Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKERIN

STUDI PERANAN ANALISA DRILL PIPE


PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PDSI) PROJECT JAWA

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDRUSTRI


(PRAKERIN)

Disusun Oleh :
RIKI OKTAPRIANDI WIJAYA
0002366405

SMK MIGAS CICURUG


DIBAWAH BINAAN SMK MIGAS CEPU & CIBINONG
KOMPETENSI KEAHLIAN: 1. Teknik Produksi Migas (TPP)
2. Teknik Pemboran Migas (TPM)
Alamat : Jl. Ciutara RT.01/01 Desa Nyangkowek Kec. Cicurug Kab. Sukabumi Telp.(0266) 731420,
Email: smkmigassmi@ymail.com

2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


STUDI PERANAN ANALISA DRILL PIPE
DI PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PDSI) PROJECT JAWA

Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti


Uji Kompetensi

Disusun Oleh :

RIKI OKTAPRIANDI WIJAYA

Disahkan Pada Tanggal : .............................................

Pembimbing I DU/DI Pembimbing II

JUNAEDI RONALD REAGEN

Mengetahui

Manager PT.PDSI Project Jawa kepala SMK MIGAS

KOMEDI IPAH SARIPAH,S.Pd.I

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat allah SWT yang telah

memberikan kekuatan lahir maupun batin kepada kita semua, dan atas berkat serta

rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini yang masih jauh dari

sempurna.

Sebagaimana di fungsikannya laporan praktek kerja industri ( Prakerin ) ini

adalah untuk mengikuti praktek kerja Industri ( prakerin ) di dunia usaha maupun di

dunia industri yang telah bekerja sama dengan SMK MIGAS CICURUG.

Berdasarkan acuhan undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, peraturan pemerintah No.39 Tahun 1992 Tentang peran serta

masyarakat dalam pendidikan nasional. Keputusan mendiknas Republik Indonesia

No.323/U/1997 Tentang pendidikan nasional.

Laporan ini di tulis dan di susun dengan baik sebagai salah satu bukti bahwa

penulis telah menyelesaikan praktek kerja industri ( prakerin ) selama 1 bulan dari

tanggal 12Februari 2018 sampai dengan 12 Maret 2018.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan ( prakerin ) di PT.PERTAMINA

DRILLING SERVICES INDONESIA (PDSI) , selama praktek kerja lapangan (

prakerin ) penulis di tempatkan di bagian laboraturium, Penulis mendapatkan

pengalaman dan pembelajaran baru yang belum pernah di ajarkan sebelum nya serta

penulis lebih mengetahui dan memahami tentang dunia industri.

iii
Penulis telah menyusun laporan karya tulis dari hasil melaksanakan praktek

kerja industri (prakerin) di PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

(PDSI) , Indramayu, selama 1 bulan dan karya tulis ini di sajikan dalam bentuk buku

laporan. Dalam penulisan laporan ini penyusun telah mendapatkan bantuan dari pihak

yang terkait baik itu bantuan secara moril, maupun materil, sehingga penulis dapat

menyelesaikan praktek kerja industri (prakerin) dan pembuatan laporan dengan baik.

Oleh karenanya penulis mengucapkan syukur dan banyak terimakasih kepada :

1. Ipah Saripah.S.Pd.I selaku Kepala SMK MIGAS CICURUG

2. Komedi selaku MANAGER unit PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES

INDONESIA (PDSI) PROJECT JAWA

3. Aziz Asrorudin selaku Asst.Man. Support PT.PDSI PROJET JAWA.

4. selaku pembimbing kami dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan

selama 1 bulan.

5. Seluruh staff dan karyawan PT. PERTAMINA DRILLING SERCIVES

INDONESIA (PDSI) PROJECT JAWA

6. Seluruh Dewan Guru SMK MIGAS cicurug yang telah memberikan support dan

dukungan dalam kegiatan Prakerin ini

7. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya penyusunan laporan ini.

