Anda di halaman 1dari 15

Keperawatan Medikal Bedah I 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, ditularkan oleh gigitan
nyamuk yang terinfeksi, malaria menghasilkan serangan berulang menggigil dan
demam. Sampai saat ini di Indonesia dikenal terdapat beberapa parasit malaira yaitu
plsmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika, vivax yang menyebabkan
malaria ovale.

Malaria membunuh sekitar 1 juta orang setiap tahun di seluruh dunia.


Sementara ini penyakit malaria jarang terjadi didaerah beriklim sedang, malaria
masih sering ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis.

Para pejabat kesehatan dunia sedang berusaha mengurangi insiden malaria


dengan membagikan kelambu untuk membantu melindungi warga dari gigitan
nyamuk seperti mereka tidur. Para ilmuwan di seluruh dunia yang bekerja untuk
mengembangkan vaksin untuk mencegah malaria

2. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini sebagai
berikut :
a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti definisi, etiologi, manifestasi klinik,
patofisiologi dan pemeriksaan penunjang
b. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat yang harus diberikan pada penderita
malaria.

3. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan:
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis :
Tinjauan teori meliputi konsep dasar Malaria
BAB III Askep :
Aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan Malaria
BAB IV Penutup

Makalah Penyakit Malaria Page 1


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
yang kemudian menyerang sel-sel darah merah.

Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia mala aria yang berarti
“udara buruk”. Kata malaria pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris tahun
1740 oleh H. Walpole dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering
periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena
pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.

Penyakit ini menyerang semua kalangan baik laki-laki ataupun perempuan,


pada semua umur dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa. Hanya Anopheles
betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit Plasmodium dalam
kelenjar ludahnya yang menyebabkan Malaria.

Jika anda sedang bepergian ke tempat dimana, malaria adalah umum


mengambil obat pencegahan sebelum, selama dan setelah perjalanan
anda.Banyak parasit malaria yang sekarang kebal terhadap obat yang paling
umum digunakan untuk mengobati penyakit.

2. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada manusia
plasmodium terdiri dari empat spesies, yaitu plasmodium falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Plasmodium
falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Keempat spesies plasmodium yang terdapat di Indonesia yaitu
plasmodium falciparum yang meyebabkan malaria tropika, plasmodium vivax
yang menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae yang menyebabkan

Makalah Penyakit Malaria Page 2


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

malaria kuartana dan plasmodium ovale yang menyebabkan malaria ovale


(Soedarmo, dkk., 2008).
Malaria biasanya didapat dari gigitan nyamuk anopheles betina yang
sebelumnya terinfeksi. Pada keadaan lain, malaria berkembang pasca-penularan
transplasenta atau sesudah transfusi darah yang terinfeksi. Masa inkubasi (antara
gigitan nyamuk yang terinfeksi dan adanya parasit dalam darah) bervariasi
sesuai dengan spesies; pada P. falciparum masa inkubasinya 10 – 13; pada
P.vivaks dan P. ovale, 12 – 16 hari; dan pada P. malariae 27 – 37 hari, tergantung
pada ukuran inokulum. Malaria yang ditularkan melalui tranfusi darah yang
terinfeksi nampak nyata pada waktu yang lebih pendek (Nelson, 2000)
Dalam daur hidupnya plasmodium mempunyai hospes yaitu vertebrata dan
nyamuk. Siklus aseksual di dalam hospes vertebrata dikenal sebagai skizogoni,
sedangkan siklus seksual yang membentuk sporozoit di dalam nyamuk sebagai
sporogoni. Sporozoit yang aktif dapat ditularkan ke dalam tubuh manusia
melalui ludah nyamuk kemudian menempati jaringan parenkim hati dan tumbuh
sebagai skizon (stadium ekso-eritrositer atau stadium pra-eritrositer). Sebagian
sporozoit tidak tumbuh dan tetap tidur (dormant) yang disebut hipnozoit
(Soedarmo, dkk., 2008).
Plasmodium falciparum hanya terjadi satu kali stadium pra-eritrositer sedangkan
spesies lain mempunyai hipnozoit bertahun-tahun sehingga pada suatu saat dapat
aktif dan terjadilah relaps. Sel hati yang berisi parasit akan pecah dan terjadilah
merozoit.
Merozoit akan masuk ke dalam eritrosit (stadium eritrositer), tampak
sebagai kromatin kecil dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang mempunyai
bentuk cincin, disebut tropozoit. Tropozoit membentuk skizon muda dan setelah
matang, membelah menjadi merozoit. Setelah proses pembelahan eritrosit akan
hancur; merozoit, pigmen dan sel sisa akan keluar dan berada di dalam plasma.
Parasit akan difagositosis oleh RES. Plasmodium yang dapat meghindar akan
masuk kembali ke dalam eritrosit lain untuk mengulangi stadium skizogoni.
Beberapa merozoit tidak membentuk skizon tetapi memulai dengan bagian
gametogoni yaitu membentuk mikro dan makro gametosit (stadium seksual).
Siklus tersebut disebut masa tunas intrinsik (Soedarmo, dkk., 2008).
Dalam tubuh nyamuk, parasit berkembang secara seksual (sporogoni).
Sporogoni memerlukan waktu 8-12 hari. Dalam lambung nyamuk, makro dan

Makalah Penyakit Malaria Page 3


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

mikrogametosit berkembang menjadi makro dan mikrogamet yang akan


membentuk zigot yang disebut ookinet, yang selanjutnya menembus dinding
lambung nyamuk membentuk ookista yang membentuk banyak sporozoit.
Kemudian sporozoit akan dilepaskan dan masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk.
Siklus tersebut disebut masa tunas ektrinsik. Secara umum, pada dasarnya semua
orang dapat terkena malaria (Soedarmo, dkk., 2008).

3. Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam
teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria
terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat
melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium kapiler.
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin
terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan. Skizogoni
eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan fagosit,
sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan
patofisiologik.

4. Manifestasi Klinik

Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun terdiri
atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang
diselilingi oleh suatu periode (periode laten) bebas demam. Sebelum demam
pasien biasanya merasa lemas, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau
muntah.

Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran (lebih dari satu jenis


plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka serangan
demam terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun gejala
klinis minimal.

Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum
menurut Mansjoer dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :

Makalah Penyakit Malaria Page 4


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang


(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon
tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria
Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas
demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan
demam periodik.
b. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria


kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena
timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit
yang berlebihan, eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival
time), dan gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
sumsum tulang.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium
 tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
 Pemeriksaanzserologis
Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
b. Pemeriksaan khusus
 PCR (polymerase chain reaction)
 ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
 Radiommunoassay (RIA)
c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
 Hb dan Ht
 hitung jumlah lekosit dan trombosit
 Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis
gas darah
 EKG
Makalah Penyakit Malaria Page 5
Keperawatan Medikal Bedah I 2019

 Foto toraks
 Analisa cairan cerebrospinal.
 Biakan darah dan uji serologi
 Urinalisis
 Darahzrutin

Makalah Penyakit Malaria Page 6


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Dasar data pengkajian :


a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fase demam). Kulit hangat, dieresis (diaphoresis)
karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vasokontriksi),
hipovolemia penurunan aliran darah.

c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen.

d. Makanan dan cairan


Gejala : Anoreksia mual dan muntah

Makalah Penyakit Malaria Page 7


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan


penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.

e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.

f. Pernapasan.

Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan.

Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan


alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani
operasi/prosedur invasif, luka traumatik.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda


dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini :

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan


makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem


kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive.

Makalah Penyakit Malaria Page 8


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.

d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen dan nutrisi dari kebutuhan.

e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan
interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa diatas
adalah :

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan


makanan yang tidak sdekuat; anorexia; mual/muntah .

Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi


Kriteria hasil : Intake nutrisi klien meningkat

Tindakan/ Intervensi :
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan
konsumsi makanan.
 Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu
cepat setelah periode anoreksia

 Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.


Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi
nutrisi

 Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.


Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa
berpartisipasi/ kontrol

Makalah Penyakit Malaria Page 9


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

 Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada
organ

 Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi


Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh


(pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.
Tujuan : Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari
tanda-tanda infeksi.

Tindakan/ Intervensi :
 Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus
dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan
perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.
 Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
infeksi umum.
 Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
 Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk
infeksi umum.
 Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.
c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.
Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.

Tindakan/ intervensi :

Makalah Penyakit Malaria Page 10


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

 Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.


Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola
demam menunjukkan diagnosis.
 Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
 Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol
mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan
kulit.
 Kolabirasi : Berikan antipiretik.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus.
 Berikan selimut pendingin.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.

d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen dan nutrisi dari kebutuhan.
Tujuan : Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas
sehari-hari).

Tindakan/intervensi :
 Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/AKS normal, catat
laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

 Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons
terhadap aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing,
dispnea, takipnea, dan sebagainya).
Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

 Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.


Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan
yang tak direncanakan.

Makalah Penyakit Malaria Page 11


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen


tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

 Gunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk


untuk melakukan tugas-tugas.
Rasional : Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi
penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.

 Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,


napas pendek, kelemahan, atau pusing terjadi.
Rasional : Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stress dapat
menimbulkan dekompensasi/kegagalan.

e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat
kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat.
Kriteria hasil : Klien mengerti tentang proses penyakit malaria.
Tindakan/ intervensi:
 Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat
pilihan.
 Berikan informasi mengenai terapi obat – obatan, interaksi obat, efek
samping dan ketaatan terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama
dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.
 Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan
seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
 Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan
penyembuhan.
 Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan
mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

Makalah Penyakit Malaria Page 12


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

 Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.


Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.

 Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.


Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah Penyakit Malaria Page 13


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,
malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria (anopeles) betina. Selain
berasal dari vektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria.
Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan
disebut sebagai malaria tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria: Malaria Tropika
(Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae), Malaria
Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax).

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.

Makalah Penyakit Malaria Page 14


Keperawatan Medikal Bedah I 2019

Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzaanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Soedarmo, dkk. 2009. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI
Mayo Clinic, Disease And Condition Malaria

Makalah Penyakit Malaria Page 15

Anda mungkin juga menyukai