Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha untuk memenuhi permintaan batubara yang semakin meningkat, terutama

untuk memasok kebutuhan energi bagi pembangkit tenaga listrik dan berbagai keperluan

industri, pemerintah Indonesia telah membuka kesempatan yang luas kepada perusahaan

swasta nasional dan asing yang bergerak dibidang pertambangan batubara untuk terus

mengembangkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Sawahlunto dikenal sebagai kota tambang batubara tertua di Indonesia, dimana komoditi

tambang utama Kota Sawahlunto adalah batubara. Tambang batubara di Sawahlunto telah

dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Tahun 1891 adalah awal dari penambangan batubara

didaerah Sawahlunto. Sistem penambangan endapan mineral dan batubara secara garis besar

dibagi atas dua sistem yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Berbeda dengan

tambang terbuka, tambang bawah tanah memiliki tingkat resiko yang lebih besar dalam

mengusahakan bahan galian. Hal ini dikarenakan kondisi kerja yang terbatas dimana lubang

bukaan tidak seluas tambang terbuka.

Tambang bawah tanah juga tidak berhubungan dengan udara bebas, sehingga berhadapan

dengan gas-gas berbahaya, maka diperlukan ventilasi untuk mengurangi dampak dari gas

berbahaya. Selain itu tambang bawah tanah sangat mempertimbangkan perilaku batuan, baik

itu untuk pemilihan metoda penggalian, maupun pemilihan penyangga yang aman pada

tambang bawah tanah.


CV. Bara Mitra Kencana adalah perusahaan swasta batubara yang penambangannya

menggunakan sistem penambangan bawah tanah. Oleh karena itu pada tambang bawah

tanah menggunakan ventilasi yang bertujuan untuk menyediakan dan mengalirkan udara

segar ke dalam tambang bagi pernafasan pekerja dan proses lain yang memerlukan udara.

Untuk menunjang pekerjaan didalam terowongan, menjaga kelancaran dan kenyamanan

bekerja, sangatlah penting selalu dilakukan pengontrolan maupun evaluasi kualitas dan

kuantitas udara sehingga dapat menyalurkan udara segar kedalam tambang bawah tanah.

Udara merupakan media untuk menghilangkan debu dan gas berbahaya dalam tambang,

sehingga tercapai kondisi ventilasi yang baik untuk pekerja dan sesuai dengan peraturan

ventilasi tambang bawah tanah berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan energi

nomor 555 k/26/M.PE.1995 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Makdsud dari kerja praktek ini adalah :

1. Merasakan nuansa kerja pada perusahaan pertambangan batubara khususnya

di CV. Bara Mitra Kencana.

2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung

diperusahaan pertambangan.

3. Memahami prosedur kerja pada penambangan batubara.

1.2.2 Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi mata kuliah kerja praktek menurut ketentuan kurikulum pada jurusan

teknik pertambangan (secara akademik).

2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada kami mengenai kegiatan

pertambangan batubara pada perusahaan penambangan batubara.


3. Untuk mengamati aktivitas penambangan batubara di CV. Bara Mitra Kencana,

Desa Batu Tanjung Kota Sawahlunto. Mulai dari penggalian sampai penutupan

tambang.

1.3 Batasan Masalah

1. Dalam melaksanakan kerja praktek, pengamat dibatasi pada aktivitas pengamatan

penambangan batubara di CV. Bara Mitra Kencana

2. Pengamat dibatasi pada kegiatan penggalian batubara sampai pemasaran (Tahap-tahap

kegiatan penambangan)

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang sering timbul atau yang dapat dihadapi pada kegiatan aktivitas

penambangan batubara pada sistem penambangan bawah tanah adalah tidak tercapai target

produksi. Hal ini disebabkan oleh faktor diantaranya:

a. Faktor alat

b. Faktor manusia

c. Faktor alam

Faktor tersebut dapat mengalami penurunan efisiensi kerja atau penurunan produkvitas.

1.5 Metodologi Kerja Praktek

Metodologi kerja praktek yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai

berikut :

1. Studi Kepustakaan

Mempelajari literatur-literatur yang ada berupa text book maupun laporan yang

berhubungan dengan aktivitas penambangan.


2. Pengamatan Lapangan

Mengamati aktivitas penambangan serta pekerjaan yang harus dilakukan sebelum

dilakukan aktivitas penambangan.

3. Pengumpulan hasil pengamatan

Mencatat seluruh aktivitas penambangan beserta tahapan pekerjaan yang dilakukan

dalam aktivitas penambangan

4. Diskusi

Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat dengan pembimbing kerja praktek yang berkaitan

dengan kegiatan pengumpulan hasil pengamatan, infomasi yang didapat dari lapangan

tentang akitivitas penambangan batubara di CV. Bara Mitra Kencana dan pembuatan

laporan.

1.6 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

1.6.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan

pada masa libur akhir semester VI Tahun ajaran 2018/2019 yaitu dari tanggal 01

Agustus s/d 2018. Hal ini dilakukan agar waktu perkuliahan tidak terganggu dan kerja

praktek tetap berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1.6.2 Lokasi Kerja Praktek

Lokasi WIUP. OP. CV. Bara Mitra Kencana dapat ditempuh melalui jalur darat

dari kota Padang-Solok-Sawahlunto-Talawi–Lokasi IUP. OP yang berjarak tempuh

±109 Km dengan waktu ± 4 jam atau ±20 Km dari Kota Sawahlunto dengan waktu

tempuh ±30 menit. Alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan dengan

penggerak 4 roda (4WD), mengingat jalan menuju lokasi merupakan sebagian jalan
yang diaspal dan jalan batuan yang diperkeras. Penggambaran peta wilayah IUP. OP.

Batubara CV. BARA MITRA KENCANA, seperti ditunjukan pada Gambar 1.1

dibawah ini.

Sumber : CV. Bara Mitra Kencana

Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah wilayah IUP.OP. batubara
CV. Bara Mitra Kencana

Anda mungkin juga menyukai