Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik

menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Februari 2019

sebanyak 136,18 juta orang, naik 2,24 juta orang disbanding Februari

2018. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12 persen poin.

Dilihat dari tingkat pendidikan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi diantara

tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,63%. Berbanding terbalik

dengan slogan “SMK Bisa!” faktanya masih banyak lulusan SMK yang

belum terserap oleh lapangan pekerjaan. Beberapa lapangan pekerjaan

menurut BPS mengalami penurunan, seperti Pertanian (1%),

Administrasi Pemerintahan (0,23%), serta informasi dan komunikasi

sebesar (0,06%). Maka angka pengangguran di Indonesia menunjuk di

angka 5,01%, hal ini menujukkan bahwa pemerintah dan masyarakat

harus bekerjasama untuk menciptakan lapangan kerja baru agar

pengangguran dapat terserap dengan cepat. Salah satu nya dengan cara

mendirikan dan mengembangkan UKM yang ada di Indonesia. UMKM

merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan

usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Indonesia

telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya


perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai

sektor termasuk industri, perdagangan, dan jasa yang mengalami

stagnasi bahkan sampai terhenti aktifitasnya pada tahun 1998. Namun,

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat bertahan dan

menjadi pemulih perekonomian di tengah keterpurukan akibat krisis

moneter pada berbagai sektor ekonomi. Kegiatan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat

berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM

menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang

produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak

membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian

(keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta

teknologi yang digunakan cenderung sederhana. UMKM masih

memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia,

baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja,

maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan

produk domestik bruto.

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian

penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Berbagai upaya

pengembangan UKM telah dilakukan, salah satunya dengan

membangkitkan dan memperbanyak orang atau pengusaha baru di

bidang UKM, sehingga masyarakat desapun diberi keterampilan dengan

harapan keterampilan tersebut menjadi sebuah usaha kreatif yang


memberi manfaat bagi perekonomian keluarga dan masyarakat desa.

Selain itu, usaha kreatif tersebut juga dapat membukan kesempatan dan

lapangan kerja baru bagi masyarakat (Wahyudi, 2012)

Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan talenta,

ketrampilan, dan kreativitas yang merupakan elemen dasar setiap

individu. Unsur utama industri kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan

talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui melalui

penawaran kreasi intelektual. Dalam hal ini model pengembangan

ekonomi kreatif dikira sangat tepat untuk diterapkan dalam UMKM di

Indonesia khususnya di Kota Purwakarta. Industri kreatif dalam

pengembangannya di lapangan membentuk industri-industri kreatif

sesuai dengan sektornya. Pemerintah mulai melirik industri kreatif

sebagai alternatif roda penggerak ekonomi yang akan terus berputar.

Industri kreatif meliputi 14 subsektor, yaitu periklanan, arsitektur, pasar

barang seni, kerajinan, desain, busana, video, film, dan fotografi,

permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan 4

percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta

riset dan pengembangannya. Salah satu alasan dari pengembangan

UMKM berbasis industri kreatif ekonomi kreatif adalah adanya dampak

positif yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial, iklimbisnis,

peningkatan ekonomi, dan juga berdampak pada citra suatu kawasan

tersebut, dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif pada kota-kota

di Indonesia, industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada


kota-kota besar atau kota-kota yang telah “dikenal” seperti Kota

Purwakarta. Hal ini terkait juga dengan ketersediaan sumber daya

manusia yang handal dan juga tersedianya jaringan pemasaran yang

lebih baik. Salah satu strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat

dilakukan dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial

seperti festival sebagai venue untuk mengenalkan produk khas daerah.

Maka STIE DR. Khez Muttaqien Purwakarta mengadakan KPB –

PKL untuk mahasiswanya, program ini dilakukan memiliki tujuan untuk

menjembatani mahasiswanya agar dapat mengaplikasikan ilmu – ilmu

yang didapat selama perkuliahan. Dalam kesempatan inivpraktikan

sekaligus mahasiswa Manajemen dan Akuntansi berkesempatan untuk

melakukan KPB – PKL di UMKM “Rumah Kreatif Ufaira”, yang

berlokasi di perumahan gandasari Purwakarta yang bergerak di bidang

kerajinan. UMKM ini sudah berdiri sejak tahun 2010, berawal dari hobi

lalu berkembang menjadi bisnis dan ditahun 2012 – 2014 Rumah Kreatif

Ufaira mulai mendapatkan tawaran untuk membuka pelatihan kerajian

seperti di rumah, mall, seminar, acara komunitas dan bazar.

Tujuan berdirinya UMKM Rumah Kreatif Ufaira yang bergerak

dalam bidang kerjaninan adalah untuk maju dan berkembang, agar dapat

mendapatkan keuntungan laba yang lebih besar. Maka sangat perlu

diperhatikan aspek-aspek produksi seperti SDM, mesin, dan modal.

Oleh karena itu dengan diadakan KPB – PKL ini diharapkan sedikit

banyaknya dapat membantu berbagai kekurangan dan kelemahan yang


ada di UMKM Rumah Kreatif Ufaira dan dapat memaksimalkan

berbagai potensi yang ada juga di UMKM Rumah Kreatif Ufaira, agar

UMKM Rumah Ufaira dapat berkembang lebih besar dan lebih baik lagi

untuk kedepannya.

B. TUJUAN KPB

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk

mengetahui potensi dan masalah dalam Akuntansi, manajemen

pemasaran, manajemen operasional dan manajemen sumber daya

manusia.

Anda mungkin juga menyukai