Anda di halaman 1dari 8

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penyakit paru obstrutif kronik..


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
menelan makanan.
3. Resiko infeksi b/d prosedur inuasif transostomi.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Hari/Tgl/ Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Jam Keperawatan Hasil

1. Senin 14 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. observasi 1. untuk


januari bersihan jalan asuhan keperawatan TD, nadi, mengetahui
2019 nafas b/d 2x24 jam diharapkan suhu, respirasi. TD, nadi,suhu,
penyakit paru ketidakefektifan Serta status Respirasi, dan
08.00 obstrutif kronik bersihan jalan nafas Oksigen. status oksigen
d/d pasien pasien teratasi pasien.
mengatakan dengan kriteria 2. berikan
tidak bisa hasil : posisi kepala 2. penurunan
mengeluarkan 1.Mendemonstrasi lebih tinggi difragma dapat
dahak, pasien kan batuk efektif dari posisi menbantu
tampak batuk, suara nafas benih badan dan ekspensi paru
terdapat suara tidak ada sianosis kaki. lebih maksimsl.
nafas tambahan Dan dipsnue.
ronchii, pasien 3. lakukan 3.pening-
mengalami 2. menunjukan jalan suction bila katan
dispepsia pasien nafas yang paten perlu. mucus/lendir di
tidak mampu (pasien tidak merasa saluran nafas
mengeluarkan tercekik, irama 4. ajarkan dapat
dahak, pasien nafas, frekuensi pasienuntuk menyumbat
tampak gelisah. nafas dalam rentang mengidentifika jalan nafas
normal. Tidak ada si dan faktor
suara nafas penhambat 4. agar pasien
abnormal). jalan nafas. bisa
mengidentifikas
3. mampu 4. kolaborasi i dan mencegah
mengidentifikasikan pemberian faktor yang
dan mencegah faktor broukodila dapat
yang dapat tor bila menghambat
menghambat jalan perlu. jalan nafas.
nafas.
5. untuk
pelebaran
jalan nafas.

2. Senin Ketidakseimban Setelah diberikan 1.monitor BB 1.untuk


14 gan nutrisi asuhan keperawatan sebelum dan mengetahui
januari kurang dari selama 2 x 24 jam sesudah sakit. adanya
2019 kebutuhan b/d diharapkan penurunan
ketidakmampua keseimbangan nutrisi 2. monitor berat badan
08.00 n untuk menelan kurang dari adanya mual panen.
makanan d/d kebutuhan tubuh dan muntah.
pasien teratasi dengan 2.untuk
mengatakan kriteria hasil : 3. monitor mengetahui
tidak nafsu 1. berat badan turgor. adanya mual
makan, pasien ideal sesuai muntah.
mengatakan dengan tinggi 4.berikan
kesulitan badan. makana yang 3.untyk
menelan, pasien 2. Menunjukan terpilih (sudah mengetahui
tampak, pasien peningkatan dikonsultasi adanya masalah
tampak fungsi kan dengan pasien.
mengalami pengecapan dari ahli gizi).
kesulitan menelan. 4.untuk
menelan 3. Tidak terjadi 5.berikan memenuhi
akibatterpasang penurunan berat informasi nutrisi pasien.
terpasang badan yang tentang
trakeostosul, berarti. kebutuhan 5.agar pasien
pasien tmpk nutrisi. pahan dengan
terpasang NGT, nutrisi yang
badan pasien 6.kolaborasika diberikan.
tampak kurus. n pemberian
vitamin B- 6.untuk
complex. memenuhi
kebutuhan
vitamin pasien.

3. Senin Resiko infeksi Setelah diberikan 1.Observasi 1.untuk


14 b/d prosedur asuhan keperawatan tanda dan mengetahui
januari invasif d/d 2 x 24 jam gelaja infeksi adanya tanda
2019 tampak luka diharapkan resiko pasien. gejala unfeksi
akibat prosedur infeksi pasien pada pasien.
08.00 trakeostomi teratasi dengan hasil 2.Gunakan
kriteria hasil : baju dan 2.untuk
sarung tangan mencegah
1.Pasien bebas dari sebagai infeksi dari
tanda dan gelaja pelindung. tenaga
infeksi. kesehatan
3.Pertahankan untuk pasien.
2.Menunjukan Ligkungan
kemampuan untuk aseptik selama 3.untuk
mencegah infeksi. pemasangan mencegah
alat. terjadinya
infeksi ke
4.Ajarkan pasien.
kekeluarga dan
pasien untuk 4.untuk
selalu mencuci mencegah
tangan terjadinya
sebelum & infeksi ke
sesudah kontak pasien.
dengan pasien.
5.untuk
5.Kolaborasi mencegah
pemberian terjadinya
antibiotik. infeksi.

D. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/ No Tindakan Evaluasi paraf
Jam Dx Kep Keperawatan
Senin Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan masih ada dahak.
14 januari TD, suhu, nadi , Do : TD : 108/60 mmHg
2019 reaspirai, status N : 88 x/mnt
Oksigen dan RR : 24 x/mnt
08.00 saturasi. S : 37 ̊ C
SpO² : 99 %.

08.15 Dx2 Mengobservasi Ds : pasien mengeluh sakit pada luka


tanda dan gejala trakeostomi
infeksi pasien. Do : pasien tampak meringis saat luka
bekas trakeostomi dibersihkan , luka
tampak kemerahan , tidak ada perubahan
atau pembengkakan pada luka pasien, dan
terdapat nanh / pus di luka.

