PENDAHULUAN
Dalam usaha untuk memenuhi permintaan batubara yang semakin meningkat, terutama
untuk memasok kebutuhan energi bagi pembangkit tenaga listrik dan berbagai keperluan
industri, pemerintah Indonesia telah membuka kesempatan yang luas kepada perusahaan
swasta nasional dan asing yang bergerak dibidang pertambangan batubara untuk terus
Sawahlunto dikenal sebagai kota tambang batubara tertua di Indonesia, dimana komoditi
tambang utama Kota Sawahlunto adalah batubara. Tambang batubara di Sawahlunto telah
dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Tahun 1891 adalah awal dari penambangan batubara
didaerah Sawahlunto. Sistem penambangan endapan mineral dan batubara secara garis besar
dibagi atas dua sistem yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Berbeda dengan
tambang terbuka, tambang bawah tanah memiliki tingkat resiko yang lebih besar dalam
mengusahakan bahan galian. Hal ini dikarenakan kondisi kerja yang terbatas dimana lubang
Tambang bawah tanah juga tidak berhubungan dengan udara bebas, sehingga berhadapan
dengan gas-gas berbahaya, maka diperlukan ventilasi untuk mengurangi dampak dari gas
berbahaya. Selain itu tambang bawah tanah sangat mempertimbangkan perilaku batuan, baik
itu untuk pemilihan metoda penggalian, maupun pemilihan penyangga yang aman pada
menggunakan sistem penambangan bawah tanah. Oleh karena itu pada tambang bawah
tanah menggunakan ventilasi yang bertujuan untuk menyediakan dan mengalirkan udara
segar ke dalam tambang bagi pernafasan pekerja dan proses lain yang memerlukan udara.
bekerja, sangatlah penting selalu dilakukan pengontrolan maupun evaluasi kualitas dan
kuantitas udara sehingga dapat menyalurkan udara segar kedalam tambang bawah tanah.
Udara merupakan media untuk menghilangkan debu dan gas berbahaya dalam tambang,
sehingga tercapai kondisi ventilasi yang baik untuk pekerja dan sesuai dengan peraturan
ventilasi tambang bawah tanah berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan energi
nomor 555 k/26/M.PE.1995 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum.
diperusahaan pertambangan.
1.2.2 Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi mata kuliah kerja praktek menurut ketentuan kurikulum pada jurusan
Desa Batu Tanjung Kota Sawahlunto. Mulai dari penggalian sampai penutupan
tambang.
kegiatan penambangan)
Permasalahan yang sering timbul atau yang dapat dihadapi pada kegiatan aktivitas
penambangan batubara pada sistem penambangan bawah tanah adalah tidak tercapai target
a. Faktor alat
b. Faktor manusia
c. Faktor alam
Faktor tersebut dapat mengalami penurunan efisiensi kerja atau penurunan produkvitas.
Metodologi kerja praktek yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Studi Kepustakaan
Mempelajari literatur-literatur yang ada berupa text book maupun laporan yang
4. Diskusi
Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat dengan pembimbing kerja praktek yang berkaitan
dengan kegiatan pengumpulan hasil pengamatan, infomasi yang didapat dari lapangan
tentang akitivitas penambangan batubara di CV. Bara Mitra Kencana dan pembuatan
laporan.
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan
pada masa libur akhir semester VI Tahun ajaran 2018/2019 yaitu dari tanggal 01
Agustus s/d 2018. Hal ini dilakukan agar waktu perkuliahan tidak terganggu dan kerja
Lokasi WIUP. OP. CV. Bara Mitra Kencana dapat ditempuh melalui jalur darat
±109 Km dengan waktu ± 4 jam atau ±20 Km dari Kota Sawahlunto dengan waktu
tempuh ±30 menit. Alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan dengan
penggerak 4 roda (4WD), mengingat jalan menuju lokasi merupakan sebagian jalan
yang diaspal dan jalan batuan yang diperkeras. Penggambaran peta wilayah IUP. OP.
Batubara CV. BARA MITRA KENCANA, seperti ditunjukan pada Gambar 1.1
dibawah ini.
Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah wilayah IUP.OP. batubara
CV. Bara Mitra Kencana