3 IDEOLOGI POLITIK DAN INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI
Investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment-FDI) terjadi ketika sebuah perusahaan secara langsung berinvestasi dengan memfasilitasi proses produksi ataupun ketika memasarkan produk di negara lain. Menurut sejarah, ideologi politik terhadap FDI di dalam sebuah negara telah dikelompokkan mulai dari sikap mental dogmatik yang radikal hingga ketaatan pada prinsip-prinsip kaum yang tidak mengenal investasi pada konsep pasar bebas. A. Pandangan Radikal Para penganut radikal berpendapat bahwa perusahaan multinasional/multinational enterprises sebagai alat para imperialis untuk menguasai ekonomi. Dalam pandangan ini, perusahaan multinasional dianggap mengambil keuntungan dari negara tujuan dan membawanya ke negara asal tanpa memberikan apapun kepada negara tujuan. Seperti perusahaan multinasional di negara-negara kapitalis atau negara maju akan membuat negara-negara berkembang terbelakang akan bergantung pada investasi, pekerjaan, dan teknologi negara kapitalis. Sehingga, hal ini ditentang oleh pandangan radikal karena FDI dianggap tidak akan memajukan ekonomi, melainkan mendominasi perekonomian saja. Namun seiring berjalannya waktu pandangan radikal mengalami kemunduran dikarenakan: (1) jatuhnya komunisme di Eropa Timur, (2) timbulnya keyakinan di banyak negara bahwa FDI bisa menjadi sumber penting untuk pertumbuhan ekonomi, dan (3) kinerja ekonomi yang kuat di negara-negara berkembang yang lebih menganut kapitalisme daripada ideologi radikal seperti Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. B. Pandangan Pasar Bebas Pandangan pasar bebas berpendapat bahwa produksi internasional seharusnya didistribusikan ke negara-negara lain sesuai dengan teori keunggulan komparatif. Sebuah negara seharusnya mengkhususkan diri memproduksi barang dan jasa dengan paling efisien. Dalam pandangan ini, perusahaan multinasional dipandang sebagai sebuah alat untuk menyebarluaskan produksi barang dan jasa pada lokasi yang bisa paling efisien. Negara-negara seperti Britania Raya dan Amerika Serikat adalah negara yang paling terbuka untuk FDI, namun pemerintahan negara-negara ini tetap memiliki hak untuk campur tangan. C. Nasionalisme Pragmatis Dalam praktiknya, banyak negara yang tidak menganut paham kebijakan radikal maupun kebijakan pasar bebas terkait investasi langsung luar negeri. Pandangan nasionalis pragmatis berpendapat bahwa investasi langsung luar negeri atau FDI memiliki kelebihan dan kekurangan. Investasi langsung luar negeri memberikan manfaat kepada negara penerima berupa modal, kemampuan, teknologi, dan pekerjaan. Ketika perusahaan asing lebih dari perusahaan domestik dalam menghasilkan produk, keuntungan investasi akan dibawa ke luar negeri. Sesuai sudut pandang ini, investasi langsung luar negeri seharusnya diizinkan selama tingkat keuntungan suatu perusahaan lebih besar dibanding tingkat kerugian. Aspek lainnya dari nasionalisme pragmatis adalah kecenderungan FDI yang secara penuh pada kepentingan nasional melalui penawaran subsidi. Pada perusahaan- perusahaan multinasional dalam bentuk penghentian pajak atau dana bantuan.
Ideologi Karakteristik Implikasi kebijakan pemerintah
negara tujuan
Radikal Berakar dari teori marxisme Melarang FDI
Melihat MNE sebagai Menasionalisasikan instrumen untuk kaum subsidiaries dari MNE yang imperialis mendominasi dimiliki asing Pasar Bebas Berakar dari teori ekonomi Tidak ada larangan untuk FDI klasik Melihat MNE sebagai instrumen untuk mengalokasikan produksi ke lokasi yang paling efisien Nasionalisme Melihat FDI memiliki Melarang FDI jika tingkat Pragmatis kelebihan dan kekurangan kerugian lebih besar dibanding keuntungan Secara agresif menarik FDI yang menguntungkan dengan cara memberi insentif