08.20 Dx1 Memberikan Ds : pasien mengatakan masih ada dahak


posisi kepala Do : pasien tampak gelisah , pasien
lebih tinggi dari tampak tidak mampu mengeluarkan
posisi badan dan dahak. Suara nafas pasien ronchi.
kaki
Melakukan
suction.

09.00 Dx2 Memonitori BB Ds : -


sebelum dan Do : BB pasien sebelum sakit 60 kg, BB
sesudah sakit pasien selama di rawat di RS /selama sakit
(14/01/19). = 45 kg, tampak terpasang selang NGT.

09.10 Dx2 Memonitor Ds : pasien mengatakan tidak mual &


adanya mual & tidak muntah
muntah. Do : pasien tidak ada mual & tidak ada
muntah.

09.15 Dx2 Memonitor turgor Ds : -


kulit. Do : turgor kulit pasien elastis.

10.00 Dx2 Memberikan Ds : pasien mengatakan tidak bisa


pasien susu & air menelan
melalui NGT. Do : susu 200 ml & air 50 ml sudah
masuk.

10.05 Dx1 Mengobservasi Ds : -


TTV & SPO² Do : TD : 110/70 mmHg
RR : 25 x/mnt
S : 37 ˚C
N : 80 x/mnt
SPO² : 99%

10.30 Dx2 Memberikan Ds : pasien mengatakan pahan akan


informasi tentang penjelasan
kebutuhan nutrisi. Do : pasien tampak mengerti

11.00 Dx1 Mengobservasi Ds : -


TTV & SPO² Do : TD : 110/70 mmHg
RR : 25x/mnt
S : 37 ˚C
SPO² : 99 %

12.00 Dx3 Mengajarkan Ds : keluarga mengatakan mengerti


keluarga untuk tentang penjelasan yang diberikan.
selalu cuci tangan Do : keluarga pasien tampak mengerti
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien.

12.05 Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan masih ada dahak


TTV & SPO² dan sesak.
Do : TD : 115/72 mmHg
RR : 25 x/mnt
S : 37 ˚C
N : 98 x/mnt
SPO² : 99 %

12.10 Dx1 Melakukan Ds : -


suction. Do : tampak secret keluar pada saat
melakukan section

13.00 Dx2 Memberikan Ds :pasien mengatakan tidak bisa


pasien susu & air menelan.
melalui NGT. Do : susu 200 ml & air 50 ml sudah
masuk.

13.05 Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan masih sedikit


TTV & SPO² sesak
Do : TD : 110/65 mmHg
RR : 24 x/mnt
S : 36,5 ˚C
N : 95 x/mnt
SPO² : 99 %
Pasien tampak gelisah

14.00 Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan masih sedikit


TTV & SPO² sesak.
Do : TD : 112/62 mmHg
RR : 24 x/mnt
S : 36,8 ˚C
N : 96 x/mnt
SPO² : 99 %
Pasien tampak gelisah

14.00 Dx2 Kolaborasi Ds : -


pemberian B – Do : vitamin bcomplex sudah diberikan
complex. melalui NGT.

14.00 Dx1 Kolaborasi Ds : -


pemberian Do : Acetylcysteine diberikan melalui
Acetylcysteine NGT, pasien sudah diberikan nebulizer
200 mg @ 8 jam ventolin NaCL 0,9 % 2 ml
& nebulezer
ventoln NaCL
0,9% 2 ml @8
jam

Selasa Dx1 Mengobservasi


15 januari TD , nadi ,suhu,
2019 RR & SpO². Ds : pasien mengatakan ada dahak
Do : TD : 110/60 mmHg
08.00 RR : 88 x/mnt
S : 36 ˚C
N : 23 x/mnt

08.10 Dx3 Mengobservasi Ds : pasien mengeluh sakit pada luka


tanda dan gejala trakeostomi.
penyakit. Do : pasien tampak meringis saat luka
bekas trakeostomi dibersihkan, luka
tampak kemerahan , tidak ada
pembengkakan.

08.15 Dx1 Memberikan Ds : pasien mengatakan lebih lega tapi


posisi kepala masih sesak.
lebih tinggi dari Do : tampak secret keluar saat dilakukan
posisi badan dan suction .
kaki. Suara nafas ronchi.
Melakukan
suction.

08.30 Dx1 Mengajarkan Ds : pasien mengatakan paham


pasien untuk Do : pasien tampak memahami penjelasan
mengidentifikasi yang diberikan.
dan mencegah
fakta yang dapat
menghambat
jalan nafas.

09.00 Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan dahak susah


TTV & SPO². keluar.
Do : TD : 100/60mmHg
RR : 23 x/mnt
S : 36,0˚C
N : 70 x/mnt
SPO² : 98 %

09.10 Dx2 Memonitor BB Ds : -


sebelum dan Do : BB pasien sebelum sakit : 60 kg.
sesudah sakit BB pasien 15/1/2019 = 45 kg.
(15 januari 2019)

09.15 Dx2 Memonitor Ds :pasien mengatakan tidak mual & tidak


adanya mual & ingin muntah
muntah. Do : paien tampak tenang

10.00 Dx1 Mengobservasi Ds : pasien mengatakan sesak & dahak


TTV & SPO². susah keluar .
Do : TD : 100/60 mmHg

Anda mungkin juga menyukai