Dan seluruh teman-teman kami yang senantiasa selalu mendukung dan memberi

semangat kepada kami semoga dengan disusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi

iv
penulis dan khususnya bagi pembaca.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

laporan ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik di hari yang akan datang.

Indramayu, 10 Maret 2018

Peserta Prakerin,

RIKI OKTAPRIANDI WIJAYA

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN OLEH PIHAK INSTANSI DAN SEKOLAH. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. LatarBelakang................................................................................ 2
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................ 2
1.3. Waktu pelaksanaan PRAKERIN .................................................. 3

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................................. 4


2.1.Profil Perusahaan............................................................................ 5
2.2. Tata Kelola Perusahaan PT. PERTAMINA DRILLING
SERVICES INDONESIA (PDSI) Project Jawa 6
2.3. Struktur Organisasi........................................................................ 8
2.4. Visi dan Misi Perusahaan............................................................... 9
2.4.1. Visi PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES
INDONESIA (PDSI)........................................................................... 9
2.4.2. Misi PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES
INDONESIA (PDSI)........................................................................... 9

BAB III. PEMBAHASAN..................................................................................... 10


3.1. Landasan......................................................................................... 10
3.2. Pengguna Swivel Dalam Pengeboran............................................ 10

BAB IV. SWIVEL.................................................................................................. 11


4.1. swipel.............................................................................................. 11
4.2 fungsi swivel................................................................................... 11
4.3 bagian – bagian swivel.................................................................... 12

KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pin Connection

Gambar 4.2 Box Connection

Gambar 4.3 Standart Drill Pipe

Gambar 4.4 Heavy Weight Drill Pipe

Gambar 4.5 Alumunium Drill Pipe

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahui dalam upaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi maka
usaha yang harus di lakukan adalah melaksanakan pemboran
pengembangan(eksploitasi).Pemboran eksploitasi adalah pemboran
pengembangan dari sumur-sumur eksplorasi yang bertujuan untuk mendapatkan
hidrokarbon dengan data-data lapisan formasi produktif yang telah di ketahui
sebelumnya. Pemboran dilakukan dengan menggunakan sekumpulan peralatan
yang disebut Rig.Pada dasarnya rig merupakan peralatan yang di gunakan untuk
membuat lubang yang mampu menembus kedalam formasi produktif. Rig
mempunyai lima sistem utama yaitu Sistem pengangkat(Hoisting System),Sistem
Pemutar (Rotaring System), Sistem Sirkulasi(Ciculating System), Sistem
Tenaga(Power System),Sistem Pencegahan Semburan liar(BOP System) serta
peralatan lain yang digunakan yaitu Handling tools.

Setelah di lakukan kegiatan eksploitasi maka akan dilakukan pemboran


pembuktian yang bertujuan untuk membuktika ada atau tidaknya suatu
hidrokarbon di dalam suatu lapisan dibawah permukaan bumi.Adapun persiapan
yang di lakukan sebelum pemboran yaitu,menetukan titik lokasi
pemboran,menentukan drilling yang akan di pergunakan,survey dan evaluasi
kondisi lingkungan,mencari dan menentukan tempat sumber air,membuat lokasi
dan jalan masuk,membuat pondasi dan cellar,moving in rig pemboran ,rig up
menara dan tajak pemboran.

Setiap melakukan proses pemboran sering terjadi masalah pemboran(Drilling


Problem),tentu hal ini dapat merugikan dan harus segala di lakukan
pencegahan.Salah satu usaha untuk mencegah terjadinya Drilling Problem yaitu
dengan mengetahui parameter-parameter bor.Untuk mengetahui parameter bor

1
ini diperlukan peralatan penunjang di luar lima sistem utama rig.Sekumpulan
peralatan yang mampu mengetahui parameter bor ini adalah Mud logging
unit.Mud logging ini merupakan peralatan penunjang yang bertugas untuk
mengetahui parameter bor,kondisi tekanan dan sifat batuan didalam formasi.

