Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN OPSI

Biosorpsi Ion Logam Berat Cu(II) Dan Cr(VI) Menggunakan Biosorben


Kulit Kopi Terxanthasi

Tim Pengusul
ELVINA FEBRIANTI (KETUA)
TRIENA WULANDARI (ANGGOTA)

Bidang Lomba Penelitian :

MST

Nama Sekolah
SMA NEGERI 1 BENGKULU SELATAN

KABUPATEN BENGKULU SELATAN, PROVINSI BENGKULU

Tahun 2019
1

BIOSORPSI ION LOGAM BERAT Cu(II) DAN Cr(VI)


MENGGUNAKAN BIOSORBEN KULIT KOPI TERXANTHASI

Elvina Febrianti1, Triena1


1
Jurusan IPA, SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan, Pasar Manna, Bengkulu Selatan, Pos 38517,
e-mail : vvina4546@gmail.com, e-mail : Trienawulandari4@gmail.com

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan industri yang semakin pesat menyebabkan
semakin banyaknya bahan buangan yang bersifat beracun yang dibuang ke lingkungan. Salah satu bahan
buangan yang bersifat beracun tersebut adalah limbah logam berat. Sumber pencemaran logam berat
dapat berasal dari berbagai industri seperti pertambangan, metalurgi, tekstil, cat, penyamakan kulit,
baterai, dan industri elektroplating. Beberapa jenis logam berat dengan toksisisitas tinggi yang sering
mencemari lingkungan perairan adalah tembaga (Cu) dan Kromium (Cr). Tembaga (Cu) sering
muncul dalam lingkungan perairan dalam bentuk ion divalen (Cu2+) sedangkan Kromium (Cr)
biasanya berada dalam bentuk ion trivalen (Cr3+) dan ion heksavalen (Cr6+) . Keberadaan ion Cu(II)
dan Cr(VI) dengan konsentrasi yang tinggi di dalam lingkungan perairan sangatlah berbahaya. Hal
ini dikarenakan sifat toksisitas dan akumulasi logam tersebut dalam rantai makanan serta persistensinya
di dalam lingkungan.
Beberapa metode telah digunakan untuk menghilangkan dan mengurangi kontaminasi ion logam
berat Cu(II) dan Cr(VI) di dalam air. Metode tersebut di antaranya adalah koagulasi, presipitasi,
elektrolisis, pertukaran ion, pemisahan membran, elektrokoagulasi, oksidasi kimiawi, biosorpsi dan
beberapa teknik biologis lainnya. Diantara beberapa metode tersebut biosorpsi merupakan metode
penghilangan kontaminasi ion logam berat yang paling efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan biosorpsi
menggunakan bahan biomaterial (biosorben) yang murah, dan dapat digunakan berulang kali serta
memiliki efisiensi yang tinggi dalam menjerap ion logam berat. Salah satu bahan organik yang sangat
berpotensi untuk dijadikan biosorben ion logam berat Cu(II) dan Cr(VI) adalah kulit kopi. Kulit kopi
umumnya belum banyak dimanfaatkan dan hanya dibuang di sekitar lokasi pengolahan kopi sehingga
sering menimbulkan bau busuk yang mencemari lingkungan. Kulit kopi merupakan limbah pertanian
yang berpotensi digunakan sebagai biosorben ion logam Cu(II) dan Cr(VI) dikarenakan kulit kopi
merupakan bahan organik yang mengandung gugus hidroksil dan selulosa sehingga secara alami dapat
menjerap ion Cu(II) dan Cr(VI). Namun untuk meningkatkan performa kulit kopi dalam menjerap ion
Cu(II) dan Cr(VI) maka biosorben perlu dimodifikasi melalui proses xanthasi. Kulit kopi terxanthasi ini
dibuat dengan mereaksikan kulit kopi dengan senyawa karbon disulfide dalam suasana basa.
Dari uraian permasalahan tersebut maka dilakukanlah penelitian ini. Dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan biosorben kulit kopi terxanthasi dalam menjerap ion logam Cu(II) dan
Cr(VI). Di dalam penelitian ini juga akan dicari kondisi pH dan waktu kontak optimum serta
kapasitas biosorpsi maksimum biosorben kulit kopi terxanthasi dalam menjerap ion logam Cu(II) dan
Cr(VI).
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh massa biosorben, pH dan lama waktu kontak terhadap


biosorpsi ion logam Cu(II) dan Cr(VI) oleh kulit kopi terxanthasi ?
2. Berapakah massa optimum, pH optimum dan waktu kontak optimum biosorpsi ion
logam Cu(II) dan Cr(VI) oleh biosorben kulit kopi terxanthasi ?
3. Berpakah kapasitas biosorpsi maksimum kulit kopi terxanthasi terhadap biosorpsi ion logam
Cu(II) dan Cr(VI) ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk Menentukan massa optimum, pH optimum, waktu kontak optimum dan kapasitas biosorpsi
maksimum biosorben kulit kopi terxanthasi dalam menjerap ion logam berat Cu(II) dan Cr(VI). Melalui
penelitian ini diharapkan nantinya dapat dihasilkan biosorben kulit kopi terxanthasi untuk menjerap
ion logam berat Cr(VI) dan Cu(II) serta dapat diketahui kondisi optimum dan kapasitas biosorpsi
maksimum pada proses penjerapannya.

1.4 KEBAHARUAN

Berdasarkan penelusuran literatur yang telah dilakukan, hingga saaat ini belum ada laporan kajian
tentang biosorben kulit kopi terxanthasi untuk menjerap ion logam berat Cr(VI) dan Cu(II). Dengan
demkian, penelitian ini memiliki unsur kebaharuan yang akan menambah khasanah ilmu pengetahuan
mengenai massa , pH, waktu kontak optimum, kapasitas biosorpsi maksimum dan mekanisme
biosorben kulit kopi terxanthasi dalam menjerap ion logam berat Cu(II) dan Cr(VI).
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopi dan Kulit Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya. Setelah dipanen, buah kopi akan
diolah lebih lanjut guna memisahkan bagian luar buah kopi seperti kulit kopi (exocarp), pulp
(mesocarp), lapisan mucilago dan kulit tanduk (endocarpal parchment) (Hartati, 2011). Pengolahan
kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah/pulpa kopi. Limbah pulpa kopi
dapat mencapai 28,7% dari produksi kopi (Parani, 2010). Limbah pulpa kopi yang berlimpah
tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Umumnya pulpa kopi hanya ditumpuk di
sekitar lokasi pengolahan, sehingga menimbulkan bau busuk dan cairan yang mencemari lingkungan.
Pulpa kopi (kulit kopi) disebutkan memiliki kandungan selulosa 15-43% (Misran, 2009). Sementara
kadar pektin pulpa/kulit kopi mencapai 6,5% (Mazzafera, 2002). Selain itu, limbah kulit biji kopi ini
juga mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu seperti dari kafein dan golongan
polifenol. Dari beberapa penelitian, senyawa polifenol yang ada pada limbah ini adalah flavan-3-
ol, asam hidroksinamat, flavonol, antosianidin, katekin, epikatekin, rutin,tanin, dan asam ferulat.
Polifenol dapat diartikan suatu senyawa kimia yang umumnya terdapat pada bahan alam dimana
struktur dasarnya memiliki gugus aromatik yang terikat satu atau lebih gugus OH (Anonim,2016) .
Oleh karena, kulit kopi mengandung gugus hidroksil dan selulosa maka secara alami kulit kopi
akan memberikan struktur berpori sehingga kulit kopi dapat dijadikan agen penjerap (biosorben)
dengan memodifikasinya menjadi senyawa xanthate (Setiyanto dkk, 2015).

2.2 Tembaga (Cu)


Tembaga (Cu) adalah salah satu logam dari golongan IB dengan nomor atom 29, berat
atom 63,546; titik lebur 1083 oC, titik didih 2310 oC, jari-jari atom 1,173 Å sedangkan jari-jari
ion 0,96 Å. Senyawa Cu(II) lebih stabil dalam larutan dibandingkan ion logam Cu yang lain. Tembaga
pada limbah industri biasanya dalam bentuk ion bivalen Cu (II). Logam tembaga merupakan salah satu
logam berat yang keberadaan dalam lingkungan dapat berasal dari pembuangan air limbah industri
kimia yang berasal dari industri penyamakan kulit, pelapisan logam, tekstil, maupun industri cat.
Tembaga juga dapat mengakibatkan keracunan apabila terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup serta
dapat menyebabkan kematian bila terjadi secara kontinu dan dalam waktu yang relatif lama. Kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah 0,05-1,5 ppm.

2.3 Kromium (Cr)

Kromium (Cr) mempunyai nomor atom 24. Berat atom logam ini 51,996 sma, jari-jari atom
124, 9 pm, titik leleh 1970oC, titik didih 2671oC, massa jenis 7,2 g/ml. logam krom biasa digunakan
untuk memperkuat baja, pembuatan baja stainless dan dapat membentuk berbagai panduan logam
yang berguna. Krom memiliki 3 valensi +2,+3 dan +6. Trivalen dan heksavalen merupakan senyawa
kromium yang stabil. Kromium dalam larutan biasanya berbentuk ion trivalen (Cr3+) dan ion heksa-
valen (Cr6+). Industri yang menggunakan dan mengeluarkan limbah ion Cr(VI) antara lain adalah
industri pelapisan logam dan elektroplating. Selain itu logam ini juga bisa berasal dari limbah rumah
tangga ,pembakaran mobilisasi bahan bakar dan air limbah industri seperti industri cat, tekstil dan
penyamakan kulit (Palar, 1994). Cr(VI) mempunyai toksisitas yang lebih tinggi dari pada Cr(III).
Cr(VI) merupakan logam yang sangat beracun yang bisa menyebabkan kanker pada manusia serta juga
dapat bersifat toksik pada konsentrasi yang relatif rendah. Logam ini juga bersifat sangat beracun
4

pada kehidupan aquatic bahkan dalam konsentrasi relatif sangat rendah (Kartohardjono dkk, 2008).

2.4 Biosorpsi
Biosorpsi adalah proses penyerapan logam dengan menggunakan biomassa yang tidak aktif atau
mati dan mudah didapat untuk memisahkan logam-logam berat dari larutan encernya di dalam air.
Biosorpsi juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari materi biologi untuk mengakumulasi
logam berat dari perairan baik dengan cara fisiko-kimia maupun secara metabolik (Anna, 2006).
Proses biosorpsi melibatkan bahan padat (biosorben; materi biologi) dan bahan cair (solven; biasanya
digunakan air) yang mengandung logam berat yang akan diserap (sorbat; ion logam). Dengan adanya
daya afinitas yang tinggi dari biosorben terhadap sorbat, maka sorbat akan ditarik dan terikat oleh
mekanisme yang berbeda (Ahalya dkk, 2003). Kratochvil & Volesky (1998) dalam Ahalya menyatakan
keuntungan utama biosorpsi dibandingkan dengan semua metode penanganan limbah logam berat
yang ada ialah murah, efisiensi tinggi, minim bahan kimia dan buangan lumpur, tidak memerlukan
nutrient tambahan, adanya regenerasi biosorben, dan adanya kemungkinan pengunduhan logam.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi biosorpsi diantaranya: Karakteristik fisik dan kimia dari
biosorben antara lain : luas permukaan, ukuran pori, dan komposisi kimia, karakteristik fisik dan
kimia adsorbat, konsentrasi adsorbat dalam fase cair, pH, temperature dan waktu adsorpsi.

2.5 Xanthate
Xanthate menunjukkan suatu garam dengan formula ROCS2-M+ (R= alkil, M+ = logam).
Senyawa xanthate dibuat dengan mereaksikan substrat yang mengandung gugus hidroksil dengan
karbon bisulfida dalam suasana basa. Reaksi xanthasi disajikan pada Gambar 1.

Adsorpsi ion logam berat pada permukaan senyawa xanthate merupakan suatu proses pertukaran
ion, pembentukan kompleks dan proses pembentukan chelat. Ma dkk, 2015 telah melakukan penelitian
mengenai penggunan senyawa xanthate untuk menghilangkan ion logam Pb(II) di dalam air dan
diketahui bahwa senyawa xanthat dapat mengikat ion logam Pb(II) di dalam air melalui mekanisme
pembentukan khelat, sehingga dapat mengurangi kadar ion logam Pb(II) di dalam air. Sedangkan
menurut riwayati dkk, 2014 proses adsorpsi ion logam ke dalam permukaan senyawa xanthat kulit kopi
terjadi melalui proses pertukaran ion dan pembentukan kompleks. Dimana pada proses pembentukan
ion dua atom sulfur yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion logam
bervalensi dua sedangkan pada proses pembentukan kompleks melibatkan interaksi empat atom sulfur
dan satu ion logam bervalensi dua. Interaksi empat atom sulfur dan satu ion logam bervalensi dua
disajikan pada gambar 2 (Sha dkk, 2010).

Xanthate terikat pada pada kation logam transisi sebagai ligan bidentat dan kompleks
bermuatan netralnya larut dalam pelarut organik. Riwayati dkk., 2014 menuliskan bahwa proses
adsorpsi logam berat dengan menggunakan pulpa kopi terxanthasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu.
5

BAB III . METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu


Penelitian dilakukan di laboratorium kimia jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, dari bulan April 2019 – Agustus 2019.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah kulit kopi dan bahan-bahan kimia
yaitu, CuSO4.5H2O p.a (pro analisa), K2Cr2O7 p.a, H2SO4 p.a, 1,5 diphenylcarbazide p.a, etanol p.a,
HNO3 p.a , amonia (NH3) p.a ,NaOH p.a, HCL p.a, Aseton p.a, aquades, kertas saring dan Karbon
disulfide (CS2).

3.2.2 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Oven, neraca analitik, labu Erlenmeyer,
pipet tetes, corong kaca, gelas kimia, gelas ukur, labu ukur, pipet ukur, batang pengaduk kaca, sudip,
kaca arloji, tabung reaksi, magnetik stirer, pH meter, lumpang dan alu, blender, ayakan 100 mesh,
desikator,kuvet dan spektrofotometri UV-VIS.

3.3 Tahapan/ Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan xanthate kulit kopi


0
Dicuci kulit kopi dengan aquades dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 70 C selama 24 jam.
Kulit kopi yang telah kering kemudian dihaluskan menjadi ukuran yang lebih kecil dan diayak dengan
ayakan 100 mesh. Sebanyak 50 gram kulit kopi yang telah digiling direndam di dalam 250 ml etanol
dan 250 ml larutan NaOH 1% pada suhu ruang selama 24 jam. Campuran disaring, kemudian
residu kulit kopi dicuci dengan aquades sampai netral dengan nilai pH sekitar 7 dan selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 70°C.
Proses xanthasi dilakukan dengan memasukkan 15 gram kulit kopi kering tersebut ke dalam labu
Erlenmeyer 300 ml kemudian ditambahkan dengan 200 ml larutan NaOH 4 M. Larutan diaduk selama
3 jam dan 3 jam lagi setelah ditambah 10 ml CS2. Campuran dibiarkan mengendap dan supernatant
didekantasi. Kemudian alkali berlebih dihilangkan dengan mencucinya dengan aquades .Campuran
dicuci lagi dengan aseton lalu dikeringkan dan disimpan pada suhu rendah.

3.3.2 Penentuan Massa Optimum Biosorpsi ion Cu(II) dan Cr(VI)


Sebanyak 0,5 gram biosorben kulit kopi terxanthasi dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer ukuran
100 mL dan masing –masing ditambahkan 50 mL larutan ion Cr(VI) dan Cu(II) dengan konsentrasi
100 ppm pada pH 2 dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 30 menit. Kemudian
campuran tersebut disaring dan masing-masing filtratnya ditampung kemudian filtrate yang yang
mengandung logam Cr(VI) dikomplekskan dengan 1,5 difenilkarbazida (DPC) sampai terbentuk warna
ungu sedangkan filtrat yang mengandung ion Cu(II) dikomplekskan dengan NH3 sampai terbentuk
warna bitu tua. Lalu masing-masing filtrat tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektro-fotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum yakni 540 nm untuk Cr(VI) dan
610 nm untuk Cu(II). Percobaan ini diulang dengan massa biosorben berbeda masing-masing 1, 1,5, 2,
2,5 dan 3.
6

3.3.3 Penentuan pH Optimum Biosorpsi ion Cu(II) dan Cr(VI)


Sebanyak massa optimum biosorben kulit kopi terxanthasi dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
ukuran 100 mL dan masing –masing ditambahkan 50 mL larutan ion Cr(VI) dan Cu(II) dengan
konsentrasi 100 ppm pada pH 2 dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 30 menit.
Kemudian campuran tersebut disaring dan masing-masing filtratnya ditampung kemudian filtrat yang
yang mengandung logam Cr(VI) dikomplekskan dengan 1,5 difenilkarbazida (DPC) sampai terbentuk
warna ungu sedangkan filtrat yang mengandung ion Cu(II) dikomplekskan dengan NH3 sampai
terbentuk warna bitu tua. Lalu masing-masing filtrat tersebut diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum yakni 540 nm
untuk Cr(VI) dan 610 nm untuk Cu(II). Percobaan ini diulang dengan pH berbeda masing-masing 3, 4,
5, 6 dan

3.3.4 Penentuan Waktu Kontak Optimum Biosorpsi Ion Cu(II) dan Cr(VI)
Sebanyak massa optimum biosorben kulit kopi terxanthasi dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
100 mL dan masing-masing ditambahkan 50 mL larutan Cr(VI) dan Cu(II) dengan konsentrasi 100
ppm pada pH optimum dan dikocok dengan menggunakan magnetik stirer selama 20 menit.
Kemudian campuran tersebut disaring dan masing-masing filtratnya ditampung kemudian filtrat
yang yang mengandung logam Cr(VI) dikomplekskan dengan 1,5 difenilkarbazida (DPC) sampai
terbentuk warna ungu sedangkan filtrat yang mengandung ion Cu(II) dikomplekskan dengan NH3
sampai terbentuk warna bitu tua. Lalu masing-masing filtrat tersebut diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum yakni 540 nm untuk
Cr(VI) dan 610 nm untuk Cu(II). Percobaan diulang dengan waktu kontak berbeda masing-masing
40, 60, 80, 100 dan 120 menit.

3.3.5 Penentuan Kapasitas Biosorpsi Ion Cu(II) dan Cr(VI)


Sebanyak massa optimum biosorben kulit kopi terxanthasi dimasukkan ke dalam 2 labu
Erlenmeyer 100 ml, selanjutnya dimasukkan masing-masing 50 ml larutan ion logam Cu(II) dan Cr(VI)
dengan konsentrasi 50 ppm ke dalam erlenmeyer. Masing- masing campuran tersebut dikocok dengan
magnetik stirer selama waktu dan pH optimum, kemudian disaring dan filtratnya dikumpul kemudian
masing-masing filtrat tersebut dikomplekskan lalu diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer UV-
VIS pada panjang gelombang maksimum. Percobaan diulang dengan konsentrasi larutan ion logam
Cu(II) dan Cr(VI) yang berbeda masing-masing 100 ppm,150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Data


Data yang dihasilkan merupakan data kemampuan biosorben untuk menjerap ion logam Cu(II)
dan Cr(VI). Data diperoleh dari konsentrasi logam Cu(II) dan Cr(VI) yang tersisa setelah proses
adsorpsi pada variasi waktu kontak dan pH. Data absorbansi diperoleh dari pengukuran
dengan spektrofotometer UV-VIS. Dari data absorbansi nantinya akan diketahui konsentrasi ion
logam Cu(II) dan Cr(VI) yang teradsorpsi (Cadsorbsi) (mg/L). Dengan menggunakan persamaan :
Cadsorbsi = C0- Ce
Dimana Cadsorpsi = konsentrasi teradsorbsi, C0 = konsentrasi ion logam sebelum adsorpsi
dan Ce = konsentrasi ion logam setelah adsorpsi. Sedangkan banyak ion logam Cu(II) dan
Cr(VI) yang teradsorbsi untuk tiap (mg/g) biosorben dan % adsorpsi ditentukan dengan
menggunakan persamaan :
7

𝑪𝟎 − 𝑪𝒆 𝑪𝟎 − 𝑪𝒆
𝒒𝒆 = 𝑽 % 𝒂𝒅𝒔𝒐𝒓𝒑𝒔𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝒘 𝑪𝟎

Dimana qe = jumlah ion logam teradsorbsi (mg/g), C0 = konsentrasi ion logam sebelum
adsorbsi (mg/L), Ce = Konsentrasi ion logam setelah adsorbsi (mg/L), V = Volume larutan ion logam
(L), W = Berat biosorben (g).
Untuk menentukan jenis isotherm adsorpsinya digunakan persamaan isotherm Langmuir
𝐶𝑒
dan freundlich. Persamaan Langmuir dibuat grafik 𝑞𝑒 𝑣𝑠 𝐶𝑒 dan untuk persamaan freundlich dibuat
grafik log q e vs log Ce. Penentuan jenis isotherm adsorpsi didasarkan pada harga koefisien korelasi
(R) yang mendekati satu. Setelah diketahui jenis isotherm adsorpsinya barulah ditentukan kapasitas
adsorpsi maksimum dengan menggunakan gradient/slope (m) yang diperoleh dari persamaan grafik.

.
8

DAFTAR PUSTAKA

Ahalya, N, dkk. 2003. Biosorption of Heavy Metal. Research Journal Of Chemical


And Environment Vol. 7(4), 71-79
Alfian, Zul. 2006. Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaanya Bagi
Kesehatan manusia dan lingkungannya. USU Respository
Anna, Rakhmawati (2006) Biosorpsi ion logam cadmium oleh Aspergillus flavus.
Seminar Nasional MIPA 2006: Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA serta
Peranannya dalam Peningkatan Keprofesionalan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. ISSN 979-99314-1-X
Anonim. 2016. Kulit Biji Kopi Sebagai Antioksidan. http: // www. akacn. ac. id/
artikel / kulit-biji-kopi-sebagai-antioksidan
Hartati, dkk. 2011. Potensi Xanthate Pulpa Kopi Sebagai Adsorben Pada Pemisahan
Ion Timbal Dari Limbah Industri Batik. http :// publikasiilmiah.unwahas.ac.id
Kartohardjono,Sutrasno. M. Ali Lukman dan G.P. Manik. 2008. Penentuan Kulit
Batang Jambu Biji (Psidium guajava) Untuk adsorpsi Cr (VI) dari Larutan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Ma, Xiaofei, et al. 2015. Modification of porous starch for the adsorption of heavy metal
ions from aqueous solution. Food Chemistry 181 (2015) 133–139
Misran, E. 2009.” Pemanfaatan Kulit Coklat dan Kulit Kopi Sebagai Adsorben Ion
Pb dalam Larutan”. SIGMA, 12(1): 23-29
Palar, H. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta
Parani, K., Eyini, M. 2010. “ Effect of Co-fungal Treatment on Biodegration of
Coffee Pulp Waste in Solid State Fermentation”. Asian Journal Experiment
Biologycal Science, 1(2), 352-359
Riwayati, indah, dkk. 2014. Adsorpsi logam berat timbal dan cadmium pada limbah batik
menggunakan biosorben pulpa kopi terxanthasi. Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST). ISSN: 1979-911X
Setinyanto,dkk. 2015. Adsorpsi Pewarna Tekstil Rhodamin B Menggunakan
Senyawa Xanthat Pulpa Kopi. Momentum, 11 (1), 24-28
Sha, liang, dkk. 2010. Effective removal of heavy metal from aqueous solution by orange
peel xanthate. Nonferrous Met. Soc. China 20(2010) s187-s191

Anda mungkin juga menyukai