BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, ditularkan oleh gigitan
nyamuk yang terinfeksi, malaria menghasilkan serangan berulang menggigil dan
demam. Sampai saat ini di Indonesia dikenal terdapat beberapa parasit malaira yaitu
plsmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika, vivax yang menyebabkan
malaria ovale.
2. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini sebagai
berikut :
a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti definisi, etiologi, manifestasi klinik,
patofisiologi dan pemeriksaan penunjang
b. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat yang harus diberikan pada penderita
malaria.
3. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan:
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis :
Tinjauan teori meliputi konsep dasar Malaria
BAB III Askep :
Aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan Malaria
BAB IV Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
yang kemudian menyerang sel-sel darah merah.
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia mala aria yang berarti
“udara buruk”. Kata malaria pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris tahun
1740 oleh H. Walpole dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering
periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena
pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
2. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada manusia
plasmodium terdiri dari empat spesies, yaitu plasmodium falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Plasmodium
falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Keempat spesies plasmodium yang terdapat di Indonesia yaitu
plasmodium falciparum yang meyebabkan malaria tropika, plasmodium vivax
yang menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae yang menyebabkan
3. Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam
teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria
terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat
melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium kapiler.
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin
terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan. Skizogoni
eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan fagosit,
sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan
patofisiologik.
4. Manifestasi Klinik
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun terdiri
atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang
diselilingi oleh suatu periode (periode laten) bebas demam. Sebelum demam
pasien biasanya merasa lemas, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau
muntah.
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum
menurut Mansjoer dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit
yang berlebihan, eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival
time), dan gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
sumsum tulang.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
Pemeriksaanzserologis
Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
b. Pemeriksaan khusus
PCR (polymerase chain reaction)
ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
Radiommunoassay (RIA)
c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
Hb dan Ht
hitung jumlah lekosit dan trombosit
Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis
gas darah
EKG
Makalah Penyakit Malaria Page 5
Keperawatan Medikal Bedah I 2019
Foto toraks
Analisa cairan cerebrospinal.
Biakan darah dan uji serologi
Urinalisis
Darahzrutin
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fase demam). Kulit hangat, dieresis (diaphoresis)
karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vasokontriksi),
hipovolemia penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen.
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
f. Pernapasan.
g. Penyuluhan/ pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa diatas
adalah :
Tindakan/ Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan
konsumsi makanan.
Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu
cepat setelah periode anoreksia
Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada
organ
Tindakan/ Intervensi :
Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus
dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan
perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.
Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
infeksi umum.
Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk
infeksi umum.
Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.
c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.
Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Tindakan/ intervensi :
Tindakan/intervensi :
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/AKS normal, catat
laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons
terhadap aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing,
dispnea, takipnea, dan sebagainya).
Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,
malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria (anopeles) betina. Selain
berasal dari vektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria.
Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan
disebut sebagai malaria tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria: Malaria Tropika
(Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae), Malaria
Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzaanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Soedarmo, dkk. 2009. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI
Mayo Clinic, Disease And Condition Malaria