Dinyatakan Waspada Sejak 2018

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

DINYATAKAN WASPADA SEJAK 2018, MERAPI AKHIRNYA LETUSKAN AWAN PANAS.

Wisnu Aditya Wardhana

Gunung Merapi telah dinyatakan dalam level 2 (Waspada) sejak tanggal 21 Mei 2018, selama ini, Merapi
beberapa kali meluncurkan Awan Panas Guguran (APG). Namun awan panas yang terjadi hari ini
dinyatakan sebagai Awan Panas Letusan (APL).

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis bahwa pada hari
Minggu tanggal 22 September 2019 pukul 11.36 WIB terjadi awanpanas terekam di seismogram dengan
amplitudo 70 mm dan durasi 125 detik. Jarak awanpanas diperkirakan sejauh 1200 m. Terpantau dari
CCTV Merbabu, kolom asap letusan setinggi ±800 m dari puncak.

Untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik terhadap penerbangan maka VONA (Volcano Observatory
Notice for Aviation) diterbitkan dengan kode warna Orange. Hujan abu tipis juga dilaporkan terjadi di
sekitar G. Merapi dalam radius 15 km dominan di sektor Barat Daya.

Berbeda dengan awanpanas guguran (APG) yang biasa terjadi sejak tanggal 29 Januari 2019, awanpanas
kali ini didahului dengan letusan gas sehingga disebut sebagai awanpanas letusan (APL).

APG disebabkan oleh runtuhnya material kubah lava baru secara gravitasional atau tanpa kecepatan awal
yang signifikan. Sedangkan pada APL, runtuhnya material kubah lava akibat dari tekanan gas dari dalam.
Seiring dengan berlangsungnya suplai magma, gas vulkanik diproduksi secara kontinyu. Karena dinamika
tekanan, gas dapat tersumbat dan terakumulasi di bawah kubah lava dan terlepas secara tiba-tiba,
mendobrak kubah lava sehingga runtuh menjadi awanpanas.

“Seperti yang terjadi Minggu siang, didahului oleh Jumlah gempa Fase Banyak dan hembusan yang
tergolong tinggi,” tutur Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

“Ini merepresentasikan peningkatan tekanan dan intensitas pelepasan gas vulkanik.” Lanjut Hanik.

BPPTKG memantau, bahwa dari pukul 00:00 sampai dengan pukul 12:00 terjadi 29 kali gempa MP dan 14
kali gempa hembusan. Hal ini konsisten dengan data pemantauan suhu kubah lava sekitar 1 jam
menjelang letusan yang menunjukkan adanya kenaikan suhu pada beberapa titik pada kubah lava sekitar
100 derajat Celcius.

BPPTKG memperkirakan, baik APG maupun APL masih akan terjadi, karena suplai magma masih
berlangsung yang ditunjukkan oleh masih terjadinya gempa-gempa dari dalam seperti gempa Vulkanik
dangkal, Vulkanik dalam, dan Fase Banyak, dalam jumlah yang signifikan.

Meski demikian, hasil pemodelan menunjukkan jika kubah lava saat ini sebesar 461.000 meter kubik
runtuh, luncuran awanpanas tidak melebihi radius 3 km, sehingga PVMBG belum lagi merasa perlu untuk
meningkatkan status Gunung Merapi pada level III (Siaga).

Anda mungkin juga menyukai