Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teori dasar
Kedewasaan serat adalah derajat pertumbuhan dinding serat. Serat dewasa adalah serat
yang jika diberi larutan NaOH menggelembung kehilangan puntiran, kelihatan seperti
batang, tebal dindingnya sama atau lebih besar dari setengah lebar lumennya. serat
setengah dewasa adalah serat yang jika diberi larutan NaOH menggelembung tetapi masih
berbentuk spiral, pipih berdinding tipis dan hampir tembus pandang transparan.
1. Mikroskop
2. Sisir logam
3. Kaca objek 50mm x 75mm
4. Neraca
5. Larutan NaOH 8%
6. Kertas hisap
7. Pinset
Bahan
1. Serat kapas di handstapling kemudian diletakkan diatas slide glass. Jangan sampai
serat bertumpukan
2. Tetesi dengan cairan NaOH, kemudian tutp dengan cover glass
3. Cairan NaOH yang berada di luar cover glass dibersihkan menggunakan kertas
hisap
4. Slide glass diamati di bawah mikroskop bercahaya
5. Pengujian diamati beberapa kali hingga terkumpul sempel kedewasaan serat lebih
dari 100 sempel
Data percobaan
1
∑ 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 + ∑ 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝐾𝑒𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = 2 𝑥 100%
∑𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖
36+41
= 𝑥 100% = 71 % (CUKUP)
108
2. Nep
Kapas ke- Berat (gram) Jumlah nep
1 0,1 5
2 0,1 6
3 0,1 4
4 0,1 5
5 0,1 3
∑= 23
̅ = 4,6
𝒙
𝑛𝑒𝑝 1.000.000
∑ ⁄𝑘𝑔 = 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑝/100𝑚𝑔
100
1.000.000
== 100
𝑥 4,6
𝑛𝑒𝑝
= 46.000 ⁄𝑘𝑔
Diskusi
Dalam pengujian kedewasaan serat kapas menggunakan alat mikroskop untuk melihat
penampang melintang serat kapas tersebut. Apakah sudah dewasa, setengah dewasa, atau
muda. Pengujian kedewasaan serat ini membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi pada saat
menggunakan mikroskop dalam menentukan kedewasaan serat. Sebelum menggunakan
mikroskop serat harus di handstapling dan jangan sampai menumpuk pada saat ditaruh di
slide glass karena dapat mempersulit membaca kedewasaan serat dalam mikroskop.
Dalam pengujian ini Alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti. alat dan bahan bekerja
sesuai prosedur dan hasil dari pengujian serat pun menghasilkan hasil yang cukup signifikan.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan, didapatkan hasil kedewasaan serat kapas australia sebesar 71 %
yang termasuk ke dalam kategori “CUKUP”.
DAFTAR PUSTAKA
1. Menentukan kekuatan serat kapas perbundel dengan alat uji Pressely dan
stellometer
2. Menentukan dan menghitung mulur serat kapas
3. Melakukan kalibrasi alat uji Pressely dan Stellometer
4. Menghitung faktor koreksi, kekuatan tarik dan tenacity
Dasar teori
Kekuatan yang dimiliki setiap serat berbeda-beda. Kekuatan serat sendiri dapat dilihat dari
tenacity, mulur, dan keliatan. Tenacity adalah beban maksimum yang dapat ditahan serat
sebelum putus, Mulur adalah pertambahan panjang serat sebelum putus, dan Keliatan
adalah jumlah energi yang diperlukan untuk memutuskan serat.
Pengujian kekuatan serat sangat penting dilakukan terutama dalam industri pemintalan,
karena kekuatan serat mempengaruhi hasil produksi dari benang yang dihasilkan itu sendiri.
Semakin kuat suatu serat maka semakin kuat benang dan kain yang dihasilkan. Pengujian
kekuatan serat perbundel memerlukan contoh uji lebih sedikit dan memberikan kolerasi yang
baik dengan kekuatan benang yang dihasilkan, terutama untuk kekuatan perbundel dengan
jarak jepit 1/8 inci.
Cara pengujian serat secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu pengujian kekuatan serat
perhelai dan pengujian kekuatan tarik serat perbundel. Pengujian Kekuatan tarik serat kapas
perbundel sesuai dengan SNI ISO 5079 : 2016 “Tekstil – Serat – Cara Uji Kekuatan Tarik
dan Mulur saat putus serat perhelai (Ttextile Fibres – Determination of breaking force
and elongnation of break of individual fibres; ISO 5079 : 1995 IDT)”.
1. Stellometer :
- Jarak jepit 1/8 inch
- Clamp Vice
- Pengatur Jarak (spacer) tebal 0,125 ± 0,001 inch (3,2 ± 0,02) mm
- Kunci penguat jepitan (Clamp Wrench)
2. Penjepit Serat (Fibre Clamp)
3. Neraca (Microbalance) dengan ketelitian 0,01 mg
4. Sisir kasar dengan ± 8 buah gigi/inch (30 buah gigi/inch)
5. Sisir halus dengan ± 52 buah gigi/inch (20 buah giigi/inch)
6. Papan beludru hitam
7. Pisau pemotong
8. Kapas kalibrasi
Langkah kerja
1. Letakkan pasangan clamp yang telah diberi jarak jepit 0,125 inch pada vise
kemudian kuatkan, letakkan contoh uji yang sudah diklip pada clamp, jepit salah
satu ujung pada penjepit vise. Letak serat harus sejajar dan usahakan contoh uji
terletak ditengah dengan lebar ¼ inchi. Tutup bagian atas clamp, kencangkan
sekrup dengan kunci penguat jepitan. Lepaskan clamp dari vise, potong kedua
ujung serat diluar clamp dengan pisau sampai rata dengan permukaan clamp.
2. Pasang clamp yang telah diisi contoh uji pada alat uji, tekan alat penarik picu
sampai serat terputus. Baca beban putus pada skala gaya dalam kilopaskal (kPa)
dan mulur pada skala mulur dalam satuan persen (%)
3. Buka clamp, ambil serat dengan menggunakan pinset kemudian timbang
menggunakan microbalance
4. Percobaan diulangi apabila tidak semua serat putus, serat putus tetapi tidak rata,
kekuatan memutus ≤ 3 kPa dan ≥ 6,5 kPa serat mulur ≤ 5 % dan ≥ 12 %
Data percobaan
Serat 1
Serat 2
Serat 3
∑(𝑥 − 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1
160,86
= √ = √80,43 = 8,9
2
𝑆𝐷
𝐶𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
8,9
= 𝑥 100% = 35,35%
25,34
Diskusi
Kesimpulan
BAB 3
Dasar teori
Panjang serat merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan dapat atau
tidaknya suatu serat dapat dipintal sampai nomor atau kehalusan benang dikehendaki.
Tentunya semakin panjang serat maka semakin halus benang yang akan dihasilkan.
• Hand Stapling
Hasilnya berupa staple lenght, yaitu panjang serat yang diperoleh
dengan tangan melalu cara tertentu menggunakan perhitungan.
• Menggunakan Alat
a. Metoda Array
Pemisahan serat mulai dari serat terpendek sampai serat terpanjang
Alatnya : Baersorter
b. Fibrograph
Sekolompok serat yang telah disisir disinari dan jumlah sinar yang
menembus serat serat pada posisi tertentu diukur oleh phototube.
% Nilai
46 – 47 Rata
44 – 45 Cukup
< 43 Rendah
- Fibrograph digital
- Fibrosampler
- Sisir
- Sikat
- Serat Kapas Kalibrasi/ Kapas Standar
- Serat Kapas TOGO
Cara Kerja
Data percobaan
Kapas standar
0,53
Faktor koreksi 50% = 0,47 = 1,12
1,12
Faktor koreksi 2,5% = 0,72 = 1,56
0,47
Uniformity Ratio = 0,72 𝑥 100% = 65,28%
47%
Faktor koreksi UR = 65,28% = 0,71%
∑(𝑥− 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
0,01152
= √ = 0,00576
2
𝑆𝐷
𝐶𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅ 𝑆𝐿 50% 𝑥 𝐹𝐾
0,00576
= 𝑥 100% = 1,11%
0,5152
∑(𝑥− 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
0,00632
= √ = 0,05621
2
𝑆𝐷
𝐶𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅ 𝑆𝐿 2,5% 𝑥 𝐹𝐾
0,05621
= 𝑥 100% = 5,0%
1,01076
SL 50%
UR = x 100%
SL 2,5%
UR UR x FK ̅)𝟐
(𝒙 − 𝒙
58% 41,18% 18,1476
68% 48,28% 8,0656
66% 46,86% 2,0164
∑= 136,32% ∑= 28,2296
̅ = 45,44%
𝒙
∑(𝑥− 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1
28,2296
= √ = 3,75%
2
𝑆𝐷
𝐶𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅ 𝑈𝑅 𝑥 𝐹𝐾
3,75
= 𝑥 100% = 8,2%
45,44