Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparartur sipil negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN terdiri dari pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga
dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan
fungsi yang diembannya. Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11
tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun
2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar
ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis untuk mewujudkan ASN sebagai
bagian dari ASN menjadi profesional.
Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (LATSAR)
pola baru ini yang disebut dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat
membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN
yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etikas Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Dengan demikian peserta LATSAR dapat
menjadi ASN yang profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas
melayani 30.000 – 50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kecamatan
mempunyai satu Puskesmas. Untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan,
setiap Puskesmas dibantu oleh 3-4 Puskesmas pembantu dan 1 (satu )
Menurut beberapa penelitian kejadian penyakit infeksi merupakan salah satu
masalah karena dapat mengancam kesehatan pasien, petugas kesehatan, dan
pengunjung. WHO menjelaskan bahwa 2,5% petugas kesehatan diseluruh dunia
menghadapi pajanan HIV, sekitar 40% menghadapi pajanan virus hepatitis B dan
virus Hepatitis C, dan sebagian besar infeksi yang dihasilkan di negara-negara
berkembang.
Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja bagi petugas. Alat pelindung diri
seperti diantaranaya sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, apron/celemek,
serta sepatu tertutup merupakan alternative tindakan pencegahan bagi petugas
dalam melindungi diri dari resiko penularan penyakit selama berinteraksi dengan
pasien. Alat pelindung diri harus digunakan pada saat melakukan tindakan yang
berisiko misalnya kontak dengan darah pasien, secret, lender, kulit yang tidak
utuh, dan benda yang terkonaminasi dengan pasien.
Ketersediaan alat pelindung diri yang lengkap disuatu tempat kerja belum
menjadi jaminan untuk setiap pekerja yang akan memakainya, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang menjadi alasan untuk mereka menggunakan alat
pelindung diri. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan alat
pelindung diri saat bekerja. Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor
predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, sistem budaya, dan tingkat
Pendidikan. Faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang
mendukung pelayanan kesehatan dan faktor penguat meliputi sikap petugas
kesehatan, peraturan/kebijakan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan II
1. Mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negari Sipil (PNS) yang mencakup Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi.
Mengidentifikasikan Nilai-nilai dasar profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS
dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
2. Meningkatnya pemahaman dan wawasan petugas di bidang kesehatan
utamanya mengenai sasaran keselamatan pasien.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi Mata Pelatihan
untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, aktualisasi mata pelatihan
untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI serta mata
pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan selama 30 hari kerja di
UPTD Puskesmas Sarappo.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN DESKRIPSI NILAI-NILAI
DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

A. Gambaran Umum Organisasi


Puskesmas Sarappo terletak di Pulau Sarappo Lompo, Desa Mattiro Langi
Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Batas-Batas Wilayah :
- Sebelah Utara : Perairan Kabupaten Barru
- Sebelah Selatan : Selat Makassar
- Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Liukang Tupabbiring
- Sebelah Barat : Batas Liukang Kalmas (Lautan Bebas)
Jumlah Sarana Pustu :
- Pustu Badi : di Desa Mattiro Deceng
- Pustu Sanane : di Desa Mattaro Adae
- Pustu Gondong Bali : di Desa Mattiro Matae
- Pustu Kapoposan : di Desa Mattiro Ujung
- Pustu Pandangan : di Desa Mattiro Ujung

Tabel 1. Data Luas Wilayah dan Jarak Tempuh


Waktu
Luas Jarak Ke
Desa Tempuh
No Nama Desa Wilayah Puskesmas
Tertinggal Ke
(Ha) (Mil)
Puskesmas

1 Mattiro Langi Ya 11 0 0 Menit

2 Mattiro Bone Ya 7 4 30 Menit

3 Mattaro Adae Ya 6 5 45 Menit

4 Mattiro Deceng Ya 9 6 50 Menit


5 Mattiro Matae Ya 10 14 3 Jam

6 Mattiro Ujung Ya 15 17 3 Jam

B. Visi dan Misi Organisasi


Visi Puskesmas Pulau Sarappo yaitu “ Mewujudkan Masyarakat Wilayah
Puskesmas Sarappo Sehat 2020”
Misi Puskesmas Pulau Sarappo yaitu :
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Profesionalisme
2. Memasyarakatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat Wilayah Puskesmas
Sarappo
3. Meningkatkan Kerja Sama Lintas Sektor

C. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai Organisasi Puksesmas Sarappo yaitu BERSAHAJA
1. Bekerja dengan ikhlas
2. Ramah
3. Sabar
4. Harmonis
5. Jaga Kualitas

D. Tugas Pokok Dan Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat,
disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
Adapun tugas dan fungsi Puskesmas yaitu Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

E. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta dengan nilai-nilai
dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional
sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan: berakuntabilitas,
mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik,
berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak
korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya.
Adapun penjabaran masing-masing nilai dasar ASN adalah sebagai berikut:

1. Aktuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
dan dibuktikan dalam bentuk laporan.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban
setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.Menurut LAN RI dan BPKP (2001:29) bahwa akuntabilitas
meliputi akuntabilitas keuangan, akuntabilitas manfaat serta akuntabilitas
prosedural. Nilai-nilai dasar akuntabilitas, antara lain:
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi
2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap


bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme berasal
dari kata nation, yang berarti bangsa. Nasionalisme adalah pemahaman mengenai
nilai-nilai kebangsaan yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional.nilai-nilai dasar nasionalisme terkadung dalam setiap sila
pancasila, yang meliputi, Religius (patuh kepada ajaran agama),
a. Hormat menghormati
b. Kerjasama
c. Tidak memaksakan kehendak
d. Jujur
e. Amanah (dapat dipercaya)
f. Adil
g. Persamaan derajat
h. Tidak diskriminatif
i. Mencintai sesama manusia
j. Tenggang Rasa
k. Membela kebenaran
l. Persatuan
m. Rela berkorban
n. Cinta tanah air
o. Memelihara ketertiban
p. Disiplin
q. Musyawarah
r. Kekeluargaan
s. Menghormati keputusan
t. Tanggungjawab
3. Etika Publik
Etika berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai yang terkandung dalam etika publik yaitu :
a. Hormat
b. Jujur
c. Bertanggungjawab
d. Tulus
e. Disiplin
f. Sopan
g. Tidak diskriminatif
h. Amanah
i. Terbuka
4. Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada layanan prima sudah


tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan
kepercayaan publik. Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada
masyarakat, maka akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.
Sebagaimana diamanatkan UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik
menjadi tanggung jawab pemerintah, maka paradigma pemerintahan harus
berubah, dari pola paternalistic dan feudal yang selalu minta dilayani, menjadi
pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan kebutuhan
dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder pemerintah. Pelayanan publik yang
bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Nilai-nilai
komitmen mutu, antara lain :
a. Efektif
b. Efisien
c. Inovatif
d. Mutu
e. Adaptif
f. Responsif
g. Perbaikan berkelanjutan
5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan,
dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagi
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, kelurga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas, kerusakan tersebut tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Nilai-nilai Anti korupsi :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
F. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

G. Whole of Goverment

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan. Nilai-nilai dalam WoG anrara lain :
1. Koordinasi
2. Integrasi
3. Kedekatan dan pelibatan

H. Pelayanan Publik

Amanat UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik menjadi


tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan
kepercayaan publik kepada pemerintah. Keberhasilan institusi pemerintah
memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu
sumberdaya manusia serta bagaimana potensi mereka. ASN sebagai sumber daya
manusia yang dimiliki oleh pemerintah untuk melaksanakan amanah UUD 1945
memiliki fungsi sebagai pelayan publik yang bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan
dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Prinsi-prinsip Pelayanan
Publik, antara lain :
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif
5. Mudah dan murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja
UPT Puskesmas Pulau Sarappo Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan.
B. Identifikasi Isu
Melalui masa perkenalan dan orientasi dalam pelaksanaan tugas pelayanan
masyarakat selama kurang lebih 4 bulan di Puskesmas diperoleh isu berupa
“Optimalisasi penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas di Puskesmas
Sarappo”.
C. Deskripsi Isu
Keselamatan pasien adalah kunci penting bagi setiap fasilitas kesehatan.
Terutama dalam kepentingan akreditasinya sebagai standar mutu atas pelayanan
dan kinerjanya. Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Petugas kesehatan
sangat berisiko tertular penyakit infeksi dalam melaksanakan tugasnya. Ada
beberapa unit pelayanan yang sangat rentan terhadap penyebaran infeksi, seperti
IGD, poli umum, poli gigi, ruang bersalin, dan laboratorium.
Selama melaksanakan tugas di Puskesmas Sarappo kurang lebih 4 bulan,
masih banyak petugas yang kurang menggunakan APD saat melakukan tindakan.
Dari hasil pengamatan tersebut, diangkatlah isu tentang “Optimalisasi penggunaan
alat pelindung diri (APD) pada petugas di Puskesmas Sarappo”.
D. Analisis Dampak Core Issue
Core Issue pada aktualisasi ini yaitu “Optimalisasi penggunaan alat pelindung
diri (APD) pada petugas di Puskesmas Sarappo”.Adapun dampak dari isu tersebut
jika tidak dilakukan akan menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja bagi petugas maupun pasien.
E. Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu diatas
sekaligus menjadi judul aktualisasi yakni: “Meningkatnya pemahaman dan
penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas di Puskesmas Sarappo”.
Gagasan pemecahan isu ini akan dilakukan dengan melakukan beberapa kegiatan
seperti membuat standar operasional prosedur (SOP), berkoordinasi dengan
pengelola barang untuk penyediaan APD, melakukan sosialisasi, pelatihan
menggunakan APD dan pembuatan poster mengenai APD.
Kegiatan dan Tahapan Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Jabatan/Unit Kerja : Dokter Umum Ahli Pertama / UPT Puskesmas Sarappo.


Isu yang diangkat : Optimalisasi penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas di Puskesmas Sarappo
Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatnya pemahaman dan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas di Puskesmas Sarappo

Tujuan Pemecahan Isu : Untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan APD pada petugas di Puskesmas Sarappo

1. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

KONTRIBUSI PENGUATAN
N KETERKAITAN SUBTANSI
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI NILAI
O MATA PELATIHAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Merevisi SOP Pelayanan publik Melakukan Dengan
mengenai Dengan adanya SOP konsultasi dengan menyusun SOP
penggunaan alat pelayanan semakin Kepala Puskesmas sesuai dengan
pelindung diri terarah,akuntabel dan sesuai dalam mewujudkan tata nilai
(APD) dengan standar, melakukan misi organisasi organisasi yaitu
revisi SOP secara bersama yaitu: bekerja
merupakan sikap “Memberikan dengan ikhlas
partisipatif. pelayanan dan jaga
kesehatan yang kualitas dalam
Manajemen ASN bermutu dan pelayanan demi
Petugas kesehatan baik profesionalisme” kepentingan
kapus beserta stafnya organisasi
sebagai pelayan publik yang
senantiasa mengupayakan
terwujudnya pelayanan
prima di puskesmas.
a. Saya akan menemui Kepala Persetujuan melakukan Akuntabilitas
Puskesmas dengan menjujung koordinasi, komunikasi, Saya akan melakukan
tinggi etika, berperilaku sopan konsultasi dan kerjasama koordinasi dengan atasan
dan berucap santun dan dibuktikan dengan lembar dengan rasa penuh
mengutarakan maksud dan persetujuan tanggungjawab
tujuan
Etika Publik
Pada saat menemui kepala
puskesmas saya akan
berperilaku sopan dan
santun serta mendengarkan
secara seksama tentang
pelayanan yang belum
memenuhi standar

Nasionalisme (demokratis)
Saya akan mengutarakan
pendapat kepada kepala
puskesmas yang merupakan
kebebasan untuk
berpendapat dan
menyampaikan gagasan
b. Saya akan mendengarkan Kegiatan dilanjutkan Akuntabilitas:
dan menindaklanjuti arahan Saya akan melanjutkan
dari Kepala Puskesmas dalam arahan Kepala Puskesmas
kegiatan melakukan revisi SOP sebagai bentuk
tanggungjawab
c. Melakukan rapat bersama Adanya notulen, daftar hadir, Akuntabilitas
Kepala Puskesmas, petugas hasil revisi SOP, dan Saya akan melakukan
beserta staf dan melakukan dokumentasi perevisian SOP agar adanya
revisi SOP penggunaan alat kejelasan atas apa yang
pelindung diri (APD) ingin dicapai
Nasionalisme
Merevisi SOP yang ada
merupakan salah satu
bentuk profesionalisme
dalam suatu tindakan
pelayanan .

Etika publik
Dalam melakukan revisi
SOP bersifat terbuka
karena melibatkan seluruh
staf yang ada.

Komitmen Mutu
Dengan terbentuknya SOP
akan menciptakan
pelayanan yang efektif dan
sesuai prosedur

2. Berkoordinasi Whole of Government Melakukan Dengan


dengan petugas Saya mengatakan WoG Koordinasi dalam melakukan
inventaris barang karena melakukan kegiatan isnstitusi merupakan koordinasi
untuk pengadaan koordinasi dengan Petugas profesionalisme didalam
alat pelindung diri inventaris barang untuk dalam bekerja sesuai institusi akan
(APD) melakukan pengadaan APD dengan misi sesuai dengan
puskesmas yaitu : tata nilai
a. Menemui petugas inventaris Persetujuan melakukan Etika publik: Memberikan organisasi
barang dengan menjunjung koordinasi, komunikasi dan Saya akan bersikap sopan Pelayanan membangun
tinggi etika, berperilaku sopan, kerjasama dibuktikan dengan santun dan hormat ketika Kesehatan Yang suasana yang
dan mengutarakan maksud dan lembar persetujuan berkonsultasi dengan Bermutu dan ramah
tujuan petugas inventaris barang. Profesionalisme harmonis dan
Komitmen Mutu saling percaya
Memberikan kejelasan antar petugas
kepada petugas inventaris
barang mengenai kebutuan
APD di puskesmas.

c. Melakukan pemeriksaan Tersediannya list standar Akuntabilitas


ketersediaan APD ditiap unit APD ditiap unit ruangan Dengan adanya list standar
pelayanan dengan membuat APD dapat terlihat
standar kebutuhan APD kejelasan ketersediaan
APD ditiap unit pelayanan
d. Melakukan verifikasi Dokumentasi tersedianya alat Akuntabilitas
ketersediaan alat pelindung diri pelindung diri. seluruh kegiatan harus
ditiap unit pelayanan didokumentasikan sebagai
wujud transparansi.
Dokumentasi merupakan
bentuk kejelasan atau bukti
terlaksananya suatu
kegiatan
3. Mengadakan Pelayanan Publik Melakukan Mengadakan
sosialisasi kepada Melakukan sosialisasi sosialisasi sosialisasi untuk
petugas mengenai kepada petugas mengenai mewujudkan misi meningkatkan
pentingnya penggunaan alat pelindung organisasi yaitu : pengetahuan
penggunaan alat diri adalah bentuk “ Memberikan petugas sesuai
pelindung diri pelayanan publik. Dimana Pelayanan dengan tata nilai
(APD) petugas memiliki Kesehatan Yang organisasi yaitu
partisipatif dan responsif Bermutu dan jaga kualitas
terhadap pentingnya Profesionalisme” dalam pelayanan
penggunaan APD.
a. Melakukan konsultasi Persetujuan dan Izin Etika Publik
dengan Kepala Puskesmas. Dalam melakukan
konsultasi, saya akan
bersikap sopan santun
b. Membuat jadwal sosialisasi Jadwal Sosialisasi Akuntabilitas
mengenai pentingnya Saya akan konsisten dengan
penggunaan APD jadwal sosialisasi yang telah
ditentukan

c. Melakukan sosialisasi Adanya daftar hadir, notulen, Komitmen Mutu


mengenai pentingnya dan dokumentasi sosialisasi Memberikan pengetahuan
penggunaan APD di kepada petugas mengenai
Puskesmas pentingnya penggunaan
APD untuk meningkatkan
mutu pelayanan

Akuntabilitas
dengan adanya sosialisasi
maka akan memberikan
kejelasan mengenai
penggunaan APD di
Puskesmas

Anti Korupsi
Petugas akan lebih peduli
terhadap dirinya dan
lingkungan sekitarnya.

Etika Publik
Jujur dalam melaksanakan
semua kegiatan tanpa
adanya manipulasi.
4 Mengadakan Pelayanan Publik Melakakuan Mengadakan
pelatihan Dengan adanya pelatihan pelatihan akan pelatihan untuk
penggunaan alat membuat petugas lebih meningkatkan mutu meningkatkan
pelindung diri pada responsif dan akuntabel dari pelayanan keterampilan
petugas dalam menggunakan APD. sehingga petugas sesuai
mewujudkan misi dengan tata
organisasi yaitu : nilai organisasi
a. Melakukan konsultasi Persetujuan dan Izin Etika Publik “ Memberikan yaitu bekerja
dengan Kepala Puskesmas. saya akan bersikap sopan Pelayanan dengan ikhlas
dan santun kepada Kepala Kesehatan Yang dan jaga
Puskesmas dalam meminta Bermutu dan kualitas dalam
persetujuan Profesionalisme” pelayanan demi
kepentingan
organisasi
b. Membuat jadwal pelatihan Jadwal Sosialisasi Akuntabilitas
mengenai pentingnya Saya akan konsisten dengan
penggunaan APD jadwal sosialisasi yang telah
ditentukan

c. Menyiapkan alat pelindung Tersedianya alat pelindung Akuntabilitas


diri untuk kegiatan pelatihan diri Menyiapkan alat pelindung
diri sebgai bahan pelatihan
merupakan tanggung
jawab saya dalam
melakukan pelatihan
d. Melakukan pelatihan cara Tersedianya daftar hadir, Akuntabilitas
menggunakan alat pelindung notulen, dokumentasi Dengan adanya pelatihan,
diri (APD) sesuai SOP kegiatan petugas akan lebih
bertanggungjawab untuk
menggunakan APD
Selain itu seluruh kegiatan
harus didokumentasikan
sebagai wujud
profesionalisme.
Dokumentasi merupakan
bentuk kejelasan atau bukti
terlaksananya suatu kegiatan

Etika Publik
Adanya pelatihan membuat
petugas lebih disiplin dalam
menggunakan APD

Komitmen Mutu
Dengan adanya pelatihan
kepada petugas akan terjadi
perbaikan berkelanjutan
dalam penggunaan APD
5. Membuat poster Pelayanan Publik Dengan adanya Membuat poster
mengenai APD Poster bisa menjadi sangat poster APD dapat sesuai dengan
efektif dan efisien bagi meningkatkan tata nilai
tenaga pemberi pelayanan profesionalisme organisasi yaitu
petugas dalam bekerja
memberikan dengan ikhlas
pelayanan dan jaga
sehingga kualitas dalam
mewujudkan misi pelayanan demi
organisasi yaitu : kepentingan
“ Memberikan organisasi
a. Konsultasi dengan Kepala Adanya saran dan lembar Etika Publik Pelayanan
Puskesmas persetujuan tentang Melakukan konsultasi Kesehatan Yang
pengadaan poster dengan Kepala Puskesmas Bermutu dan
dengan sopan, santun, dan Profesionalisme”
ramah
Akuntabilitas
Menyampaikan kepada
Kepala Puskesmas tentang
tujuan kegiatan saya dan
manfaat yang akan
dihasilkan secara jelas
b. Membuat rancangan poster Tersediannya rancangan Akuntabilitas
mengenai APD untuk pembuatan poster Membuat rancangan edukasi
yang dapat memudahkan
petugas untuk mengerti dan
mengingat (kejelasan)
pentingnya menggunakan
APD saat melakukan
tindakan.
Komitmen Mutu
Materi alat pelindung diri
yang dibuat harus bermutu.
Sesuai dengan teori dan
standar operasional prosedur
yang ada.

c. Mencetak poster Tersedianya poster Komitmen mutu:


Saya membuat poster
sebagai bentuk inovatif
karena belum ada dan
dengan desain yang menarik
Anti korupsi
Saya jujur tentang sumber
dana yang dipakai untuk
pencetakan dan
perbanyakan poster dari
dana operasional
puskesmas.
d. Menempelkan poster Poster terpasang Komitmen mutu:
Saya memasang poster agar
lebih efektif dan efisien bagi
petugas dalam
melaksanakan tugasnya
Etika Publik
Saya jujur dalam
menyampaikan informasi
berguna dalam setiap
konten/isi poster yang
ditampilkan
2. JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan
September Oktober
1 2 3 4 1 2
Merevisi SOP mengenai penggunaan alat pelindung
1
diri (APD)
Berkoordinasi dengan petugas inventaris barang untuk
2
pengadaan alat pelindung diri (APD)
Mengadakan sosialisasi kepada petugas mengenai
3
pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD)
Mengadakan pelatihan penggunaan alat pelindung diri
4
(APD) pada petugas

5 Membuat poster mengenai alat pelindung diri (APD)


DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara.2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Government: ModulDiklat Prajabatan Golongan


III. Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: ModulDiklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga AdmintrasiNegara

Anda mungkin juga menyukai