Dalam penulisan prakter kerja lapangan ini penulis akan membahas lebih
dalam mengenai ANALISA DRILL PIPE.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN)


Tujuan pelaksanaan kerja praktek di PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia Mundu Karangampel-Indramayu:

1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan sekolah mendengar kejuruan di


jurusan teknik perminyakan(pemboran), “SMK Migas Cicurug”,mata
pelajaran praktek kerja industri.
2. Membuka waasan tentang dunia secara nyata.
3. Mengetahui sejarah,struktur organisasi di PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia.
4. Mengetahui peralatan-peralatan pemboran dan sistem penunjangnya.
5. Mendapatkan pengalaman kerja di lingkungan industri.
6. Mempelajari jenis-jenis maintenance di PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia.
7. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari bangku sekolah.
8. Mempelajari Tentang Analisi ANALISA DRILL PIPEdi Pertamina.

Dengan selesainya penulisan laporan kerja praktek ini di harapkan dapat


memberikan manfaat bagi penulis maupun pembacanya,di antaranya yaitu :

a. Mampu menerapkan ilmu yang dapat di lapangan,sehingga menjadi


seorang pelajar yang siap dan berpengalaman.

2
b. Mampu mengembangkan interpersonak skill dan membiasakan diri
terhadap suasana kerja,sehingga pelajar terbiasa dengan dunia kerja
sesungguhnya.
c. Dapat mengetahui aspek terbaik terkait dalam industri pemboran,serta
permasalahan yang di hadapi dan pemecahkan masalah yang ada.

1.3 Waktu pelaksanaan prakerin

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini dilaksanakan pada tanggal 12Februari 2018

– 12 Maret 2018, di PT. Pertamina Drilling Services Indonesia(PDSI) Lamanya Praktek

Kerja Industri ini kurang lebih dari 30 hari.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA(PDSI)
PROJECT AREA JAWA

Alamat:
Jl. Raya Mundu, Dukuhjeruk,
Karangampel, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat 45283

4
2.1 PROFIL PERUSAHAAN

Dengan berubahnya status PERTAMINA sebagai suatu perseroan BUMN,maka kini


selain mengemban PSO(Public Service Obligation),PERTAMINA dituntut untuk
meraih laba dan menciptakan nilai bagi Negara dan para pemengku kepentingan.Oleh
karena itu PERTAMINA kini harus mampu mengelola keseluruhan spectrum usahanya
dengan efektif dan efisien.Salah satu kebijakan yang di tempuh adalah dengan
melakukan pemilihan segmen usaha dan pengelolaan nya agar dapat focus dan tanggap
terhadap persaingan usaha.

Pada awalnya Drilling Service merupakan fungsi bor di dalam organisasi


PERTAMINA Directorat Eksplorasi & Produksi.Upaya menjadikan Drilling Service
sebagai anak perusahaan sudah lama dilakukan,tetapi belum berhasil karena munculnya
beberapa kendala pada saat pelaksanaannya.

Menyikapi kondisi tersebut,pada tahun 1993 ada upaya untuk mengubah fungsi bor
menjadi bor mandiri, Upaya ini gagal karena di tolak oleh DKPP.Pada tahun 1996
pernah dicoba untuk di alih kelolah oleh YKPP(SK. 160/C00000/96-S0, tanggal 16
september 1996), tetapi upaya ini pun gagal karena tercapainya kesepakatan
pembebanan.

Lalu pada tahun 1999 mulai lagi di rintis pengelola fungsi bor menjadi unit usaha
Bor EP (Ref.SK Direktur utama No.Kpts-104/C00000/96-S0,tanggal 29 Mei
1999).Ternyata langkah ini membawa hasil yang positif.

Selanjutnya pada tahun 2001,dibentuk organisasi sementara dengan nama


PERTAMINA Drilling service Indonesia(PT.PDSI) (SK-Kpts.91/D00000/2001-
S0,tanggal 18 juni 2001).Lalu pada tahun 2002 berganti nama lagi menjadi Drilling
Service Dit. Hulu (Ref.SK Dirut No.Kpts-113/C00000/2001-S0,tanggal 23 oktober
2001 dan SK Direktur Hulu No.Kpts-011/D00000/2002-S0,tanggal 26 februari 2002).

Dalam perkembangannya, Drilling Service menjadi unit usaha Direktorat Hulu


sampai dengan bulan September 2005 dan kemudian beralih menjadi bagian dari
Direktorat pengembangan usaha PT.PERTAMINA EP. Akhirnya pada tanggal 12 juli
2006,berdasarkan SK Dirut No.Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling
Service Dit Hulu di kembalikan menjadi unit usaha di bawah Direktorat Hulu sebagai
persiapan membentuk anak perusahaan di tahun 2007.

PT.Pertamina Drilling Service Indonesia(PT.PDSI) berdasarkan Akta Notaris


Marianne Vincentia Hamdani No.13,tanggal 13 januari 2008.Pemegang saham adalah
PT Pertamina(persero) sebesar 99,87% dan PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE)
sebesar 0,13%.

5
2.2 Tata Kelola Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan operasinya PT.PDSI berinteraksi secara kelembagaan


dengan pihak-pihak lain yang terkait (stakeholder), yang sering kali terjadi benturan
kepentingan.Di sinilah manajemen mengupayakan perlunya kesimbangan perlakuan
yang di maksudkan agar perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya dan
bermanfaat bagi seluruh entitas masyarakat.Dalam konteks itulah,tata kelola perusahaan
(corporate governance) di jalankan,karena ia mengatur aspek-aspek yang terkait dengan
kesimbangan internal dan eksternal.Corporate governance merupakan proses dan
struktur yang di gunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan kegiatan
perusahaan. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kemakmuran bisnis dan
akuntabilitas perusahaan, agar dapat mewujudkan value bagi pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholderlainnya.

Good corporate governance(GCG) pada tatanan PT. PDSI di definisikan sebagai pola
pikir,pola tindak,dan pola kerja di seluruh jajaran fungsi perusahaan, guna menciptakan
sistem kerja yang efektif dan efisien, dalam pengelolaan sumber daya dan usaha serta
meningkatkan tanggung jawab manajemen pada pemegang saham dan skateholder
lainnya.

Adapun tujuan penerapan GCG(Good corporate governance)di PT. PDSI adalah di


maksudkan untuk :

1. Memaksimalkan value perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan


prinsip-prinsip transparansi, kemandirin,akuntabilitas,pertanggung jawaban,dan
kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

2. Terlaksananya pengelolaan perusahaan secara professional dan mandiri.

3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh organ perusahaan yang


didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Terlaksananya tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social


responsibility)terhadap stakeholder.

5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif,khususnya di bidang


driliing.

Adapun prinsip-prinsip GCG yang di jalankan PT.Pertamina Drilling Services


Indonesia adalah :

6
1. Tranparansi, keterbukaan dalam melaksanakan proses proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan
mengenai perusahaan.

2. Kemandirian perusahaan di kelola secara professional tanpa benturan


kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.

3. Akuntabilitas, kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ


sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan efisien.

4. Pertanggung jawaban, kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap


peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.

5. Kewajaran, keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang


timbul berdasarkan perjanjian dan atas peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

7
2.3 Struktur Organisasi

PROJECT
MANAGER JAWA

KOMEDI

ASST. MAN. ASST . MAN . SECURITY


MAINTENENCE LOGISTIK ASST.MAN.HTE MANAGER HSE MANAGER

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SUPPORT ASST. RIG MAINTENANCE ASSISTANT HTE SENIOR SECURITY ASST. HSE
MAN. SUPERINTENDENT SENIOR INVENTORY SUPERVISOR MAN. COORDINATOR
SUPERVISOR

AZIZ ASRORUDIN DEDY HARTANDI REZA YANUAR FERRY HUTAPEA ACHMAD SYAHRUDI HARRIS H.& FIRMAN
10 RIG

KOORDINATOR TOOL PUSHER CHIEF MEKANIK / HSE OFFICER RIG


ASSET ELEKTRIK

Dadang W.suharsono 10 RIG 10 RIG 10 RIG

8
2.4 Visi dan Misi Perusahaan

2.4.1 Visi

Untuk menjadi pemimpin regional dalam pemboran dan well service dengan standar
dunia.

2.4.2 Misi

Memberikan solusi terpadu yang berkualitas tinggi dalam pemboran, workovers, dan
well service. Dengan memaksakan nilai tambah lagi pelanggan, pemegang saham
karyawan, dan pemaku kepentingan lainnya.

9
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Drill Stem

Rangkaian pengeboran (DRIL STEM) merupakan serangkaian pipa yang saling


tersambung mulai dari terhubung dengan swivel sampai dengan mata bor. Adapun fungsi dari
rangkaian pengeboran (DRIL STEM) antara lain :

- Menurunkan dan menaikan mara bor.


- Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan.
- Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor.
- Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran)bertekanan tinggi ke mata bor.

Peralatan-peralatan yang termasuk rangkaian pengeboran (DRILL STEM) terdiri dari :

- Kelly (pipa segi).


- Upper Kelly Cook dan Lower Kelly Cook.
- Kelly Saver Sub (sambungan penghemat pipa segi).
- Drill Pipe.
- Drill Collar.
- Spesialized Down Hole Tools.

a. Kelly
Rangkaian pipa bor yang berbentuk irisan segiempat,segitiga,dan segienam. Kelly
ini dapat dimasukkan ke dalam Kelly Bushing. Jika tidak di pergunakan, missal pada
saat mencabut string, maka Kelly dapat di masukan dalam rat-hole di lantai bor.

Kelly merupakan bagian tunggal yang paling panjang di antara bagian batang bor.
Panjang nya total sekitar 40 ft, tapi ada juga yang 43,46,dan 54 ft.

b. Upper Kelly Cook


Suatu valve yang di pasang antara swivel dan Kelly. Fungsi utamanya (pada saat
tertutup) adalah untuk menjaga agar tidak terjadi tekanan dari lubang bor yang
bertekanan tinggi.

c. Lower Kelly Cook


Suatu keran yang terletak di antara kelly dan kelly saver sub, tugas utamanya untuk
menutup lubang dalam pipa agar tidak ada semburan dari dalam pipa bila ada tekanan
dari sumur atau dapat pula untuk menahan lumpur dari kelly sewaktu melaksanakan
penyambungan, sehingga terhindar lumpur tumpah tercecer.

10
d. Kelly Saver Sub
Di tempatkan di antara kelly dan drill string, sub ini digunakan untuk
memperpanjang umur kelly sehingga menghindari ulir bagian bawah cepat aus/rusak.
Saver sub ini memberikan sambungan antara pin end dari kelly dengan box end pada
drill string, sub ini di korbankan agar cepat rusak.

e. Drill Pipe
Bagian rangkaian pipa bor yang terpanjang untuk mencapai kedalaman lubang bor
yang di inginkan, fungsi utama drill pipe adalah untuk :

 Menghubungkan Kelly dengan drill collar dan mata bor di dasar lubang bor.
 Memberikan rangkaian panjang pipa bor, sehingga dapat menembus formasi yang
lebih dalam.
 Memungkinkan naik-turunnya mata bor.
 Meneruskan putaran dari meja putar ke mata bor.
 Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.

f. Heavy Weight Drill Pipe


Merupakan pipa yang menyerupai drill pipe,berdinding tebal dan lebih berat.
Fungsi HWDP adalah:

 Sebagai rangkaian transisi antara drill pipe dan drill collar.


 Sebagai pemberat yang fleksibel pada rangkaian pemboran berarah (directional
drilling).
 Sebagai rangkaian pemberat pada rig kecil untuk mengebor lubang yang relatif
kecil diameternya.

g. Drill Collar
Berbentuk seperti DP, tetapi diameter dalam nya lebih kecil dan diameter luar nya
sama dengan diameter luar “toll joint” DP. Sehingga dinding DC lebih tebal daripada
DP. Drill Collar ditempatkan pada rangkaian pipa borbagian bawah di atas mata bor.
Fungsi utama Drill Collar adalah :

 Sebagai pemberat (Weight On Bit = WOB), sehingga rangkain pipa bor dalam
keadaan tetap tegang pada saat pengeboran berlangsung, sehingga tidak terjadi
pembelokan lubang.
 Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil.
 Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu menahan
puntiran.

Perbedaan antara Drill Pipe dan Drill Collar :


 Perbedaan pokok nya terletak pada ukuran,berat,dan strength.

11
BAB IV
DRILL PIPE

4.1 Tinjauan Umum

4.1.1 Drill Pipe

Pipa baja yang berbentuk polos/licin. Bersifat lentur spek sesuai dengan kondisi sumur.
ukuran umum yang di pakai pada operasi pemboran yaitu 5”. Setiap section atau joint drill
pipe standart mempunyai tiga bagian pokok,yaitu: tube (pipe) dan tool joint pada kedua
ujung nya.

Tool joint terdiri dari dua jenis:

1. Pin Connection : tool joint pada bagian bawah drill pipe (DP) dimana ulir di buat
pada bagian luar,disebut “PIN”.

2. Box Connection : tool joint pada bagian atas drill pipe (DP) dimana ulir di buat
pada bagian dalam,disebut “BOX”.

Gambar 4.1 Pin Connection Gambar 4.2 Box Connection

12
 Fungsi Drill Pipe :
o Memberikan rangkaian panjang pipa bor,sehingga dapat
menembus formasi yang lebih dalam.
o Sebagai jalan dari lumpur pemboran (fluida pemboran)
o Dapat di pakai dalam pekerjaan seperti:
a) Pemancingan (fishing job)
b) Pengetesan sumur (well test)
c) Penyemenan (cementing)
d) Perangsangan (stimulation)
e) Runing casing liner

 Jenis Drill Pipe :

Drill Pipe di bagi menjadi 3 yaitu :


1. Standart Drill Pipe.
2. Heavy Weight Drill Pipe.
3. Alumunium Drill Pipe.

o Standart Drill Pipe

Drill Pipe ini biasanya digunakan dari permukaan tanah sampai ujung
atas Drill Collar. Susunan yang umum (dari atas ke bawah) adalah pipa
bor, drill collar dan mata bor (pahat).

Gambar 4.3 Standart Drill Pipe

13
o Heavy Weight Drill Pipe

HWDP biasanya digunakan pada kondisi khusus yaitu pada waktu


terjadinya down hole problem seperti pipa terjepit, sebagai rangkaian
transisi antara drill pipe dan drill collar, differential pressure pada
pemboran berarah dan sebagai pemberat yang fleksibel pada rangkaian
pemboran berarah (directional drilling).

Gambar 4.4 Heavy Weight Drill Pipe

o Alumunium Drill Pipe

Biasanya dipakai di tempat dimana keuntungan karakteristik fisik yang


dimiliki alumunium drill pipe diperlukan misalnya situasi transport dengan
helikopter dan lainnya, dan juga untuk pengeboran lebih dalam dari
kapasitas rig. Alumunium drill pipe bisa digunakan untuk mengebor sumur
lebih dalam dengan kapasitas drawwork yang terbatas.

Gambar 4.5 Alumunium Drill Pipe

14
4.1.2 Spesifikasi Drill Pipe

 Ukuran Drill Pipe

Drill pipe memiliki ukuran :


 3½
 4
 4½
 5
 5½
 6 5/8

Untuk ukuran 3 ½ digunakan untuk pekerjaan work over, ukuran 4 sampai 5


digunakan untuk pekerjaan drilling dan untuk ukuran 6 5/8 jarang sekali digunakan
dalam pekerjaan work over atau dalam pekerjaan drilling.

 Range (Panjang Drill Pipe)

Ukuran diameter luar body drill pipe akan menunjukan sebutan ukuran Drill Pipe.
Range drill pipe terdiri dari 3 macam range yaitu:

 Range 1 : dengan panjang kurang lebih 18 sampai 22 ft, biasanya dipakai


pada
menara pengeboran yang kecil dan pendek untuk pemboran sumur-
sumur dangkal (jarang dijumpai).
 Range 2 : dengan panjang kurang lebih 27 sampai 30 ft, dipakai pada
pemboran
sumur-sumur yang lebih dalam. Jenis ini banyak di pakai karna
lebih
efektif.
 Range 3 : dengan panjang kurang lebih 38 sampai 45 ft, dipakai pada
pemboran sumur
dalam dimana memungkinkan untuk pengangkatan dan sifat
pekerjaannya
yang membenarkan dipakai nya jenis ini. Panjang drill pipe
dihitung dari box
shoulder sampai kebelakang tool joint/pint shoulder (belakang pin).

4.1.3 Cara Kerja Drill Pipe

Sebagai penghantar putaran ke bit dan penghantar lumpur dengan cara di sambungkan
dengan top drive setelah itu di beri torsi (recomendasi torsi).

15
4.1.4 Penyimpanan
Jangan menyusun pipa langsung di atas lantai,rel,baja,atau beton.Pipa harus di
letakan paling sedikit satu ft di atas lantai dan jangan sampai kena debu atau tanah/lumpur.

4.1.5 Perawatan Drill Pipe


 Penempatan di dalam toll box atau di dalam dp box berguna agar drill pipe tidak
bengkok saat moving.
 Penggoresan pada pin dan box agar derat tidak berkarat.
 Penutupan dengan protector (dibagian pin dan box).
 Di bersihkan setelah digunakan.
 Pada waktu connection drill pipe dijaga agar pin tidak menumbuk shoulder dari
box.
 Pada waktu handling dari catwolk ke flloor pin harus dilindungi oleh protector
agar ulir tidak rusak.

4.1.6 Analisa Kerusakan Drill Pipe

 Rusak karena putaran kritis :


Pada saat drill stem berputar dapat mencapai suatu putaran yang akan
menimbulkan fibrasi (getaran) dan putaran yang demikian disebut putaran kritis.

 Pipa collapse saat drill stem test :


Hal ini dapat di sebabkan pipa kosong sewaktu memasukan string.

 Patah karena tarikan :


Putus karena tarikan sewaktu pekerjaan memancing atau rangkain terjepit,
berarti pipa telah mendapat tegangan tarik melebihi yiel point.

 Patah karena kelelahan (Fatique Failure) :


Sebab utama dari patah karena kelelahan adalah pipa mengalami
pembengkokan di lubang bor membengkok atau melewati dog leg.

4.1.7 Karat (corrosion)

Corrosion Fatique atau Fatique di lingkungan korosif, adalah penyebab yang lain
drill stem putus sebelum waktunya.

Zat-zat penyebab karat pada drill stem adalah :


 Oxygen : Penyebab korosi yang paling umum di jumpai oksigen dari air
dapat menyebabkan berkarat,fitting,menyebabkan washout dan lain-lain.

 Carbon dioksida : Dapat masuk kedalam lumpur pemboran dari air yang di
campur,pencampuran dengan udara di perlukan, crude oil yang di campur dan
aktifis bakteri.

