Salah satu mitos tentang HIV yang sering beredar adalah tentang cara
penularan HIV. HIV tidak menular melalui pertukaran air liur seperti ciuman,
keringat, sentuhan, gigitan nyamuk, atau bahkan bekas penggunaan toilet
bersama-sama.
Penularan HIV berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma
seperti hal berikut:
Yang dimaksud berisiko di sini adalah jika salah satu pasangan terjangkit
virus HIV kemudian melakukan hubungan seks tanpa menggunakan
pengaman. Salah satu cara paling mudah untuk pencegahan HIV adalah
dengan menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan.
Penggunaan jarum suntik secara bergantian juga merupakan salah satu cara
penularan AIDS yang paling umum. Penggunaan jarum suntik tidak hanya
bisa ditemukan di rumah sakit, namun juga di kalangan pengguna narkoba,
layanan akupuntur hingga jasa tato. Karena itu pastikan Anda mendapatkan
jarum suntik yang baru saat akan menggunakan layanan akupuntur maupun
tato.
3. Transfusi darah
Dalam beberapa kasus, cara penularan penyakit AIDS juga bisa terjadi
melalui transfusi darah. Namun saat ini semakin jarang terjadi akibat
adanya uji kelayakan donor darah yang semakin ketat. Dengan adanya uji
kelayakan yang ketat dapat menekan risiko penerima donor darah memiliki
risiko HIV.
Ibu yang mengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus HIV pada anak yang
disusuinya. Namun hal ini dapat dicegah dengan mewaspadai sejak awal
kehamilan untuk menekan risiko penularan HIV pada bayi.
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan sebagai pencegahan HIV dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Obat yang tersedia saat ini adalah untuk
menekan aktivitas virus dalam tubuh dan mengendalikan laju infeksi
tersebut sehingga penderita HIV memiliki harapan hidup lebih panjang.
1. Menggunakan kondom
Setiap Anda akan menggunakan jarum suntik baik itu di rumah sakit,
tempat terapi akupuntur, maupun jasa gambar tato atau tindik, pastikan
Anda selalu mendapatkan jarum suntik baru yang masih tersegel rapi, ini
merupakan cara pencegahan HIV. Segera tolak jika Anda mendapatkan
jarum bekas karena berisiko penularan HIV.
Siapa pun dari segala usia, ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual dapat
terinfeksi. Namun, Anda berisiko terbesar terkena HIV / AIDS jika:
1. Melakukan hubungan seks tanpa kondom
Orang yang menggunakan obat intravena sering berbagi jarum dan alat
suntik. Ini menularkan HIV pada tetesan darah orang lain.
Pengobatan HIV/AIDS
Tidak ada obat untuk HIV/AIDS, tetapi banyak obat yang berbeda tersedia
untuk mengendalikan virus. Perawatan semacam itu disebut terapi
antiretroviral (ART). Setiap golongan obat memblokir virus dengan cara
yang berbeda. ART sekarang direkomendasikan untuk semua orang, terlepas
dari jumlah sel T CD4. Dianjurkan untuk menggabungkan tiga obat dari dua
kelas untuk menghindari menciptakan jenis HIV yang resistan terhadap
obat.
Masuk atau inhibitor fusi Tblock entri HIV ke dalam sel T CD4.
Contohnya termasuk enfuvirtide (Fuzeon) dan maraviroc
(Selzentry).
Penyakit bawaan makanan bisa sangat parah pada orang yang terinfeksi
HIV. Masaklah daging sampai benar-benar matang. Hindari produk susu
yang tidak dipasteurisasi, telur mentah dan makanan laut mentah seperti
tiram, sushi atau sashimi.
Car ini dapat mencegah infeksi seperti pneumonia dan flu. Pastikan vaksin
tidak mengandung virus hidup, yang bisa berbahaya bagi orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah.