Anda di halaman 1dari 25

INDUSTRI GALANGAN KAPAL INDONESIA & DUNIA

(PT PAL INDONESIA (PERSERO) & MITSUBISHI HEAVY INDUSTRIES)

KELAS N
RUANG 328

DISUSUN OLEH:
1. NINDA SILVIANI 041711333009/12
2. REFIKA TSAMROTUL R 041711333045/25
3. AYU TRIKATON 041711333055/30
4. BOAS WILLIAM 041711333160/43
5. M. RIZKI ZARIL R 041711333264/74

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2019
PENDAHULUAN

Salah satu sektor yang strategis dalam pembangunan Indonesia adalah industri
galangan kapal, maka dari itu pengembangan dalam industri ini menjadi perhatian utama
pada pemerintahan Indonesia. Industri galangan kapal bergerak dan berkembang secara
global sehingga peran pemerintah sangat dibutuhkan, agar dalam pengembangannya terdapat
daya saing yang tinggi dengan perusahaan galangan kapal di tingkat internasional. Namun
faktanya, kondisi dari industri galangan kapal sekarang masih dikatakan sangat lambat,
meskipun pemerintah telah melakukan beberapa insentif. Pada tahun 2015 Kementrian
Perhubungan sempat mengadakan tender untuk melakukan pembangunan 150 buah kapal,
namun tidak berlanjut. Selain itu juga terdapat beberapa program yang dibuat oleh Badan
Pembangunan Nasional untuk membangun kapal navigasi, namun juga dibatalkan. Di sisi
lain, industri galangan kapal swasta sedang banyak memegang proyek pembangunan kapal
dari pemerintah, namun hal ini belum bisa menjamin adanya peningkatan pertumbuhan
industri galangan kapal nasional. Berdasarkan uraian diatas, maka timbullah ide untuk
menulis mengenai Industri Galangan Kapal di Indonesia dan Dunia agar dapat mengetahui
lebih lanjut mengenai perkembangan dan pertumbuhan industri galangan kapal baik dalam
maupun luar negeri.
ANALISIS PESTEL

Politik (Politics)
Kebijakan pemerintah terkait dengan galangan kapal sangat berpengaruh terhadap
perkembangan indutsri galangan kapal nasional. Salah satu kebijakan yang berpengaruh
adalah kebijakan pemerintah dalam hal tarif PPN dan bea masuk yang harus ditanggung oleh
indutri galangan kapal saat melakukan transaksi pembelian komponen-komponen untuk
merakit kapal, sehingga akan berpengaruh terhadap harga jual dari kapal yang diproduksi
oleh industri galangan kapal. Tentunya dengan harga jual yang tinggi, akan membuat daya
saing industri galangan kapal nasional kalah saing dengan industri galangan kapal luar negeri
yang memiliki harga jual lebih rendah.
Ekonomi (Economics)
Adanya inflasi dalam suatu negara akan mempengaruhi harga dari suatu produk.
Saat biaya produksi meningkat karna harga dari komponen-komponen yang dirakit untuk
memproduksi kapal, tentunya akan berpengaruh terhadap harga jual dari kapal. Komponen
tersebut seperti : plat kapal, mesin kapal, alat navigasi kapal, borongan kapal, biaya sewa
tempat pembangunan kapal dan transportasi barang. Semua itu akan mempengaruhi anggaran
biaya pada industri galangan kapal. Anggaran biaya yang membengkak maka akan membuat
indutri galangan kapal membutuhkan modal yang besar untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Sehingga, industri galangan kapal akan mengambil jalan untuk meminjam dan ke
bank, dan apabila suku bunga pinjaman di bank sedang tinggi, maka akan berpengaruh
terhadap kondisi keuangan industri galangan kapal.
Sosial (Social)
Kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kelangsungan usaha industri galangan
kapal dapat berupa adanya pengaruh mobilitas pada masyarakat. Mobilitas masyarakat akan
lebih mudah dikarenakan adanya produksi kapal yang dilakukan oleh industri galangan kapal
di Indonesia. Dengan adanya mobilisasi yang tinggi maka akan membuat pertukaran
kebudayaan semakin cepat dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Teknologi (Technology)
Kemajuan teknologi akan sangat berpengaruh terhadap kondisi industri galangan
kapal. Karna sebagian besar proses produksi dalam industri ini membutuhkan adanya
teknologi yang canggih. Teknologi yang canggih tersebut dapat mengurangi biaya produksi
dari produksi kapal. Selain itu, kemajuan teknologi akan menimbulkan suatu inovasi dalam
dunia perkapalan dan tentunya akan berdampak pada perkembangan industri galangan kapal.
Lingkungan (Environmet)
Kondisi lingkungan dari Indonesia merupakan salah satu bentuk keuntungan bagi
industri galangan kapal. Karna wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah lautan, akan
berdampak pada kebutuhan transportasi laut yang memadai seperti kapal laut, baik kapal laut
komersil maupun kapal laut militer. Sehingga, industri galangan kapal sangat dibutuhkan
untuk memproduksi kapal-kapal yang bernilai jual tinggi dan handal. Namun disisi lain,
adanya industri galangan kapal juga dapat mencemari lingkungan akibat dari adanya limbah
dari proses pembuatan kapal maupun komponen-komponen yang tidak terpakai.
Hukum (Legal)
Kondisi hukum seperti adanya Undang-Undang PPN tentunya sangat berpengaruh
terhadap kondisi industri galangan kapal. Adanya PPN terhadap galangan kapal akan
membuat industri galangan kapal akan terpuruk, maka dari itu pemerintah diharapkan dapat
menghapus pemungutan PPN galangan kapal, sehingga dapat menjadikan industri galangan
kapal lebih kompetitif di pasar internasional.
5 KEKUATAN PORTER

1. Ancaman Pendatang Baru


Ancaman pendatang baru untuk industri galangan kapal di Indonesia masih pada
tingkat yang rendah. Artinya, hambatan untuk adanya industri galangan kapal yang baru
sangat besar, untuk memasuki pasar dalam perindustrian galangan sangatlah sulit. Hal ini
dikarenakan modal yang dibutuhkan untuk mendirikan industri galangan kapal sangat besar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru untuk industri galangan kapal
masih rendah.
2. Tekanan dari Barang pengganti
Industri galangan kapal adalah industri yang memproduksi kapal sebagai alat
transportasi baik untuk masyarakat maupun militer. Barang pengganti atau produk substitusi
untuk kapal tentunya tidak ada. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tekanan dari barang
pengganti sangat kecil. Sehingga, kondisi harga dari produk substitusi tidak akan
berpengaruh terhadap kondisi harga dari produk dari industri galangan kapal.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan daya tawar konsumen dari industri galangan kapal berasal dari pemerintah
. Pemerintah biasanya memberikan tender kepada industri galangan kapal untuk
memproduksi kapal militer. Hal ini akan meningkatkan permintaan kapal pada industri
galangan kapal. Selain itu, kekuatan tawar menawar pembeli pada industri galangan kapal
juga dapat berasal dari perusahaan-perusahaan jasa angkutan laut maupun perusahaan-
perusahaan batu bara.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan pemasok juga berpengaruh terhadap kelangsungan industri galangan
kapal. Pemasok dari industri galangan kapal yaitu mitra dari perusahaan plat kapal, mesin
kapal, alat navigasi kapal, borongan kapal, biaya sewa tempat pembangunan kapal dan
transportasi barang. Tekanan harga pada industri ini dapat berasal dari para pemasok
komponen-komponen lain dalam pembuatan kapal. Selain adanya tekanan harga, para
pemasok tersebut juga dapat menimbulkan tekanan-tekanan lainnya, seperti tekanan pada
kualitas, pengurangan dalam ketersediaan komponen kapal. Minimnya barang pengganti
dalam proses pembuatan kapal, tentunya membuat industri galangan kapal sangat bergantung
pada pemasok.
5. Tingkat Persaingan di Antara Industri Perusahaan
Tingkat persaingan diantara industri galangan kapal sangatlah ketat. Hal ini
dikarenakan segmentasi pasar sempit. Hanya pihak-pihak tertentu saja yang membutuhkan
produk dari industri galangan kapal ini. Namun, tingkat persaingan tersebut dapat diatasi
dengan cara menciptakan produk atau membuat kapal dengan teknologi yang berbeda dari
perusahaan kompetitor.
PT PAL INDONESIA (PERSERO)

Profil Perusahaan
PT PAL Indonesia (Persero) merupakan salah satu industi galangan kapal nasional
yang strategis, dan tentunya memiliki peran penting dalam kemaritiman Indonesia, seperti
dalam hal pertahanan nasional maupun dalam pengembangan industri kelautan. Hal ini
dikarenakan wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan perairan, sehingga kekuatan
matra laut akan menjadi prioritas utama bagi Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan
keamanan wilayah Indonesia. PT PAL Indonesia (Persero) merupakan merupakan pemegang
peran pentng dalam hal memproduksi alat utama dalam sistem pertahanan Indonesia dan
bahkan telah menjadi bagian penting dalam hal penjagaan keamanan wilayah Indonesia sejak
zaman kolonialisme.
Pada era globalisasi dan nasionalisasi seperti saat ini, posisi PT PAL Indonesia
(Persero) menjadi sangat penting, karena PT PAL Indonesia harus mencukup kebutuhan
transportasi nasional dan juga menjadi industri yang memenuhi kebutuhan alat alutsista bagi
TNI Angkatan Laut Indonesia. Sehingga, pada 2012 dikeluarkan Undang-Undang No. 16
Tahun 2012 tentang industri pertahanan. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa PT
PAL Indonesia (Persero) secara profesional mengemban amanah sekaligus kewajiban untuk
berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutista matra laut dan berperan
sebagai pemandu utama (lead integrator) matra laut.
PT PAL INDONESIA (PERSERO)
VISI Perusahaan Konstruksi di Bidang Industri Maritim dan Energi
Berkelas Dunia.
MISI 1. Kami adalah Pembangun, Pemelihara dan Penyedia Jasa
Rekayasa untuk Kapal Atas dan Bawah Permukaan serta
Engineering, Procurement dan Construction Bidang Energi
2. Kami adalah Penyedia Layanan Terpadu yang Ramah
Lingkungan untuk Kepuasan Pelanggan.
3. Kami adalah Berkomitmen Membangun Kemandirian Industri
Pertahanan dan Keamanan Matra Laut, Maritim dan Energi
Kebanggan Nasional

Konsep Strategi Bersaing


Berbagai tantangan yang mengancam keberlangsungan usaha PT PAL Indonesia
(Persero) membuat para direksi PT PAL Indonesia (Persero) memiliki strategi yang handal
untuk membuat PT PAL Indonesia (Persero) dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
Strategi yang diterapkan pada PT PAL Indonesia (Persero) ini sesuai peta jalan korporasi,
manajemen melaksanakan berbagai peningkatan khususnya di dalam kegiatan marketing dan
operasional (marketing and operational excellence) yang meliputi pengembangan produk,
pengembangan pasar, penetrasi pasar, integrasi ke belakang, dan diversifikasi.
PT PAL Indonesia (Persero) pada tahun 2018 telah merumuskan strategi korporasi
yang dijalankan berkelanjutan untuk mencapai performa ekselen, yaitu Market Penetration,
Market Development, Product Development, Horizontal Integration, dan Backward
Integration. Sehingga strategi tersebut dapat digambarkan pada peta strategi ke dalam lima
perspektif yang digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Annual Report PT PAL Indonesia (Persero) tahun 2018
Sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh PT PAL Indonesia (Persero) telah pada
tahun 2018 sebagai berikut:
Sasaran Strategis Keterangan
Peningkatan Marketing PT PAL Indonesia (Persero) melakukan peningkatan kinerja
Excellence pemasaran untuk mendapatkan order penjualan ini dilakukan
dengan cara Market Penetration, Market Development,
Product Development, Horizontal Integration, dan Backward
Integration.
Peningkatan Operational PT PAL Indonesia (Persero) menjalankan sasaran ini dengan
Excellence meningkatkan penjualan melalui optimalisasi docking
menggunakan shiplift; percepatan pencapaian progress MLM
KRI Malahayati; Proyek-proyek Pressure Vessel & Heat
Exchanger (reverse engineering); menjalin kerja sama dengan
Bank/ Asuransi/Lembaga Keuangan Non Bank (Trade
Finance) untuk peningkatan kapasitas dalam hal pembiayaan.
Peningkatan Human PT PAL Indonesia melakukan pengembangan Human Capital
Capital Readiness Management (HCM) dilakukan dengan pengembangan
organisasi; pengembangan organisai pemasaran dan penataan
organisasi berbasis kinerja; pemberdayaan karyawan:
pengawakan fungsi organisasi baru; kesiapan HCM IFS
terintegrasi dalam ERP PAL: kesiapan program dan operator
dalam aplikasi modul HCM IFS; transformasi budaya kerja
dan pengelolaan perubahan: pengukuran, perbaikan, dan
produktivitas.
Peningkatan Strategic Salah satu program yang dibuat oleh PT PAL Indonesia
Investment (Persero) dalam meningkatkan Strategic Investment adalah
Program Investasi PMN APBN 2015 (Infrastruktur Kapal
Selam). Kegiatan investasi untuk penyiapan infrastruktur
pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal selam
meliputi program SDM, fasilitas, dan peralatan telah memasuki
tahap final.
Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi dalam mempertimbangkan dalam
memilih alteratif strategi. Langkah ini juga dapat mendukung dalam menghasilkan prioritas
strategi yang bertujuan untuk melakukan perumusan strategi perusahaan di masa yang akan
datang. Berikut ini adalah analisis SWOT pada PT PAL Indonesia :
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh PT PAL Indonesia (Persero) berupa usaha-usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja pada tahun 2018 antara lain sebagai berikut:
a. Peningkatan dalam kemampuan penguasaan teknologi pembangunan kapal selam
secara joint section melalui program Transfer of Technology/ On The Job Training
(TOT/OJT) bersama mitra
b. Pengoptimalan dalam implementasi metode produksi dalam rangka memperkuat
posisi sebagai Lead Integrator
c. Peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM untuk menunjang pelaksanaan proses
bisnis perusahaan.
d. Penerapan program teknologi informasi (TI) untuk menunjang pencapaian maturity
level III.
e. Dilakukannya refocusing bisnis untuk mendukung pertumbuhan perusahaan antara
lain: peningkatan profitabilitas dan penguatan cashflow, pengembangan kerjasama
yang bernilai tambah (strategic collaboration, restrukturisasi keuangan dalam upaya
mencapai laba bersih positif, memperkuat proses bisnis perusahaan khususnya di
bidang Alutsista, penguatan kompetensi dalam rangka memasuki bisnis sektor
energi.
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang dimiliki oleh PT PAL Indonesia (Persero) adalah banyaknya risiko
pada proses keberlangsungan usahanya. Berikut ini adalah beberapa risiko yang berpengaruh
terhadap kelangsungan usaha PT PAL Indonesia (Persero) :
a. Risiko Ketidaktercapaian sales perusahaan yang tinggi
b. Minimnya regenerasi karyawan pada PT PAL Indonesia (Persero)
c. Keterlambatan material untuk komponen-komponen produksi kapal
d. Kerusakan fasilitas produksi yang dapat menghambat kinerja PT PAL Indonesia
(Persero) dalam memenuhi pesanan konsumen
e. Sistem Informasi yang belum terintegrasi pada PT PAL Indonesia (Persero)
f. Keterlambatan/ ketidasesuaian dalam penyusunan Integrated Schedule (desain,
pengadaan, produksi) per proyek
3. Opportunity (Peluang)
Peluang yang dimiliki oleh PT PAL Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Terbukanya potensi pasar internasional khususnya untuk produk kapal perang,
sebagai dampak dari keberhasilan proyek ekspor perdana produk alutsista Perusahaan
ke Filipina, dan dijalankannya strategi pengembangan pasar ke luar negeri.
b. Tersedianya pasar yang cukup besar sebagai wujud kebijakan pemerintah menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
c. Tersedianya pasar yang cukup besar di bidang kelistrikan nasional sesuai program
35.000 MW.
d. Tersedianya pasar dengan karakter proyek-proyek yang memiliki nilai tambah yang
cukup baik, khususnya untuk produk alutsista dan pemeliharaan/perbaikan baik kapal
maupun non-kapal.
e. Tersedianya kapasitas usaha dan peluang pasar yang cukup besar melalui sinergi
BUMN.
f. Meningkatnya tren produktivitas Perusahaan sebagai hasil dari pembenahan internal
yang sudah dan akan terus berjalan
g. Telah terealisasinya program strategic investment yang bersifat prioritas sehingga
berdampak pada kesiapan fasilitas produksi dan SDM Perusahaan.
4. Threat (Ancaman)
Ancaman yang dihadapi oleh PT PAL Indonesia yang berasal dari eksternal
perusahaan antara lain sebagai berikut :
a. Pembelian produk perkapalan yang selalu bersifat tahun jamak (multiyear), sehingga
pendapatan selalu diterima secara bertahap.
b. Ketidakpastian pasar karena perubahan waktu dan kebijakan tender, mengingat PT
PAL Indonesia (Persero) mendapatkan sejumlah order utama dari pemerintah.
c. Terjadi pergeseran waktu perolehan order beberapa proyek alat utama sistem
persenjataan (Alutsista).
d. Penjadwalan ulang proyek-proyek infastruktur kelistrikan.
IFE MATRIX
 IFE Matrix berdasarkan analisis SWOT pada PT. PAL INDONESIA
No Internal Faktor Weight Rating Weight Score
Strength (kekuatan)
1 Peningkatan dalam kemampuan 0,07 4 0,28
penguasaan teknologi
pembangunan kapal selam secara
joint section melalui program
Transfer of Technology/ On The
Job Training (TOT/OJT) bersama
mitra

2 Pengoptimalan dalam 0,04 2 0,08


implementasi metode produksi
dalam rangka memperkuat posisi
sebagai Lead Integrator
3 Peningkatan kapasitas dan 0,05 3 0,15
kemampuan SDM untuk
menunjang pelaksanaan proses
bisnis perusahaan
4 Penerapan program teknologi 0,3 5 1,5
informasi (TI) untuk menunjang
pencapaian maturity level III
5 Dilakukannya refocusing bisnis 0,16 3 0,48
untuk mendukung pertumbuhan
perusahaan antara lain:
peningkatan profitabilitas dan
penguatan cashflow,
pengembangan kerjasama yang
bernilai tambah (strategic
collaboration, restrukturisasi
keuangan dalam upaya mencapai
laba bersih positif, memperkuat
proses bisnis perusahaan
khususnya di bidang Alutsista,
penguatan kompetensi dalam
rangka memasuki bisnis sektor
energi
Weakness (kelemahan)
1 Minimnya regenerasi karyawan 0,05 1 0,05
pada PT PAL Indonesia (Persero)
2 Keterlambatan material untuk 0,02 2 0,04
komponen-komponen produksi
kapal

3 Kerusakan fasilitas produksi yang 0,2 2 0,04


dapat menghambat kinerja PT PAL
Indonesia (Persero) dalam
memenuhi pesanan konsumen

4 Sistem Informasi yang belum 0,08 3 0,24


terintegrasi pada PT PAL
Indonesia (Persero)

5 Keterlambatan/ ketidasesuaian 0,01 2 0,02


dalam penyusunan Integrated
Schedule (desain, pengadaan,
produksi) per proyek
6 Risiko Ketidaktercapaian sales 0,02 3 0,06
perusahaan yang tinggi

Total 1 2,94

Analisis IFE yang ada dalam data diatas merupakan data yang disajikan melalui
penilaian pada analisis Strength dan Weakness yang telah terangkum dalam beberapa faktor
penting yang sedang dialami oleh perusahaan, hasil total score dalam analisis IFE
menunjukan angka 2,94 yang artinya perusahaan mampu melakukan strategi-strategi yang
dapat mengatasi kelemehan kelemahan internal perusahaan.

EFE MATRIX
No Eksternal Faktor Weight Rating Weight Score
Oppotunities
1. Terbukanya potensi pasar 0,05 3 0,15
internasional khususnya untuk
produk kapal perang, sebagai
dampak dari keberhasilan proyek
ekspor perdana produk alutsista
Perusahaan ke Filipina, dan
dijalankannya strategi
pengembangan pasar ke luar
negeri.
2 Tersedianya pasar yang cukup 0,07 4 0,28
besar sebagai wujud kebijakan
pemerintah menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia

3 Tersedianya pasar yang cukup 0,15 2 0,3


besar di bidang kelistrikan
nasional sesuai program 35.000
MW
4 Tersedianya pasar dengan 0,2 2 0,4
karakter proyek-proyek yang
memiliki nilai tambah yang
cukup baik, khususnya untuk
produk alutsista dan
pemeliharaan/perbaikan baik
kapal maupun non-kapal.
5 Tersedianya kapasitas usaha dan 0,01 5 0,05
peluang pasar yang cukup besar
melalui sinergi BUMN
6 Meningkatnya tren produktivitas 0,3 4 0,12
Perusahaan sebagai hasil dari
pembenahan internal yang sudah
dan akan terus berjalan
7 Telah terealisasinya program 0,04 4 0,12
strategic investment yang bersifat
prioritas sehingga berdampak
pada kesiapan fasilitas produksi
dan SDM Perusahaan
Threats
1. Pembelian produk perkapalan 0,05 3 0,15
yang selalu bersifat tahun jamak
(multiyear), sehingga pendapatan
selalu diterima secara bertahap.
2. Ketidakpastian pasar karena 0,06 2 0,12
perubahan waktu dan kebijakan
tender, mengingat PT PAL
Indonesia (Persero) mendapatkan
sejumlah order utama dari
pemerintah
3 Terjadi pergeseran waktu 0,04 4 0,16
perolehan order beberapa proyek
alat utama sistem persenjataan
(Alutsista).

4 Penjadwalan ulang proyek- 0,03 3 0,09


proyek infastruktur kelistrikan.

Total 1 1,94
Analisis EFE Matrix yang telah disajikan dalam table memberikan gambaran bahwa
perusahaan cukup mengatasi ancaman yang dihadapi perusahaan. Rating yang cukup tinggi
terjadi pada pergeseran waktu perolehan order beberapa proyek alat utama sistem
persenjataan (Alutsista). Hal ini karena permintaan untuk proyek sistem persejataan hanya
terjadi beberapa kali dalam 1 tahun dikarenakan hal ini masuk dalam lingkup bisnis militer.

Rasio Keuangan
MITSUBISHI HEAVY INDUTRIES

Dalam hal ini terjadi perusahaan terus berupaya mendesain struktur modal yang seimbang
dengan mengutamakan struktur yang ditopang oleh ekuitas secara bertahap, dalam hal imi
dapat dilihat dari current ratio yang bertahap menurun. Perusahaan akan terus berupaya
menerapkan kebijakan struktur modal yang menyeimbangkan antara modal sendiri dan
liabilitas. Kebijakan itu bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan sekaligus memberikan nilai tambah optimal
bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada.
MITSUBISHI HEAVY INDUTRIES

Profile Perusahaan
Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) adalah salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pembuatan dan penjualan mesin di Jepang, Amerika Utara, Asia, Eropa Barat, dan
negara lainnya. Mitsubishi Heavy Industries, Ltd memiliki segmen bisnis yang beraneka
ragam. Tidak seperti industri galangan kapal yang ada di Indonesia, yang hanya fokus pada
pembuatan kapal laut saja, perusahaan Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) ini memiliki
berbagai macam produk, salah satunya adalah pembangunan kapal (Shipbuilding & Ocean
Development). Shipbuilding & Ocean Development merupakan salah satu segmen bisnis dari
Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) yang bergerak dalam bidang pengembangan dan
kontruksi berbagai kapal yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dalam segmen bisnis
Shipbuilding & Ocean Development ini melibatkan beberapa proses seperti pembuatan,
pemasangan, penjualan, dan perbaikan kapal kontainer, kapal pesiar, feri mobil, pembawa
LPG, pembawa LNG, dan berbagai kapal lain, kapal pertahanan, dan struktur lepas pantai.
Selain itu, segmen bisnis Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) lainnya, berupa segmen
Mesin dan Struktur Baja. Namun dalam makalah ini, hanya berfokus pada segmen bisnis
Shipbuilding & Ocean Development.
Prinsip Perusahaan
Tiga prinsip perusahaan dirumuskan pada tahun 1934, sebagai pedoman bagi Perusahaan
Perdagangan Mitsubishi, yang merupakan ajaran-ajaran dari Koyata Iwasaki, Presiden Mitsubishi
yang keempat.
Walaupun Perusahaan Perdagangan Mitsubishi dibubarkan pada tahun 1947, namun
prinsip-prinsip tersebut tetap hidup di dalam kebijakan manajemen saat ini dan di dalam jiwa
seluruh karyawan Mitsubishi.
Tiga prinsip tersebut antara lain`:
1. Tanggung Jawab Perusahaan pada Masyarakat
Berjuang bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik, baik secara materil maupun moril
dan pada saat yang bersamaan ikut serta berkontribusi dalam pemeliharaan lingkungan
hidup global.
2. Integritas dan Keadilan
Menjaga prinsip-prinsip transparansi dan keterbukaan, menjalankan bisnis berdasarkan
integritas dan keadilan.
3. Pemahaman Global Melalui Bisnis
Memperluas bisnis melalui perspektif global yang menyeluruh.

Analisis SWOT
Strength
1. Memiliki peralatan yang lengkap di setiap kategori.
2. Usaha patungan strategis untuk lini produk yang lebih baik & berteknologi maju
3. Merger berbicara dengan Hitachi untuk meningkatkan daya saing & kekuatan finansial
4. Tenaga kerja yang kuat dari hampir 65.000 orang
5. Memiliki divisi seperti kapal laut, penerbangan dan ruang, mesin, nuklir dll
Weakness
1. Kehadiran terbatas di negara-negara berkembang
2. Persaingan yang kuat berarti pertumbuhan pangsa pasar terbatas
Opportunities
1. Dengan Cepat mendapatkan kontrak Pertahanan di Jepang dan banyak negara lain
2. Deregulasi dalam kebijakan ekonomi banyak negara di mana ia hadir
3. Kolaborasi dan ikatan global
Threats
1. Serangan cyber Cina terhadap HHI
2. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang lambat
3. Intervensi pemerintah dapat mempengaruhi efisiensi operasional

Matrix IFE
No Internal Faktor Weight Rating Weight Score
Strength (kekuatan)
1 Memiliki peralatan yang lengkap di
0,3 4 1,2
setiap kategori.
2 Tenaga kerja yang kuat dari hampir
0,1 3 0.8
65.000 orang
3 Usaha patungan strategis untuk lini 0,2 2 0,4
produk yang lebih baik &
berteknologi maju
4 Merger berbicara dengan Hitachi
untuk meningkatkan daya saing & 0,15 2 0,3
kekuatan finansial
5 Memiliki divisi seperti kapal laut,
penerbangan dan ruang, mesin, 0,15 3 0,3
nuklir dll
Weakness (kelemahan)
1 Kehadiran terbatas di negara-
0,05 2 0.1
negara berkembang
2 Persaingan yang kuat berarti
0,05 1 0.05
pertumbuhan pangsa pasar terbatas
TOTAL 1 3,15

Matrix EFE
No Eksternal Faktor Weight Rating Weight Score
Oppotunities
Dengan Cepat mendapatkan
1 kontrak Pertahanan di Jepang 0,3 4 1,2
dan banyak negara lain
Deregulasi dalam kebijakan
2 ekonomi banyak negara di mana 0,1 3 0,3
ia hadir
3 Kolaborasi dan ikatan global 0,3 4 1,2
Threats
1 Serangan cyber Cina terhadap HHI 0,2 3 0,6

2 Pertumbuhan ekonomi Jepang 0,1 2 0,2


yang lambat
Intervensi pemerintah dapat
3 mempengaruhi efisiensi
operasional
TOTAL 1 3,5

Strategi Korporasi
Kekuatan pada Sistem
a. Kekuatan dalam Kebersihan Gas dan Uap
 Mengembangkan teknologi untuk dapat mengurangi beban lingkungan (teknologi
peningkatan efisiensi aplikasi turbin gas tugas berat, turbin gas bertenaga hidrogen,
dan AQCS, dll.)
 Memperluas penjualan turbin gas berukuran kecil hingga menengah dengan
menggunakan berbagai aplikasi.
 Perluas bisnis solusi layanan (renovasi pabrik yang ada, penguatan proposal solusi
melalui AI / IoT, dll.)
 Meningkatkan efisiensi manajemen melalui implementasi integrasi pasca-merger yang
berkelanjutan (Optimalkan sumber daya)
b. Daya nuklir
 Terus mempromosikan respons terhadap peraturan domestik baru tentang tenaga
nuklir, memberikan dukungan untuk yang parah fasilitas manajemen kecelakaan.
 Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan setelah dimulainya kembali operasi
 Memberikan dukungan untuk penyelesaian pembangunan fasilitas siklus bahan bakar
nuklir
 Langkah-langkah dukungan untuk penonaktifan reaktor air ringan yang
memanfaatkan teknologi sebagai pabrik pemasok, mendukung stabilisasi Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
 Mengembangkan reaktor baru dengan peningkatan keselamatan untuk proyek
pembangunan baru yang akan datang, mengembangkan reaktor di masa depan (reaktor
cepat, reaktor modular kecil, reaktor berpendingin gas suhu tinggi)

c. Energi Terbarukan
 Memperkuat sistem produksi massal sebagai respons terhadap perluasan pasar turbin
angin lepas pantai
d. Aero Engine
 Perluas skala bisnis untuk memenuhi permintaan yang kuat untuk pesawat komersial
 Perluas bisnis MRO
e. Kompresor
 Memperluas penjualan kereta kompresor di pasar minyak dan gas
 Memperluas dan meningkatkan basis layanan, memperkuat solusi respons bisnis
(pemantauan jarak jauh)
f. Mesin Kelautan
 Mengembangkan jenis turbocharger baru untuk memperluas bisnis, menangkap
pelanggan baru di Eropa dan Cina

Industri dan Infrastruktur


a. Pertumbuhan Investasi
 Memperkuat penjualan (perluasan penjualan langsung, perkuat jaringan penjualan,
dll.)
 Mempromosikan operasi tanpa awak dan otomatis
 Mengembangkan dan meluncurkan produk-produk strategis seperti produk berdampak
rendah terhadap lingkungan
b. Kapasitas Penghasilan Peningkatan
 Mempromosikan lebih lanjut optimasi struktur dan proses berikut sebelumnya PMI
tahun dan memperkuat bisnis siklus hidup
 Fokus pada sumber daya ke dalam kompetensi inti
 Mengelompokkan sumber daya dan mobilisasi sumber daya manusia
 Kejar kustomisasi massal dan luncurkan produk baru
c. Pergeseran area kompetitif dan model bisnis baru
 Mempercepat peralihan ke area bernilai tambah tinggi seperti kapal berperangkat
tinggi kepadatan tinggi
 Memperkuat bisnis teknik kelautan dalam menanggapi peraturan lingkungan, dll.
 Memperkuat bisnis siklus hidup

Rasio Keuangan
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa input perusahaan pada tahun 2018
cenderung menurun baik total asset maupun total equity, sehingga berpengaruh terhadap
output perusahaan. Namun, berbeda dengan outcome perusahaan pada tahun 2019 yang justu
menunjukkan peningkatan secara signifikan hal tersebut dikarenakan terdapat penambahan
jumlah equity perusahaan dan juga sumber daya manusia. Pengukuran indikator outcome
seringkali rancu dengan pengukuran indikator output. Indikator outcome lebih utama daripada
sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara
outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil
lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome
instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat. equity memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan suatu
perusahaan.

Perbedaan
PT. PAL INDONESIA MITSUBISHI HEAVY INDUTRIES
Penerapan strategi korporasi yang Fokus pada sttegi Kekuatan pada sistem dan
dijalankan berkelanjutan untuk mencapai industri infrastruktur.
performa ekselen, yaitu Market
Penetration, Market Development, Product
Development, Horizontal Integration, dan
Backward Integration
Hanya melakukan kerja sama dengan Melakuakan Merger dengan perusahaan lain
perusahaan lain
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alinea.id/bisnis/iperindo-minta-pemerintah-rilis-kebijakan-galangan-kapal-b1XhF9kCL
https://www.pal.co.id/publikasi/pengumuman/1017?lang=ina
https://www.mhi.com/finance/library/annual/pdf/report_2019.pdf

Anda mungkin juga menyukai