16
 Hydrogen sulfide : Zat ini biasanya datang dari formasi, ia larut dalam air
membentuk asam yang korosif.

4.1.8 Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengkaratan

 PH atau exponent hydrogen : Jika PH di bawah 7 akan semakin tinggi


kecepatan pengkaratan dan pada umumnya kecepatan korosi akan berkurang
untuk PH di atas 7 dan umumnya pada lumpur di jaga sekitar 9,5.

 Temperature : Kecepatan pengkorosian akan naik untuk semakin tinggi


temperaturnya.

 Kecepatan aliran lumpur : Kecepatan pengkaratan naik bentuk semakin tinggi


kecepatan aliran lumpur.

 Strees tinggi : Daerah dengan stress yang tinggi akan lebih cepat karatan di
bandingberstress rendah.

17
BAB V
KESIMPULAN

 Drill Pipe (DP)

Merupakan salah satu dari rangkaian pipa bor yang panjang nya tergantung dari
kedalaman lubang pemboran, sehingga biasanya berjumlah paling banyak untuk
mencapai kedalaman lubang bor yang di inginkan.

Fungsi utama drill pipe adalah sebagai berikut :

o Menghubungkan Kelly terhadap Drill Collar.


o Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel kemata bor.
o Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi yang lebioh dalam.
o Memungkinkan naik turunnya rangkaian pipa dan mata bor.
o Meneruskan putaran dari meja putar kemata bor.

 Karakteristik Drill Pipe

Drill Pipe yang biasa di gunakan dalam operasi pemboran ada 3 jenis, yaitu :

1. Standart Drill Pipe


Digunakan dari permukaan sampai pada bagian atas drill collar. Pada
umumnya drill pipe di ikuti drill colaar diatas mata bor.

2. Heavy Weight Drill pipe(HWDP)


Drill pipe jenis ini berfungsi sebagai pemberat rangkain pipa bor pada
kondisi-kondisi khusus, misalnya pada waktu terjadi down hole problem,seperti
pipa terjepit (pipe sticking), runtuhan shale (slouging shale) dan sebagainya.

3. Alumunium Drill Pipe


Jarang sekali di pakai karena alumunium drill pipe digunakan pada kondisi
tertentu saja.

 Range dan Panjang

Ukuran dan panjang drill pipe di kategorikan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Short, panjang nya 18” sampai 22” (catatan : ukuran ini jarang digunakan dalam
suatu operasi pemboran)

2. Medium, 27” sampai 30”.

3. Long, 39” sampai 45”.

18
 Penyambungan Drill Pipe

Setiap section atau joint drill pipe standart umumnya mempunyai tiga bagian pokok,
yaitu tool joint pada kedua ujungnya, dan sebuah pipa (atau disebut tubs).

Kedua tool joint tersebut adalah :

 Pin Connection, yang terletak pada bagian bawah drill pipe dan ulirnya dibuat
pada bagian luar pipa.

 Box Connection, terletak pada bagian atas drill pipe dan ulirnya dibuat pada
bagian dalam pipa.

 Perawatan Drill Pipe

 Penempatan di dalam tool box atau di dalam dp box berguna agar drill pipe tidak
bengkok saat moving.

 Penggoresan pada pin dan box agar derat tidak berkarat.

 Penutupan dengan protector (di bagian pin dan box).

 Di bersihkan setelah di gunakan.

 Pada waktu connection drill pipe di jaga agar pin tidak menumbuk shoulder dari
box.

 Pada waktu handling dari catwalk ke floor pin harus dilindungi oleh protector agar
ulir tidak rusak.

19
DAFTAR PUSTAKA

1) Elva Ristya Intan Saputri 2015. Penerapan Sistem Sirkulasi Pemboran.

2) Bramasta Feldhen Novianda 2016 Analisa drill Pipe.

3) Reza Lubis 2016 Alat sirkulasi lumpur akademik minyak dan gas balongan
indramayu.

20
LAMPIRAN – LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai