility to openness aspect has not
been fully socialized to society. Furthermore, for usability on the aspect of learnability, it is still
necessary assistance from the library manager to reduce the obstacles that arise when people
use iJateng applications through smartphones. Factors that become obstacles in the utilization
of digital library iJateng, such as: Internet network problems, incomplete digital collections,
eyestrain, lack of socialization, and lack of readers to solve problems that arise when accessing
information through the application iJateng.
Keywords: Digital Library, iJateng, Accessibility, Usability

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 46  

 
PENDAHULUAN khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Peluncuran iJateng tersebut
Aksesibilitas merupakan hal yang dilakukan oleh Gubernur Ganjar Pranowo di
sangat penting bagi masyarakat dalam Gedung Perpustakaan Provinsi Jateng hari
memperoleh informasi. Upaya untuk selalu Selasa tanggal 18 Juli 2017, sehingga
meningkatkan budaya membaca berbasis implementasinya baru kurang lebih 2,5
teknologi informasi bagi masyarakat bulan seiring dengan penelitian ini
Indonesia menjadi tuntutan dan pemikiran dilakukan. Hadirnya iJateng untuk
bagi pengelola perpustakaan. Terlebih jika mempermudah akses informasi serta sarana
melihat persentase jumlah penduduk publikasi khususnya bagi warga Jawa
Indonesia yang mengakses internet selalu Tengah. Spirit perpustakaan digital iJateng
meningkat secara signifikan. Data dari hasil adalah layanan perpustakaan digital dalam
survey yang dilansir APJII 2016 terkait genggaman masyarakat Jawa Tengah. Dari
pengguna internet di Indonesia, bahwa di perpustakaan digital iJateng ini diharapkan
Pulau Jawa sendiri sudah sekitar 65%. bisa menggerakkan komunitas masyarakat
Sementara itu, status pembangunan manusia untuk berperan aktif demi mendorong minat
pada 2016 di Indonesia mengalami baca dan kecerdasan bangsa.
peningkatan kenaikan indeks menjadi 70,18 Aplikasi perpustakaan digital iJateng
dari kategori sedang menjadi kategori tinggi. yang digunakan tersebut, dikembangkan
Seiring dengan pesatnya Teknologi dalam beberapa sistem operasi yang
Informasi dan Komunikasi (TIK), maka dilengkapi dengan reader ebook dan fitur-
perpustakaan digital memiliki peran yang fitur media sosial yang menarik. Dengan
sangat esensial untuk mencerdaskan demikian, sangat memungkinkan jika
masyarakat dan sebagai salah satu dipakainya melalui smartphone yang
penunjang serta pendukung dalam portable sehingga bisa dibawa kemanapun
pencapaian Tujuan Pembangunan dan kapanpun untuk meningkatkan
Berkelanjutan (TPB) 2030. Salah satu pengetahuan masyarakat dalam akses
parameter pengetahuan yang diukur dengan informasi. Sekalipun sebenarnya pemustaka
kemampuan membaca dan menulis adalah juga bisa menggunakan fasilitas perangkat
sangat terkait dengan peran perpustakaan komputer yang disediakan di Dinas
digital. Perpusnas RI sebagai instansi Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jateng,
pembina sudah mengawali inovasi dengan baik pada saat online maupun offline. Kini
peluncuran iPusnas setahun yang lalu. dengan hadirnya aplikasi iJateng, maka
Melalui aplikasi digital iPusnas tersebut, membaca buku semakin mudah dan praktis.
diharapkan perpustakaan kabupaten/kota Pemustaka sangat dimanjakan karena dapat
lainnya di wilayah seluruh Indonesia juga membaca buku, berbagi koleksi bacaan,
bisa melakukan hal yang serupa. Untuk maupun bersosialisasi secara bersamaan
provinsi Jawa Tengah sendiri, selain iJateng dengan pemustaka lainnya. Aktivitas ini bisa
juga baru-baru ini telah diluncurkan dilakukan secara real time, dimanapun dan
iSalatiga dan iBoyolali. Seperti halnya kapanpun dengan nyaman dan praktis.
iPusnas, aplikasi iJateng tersebut Penelitian dilakukan dengan
dikembangkan oleh PT Woolu Aksara menggunakan metode kualitatif. Penelitian
Maya. tidak mengukur pengaruh maupun hubungan
Terkait dengan objek penelitian ini, antar variabel, namun mendeskripsikan
maka kajian hanya berfokus pada pemanfaatan iJateng dan mengidentifikasi
perpustakaan digital iJateng saja. Melalui kendalanya. Pengamatan dan pengumpulan
aplikasi perpustakaan digital iJateng akan data dilakukan dalam rentang waktu
menjadi salah satu cara untuk menyediakan semenjak aplikasi iJateng diluncurkan (18
akses informasi secara luas, mudah dan Juli 2017 sampai dengan 30 September
cepat dalam rangka untuk meningkatkan 2017). Pengumpulan data diperoleh dengan
pengetahuan masyarakat di Jawa Tengah menggunakan teknik wawancara dan

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 47  

 
penelusuran dokumen. Wawancara Sementara itu, perbedaan dalam
dilakukan kepada informan yang berjumlah penelitian ini terletak pada metode dan
8 (delapan) orang yang dipilih secara parameter yang digunakan untuk
purposif, dengan latar belakang profesi mendeskripsikan variabel penelitian. Sejauh
yang berbeda-beda, yaitu: 2 pegawai pengamatan peneliti, tinjauan pustaka
Perpustakaan Provinsi Jateng (informan 1 terdahulu terkait aksesibilitas dan usabilitas,
dan 2), 2 pelajar (informan 3 dan 4), 2 mayoritas menggunakan metode kuantitatif,
mahasiswa (informan 5 dan 6), dan 2 sedangkan dalam penelitian ini
masyarakat umum (informan 7 dan 8). menggunakan metode kualitatif. Peneliti
Analisis dari hasil wawancara mendefinisikan aksesibilitas dalam kajian
dilakukan dengan pengkodean tematik. ini adalah kemudahan bagi pemustaka dalam
Sementara itu, untuk penelusuran dokumen menggunakan aplikasi iJateng saat mencari
dilakukan dengan menganalisis respon informasi melalui smartphone, dengan
masyarakat yang diungkapkan disampaikan parameter yang meliputi: keterbukaan,
secara online. Subyek penelitian dibatasi ketersediaan, kemudahan, kecepatan, dan
pada pemustaka yang telah mengunduh kenyamanan. Sementara itu, usabilitas
aplikasi iJateng melalui smartphone dan adalah sejauh mana aplikasi perpustakaan
telah memanfaatkannya. Peneliti memilih digital iJateng dalam membantu pemustaka
informan yang menggunakan smartphone sehingga mampu mengoptimalkan
dalam mengakses iJateng, karena kinerjanya saat menggunakan aplikasi
pertimbangan pada data yang dilansir APJII tersebut, dengan parameter: efektivitas,
2016 terkait perangkat paling besar yang efisiensi, dan kemampuan mempelajari.
dipakai masyarakat Indonesia adalah 47,6 % Alasan peneliti memilih dan menggunakan
sudah menggunakan mobile dan 71,1 % parameter aksesibilitas (5 aspek) dan
merasa sangat puas menggunakan internet usabilitas (3 aspek), karena disesuaikan
mobile. dengan kebutuhan analisis yang relevan
Berdasarkan penelusuran literatur dengan aplikasi iJateng. Bagaimana
yang peneliti lakukan, bahwa penelitian aksesibilitas dan usabilitas perpustakaan
sebelumnya terkait aksesibilitas pernah digital iJateng dalam meningkatkan
dilakukan oleh Maksum, Buldansyah dan pengetahuan masyarakat ? lalu, Faktor-
Prawati (2008) dengan metode kuantitatif. faktor apa saja yang menjadi kendala dalam
Menurutnya, aksesibilitas informasi adalah pemanfaatan perpustakaan digital iJateng ?
aktivitas pengguna dalam mendapatkan Penelitian ini diharapkan akan memberikan
informasi melalui prosedur dan mekanisme informasi awal mengenai pemanfaatan
yang ditetapkan oleh perpustakaan. iJateng khususnya bagi masyarakat Jawa
Indikatornya meliputi: sumber informasi, Tengah, sekaligus menjadi rekomendasi dan
jenis informasi, frekuensi penelusuran, cara masukan awal untuk Perpustakaan Provinsi
penelusuran, subjek yang ditelusur, waktu Jateng dalam mengembangkan aplikasi
menelusur, dan jumlah jam penelusuran iJateng di masa mendatang agar menjadi
dalam setiap kali kunjungan. lebih baik.
Selanjutnya penelitian yang terkait
dengan usabilitas, seperti penelitiannya Joo,
Lin, Lu (2011), bahwa usabilitas meliputi HASIL DAN PEMBAHASAN
berbagai perspektif seperti: effectiveness, Perpustakaan merupakan media.
efficiency, subjective pleasure, maupun
Perpustakaan digital dalam bentuk mobile
memorability. Kriteria usabilitas lainnya, library (m-library) seperti iJateng menjadi
menurut Jeng (2006) diukur dengan
sebuah representasi perkembangan teknologi
effectiveness, efficiency, satisfaction, dan informasi dan komunikasi di perpustakaan
learnability, kemudian berdasar ISO 9241-
yang sudah diseleksi dan dikemas
11 (1998) diukur dengan efektivitas, sedemikian rupa. Meminjam istilah Hall
efisiensi, dan kepuasan.
(1982) bahwa “representation implies the

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 48  

 
active work of selecting and presenting, of a. Easy to learn
structuring and shaping”. Pemustaka dapat cepat menyelesaikan tugas
dengan menggunakan iJateng, sehingga
M-library memiliki ciri portable dan dengan dapat memahami perintah paling
personal. Portable berarti smartphone dasar, pilihan navigasi, dan
mudah dibawa kemanapun dan kapanpun, menggunakannya untuk mencari informasi
sedangkan personal berarti yang diinginkan.
perangkat/peralatan (device) smartphone
lebih bersifat pribadi. Selanjutnya b. Efficient to use
aksesibilitas dalam KBBI Online diartikan Pemustaka yang telah mempelajari iJateng,
sebagai “hal dapat dijadikan akses; hal sehingga tingkat produktivitas dalam
dapat dikaitkan; keterkaitan”. Dalam mendapatkan informasi semakin tinggi.
Undang-undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, c. Easy to remember
akses adalah “kegiatan melakukan interaksi Pemustaka dapat kembali menggunakan
dengan sistem elektronik yang berdiri iJateng setelah beberapa periode tidak
sendiri dalam jaringan”. menggunakannya, tanpa harus mempelajari
keseluruhan bagian dari aplikasi tersebut.
Sementara itu, usabilitas secara
umum diartikan sebagai kemanfaatan.
d. Few errors
Menurut Yunpeng, Yongyang, Mingxi
Pemustaka tidak membuat banyak kesalahan
(2011), usabilitas adalah proses optimasi
selama penggunaan iJateng dan seandainya
interaksi antara pengguna dengan sistem
melakukan kesalahan maka dapat dengan
yang dapat dilakukan dengan interaktif,
mudah mengatasinya.
sehingga pengguna mendapatkan informasi
yang tepat atau menyelesaikan suatu
e. Pleasant to use
aktivitas pada aplikasi tersebut dengan lebih
Pemustaka secara subyektif puas ketika
baik. Menurut Nielsen (2003), usabilitas
merupakan atribut kualitas yang menilai menggunakan iJateng, sehingga merasa
dapat menemukan pengalaman saat
seberapa mudah sistem user interface
digunakan, dengan parameter: learnability, menggunakan aplikasi yang bisa menghibur,
memudahkan mencari informasi, dan
efficiency, memorability, errors, dan
satisfaction. Jika dalam ISO 9241-11 (1998) memperkaya pengalaman.
dijelaskan bahwa usabilitas adalah “as the
extent to which a product can be used by Dalam penelitian ini, parameter
users to achieve specified goals with aksesibilitas dijelaskan dengan aspek
effectiveness, efficiency, and satisfaction in keterbukaan, ketersediaan, kemudahan,
a specified context of use”. Dalam penelitian kecepatan, dan kenyamanan. Selanjutnya
yang dilakukan oleh Jeng (2006), bahwa usabilitas dijelaskan dengan aspek:
model evaluasi usabilitas perpustakaan efektivitas, efisiensi, dan kemampuan
digital dengan menggunakan kriteria: mempelajari aplikasi. Secara konsep,
effectiveness, efficiency, dan learnability. iJateng merupakan aplikasi perpustakaan
digital berbasis media sosial yang dilengkapi
Untuk menguatkan parameter dari deskripsi dengan eReader untuk membaca ebook.
usabilitas agar mencapai tingkat usabilitas Melalui beragam fitur media sosial yang
yang ideal, peneliti meminjam konsep ada, maka pemustaka dapat terhubung dan
Nielsen (2003) untuk menjelaskan berinteraksi dengan pemustaka yang lain.
pemanfaatan perpustakaan digital iJateng. Selain itu, juga mendapatkan kumpulan
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ebooks yang terbaik dan menikmati
kemudahan membaca dengan fitur yang
menyenangkan.

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 49  

 
Mengenai tampilan awal capture yang dipinjam pengguna lain dan beragam
fitur dari perpustakaan iJateng sebagai aktifitas lainnya.
berikut: d. Rak Buku
Merupakan rak buku virtual milik
pemustaka dimana semua riwayat
peminjaman buku tersimpan di dalamnya.
e. eReader
Fitur yang memudahkan pemustaka
membaca ebook di dalam iJateng, sehingga
membaca buku menjadi semakin mudah dan
menyenangkan.
Gambar 1. Tampilan Awal Fitur iJateng
Berdasarkan hasil wawancara
Perpustakaan digital iJateng adalah dengan 8 (informan) dan penelusuran
sebuah platform media sosial untuk dokumen terkait respon masyarakat dalam
mengakses e-Bookstore dan e-Pustaka, pemanfaatan perpustakaan digital iJateng,
membangun jaringan atau komunitas sesama dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
pembaca, dan juga tentunya sebagai e-
Reader untuk membaca eBook. Aplikasi 1. Aksesibilitas dan Usabilitas
iJateng dapat diakses di berbagai medium Perpustakaan Digital iJateng
perangkat mulai dari desktop dan PC Akses terhadap informasi digital
berbasis situs (web - based), netbook dan tab menjadi hal yang dibutuhkan oleh
based hybrid (tab - base application), dan masyarakat Jawa Tengan di era digital
mobile (smartphone - based application). seperti sekarang ini. Hadirnya aplikasi
Aktivitas lainnya dapat juga memberikan iJateng menjadi solusi untuk mengakses
rekomendasi buku yang sedang dibaca, informasi secara digital tanpa harus
kemudian menyampaikan ulasan buku dan berkunjung secara fisik ke Perpustakaan
mendapatkan pemustaka baru. Provinsi Jateng. Aspek dari aksesibilitas dan
usabilitas yang peneliti rangkum dari
Dengan demikian, membaca ebook jawaban para informan menjadi dasar untuk
di perpustakaan digital iJateng menjadi analisis. Untuk seberapa besar frekuensi
lebih menyenangkan karena pemustaka akses juga bervariasi. Dari penuturan
dapat membaca ebook secara online maupun informan, yang paling banyak akses adalah
offline. Berbagai fitur unggulan iJateng informan 3 dan 4 (pelajar), karena untuk
yang dapat dijelajah oleh pemustaka, antara sekedar membaca saja, kadang juga pinjam
lain: online dan hanya ingin buka-buka fitur saja.
a. Koleksi Buku. Soalnya perpustakaan digital iJateng unik
Fitur yang mengantarkan pemustaka dan menarik menurut mereka, walaupun
menjelajahi ribuan judul ebook yang ada di sebenarnya ketersediaan koleksi digitalnya
iJateng. Dengan demikian, pemustaka masih sangat kurang variasi bidangnya.
tinggal memilih judul yang diinginkan, Waktu yang dibutuhkan untuk
meminjam dan kemudian dapat mengunduh iJateng tidak terlalu lama.
membacanya hanya dengan ujung jari. Syarat pendaftaran untuk bisa menggunakan
b. ePustaka. iJateng juga sangat mudah, karena hanya
Fitur unggulan iJateng yang dengan waktu kurang lebih 60 detik maka
memungkinkan pemustaka bergabung pemustaka sudah dapat bergabung dan
menjadi anggota perpustakaan digital merasakan aplikasi iJateng. Informan 3 dan
dengan koleksi beragam dan menjadikan 5 (pelajar, mahasiswa) mengatakan bahwa
perpustakaan berada dalam genggaman. cukup 1 menit waktu yang digunakan untuk
c. Feed mengunduh dan menginstall di smartphone.
Untuk melihat semua aktifitas pengguna Permasalahannya hanya membutuhkan
iJateng seperti informasi buku terbaru, buku
Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 50  

 
space yang cukup di memori smartphone, sekolah maupun lewat twitter”. Hal ini
sehingga jika memori ternyata sudah penuh berarti menunjukkan adanya aspek
maka perlu menghapus terlebih dahulu keterbukaan dari pihak Perpustakaan
aplikasi lain yang sudah terinstall di Provinsi Jateng dan dukungan luar biasa dari
smartphone yang sekiranya sudah tidak pengambil kebijakan terhadap implementasi
terpakai. iJateng.
Kedelapan informan sudah jelas Secara keseluruhan hadirnya aplikasi
mengetahui keberadaan adanya iJateng, iJateng disambut baik oleh para informan.
karena mereka sudah memanfaatkannya Mereka semua sepakat bahwa dengan
melalui smartphone pribadinya. Aspek yang iJateng tersebut menjadi sebuah media dan
membuat mereka senang dan ruang untuk berinteraksi dengan pemustaka
menggunakannya karena tidak berbayar atau lainnya. Betapa membaca buku saat ini
gratis sehingga bisa sepuasnya semakin mudah untuk mendapatkan
memanfaatkannya. Hal ini karena memang informasi yang lebih mengasyikkan dan
perpustakaan digital iJateng adalah aplikasi menyenangkan, sehingga dari segi waktu
perpustakaan digital persembahan jelas lebih efisien karena masyarakat dapat
pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memperoleh informasi dengan cepat.
memberikan kemudahan akses informasi Melalui iJateng, pemustaka dapat membuat
bagi masyarakat. dan menyebarkan kutipan, sehingga jika
kutipan ditambah dan dibagi diharapkan
Menelusur dokumen terkait dapat memotivasi pemustaka lainnya untuk
perpustakaan digital iJateng, peneliti ikut memanfaatkan perpustakaan digital
mengutip inisiatif promosi dari respon 1 iJateng tersebut.
(AS) di wall facebook pada tanggal 14 Juli
2017, yang bunyinya : Informan 7 dan 8 yang merupakan
masyarakat umum mengatakan bahwa
Silahkan Download ... Gratis kenyamanan dalam memperoleh dan
Klik Buku, Bacalah ... menyampaikan informasi sudah terpenuhi
dari iJateng. Kedua informan ini merasa
Maka Pintarlah ... sangat nyaman, karena perpustakaan digital
iJateng bisa digunakan juga untuk membaca
Jawa Tengah .... Makin Gayeng buku yang sudah dipinjam secara offline.
Hanya saja untuk mengoperasikan dari
Dari promosi tersebut semakin
smartphone masih harus mengkondisikan
mendekatkan perpustakaan digital iJateng
manakala ada sambungan jaringan
dalam hati masyarakat sebenarnya. Selain
internetnya. Namun secara umum,
itu, juga karena adanya keterbukaan
pengakuan mereka bahwa aplikasi iJateng
informasi, karena Bapak Gubernur Ganjar
mudah dipahami dan sederhana, jadi mudah
Pranowo sendiri juga rutin
dioperasikan. Bahkan jika ada kendala pada
mensosialisasikan iJateng langsung ke
saat proses login awal ke iJateng, maka
masyarakat, baik bertatap muka langsung
mereka mencobanya login kembali sampai
maupun melalui media sosial. Artinya
memastikan bahwa tidak ada kendala pada
bahwa orang nomor 1 di Jawa Tengah
koneksi internet waktu login ke iJateng
tersebut memang sangat mendukung adanya
tersebut.
iJateng ini untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam akses Dari penuturan informan 1 (pegawai,
informasi. Informan 1 (pegawai, pejabat pejabat struktural di Perpustakaan Provinsi
struktural di Perpustakaan Provinsi Jateng), Jateng) diketahui bahwa dari aspek
juga mengatakan bahwa “Sosialisasi iJateng aksesibilitas dan usabilitas, diperoleh
sudah dilakukan bahkan Pak Gub informasi sebagai berikut: “Ya cukup mudah
mensosialisasikan langsung ke sekolah- aksesibilitasnya dan sudah 2000-an orang

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 51  

 
yang sudah menjadi anggota, kemudian informasi buku yang dibaca melalui
usabilitasnya cukup lengkap dan memadai smartphone mereka, sehingga jarak geografi
untuk sebuah perpustakaan”. Selanjutnya tidak menjadi penghalang untuk
penuturan informan 2 (pegawai, Kepala berkomunikasi. M-library menjadi mediasi
Perpustakaan Provinsi Jateng) mengatakan bagi mereka dalam berinteraksi secara
bahwa “Menurut hemat saya sangat virtual. Friedman (2005) menggambarkan
membantu karena bisa kapan saja dan dengan metafora bahwa bumi menjadi rata
dimana saja mencari buku yang diperlukan (flat) karena adanya transformasi kemajuan
selama jaringan internet ada”. teknologi komunikasi, sehingga sangat
memungkinkan siapapun dan dimanapun
Terkait dengan sosialisasi adanya dapat saling berhubungan.
iJateng di lingkungan kampus sepertinya
belum sepenuhnya diketahui oleh civitas Kegiatan yang sudah berjalan dan
akademik. Hal ini mungkin karena untuk tersistem dengan baik di Perpustakaan
lingkungan perguruan tinggi memang belum Jateng, seperti mengelola pengetahuan
diintensifkan sehingga hanya sebagian saja (Knowledge Management - KM) dan
yang mengetahui dan memanfaatkannya. berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing -
Hal ini seperti penuturan informan 6 KS) kepada masyarakat. Pengelola
(mahasiswa) yang sama mengatakan bahwa perpustakaan sebagai agen perubahan turut
“untuk sosialisasi ke lingkungan perguruan serta berkiprah di dalamnya. Namun untuk
tinggi sepertinya belum ada, tahunya ada mobilisasi pengetahuan (Knowledge
iJateng saja karena membaca berita di Mobilization - KMb) belum banyak
Suara Merdeka sewaktu peluncuran yang dilakukan. Adanya aplikasi perpustakaan
lalu” katanya. Hal ini juga diperkuat dengan digital iJateng ini menjadi salah satu media
penjelasan dari informan 2 (pegawai, Kepala untuk menerapkan KMb tersebut. Hal ini
Perpustakaan Provinsi Jateng), bahwa karena sangat memungkinkan antar
“Setiap ada kegiatan perpustakaan selalu pemustaka untuk berkomunikasi dan berbagi
diinformasikan tentang perpustakaan digital pengetahuan dari buku yang telah
iJateng, tetapi secara khusus memang dibacanya.
belum”.
Tempat tinggal atau tempat domisili
Dari hasil wawancara diketahui informan menetap saat wawancara
bahwa mereka mengetahui keberadaan dilakukan juga menjadi faktor dalam
adanya iJateng karena kebetulan pas saat memanfaatkan iJateng. Dari kedelapan
berkunjung ke Perpustakaan Provinsi Jateng informan, diperoleh data bahwa semuanya
yang ada di Jalan Sriwijaya 29A Semarang, tinggal di daerah perkotaan sehingga tidak
kemudian kebetulan membaca informasi ada masalah dengan penggunaan
kalau ada iJateng, dari teman sekolahnya, smartphone dan akses secara digital. Hal ini
dari membaca surat kabar, maupun sangat penting karena saat menggunakan
mendengar langsung dari Pak Gubernur aplikasi membutuhkan soft skill juga
Jateng. Terkait dengan esensi membaca, bagaimana mengoperasikan dan mengakses
maka dengan memanfaatkan iJateng maka informasi dengan benar.
akan menjadikan pribadi pemustaka yang
kreatif dan inovatif. Pemustaka bebas Informan 8 (masyarakat umum)
menelusuri dan menemukan bacaan yang mengatakan bahwa memanfaatkan iJateng
diinginkan, sehingga pemustaka dapat tersebut untuk membaca buku agar
menjalin pertemanan, saling berbagi buku pengetahuan dirinya meningkat. Selanjutnya
dan merekomendasikan kepada pemustaka dengan berbagi kepada orang lain akan
lainnya. terjadi transfer pengetahuan kepada
masyarakat secara luas. Asumsi peneliti
Pemustaka melalui media iJateng bahwa akan terjadi mobilisasi pengetahuan
dapat saling berhubungan dan bertukar secara cepat. Dalam tataran ini, misalnya

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 52  

 
pengetahuan dari sebuah buku yang dibaca Dari segi efisiensi memang menjadi
kemudian bisa dibagikan kepada pembaca perpustakaan digital yang lebih cepat
lain, lalu pembaca tersebut membagikannya waktunya, kemudian dari efektivitas adalah
kepada yang lain, dan seterusnya. Hal ini sangat efektif karena informasi dari
seperti dalam Guidelines for Effective perpustakaan digital iJateng dapat dengan
Knowledge Mobilization bahwa mobilisasi mudah diperoleh melalui smartphone yang
pengetahuan adalah istilah umum yang dimilikinya.
mencakup berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan produksi dan penggunaan hasil Dari aspek learnability yaitu
penelitian, termasuk sintesis pengetahuan, kemampuan belajar untuk mempelajari
diseminasi, transfer, pertukaran, dan aplikasi, ada respon dari AS (15 Juli 2017),
penciptaan bersama atau produksi bersama bahwa “Semoga bisa menambah kecintaan
oleh para peneliti dan pengguna kaula muda untuk membaca walaupun lewat
pengetahuan. smartphone... Saya masing belajar
menggunakan aplikasi ini jadi masih
Untuk tampilan fitur yang ada di penyesuaian. Sbenerny gak tau ini aplikasi
iJateng, informan 6 dan 8 (mahasiswa, apa tp coba ah brg kali mnarik toh ini dari
masyarakat umum) mengatakan kalau jawa tengah provinsi dimana aku
memiliki daya tarik, kemudian informasi tinggal....”. Namun demikian, penuturan
yang ada juga akurat dan relevan dengan informan 3 dan 7 (pelajar, masyarakat
yang kebetulan dicari. Hanya saja, tidak umum) bahwa perlu pendampingan dari
semua informasi yang dibutuhkan itu ada pihak perpustakaan pada saat awal mula
dalam iJateng tersebut. Jadi sebagai bahan mengunduh dan mau menggunakan aplikasi
masukan untuk pengelola iJateng, iJateng. Dengan demikian, dapat
hendaknya koleksi ebook ditambah lagi baik disimpulkan bahwa aplikasi iJateng adalah
judul maupun eksemplarnya dari berbagai aplikasi yang mudah untuk dipelajari
bidang ilmu. sekalipun bagi pemustaka pemula yang baru
pertama kali memiliki smartphone.
Selanjutnya untuk parameter
usabilitas, aspek efektivitas diukur dengan
tingkat akurasi informasi yang ada di
iJateng, lalu efisiensi diukur dengan 2. Kendala dalam Akses Perpustakaan
kecepatan yang dibutuhkan dalam mencari Digital iJateng
informasi di iJateng, sedangkan kemampuan
belajar diukur dengan cara meminta
Dari hasil wawancara dengan
informan untuk membuka fitur dan
kedelapan informan pemustaka yang telah
kemudian mengukur seberapa cepat
menggunakan dan memanfaatkan
informan tersebut bisa menyelesaikannya.
perpustakaan digital iJateng melalui
Dari hasil wawncara diketahui bahwa
smartphone, maupun dari penelusuran
keenam informan (3 s.d. 8) sudah terbiasa
dokumen melalui 13 pemustaka yang
menggunakan iJateng, walaupun hanya
memberikan respon, maka dapat
sekedar membuka satu ebook dan tidak
diidentifikasi kendalanya. Munculnya
sampai tuntas membacanya. Sementara
kendala dan ketidaknyamanan berarti
untuk informan 1 dan 2, oleh karena
menunjukkan bahwa aplikasi iJateng
memang pegawai Perpustakaan Provinsi
tersebut sudah dicoba dan digunakan oleh
Jateng, maka otomatis sudah
masyarakat. Asumsi bahwa hadirnya iJateng
menggunakannya.
di Jawa Tengah disambut baik oleh
Dari aspek usabilitas pemanfaatan masyarakat, karena jika menganalisis dari
iJateng, dari kedelapan informan diketahui respon yang masuk di beranda iJateng,
bahwa mereka mengunduh iJateng dari Play kecenderungan komentar sangat
Store kemudian sudah memanfaatkannya. mendukung. Hal ini terbukti adanya

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 53  

 
sebanyak 13 komentar di awal waktu p. IS (23 Juli 2017) “Kasih 2 bintang dulu,
peluncuran iJateng. Adanya umpan balik novel romance sama Harlequinnya masih
(feedback) dan respon, baik sekedar sedikit... diperbanyak lagi dong novelnya
komentar, review, maupun saran yang biar betah baca di sini .....”
masuk, menjadi bahan evaluasi dalam
implementasi iJateng.
Selanjutnya, komentar yang masuk
Data yang peneliti telusur melalui di web iJateng tidak selamanya berupa
dokumen online dalam rentang waktu mulai pujian, komentar ataupun ungkapan yang
tanggal 12 Juli 2017 s.d. 25 Juli 2017 secara nyaman didengar. Ada juga yang justru
singkat dapat dipaparkan sebagai berikut: berupa komplain maupun cibiran saat
mengalami kesulitan dalam mengakses
a. TM (12 Juli 2017): “Bagus... iJateng, misalnya:
membiasakan membaca buku... walau
hanya di Smartphone” a. NN (16 Juli 2017): “Apa yang mau di
b. TB (13 Juli 2017): “Sangat bermanfaat, nikmati,, loging 2 hri aja belum kelar”
lanjutkan” b. RJ (17 Juli 2017): “... saat mengunduh
c. KAA (13 Juli 2017): “Aplikasi yang gak ada progres’nya ya ?”
sangat recommended. Saran, kedepan c. HT (18 Juli 2017): “Tampilan baca kalo
mohon disediakan “mode mobile”, yang di zoom gak mengikuti layar, jadi susah
bisa menampilkan halaman buku menjadi bacanya... He...he ...”
satu kolom, pada e-reader. Seperti pada d. SD (19 Juli 2017): Ga bisa mode off line
aplikasi WPS Office pada Android. Hal ya buku2 yang sudah kita pinjam”
ini akan membantu pembaca pada e. NN (25 Juli 2017), yang berkomentar
perangkat dengan layar yang kecil 4,5 “Udah dipinjam tapi gabisa diunduh...
inci ke bawah” Gabisa baca jadinya...”
d. M (13 Juli 2017): “Mantap”
e. PP (13 Juli 2017): “Sangat recomended
buat anak muda ini. Semoga Jateng Adanya komplain, kritikan, dan
selalu gayeng, sukses untuk jajaran saran yang masuk dari masyarakat pengguna
Pemprov” iJateng justru menunjukkan adanya respon
f. DDY (13 Juli 2017): “Semoga aplikasi positif. Hal yang terpenting adalah untuk
ini membuat warga Jateng semakin mengetahui sisi pemanfaatannya, sehingga
cerdas” bisa sebagai informasi awal atau bahan
g. SFA (14 Juli 2017): “Mantap!!! Tambah evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan agar
lagi koleksinya” aplikasi semakin sempurna. Dari sinilah
h. NN (14 Juli 2017): “Semoga banyak akan nampak peran iJateng dalam
manfaatnya” meningkatkan akses ke public knowledge.
i. RB (15 Juli 2017): “Menumbuhkan minat Artinya semakin banyak buku dibaca maka
baca” semakin meningkatkan pengetahuan
j. II (16 Juli 2017): “Ditingkatkan terus masyarakat, semakin banyak informasi yang
min..” diakses masyarakat maka masyarakat akan
k. MMH (16 Juli 2017): “Bagus lah” semakin cerdas. Dengan demikian,
l. RJ (17 Juli 2017): “...tapi keren .... perpustakaan digital iJateng menjadi salah
banyak pengetahuan di dlmnya. salam satu media cerdas dalam rangka turut serta
sukses” mewujudkan Sustainable Development
m. WW (18 Juli 2017): “Majukan jateng Goals (SDG’s) yang akan berakhir pada
dengan terus membaca”. Desember 2030 mendatang.
n. HB (18 Juli 2017): “Sukses....semoga
Berbagai macam kendala yang
menjadi yang terbaik buat Indonesia....”.
muncul di lapangan menjadi dasar penyebab
o. HT (18 Juli 2017): “... yang penting
dari kurang optimalnya pemanfaatan
salam sukses aja.... Semakin maju...”

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 54  

 
perpustakaan digital iJateng. Dari hasil yang ada di aplikasi iJateng. Sementara
wawancara dengan informan dapat informan 5 dan 6 (mahasiswa) bahwa
diidentifikasi mengenai kendala yang keduanya merasa untuk sosialisasi ke
mereka hadapi saat menggunakan Perguruan Tinggi khususnya di Jawa
perpustakaan digital iJateng. Seperti yang Tengah masih belum dilakukan. Dalam
dijelaskan oleh informan 1 dan 2 yang tataran ini, berarti kiprah pengelola iJateng
merupakan unsur internal dari pegawai di melalui pemberdayaan pustakawannya
Perpustakaan Provinsi Jateng, sepakat sangat dibutuhkan dalam upaya membantu
bahwa dari sisi kelemahan memang terkait masyarakat dalam memanfaatkan akses
dengan koneksi internet. Selanjutnya dari informasi melalui aplikasi iJateng, yang
keempat informan (3 s.d. 6) dengan kategori dimulai dari sosialisasi aplikasi iJateng
profesi pelajar dan mahasiswa, juga sampai dengan memberikan bimbingan cara
mengatakan bahwa yang barangkali menjadi menggunakan aplikasi tersebut.
kendala dalam pemanfaatan iJateng adalah
kecepatan akses informasinya. Hal ini Hal ini dimulai dari bagaimana
karena sangat terkait dengan kondisi mereka bisa mengunduh aplikasi di
jaringan internetnya. Penggunaan smartphone, menginstall, menggunakan,
smartphone juga sangat tergantung dengan kemudian melakukan aktivitas berbagi dan
kuotanya, semakin kuota langganan sedikit bersosialisasi maupun dapat menjalin
biasanya akses menjadi agak lemot. Begitu pertemanan. Untuk kategori pemustaka yang
juga penggunaan fasilitas wifi, yang kadang profesinya pelajar menunjukkan rasa yang
naik turun sinyalnya karena berebut dengan lebih antusias dalam berbagi dan berteman,
pemustaka lainnya. dibanding mahasiswa, pegawai, dan
masyarakat umum.
Informan 2 (pegawai, kepala
Perpustakaan Provinsi Jateng) mengatakan Dengan demikian, faktor-faktor yang
bahwa “Untuk pemanfaatan secara menjadi kendala dalam pemanfaatan
mendalam tetap harus membaca bukunya perpustakaan digital iJateng yang peneliti
karena kalau di iJateng waktu punjamnya temukan saat melakukan wawancara dan
hanya satu minggu dan koleksi ebook baru penelusuran dokumen, antara lain terkait
sekitar 3000 judul dan 22.000 eksemplar”. dengan permasalahan: jaringan internet,
Hal ini berarti perlu menambah frekuensi koleksi digital yang belum maksimal sesuai
yang lebih banyak untuk mengakses iJateng, kebutuhan masyarakat, kelelahan mata,
karena untuk membaca buku dalam bentuk kurang sosialisasi, dan kekurangtahuan
digital memang tidak semua orang bisa kuat pemustaka untuk menyelesaikan masalah
dalam sekali waktu baca. Hal ini seperti yang muncul ketika mengakses informasi
yang diungkapkan oleh informan 8 pada aplikasi iJateng.
(masyarakat umum) bahwa permasalahan
yang sering terjadi adalah kelelahan mata,
karena sinar yang dipancarkan dari KESIMPULAN
smartphone juga berpengaruh terhadap
kesehatan mata. perpustakaan digital iJateng dapat menjadi
teman terbaik bagi masyarakat Jawa Tengah
Aspek mata yang terlalu lama untuk menikmati bacaan berkualitas kapan
memandangi layar smartphone, juga saja dan dimana saja.Peningkatan akses
membuat mata menjadi lelah dan masyarakat terhadap iJateng merupakan
mengganggu kesehatan mata. Apalagi untuk bentuk keberhasilan dari program
pemustaka yang usianya sudah tua, maka perpustakaan digital yang telah dicanangkan
akan mengalami kelelahan mata. Informan 3 oleh Pemprov Jateng. Berdasarkan hasil
(pelajar) sering mengalami masalah saat pembahasan dapat disimpulkan bahwa
akses iJateng, bahkan teman-teman secara umum aksesibilitas dan usabilitas
sekolahnya juga masih bingung terkait fitur perpustakaan digital iJateng sudah direspon
Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 55  

 
baik oleh masyarakat. Hanya saja dari aspek Jeng, Judi. 2006. Usability of the Digital
keterbukaan untuk sosialisasi program Library: An Evaluation Model. College and
iJateng perlu lebih diintensifkan lagi ke Research Libraries News, 78-79.
segala penjuru masyarakat Jawa Tengah.
Selain itu, juga perlu pendampingan Joo, S., Lin, S., Lu, K. 2011. A Usability
pustakawan dalam aspek learnability agar Evaluation Model for Academic Library
masyarakat dapat memanfaatkan Websites: Efficiency, Effectiveness and
perpustakaan digital iJateng dengan baik. Learnability. Journal of Library And
Faktor yang menjadi kendala, seperti Information Studies, 9 (2), December, 11-
permasalahan jaringan internet, ketersedian 26.
koleksi digital yang belum maksimal,
Maksum, Buldansyah, D.L., Prawati, B.
kelelahan mata, kurang sosialisasi, dan
2008. Aksesibilitas Informasi, Intensitas
kekurangtahuan pemustaka untuk
komunikasi, dan Efektifitas Layanan
menyelesaikan masalah yang muncul ketika
Informasi Digital. Jurnal Perpustakaan
mengakses informasi di iJateng.
Pertanian, 17 (2), 48-56.
Signifikansi temuan penelitian ini,
Nielsen, Jakob. 2003. Usability 101:
diharapkan dapat menjadi bahan masukan
Introduction to Usability. Tersedia
awal bagi pengembangan iJateng dan
http://useti.com [diakses 31 Juli 2017].
berkontribusi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk mendukung kajian Undang-undang Nomor 11 tahun 2008
pengembangan kebijakan aplikasi iJateng tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
dalam meningkatkan public knowledge Tersedia di
masyarakat. http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/
UU_2008_11.pdf
Yunpeng, L., Yongyang, Y., Mingxi, S.
DAFTAR PUSTAKA
2011. Web-Sites User’s Satisfaction
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur
Measurement and Its’ Implications for
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Management. Funded by Qualified Teacher
Jakarta: Rineka Cipta. Enhanced Plan of Beijing Municipal
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Education Commission, 2694-2698.
Indonesia. 2016. Infografis Penetrasi &
Sumber Internet
Perilaku Pengguna Internet Indonesia,
Survei APJII 2016. http://ijateng.id/index.html
Friedman, Thomas L. 2005. The World is http://ipusnas.id/index.html
Flat: A Brief History of the Twenty-First
Century. NY: Picador. http://www.sshrc-crsh.gc.ca/funding-
financement/policies-
Hall, Stuart. 1982. The Rediscovery of politiques/knowledge_mobilisation-
Ideology: Return of the Repressed in Media mobilisation_des_connaissances-eng.aspx
Studies. Dalam Culture, Society, and Media.
London and New York: Methuen, 56-90. https://kbbi.web.id/aksesibilitas

International Organization for https://play.google.com/store/apps/details?i


Standardization. 1998. Technical Committee d=mam.reader.ijateng
of Ergonomics. Ergonomic requirements for
office work with visual display terminals https://www.facebook.com/search/str/I%2BJ
(VDTs): Part 11: Guidance on usability ateng/keywords_top
(ISO No. 9241-11).

Vol.10/No.02/ Oktober 2017 - Profetik Jurnal Komunikasi 56  

Anda mungkin juga menyukai