Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penelaah :
Drs. Agus Wahyudi, M.Eng.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
i
ii
DAFTAR ISI
iii
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 107
C. Uraian Materi .................................................................................................. 107
D. Aktifitas Pembelajaran .................................................................................... 113
E. Latihan/Tugas ................................................................................................. 114
F. Rangkuman .................................................................................................... 114
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................................... 114
H. Kunci Jawaban ............................................................................................... 114
Kegiatan Pembelajaran 4 ............................................................................ 117
Sistem Transmisi ......................................................................................... 117
A. Tujuan ............................................................................................................. 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................. 117
C. Uraian Materi .................................................................................................. 117
D. Aktifitas Pembelajaran .................................................................................... 129
E. Latihan/Tugas ................................................................................................. 129
F. Rangkuman .................................................................................................... 130
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................................... 130
H. Kunci Jawaban ............................................................................................... 131
PENUTUP ..................................................................................................... 133
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 133
1. TINDAK LANJUT ............................................................................................ 134
2. Evaluasi .......................................................................................................... 135
3. Kunci Jawaban ............................................................................................... 136
GLOSARIUM ............................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 141
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 32. Pemeriksaan Suspensi Belakang.. 32
Gambar 33. Pemeriksaan Komponen Suspensi Belakang... 32
Gambar 34. Langkah Pelepasan Lengan Ayun.... 32
Gambar 35. Pemeriksaan Lengan Ayun... 36
Gambar 36. Pelepasan Peredam Kejut Belakang... 41
Gambar 37. Kerusakan Peredam Kejut... 42
Gambar 38. Drum Brake dan Disc Brave.... 43
Gambar 39. Kompoen Rem Tromol.. 43
Gambar 40. Rem Kondisi Belum Bekerja... 44
Gambar 41. Rem Kondisi Bekerja... 46
Gambar 42. Rem tromol Single Leading... 47
Gambar 43. Tromol Double Leading... 48
Gambar 44. Self Energizing Effect.... 49
Gambar 45. Silinder Roda Bertingkat... 49
Gambar 46. Kanvas Rem... 50
Gambar 47. Sepatu Rem... 51
Gambar 48. Kampas Rem dengan Perekat.. 52
Gambar 49. Kampas Rem dengan Keuangan... 53
Gambar 50. Rem Cakram... 55
Gambar 51. Rem Cakram Penggerak Hidrolis.. 56
Gambar 52. Komponen Rem Cakram.. 57
Gambar 53. Silinder Master Kondisi Diam... 58
Gambar 54. Silinder Mastetr Kondisi Bekerja... 59
Gambar 55. Silinder Master Kodisi Pedal Rem Dilepas.. 59
Gambar 56. Disc Brake... 60
Gambar 57. Brake Pad.... 60
Gambar 58. Pipas/Slang Rem.. 62
Gambar 59. Caliper.. 62
Gambar 60. Rem Cakram Sebelum Bekerja... 62
Gambar 61. Rem Cakram Muli Bekerja.. 63
Gambar 62. Rem Cakram Saat Bekerja... 64
Gambar 63. Rem Cakram Saat Bebas dari Kendaraan.. 65
Gambar 64. Engeluarkan Minyak Rem dari Kendaraan.. 65
vi
Gambar 65. Melonggarkan Katup Pembuangan.. 66
Gambar 66. Memasang Alat Brake Blender ke Katup Pembuangan.. 67
Gambar 67. Menutup Katup Pembuangan.... 67
Gambar 68. Melepas Caliper dari Garpu Depan... 67
Gambar 69. Menekan Piston Caliper... 68
Gambar 70. Melepas Pin Kanvas Rem... 68
Gambar 71. Perhatikan Pegas Kanvas Rem... 68
Gambar 72. Pasang Kanvas rem dan Pin.. 69
Gambar 73. Pemasangan Caliper pada Garpu... 69
Gambar 74. Pemeriksaan Cakram... 70
Gambar 75. Pemeriksaan Keolengan... 70
Gambar 76. Mengeluarkan Minyak Rem dari Silinder Utama... 71
Gambar 77. Melepas Sekrup dan Mur Engsel Baut... 71
Gambar 78. Melepas Snapring.. 72
Gambar 79. Pemeriksaan Silinder Master... 72
Gambar 80. Pemasangan Pegas dan Piston pada Silinder Utama.. 72
Gambar 81. Pemasangan Klip Pengunci... 73
Gambar 82. Pemasangan Tutup Karpet Piston... 73
Gambar 83. Melumasi Engsel Handel dan Pemasangan... 73
Gambar 84. Perhatikan Slang Rem ke Silinder Utama.. 74
Gambar 85. Menghubungkan Slang Rem ke Silinder Utama... 74
Gambar 86. Melepas Bracket Kaliper... 75
Gambar 87. Melepas Piston dari Caliper... 75
Gambar 88. Cara Pegambilan Sil Debu dan Sil Piston... 75
Gambar 89. Pemeriksaan Caliper dan Piston... 76
Gambar 90. Pengukuran dengan Micrometer... 76
Gambar 91. Pelumasan Komponen Sebelum Dipasang.... 77
Gambar 92. Pemasangan Pegas Kanvas Rem pada Badan Caliper... 77
Gambar 93. Pemasangan Bracket Caliper pada Caliper.... 77
Gambar 94. Pemasangan Slang rem ke Caliper... 78
Gambar 95. Pengukuran Diameter dalam Tromol rem... 78
Gambar 96. Pengukuran Ketebalan Kanvas Rem.... 78
Gambar 97. Pemeriksaan Tanda emasangan ada Wear Indicator Plate.. 79
vii
Gambar 98. Pemeriksaan Jarak main Bebas Rem Belakang.. 79
Gambar 99. Melepas Spatu Rem dan Pegas Pegas.... 79
Gambar 100. Melepas Mur, Baut dan Lengan rem.... 80
Gambar 101. Komponen Rem Belakang... 80
Gambar 102. Pemasangan Bubungan rem pada Panel rem... 80
Gambar 103. Perhatikan Tanda Pemasangan pada Plat Indikator.. 81
Gambar 104. Perhatikan Tanda Titk rem pada Lengan Rem... 81
Gambar 105. Pemasangan Sepatu Rem dan Pegas Rem... 82
Gambar 106. Sensor ABS pada Roda Depan dan Belakang..... 84
Gambar 107. Sensor Rem ABS Roda Depan.... 85
Gambar 108. Kendaraan dengan ABS dan Tanpa ABS Saat 87
Pengereman Mendadak....
Gambar 109. Frekwensi Tegangan AC pada Saat Rotor Berputar.... 89
Gambar 110. Cara Kerja Saat Pedal Rem ditekan... 90
Gambar 111. Cara Kerja Mode “Pengurangan Tekanan”.... 91
Gambar 112. Cara Kerja Mode “Penahanan (Holding)”.... 93
Gambar 113. Cara Kerja Mode “Penambahan Tekanan” 95
Gambar 114. Sinyal-sinyal dari Sensor Kecepatan Diterima oleh ECU... 96
Gambar 115. Grafik Hubungan Antara Ddaya Pengeremen &Slip Ratio 97
Gambar 116. Letak ABS pada HondaCBR 250R.. 98
Gambar 117. Letak ABS dari Dekat pada Motor Honda CBR 250R... 99
Gambar 118. Lampu Indikator Petunjuk ABS..... 103
Gambar 119. Diagram Sistem ABS Kendaraan Kawasaki... 107
Gambar 120. Kendaraan dengan ABS & Tanpa ABS saat Pengereman 108
Mendadak...
Gambar 121. Nama Bagian Bagian Kopling Manual...... 109
Gambar 122. Saat terhubung dan Terlepas.. 109
Gambar 123. Nama Bagian Koplin Otomatis.. 109
Gambar 124. Kopling Posisi terlepas.. 110
Gambar 125. Kopling Posisi terhubung... 110
Gambar 126. Saat Pedal Transmisi Ditekan.... 111
Gambar 127. Saat Plat & Kampas Kopling Posisi Merenggang... 112
Gambar 128. Nama Bagian Kopling Ganda... 116
viii
Gambar 129. Posisi Clutch Shoe Belum Mengembang.... 116
Gambar 130. Lengan Pengungkit.... 117
Gambar 131. Perbedaan Gigi Besar dan Kecil Terhadap Putaran... 117
Gambar 132. Transmisi dengan Suding Gear.. 118
Gambar 133. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi Geser Gigi1.... 118
Gambar 134. Aliran tenaga Transmisi Roda Gigi Geser Posisi Gigi 2... 119
Gambar 135. Transmisi dengan Contant Meshn.... 119
Gambar 136. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi TetapGigi1.... 120
Gambar 137. Aliran tenaga Transmisi Roda Gigi Tetap Posisi Gigi 2... 121
Gambar 138. Contoh Diagram Aliran tenaga.... 122
Gambar 139 Nama-nama Bagan Transisi... 123
Gambar 140. Nama nama Bagian Tansmisi... 124
Gambar 141. Nama nama Bagian Poros Lawan... 125
Gambar 142. Komponen/Peralatan Mekanisme Pemindah Gigi... 125
Gambar 143. Transmisi Posisi Netral.. 126
Gambar 144. Transmisi Posisi Gigi 1.... 126
Gambar 145. Transmisi Posisi Gigi 2.. 127
Gambar 146. Transmisi Posisi Gigi 3 127
Gambar 147. Transmisi Posisi Gigi 4 128
ix
x
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem Suspensi merupakan bagain kendaraan yang menghubungkan
rodaterhadap rangka.Kontruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan
dapat untuk berjalan dengan nyaman dan aman. Materi sistem suspensi dalam
modul ini membahas tentang: suspensi depan, yang membahas tentang macam
macam suspensi depan, peredam kejut/getaran dan 2 suspensi belakang, serta
materi praktik yang meliputi: a). pemeriksaan & perawatan peredam kejut depan
dan b). pemeriksaan & perawatan peredam kejut belakang.
Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju
(mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda motor,
dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh pengendaraan
yang aman. Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik
menjadi energi panas dalam bentuk gesekan.Materi sistem rem dalam modul ini
membahas tentang: rem tromol mekanis ( mechanical drum brakes), sepatu rem,
kanvas rem, rem cakram, cara kerja silinder master, disc brake (piringan
cakram), Brake pad/disc pad, pipa/slang rem, caliper, minyak rem, serta
pemeriksaan, dan perawatan sistem rem sepeda motor.
Sistem kopling dalam kendaraan adalah berfungsi untuk:1) meneruskan
poros engkol ke transmisi (versneling),2) melepaskan / memutuskan hubungan /
putaran antara poros engkol dengan transmisi serta dapat meneruskan putaran
poros engkol ke transmisi secera berangsur-angsur dan merata tanpa hentakan.
Materi sistem kopling dalam modul ini membahas tentang:fungsi kopling, jenis
kopling, nama-nama bagian kopling serta cara kerja dari kopling.
Sistem transmisi dalam kendaraan berfungsi untuk mengatur perbandingan
putaran mesin dengan roda belakang sehigga menghasilkan momen / tenaga
putar yang diinginkan.Materi sistem transmisi dalam modul ini membahas
tentang: prinsip kerja transmisi, fungsi transmisi, macam-macam transmisi,
nama-nama bagian transmisi, fungsi dari bagian bagian transmisi, serta proses
pengoperasian transmisi 4 kecepatan.
1
B. Tujuan Pembelajaran
2
C. Peta Kompetensi
Standar
Kelompok
Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
(SKG) (IPK)
Menelaah secara umum jenis mekanisme
katub
Menyetel celah katub
Menelaah secara umum sistem
pelumasan sesuai kebutuhan mesin
Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem
Perawatan berkala pendinginan
A mesin sepeda Memeriksa kondisi sistem pendingin
motor Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan
bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan
udara pada karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai
spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
Perawatan berkala Menelaah baterai
B sistem kelistrikan Memeriksa sistem lampu penerangan
penerangan & sistem Memeriksa sistem tanda
3
tanda sepeda motor Memeriksa sistem electric starter
Melakukan perbaikan ringan sistem
kelistrikan
4
Menelaah konstruksi blok silinder
Mendiagnosa kerusakan blok silinder
Memperbaiki kerusakan pada blok
silinder
Menelaah konstruksi piston
Mendiagnosa kerusakan piston
Memperbaiki kerusakan pada piston
Menelaah sistem pelumasan
Mendiagnosa kerusakan sistem
pelumasan
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pelumasan
Menelaah sistem pendingin
Mendiagnosa kerusakan pada sistem
pendingin
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pendingin
Menelaah sistem aliran bahan bakar
Perbaikan Mesin karburator
G
Sepedamotor step 2 Mendiagnosa kerusakan yang terjadi
pada karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem
pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pengapian
Menelaah sistem penerangan.
Menelaah sistem sinyal (tanda)
H Mendiagnosa kerusakan pada sistem
penerangan.
Mendiagnosa kerusakan pada sistem
sinyal (tanda)
5
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
Perbaikan sistem sistem penerangan
kelistrikan Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
Sepedamotor sistem sinyal (tanda)
Menelaah Sistem Pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan sistem pengisian
Menelaah Sistem starter electric
Mendiagnosa Sistem starter electric
Memperbaiki Sistem starter electric
Menelaah sistem suspensi
Mendiagnosa kerusakan pada sistem
suspensi
Memperbaiki kerusakan pada sistem
suspensi
Perbaikan chasis Menelaah sistem rem konvensional dan
dan SPT rem ABS
Sepedamotor Mendiagnosa kerusakan rem
konvensional (rem mekanik dan hidrolik)
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
I
Memperbaiki kerusakan sistem rem
konvensional (rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem
kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen
sistem transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
6
Pemeliharaan EMS Menelaah sistem injeksi bensin
(engine Management Mendiagnosa kerusakan pada sistem
J System) injeksi bahan bakar bensin
sepedamotor Memperbaiki kerusakan pada sistem
injeksi bahan bakar bensin
D. Ruang Lingkup
7
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan
dan bahan yang diperlukan dengan cermat serta identifikasi peralatan
keselamatan kerja dengan tepat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
SISTEM SUSPENSI
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi sistem suspensi ini, peserta
diharapkan dapat:
1. Menelaah materi sistem suspensi.
2. Mendiskripsikan komponen sistem suspensi
3. Membedakan jenis sistem suspensi
4. Mendiagnosis kerusakan pada sistem suspensi
5. Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
C. Uraian Materi
Sistem suspensi merupakan materi yang terdiri dari:
1. Suspensi depan, yang membahas tentang macam-macam suspensi
depan, peredam kejut/getaran
2. Suspensi belakang,serta materi praktik yang meliputi:
a. pemeriksaan & perawatan peredam kejut depan.
b. pemeriksaan & perawatan peredam kejut belakang.
Sistem Suspensi
Suspensi merupakan bagain kendaraan yang menghubungkan roda
terhadap rangka.Kontruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan
dapat untuk berjalan dengan nyaman dan aman.
Untuk itu sistem suspensi harus dapat :
1. Menyerap bantingan dan goncangan akibat kondisi jalan.
2. Meneruskan gaya pengereman dan pengemudian.
9
3. Mengantar gerakan roda.
4. Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan.
10
Peredam kejut / getaran
Tanpa peredam kejut/getaran
Garis diagram pada gambar diatas menjelaskan bahwa hanya dengan pegas
saja tidak sanggup untuk menyerap goncangan akibat kondisi jalanan.
Karena goncangan yang diterima pegas akan dikembalikan lagi sehingga
pegas akan bekerja dengan gerakan mengayun.
Dalam hal ini pengendara sepeda motor tidak nyaman dan berbahaya.
11
Fungsi peredam kejut/getaran
Untuk meredan getaran bodi sepeda motor, sehingga jalannya sepeda motor
dapat memberikan kenyamanan pada pengendara.
Energi gerakan dari bagian yang bergetar dirubah melalui gerakan menjadi
panas.
12
Prinsip kerja:
13
besar pada piston, sementara fluida tidak bisa keluar melalui saluran orifice
di piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman
terhadap gaya dari osilasi pegas suspensi, karena fluida dapat naik ke ruang
di atas piston dengan sangat mudah.
Memanjang (extension cycle)
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan bergerak dari bawah
naikke atas. Gerakan naik piston ini membuat fluida shock absorber yang
sudahberada di atas menjadi tertekan. Fluida shock absorber ini akan
mencari jalankeluar agar tidak tertekan oleh piston terus. Maka fluida ini
akan mendorong katup pada saluran orifice untuk membuka dan fluida akan
keluar atau turunke bawah melalui saluran orifice. Pada saat ini katup pada
lubang besar di piston akan tertutup karena letak katup ini yang berada di
atas piston. Fluida shock absorber ini menekan katup lubang besar di piston
ke bawah dan berakibat katup ini tertutup.Tapi letak katup saluran oriface
membuka karena letaknya yang berada di bawah piston, sehingga ketika
fluida shock menekan ke bawah katup ini membuka.Pada saat ini fluida
shock absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran oriface yang
kecil. Karena salurannya yang kecil maka fluida shock absorber tidak akan
bisa cepat turun ke bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber
melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas suspensi.
1. Gaya redam
Menurut gaya redam yang dihasilkan oleh shock absorber dibagi dalam
dua jenis yaitu single action dan double action.
a) Single action
Gaya redam yang dihasilkan oleh shock absorber hanya terjadi pada
langkah memanjang (ekspansion stroke) sedangkan pada langkah
memendek (compression stroke) tidak terjadi gaya redam.
b) Double action
14
Gaya redam yang dihasilkan oleh shock absorberterjadi pada
langkah memanjang (ekspansion stroke) dan langkahmemendek
(compression stroke).
Kontruksi
Menurut kontruksinya shock absorber dibagi dalam dua jenis yaitu mono
tube dan twin tube
1. Mono tube
Cara kerja pada saat compresion stroke terjadi fluida tertekan mengalir dari
silinder bagian bawah ke silinder bagian atas melalui katup pada
piston.Karena perpindahan fluida melalui lubang-lubang kecil pada katup,
terjadi tahanan yang mengakibatkan peredam getaran. Sedangkan pada
saat ekspansion stroke terjadi fluida akan mengalir dengan arah berlawanan.
Fluida akan kembali mengalir dari silinder bagian atas ke silinder bagian
bawah melalui katup pada piston. Dengan kembalinya fluida, maka tahanan
fluida menjadikan sebagai peredam getaran
15
2. Twin tube
Terdiri dari dua tabung dan posisi
tabung berada pada bagian bawah.
Bagian utama tutup (cover), tabung
luar (outer tube absorber shell),
tabung dalam (pressure tube)
dilengkapi katup kontrol
(cheekvalve), silinder luar
(reservoirchamber), silinder dalam
(workingchamber) dan piston
dilengkapi lubang-lubang kecil
(orifice) sebagai katup.
Cara kerja pada saat compresion stroke terjadi fluida tertekan mengalir dari
silinder dalam bagian bawah ke silinder dalam bagian atas melalui katup
pada piston. Fluida juga mengalir dari silinder dalam ke silinder luar, melalui
katup kontrol yang berada pada dasar silinder.Karena perpindahan fluida ini,
menjadikan peredam getaran, bekerja.Peredam terhadap getaran yang
terjadi pada roda-roda, ditimbulkan oleh tahanan aliran fluida. Sedangkan
pada saat ekspansion stroke terjadi fluida akan mengalir dengan arah yang
berlawanan. Fluida akan kembali mengalir dari silinder dalam bagian atau ke
silinder dalam bagian bawah, melalui katup pada piston. Demikian juga fluida
yang ada di silinder luar mengalir kembali ke silinder dalam melalui katup
kontrol.Dengan kembalinya fluida, tahanan aliran menjadikannya sebagai
peredam getaran.
Media Pengisi
Menurut media pengisi shock absorber dibagi dalam dua jenis yaitu oil type
dangas type.
16
Oil type
Tabung dalam (cylinder) berisi penuh dengan oli pada saat peredam
kejutbekerja, oli akan mengisi sebagian ruang pada tabung luar.
Gas type
Tabung dalam (cylinder) berisi
penuh dengan oli dan
dimasukkan gas nitrogen
bertekanan yang akan mengisi
ruang pada tabung luar pada
saat bekerja.
Jenis sistem peredam kejut depan yang umum digunakan pada sepeda
motor diantaranya:
1. Peredam kejut bottom link: Keuntungan :
a. Leading link type Pada saat pengereman, konstruksi
link akan menaikkan bagian depan
kendaraan, sehingga gejala
kendaraan menukik akibat
pengereman dapat diminimalisir.
17
Kerugian:
(a) Adanya link dan engsel
menyebabkan sistem peredam
kejut ini memerlukan perawatan dan
pelumasan rutin.
18
Sistem peredam kejut roda belakang
Sistem peredam kejut belakang yang umum digunakan pada sepeda motor
menggunakan swing arm pivot sebagai penunjang dan penahan rear axle.
Penggunaan swing arm pivot memberikan reaksi yang cepat pada roda
untuk bervariasi di berbagai kondisi jalan, disamping itu memiliki
kemampuan mengontrol gerakan roda dengan baik sehingga memberikan
kenyamanan dan keamanan berkendara.
19
didapatkan dari oli yang
meredam gerakan pegas,
melalui perubahan lubang
keluar masuknya oli pada saat
piston bergerak turun naik.
Pada saat piston bergerak turun (menekan), oli menahan gerakan tersebut
melalui sebagian besar aliran oli yang masuk melalui damping orifice,reaksi
terjadi akibat gerakan roda yangmenyentuh secara tiba-tiba bagian jalanan
yang menonjol. Pada saat tekanan pegas mengembalikan roda bergerak ke
atas (memanjang) maka gerakan akan tertahan dengan lembut, karena
adanya tekanan oli dari damping oil melalui lubang-lubang kecil orifice.
20
1. Rear arm component
2. Bush 1
3. Shaft, Pivot
4. Nut, Nylon
5. Seal, Guard
6. Guard, Chain
7. Bolt, Flange
8. Washer, Spring
9. Nut, Hexagon
10. Support, Chain
11. Screw, With Washer
12. Shock Absorber Assembly, Rear
Native Red
13. Washer, Plate
Gambar15. Swing Arm Type
14. Nut
15. Bolt, Hexagon
21
Umumnya suspensi tipe unit swing dipakai pada sepeda motor
yangmempunyai penggerak akhirnya (final drive) memakai sistem poros
penggerak.
Ada dua jenis type suspensi ini yaitu Double Suspensi dan Monoshock
Double suspension
Jenis ini mempunyai dua peredam
kejut yang mendukung bagian
belakangframe body dan swing arm.
Suspensi ini umum digunakan,
karena sangat sederhana proses
pemasangan, jumlah komponen yang
lebih sedikit, serta mempunyai sistem
dasar yang ekonomis.
Mono shock
Jenis suspensi ini mempunyai satu
peredam kejut yang mendukung
bagian belakang frame body dan
bagianswing arm. Suspensi ini
memiliki kontruksi yang rumit, tetapi
lebih stabil dibanding jenis double
suspension. Banyak digunakan
padasepeda motor modern untuk
keperluan sport.
Gambar No 18. Mono Shock
22
Monocross suspension
Tipe ini merupakan swing arm
tetapi memiliki bentuk danposisi
bantalan dari cushion unit yang
unik. Sistem monocross
suspension merupakan hasil
penemuanasli dari Mr. Telkens
berasaldari Belgia dan sistem ini
dikembangkan jauh oleh
Yamaha untuk penggunaan
Gambar 19. Monocross Suspension
yang praktis pada racing dan
mesin sport sebaik mesin jarak
jauh.
23
harusdiperbaiki.
24
4 Memeriksa suspensi depan Memeriksa kerja sistem
(teleskopik) suspense depan dengan
menekan bagian depan
sepeda motor beberapa kali
(denganremditahan).
Gerakan kepegasanharus
berlangsung dengan lembut
dan lancar,
Gambar23. Pemeriksaan Suspensi Depan
setelahditekanpegasharus
kembali keposisi
semuladengan
sedikittahanan.
Melakukan pembongkaran kompo- 1.Membukabagian-
5 nensuspensedepan bagian:spakbordepan, baut
penjepitgarpudan kakigarpu
depan.
CATATAN:Waktugarpuakan
dibongkar, kendorkan baut
garpu, tapi jangan dilepaskan
dulu.
2.Lepaskanbaut garpu.
A
W
A
S
!
!
Bautgarpuberadadibawah
tekananpegas.Berhati-hatilah
saatmelepaskannya.
25
3.Lepaskan pegas garpu,
keluarkan fluida garpu
dengan memompa tabung
garpu ke atas dan ke bawah
beberapa kali.
4.Lepaskansildebu
dancincin
stoppersiloli.
5.Tahanpenggeserg
arpupada ragum
dengan pemegang
lunakatau lap
bengkel. Lepaskan
baut soket garpu
dengan hexwrench.
6.Lepaskantorakgarpudan
pegasreaksidari tabunggarpu,
dan
tarikkeluartabunggarpudarislid
ergarpu.
26
7.Lepaskansil oli
denganmemakai
alatpelepas sil oli.
27
8
1.Sebelum dipasang,
semua komponen dicuci
dengan air atau larutan
yang tidak mudah terbakar dan
keringkan.
2.Pasang pegas reaksi dan
torak garpu kedalam tabung
garpu.
28
dengan menggunakan kunci
perkakas khusus.
29
Pompa tabung garpu beberapa
kali untuk mengeluarkan udara
palsudari bagian bawah tabung
garpu.
30
Pemasangan
Pasang tabung garpu pada
poros kemudi.
Tepatkan lubang baut dengan
alur pada pipa garpu.
31
Gambar 31. Susunan Peredam Kejut Teleskopik Setelah Dirakit
32
baut engsel dan bos lengan
ayun.
33
Lepaskan kait pegas pengembali
pedal rem dari lenganayun
34
Pemeriksaan lengan ayun
a. Jika selama sepeda motor dikendarai mengalami oleng kesalah satu sisi
tanpa sebab yang jelas maka ada kemungkinan salah satu dari peredam
kejutnya rusak. Periksalah keadaan peredam kejutnya. Jika terdapat
rembesan oli pada tabung, nyamankah! Hal itu berarti bahwa peredam
kejut bocor sehingga tekanannya tidak sama.
b. Jika selama sepeda motor dikendarai terasa tidak nyaman padahal
tekanan ban normal dan tidak terlalu keras, mungkin disebabkan oleh
peredam kejutnya yang tidak bekerja. Periksa semua peredam kejutnya.
Jika salah satu peredam kejut rusak, ganti keduanya. Untuk pemeriksaan
peredam kejut, tekanlah sepeda motor tersebut kebawah dan kemudian
lepaskan tekanan tersebut secara mendadak. Jika sepeda motor
melenting dengan cepat bagian badannya dan berayun-ayun maka
kemungkinan besar peredam kejutnya sudah tidakbekerja.
c. Periksa keadaan pegas suspensinya. Ukur panjang pegas dalam
keadaan pegas terlepas.
Jika panjang pegas melebihi ketentuan, pegas harus diganti.
Gangguan
Gangguan yang sering terjadi pada peredam kejut sepeda motor adalah:
1. Suspensi depan atau belakang terlalu lemah/keras.
2. Timbul suara abnormal dari suspensi.
Penyebab
Penyebab gangguan peredam kejut tersebut bisa kemungkinan mengalami:
1. Pegas yang sudah lemah.
2. Minyak peredam kejut yang tidak tepat. Apabila mempergunakan minyak
yangkekentalannya tidak tepat, maka peredam kejut akan terlalu
lunak atau terlalukeras.
35
Jumlah minyak peredam kejut yang kurang atau terjadi kebocoran.
Apabila jumlah pengisian minyak kedalam peredam kejut tidak sesuai
dengan ketentuan,maka suspensi akan terasa terlalu lunak atau terlalu
keras. Demikian pula apabila terjadi kebocoran, maka tekanan terasa
lunak.Oleh karena itu pengisian jumlah minyak harus sesuai dengan
ketentuan.
D. Aktifitas Pembelajaran
36
4. Mendiagnosis kerusakan pada sistem suspensi
5. Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
Selain itu diharapkan peserta pelatihan mampu mengidentifikasi peralatan
keselamatan kerja yang layak dipergunakan pada saat pelatihan di
bengkel agar kecelakaan kerja bisa dihindari.
E. Latihan/Tugas
Jelaskanmasing-masingkelebihandankekuranganyangdimiliki oleh:
1. Suspensi depanjenis bottomlink
2. Suspensi depanjenistelescopic
F. Rangkuman
Sistem suspensi merupakan salah satu bagian pada chasis sepeda motor
yangberfungsi menyerap bantingan, kejutan maupun getaran dari permukaan
jalan dengan tujuan meningkatkan keamanan, kenyamanan dan stabilitas
berkendaraan. Selain itu sistem suspensi juga berfungsi untuk menopang
body & rangka sepeda motor untuk menjaga letak geometris antara body &
roda-roda. Jenis sistem suspensi depan yang umum digunakan pada sepeda
motor diantaranya :
1. Suspensi Bottom Link/Pivoting Link, jenis ini dipergunakan pada sepeda
motor tipe cub (Leading link) dan scooter (Trailing Link) model lama, dan
belakangan inisudah tidak begitu populer.
2. Suspensi Telescopic, jenis ini paling banyak dipergunakan pada sepeda
motor cc kecil sampai dengan cc sedang.
37
Jenis-jenis sistem suspensi belakang sepeda motor di antaranya:
Monocross Suspension
Tipe ini merupakan swing arm tetapi memiliki bentuk dan posisi bantalan dari
cushion unit yang unik. Sistem monocross suspension merupakan hasil
penemuan asli dari Mr. Telkens berasal dari Belgia dan sistem ini
dikembangkan jauh oleh Yamaha untuk penggunaan yang praktis pada
racing dan mesin sport sebaik mesin jarak jauh.
38
kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang
dicapai.
H. Kunci Jawaban
39
40
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SISTEM REM
A. Tujuan
C. Uraian Materi
41
Sistem Rem
Sistem rem sepeda motor dirancang untuk mengontrol kecepatan/laju
(mengurangi/memperlambat kecepatan dan menghentikan laju) sepeda
motor,dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan untuk memperoleh
pengendaraanyang aman.Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi
gerak/kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan.
Pembagian tipe rem pada sepeda motor menurut konstruksinya :
1). rem tromol ( drum brake), dan 2). rem cakram (disc brake).
42
Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti:
sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs),
tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok
penggerak.
Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri
daripedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
1. Brake shoes
2. Return spring
3. Backing plate
4. Operating cam
5. Washer
6. Seal
7. Operating lever
8. Pinch bolt
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem
digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake
liningdikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang
berputarberlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem
roda dengangesekan. Pada sistem ini terjadi gesekan-gesekan sepatu rem
dengan tromolyang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa
menghentikan putarantromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal
expansion lining brake”.Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip
pendingin yang terbuat darialuminium–alloy (paduan aluminium) yang
memiliki daya penyalur panas yangsangat baik. Bagian dalam tromol akan
tetap terjaga bebas dari air dandebu kerena tromol mempunyai alur untuk
43
menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur
dan keluar dari lubang aliran.
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada
sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu :
Kondisi bekerja :
44
ketika pedal rem di injak, tuas rem
bergerak memutar brake cam maka
ada gaya putar pada brake cam
(bubungan rem) sehingga sepatu
rem bergerak (mengembang),
terdapat gesekan antara tromol dan
kanvas rem (brake lining) sehingga
Gambar No 39. Rem Kondisi Bekerja
terjadi pengereman.
45
Tromol putar maju
Sepatu primer :
Σ MA = 0
F.a + f.c – N .b = 0
F.a + N. μ.c – N.b =0
F.a + N .( μ.c – b ) = 0
N=[ ]
Sepatu sekunder :
ΣMB = 0
- F.a + f.c + n.b = 0
- F.a + N .μ . c + N .b
N=[ ]
Contoh Soal
Suatu kendaraan dilengkapi rem tromol model single leading dan secara
mendadak direm sampai mobil berhenti, hitunglah gaya reaksi yang bekerja
padasepatu rem I, bila diketahui :
F = 900 N
μ = 0.38
a = 170 mm
b = 80 mm
c = 25 mm
Ditanya : N = ?
46
Jawab:
47
Self energizing effect (gaya penguatan sendiri)
Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan
ditularkan dari master silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston
silinder ke luar.Hal ini, pada gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan
membawa kampas rem bergesekan dengan tromol.
Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan
menahan seperti yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan
antaratromol yang bergerak dan kampas rem akan mendorong sepatu rem ke
arahrotasi seperti yang ditunjukkan. Fenomena ini akan mengakibatkan:
48
yang lebih besar terhadap tromol. Hal ini disebut "self-energizing effect"
atau gaya penguatan sendiri. Saat sepatu sekunder terdorong keluar,
maka ujungkanvas rem akan menekan semakin kuat terhadap tromol,
sehinggakomponen rem tidak dapat bergerak lebih jauh.
3. Dalam proses ini, sepatu primer memiliki kekuatan lebih besar daripada
sepatu primer. Kedua sepatu rem memberikan gaya dari silinder roda dan
kedua sepatu berputar karena rotasi tromol. Tapi sepatu primer mendapat
kekuatan tambahan dari gaya reaksi yang memiliki arah sama dengan
arahputaran tromol. Dengan demikian, sepatu primer bekerja lebih
banyak daripada sepatu sekunder.Sehingga kanvas sepatu primer lebih
cepat ausdaripada kanvas sepatu sekunder. Untuk mengatasi hal ini,
maka pada remtromol jenis leading trailing menggunakan:
49
b.Kanvas rem pada sisi primer
dibuat lebih tebal dan lebih
keras.
Sepatu Rem
Disain sepatu rem yang paling terkenal untuk sistem rem yang lebih kecil,
adalah sepatu rem siap pakai yang dibuat dari baja.Pada sistem rem yang
lebih besar, campuran besi tuang,campuran aluminium, atau sepatu rem
yang terbuat dari campuran besi lunak,banyak digunakan akir-akhir ini.
Satu ujung sepatu rem duduk pada lubang jangkar (anchor bore) atau
tempat dudukan jangkar (anchor rest path). Sedangkan ujung sepatu rem
yang lain adalah duduk pada salah satu ujung piston wheel cylinder.
Tergantung pada susunan sepatu rem, apakah dalam posisi leading (primer)
atau dalam posisi trailing (sekunder).
50
Kanvas Rem
Kampas rem terbuat dari bahan campuran asbes atau fiber glass, resin
sintetis,bahan yang tahan terhadap gesekan dan bahan yang dapat
menyerap panas.Campuran dibuat dalam cetakan dalam bentuk dan ukuran
kampas rem yangdirencanakan lalu dikeringkan pada suhu dan tekanan
yang tinggi.
Jenis kampas rem ini dirancang untuk menahan tekanan dan temperatur
yangtinggi saat rem bekerja. Untuk maksud ini, kampas rem harus mampu
menyalurkan panas pada sepatu rem. Beberapa fiber glass yang dipakai
sebagaibahan kampas rem adalah pengantar panas yang baik, sehingga
untukmengimbangi hal ini, partikel-partikel yang halus seperti seng (zinc),
dapatdimasukkan dalam bahan kampas rem tersebut. Partikel-partikel logam
adalahpenghantar panas yang baik dan dengan demikian membantu
untukmemindahkan panas dari permukaan kampas rem ke permukaan
komponen yang lain.
Pemasangan kampas rem pada sepatu rem dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
Kampas rem dipasang dengan perekat (bonded lining)
Kampas-kampas rem ini
disatukan (dipasangkan) pada
sepatu rem dengan perekat
(adhesive) yang dikeringkan
dengan panas.
Selama proses perekatan,
bagian belakang kampas rem
dan meja dari permukaan
Gambar 46. Kampas Rem dengan Perekat sepatu rem dilapisi dengan
suatu perekat khusus.
Kampas rem dan sepatunya diklem [dijepit] bersama dan ditempatkan dalam
sebuah oven untuk pemanasan dan perekatan.Setelah pemindahan dan
51
pendinginan, lapisan diratakan setengah lingkaran agar sesuai dengan bentuk
tromol rem
Kampas rem dipasang dengan kelingan (riveted lining)
52
Honda GL100). Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanis dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Cara kerja rem cakram penggerak mekanik :
53
Rem cakram penggerak hidrolik
Rem cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor pada
umumnya. Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan
tenaga hidrolik (fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari
pedal/handel rem ke sepatu rem/ pad rem.
Mekanisme penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila
suatu fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan
tersebutakan diteruskan ke semua arah dengan sama rata. Gaya penekanan
pada pedal/handel rem akan diubah menjadi tekanan fluida oleh piston
master silinder, kemudian diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui
slang rem untuk menghasilkan gaya pengereman.
54
Rem penggerak hidrolik mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan penggerak mekanik, yaitu:
55
Komponen-komponen rem cakram penggerak hidrolis :
56
Cara kerja silinder master
57
Gambar52. Silinder Master Kondisi Bekerja
58
Gambar53. Silinder Master Kondisi Pedal Rem Dilepas
59
Disc brake (piringan cakram)
60
Pipa/slang rem
Caliper
Gambar57. Caliper
Minyak rem, merupakan fluida yang berfungsi sebagai media penerus gaya
pengereman dalam bentuk tekanan hidrolis ( hydraulic pressure) ke brake
piston pada caliper. Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung
minyak bumi, sebagian besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan
ester. Persyaratan kualitas yang diperlukan pada minyak rem antara lain :
1. Titik didih yang tinggi, agar tidak mudah mendidih oleh temperatur
yang tinggi akibat proses kerja pengereman. Minyak rem yang
mendidih akan menyebabkan berkurangnya gaya pengereman
61
karena timbul gelembung-gelembung udara di dalam saluran
minyak rem ( vapour lock).
2. Kemampuan mencegah karat pada logam dan karet. Kerapatan akan
berkurang bila minyak rem merusak seal, dan ini akan menyebabkan
kebocoran yang berdampak hilangnya tenaga hidrolis. Minyak rem dibuat
dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak karet, dan
menghindari karat pada logam.
3. Viskositas. minyak rem harus memiliki kekentalan ( viscosity) tertentu
untuk meneruskan tekanan dengan perubahan temperatur yang
bervariasi. Minyak rem mempunyai 4 klasifikasi FMVSS (Federal Motor
Vehicle Safety Standard). Klasifikasi ini berdasarkan titik didih minyak rem
tersebut, dinyatakan oleh DOT (Department Of Transportation). Semakin
tinggi nilai DOT, titik didih minyak rem tersebut semakin tinggi (atau
dengan kata lain kualitasnya juga semakin tinggi).
Hal-hal yang wajib diperhatikan dalam melakukan penanganan minyak rem
:
1. Jangan mencampur minyak rem yang memiliki kemampuan
berbeda,
2. Jangan sampai minyak rem tercemar dengan air atau minyak lain yang
tidak sejenis,
3. Menyimpan minyak rem yang tidak digunakan di dalam tempat kemasan
yang tertutup rapat. Kesalahan penanganan minyak rem akan
menyebabkan komposisinya berubah, menurunkan titik didih maupun
mengotori/mencemari minyak rem sehingga kualitasnya menurun.
Brake piston : Sebuah besi bulat yang memanjang dan menekan brake pad
ketika cairan hidrolik diterima dari silinder master.
62
Cara kerja rem cakram penggerak
hidrolik :
Sebelum bekerja :
Tekanan minyak rem = 0
Pad tidak menyentuh piringan
Mulai bekerja :
Tekanan minyak rem bertambah
Pad menyentuh piringan dengan
ringan
Gesekan kecil
Tenaga pengereman kecil
63
Bebas pengereman :
Tekanan minyak rem = 0
Pad kembali pada posisi semula
Gaya pengeremen = 0
TROUBLESHOOTING
A. Handel rem terasa kenyal
1. Ada udara palsu di dalam sistem hidraulik
2. Ada kebocoran pada sistem hidraulik
3. Kanvas rem/cakram rem kotor
4. Sil piston caliper aus
5. Mangkuk-mangkuk piston silinder utama aus
6. Kanvas rem/cakram rem aus
7. Caliper kotor
8. Caliper tidak bergeser dengan baik
9. Tinggi permukaan minyak terlalu rendah
10. Saluran minyak rem tersumbat
11. Cakram rem bengkok/berubah bentuk
12. Piston caliper menyangkut/aus
13. Piston silinder utama menyangkut/aus
14. Silinder utama kotor
15. Handel rem bengkok
B. Handel rem terasa keras
1. Piston caliper menyangkut/aus
2. Caliper tidak bergeser dengan bai
3. Saluran minyak rem tersumbat/tertahan
64
4. Piston silinder utama menyangkut/aus
5. Handel rem bengkok
C. Rem menyangkut
1. Kanvas rem/cakram rem kotor
2. Roda tidak terpasang dengan tepat
3. Kanvas rem/cakram rem aus berlebihan
4. Cakram rem bengkok/berubah bentuk
5. Caliper tidak bergeser dengan benar
6. Saluran minyak rem tersumbat
7. Piston caliper tertahan
65
Longgarkan katup pembuangan caliper
dan pompalah handel rem sampai
minyak rem tidak mengalir keluar lagi
dari katup pembuangan. Tutup katup
pembuangan.
66
Tutup katup pembuangan dan
mainkan handel rem. Jika terasa
lunak, buang lagi udara palsu.
Jika alat brake bleeder tidak
tersedia, lakukan pembuangan
udara palsu dengan cara berikut:
Naikkan tekanan sistem dengan
handel rem sampai tidak ada lagi
Gambar 65. Menutup Katup Pembuangan
gelembung-gelembung udara di
dalam minyak rem yang mengalir
keluar dari lubang kecil di dalam
kotak minyak rem dan terasa ada
tahanan pada handel
rem.
67
Kanvas Rem/Cakram Rem
68
Pastikan bahwa pegas kanvas
rem dipasang pada posisi seperti
tampak pada gambar.
69
Penggantian kampas rem
Permukaan gesek brake pad yang kotor karena debu atau terlihat mengkilap
dapat dipergunakan kembali setelah dibersihkan dengan cara diamplas.
Jangan menggunakan tekanan udara ataupun sikat kering untuk
membersihkan rem, karena debu rem mengandung partikel-partikel yang
berbahaya bagi kesehatan.
Brake pad wajib diganti apabila:
1. Ketebalan kurang dari batas service yang diijinkan.
2. Permukaan gesek brake pad terkena gemuk/oli pelumas.
70
Silinder Master (Silinder Utama)
Perhatian!
Hindari tertumpahnya minyak rem pada part yang dicat, atau terbuat dari
plastik atau karet. Tutupilah part-part ini dengan lap bengkel yang bersih
setiap kali menservis rem.
Pada saat melepaskan baut oli, tutupilah ujung slang untuk mencegah
terjadinya pengotoran.
71
1. Lepaskan klip pengunci (snap
ring).
2. Lepaskan piston dan pegas.
3. Bersihkan bagian dalam silinder
utama kotak minyak rem dan
piston dengan minyak rem.
72
Perakitan silinder utama (silinder master)
73
1. Lumasi engsel handel rem
dengan gemuk silikon. Pasang
handel rem dan baut engsel, dan
kencangkan baut.
Pasang dan kencangkan mur
engsel handel rem.
Pasang saklar lampu rem depan
dan kencangkan sekrup.
Gambar 81. Melumasi Engsel Handel Rem dan
Pemasangan
74
Caliper Rem
Perhatian !
Jaga agar minyak rem tidak tertumpah pada parts yang dicat, terbuat dari
plastik atau karet. Tutupilah part tersebut dengan lap bengkel yang bersih
ketika sistem rem diservis.
AWAS!
Jangan gunakan tekanan udara yang tinggi dan jangan meletakkan ujung
piston udara (air gun) terlalu dekat dengan lubang, karena piston akan
terdorong keluar dengan gaya besar sehingga dapat menimbulkan
kecelakaan.
75
Tekan sil debu dan sil piston ke
dalam dan angkat keluar.
PERHATIAN !
Hati-hati jangan sampai merusak
permukaan pergerakan piston.
Bersihkan alur sil, silinder caliper dan
piston dengan minyak rem bersih
Gambar 86. Cara Pengambilan Sil Debu dan
Sil Piston
Ukur diameter dalam silinder caliper; BATAS SERVIS : lihat buku manual
Ukur diameter luar piston caliper; BATAS SERVIS : lihat buku manual
76
Catatan :
Pastikan semua komponen dibersihkan sebelum dirakit kembali
Ganti dust seals dan piston seals dengan yang baru apabila keduanya
dilepas
Lapisi dust seals dan piston seals serta piston caliper dengan
minyak rem baru sebelum dipasang
77
Lapisi pin caliper dengan gemuk
silikon dan pasang bracket caliper
pada caliper.
Pasang kanvas rem dan caliper.
Rem Belakang
Pelepasan rem belakang
Lepaskan roda belakang.
Lepaskan panel rem dari roda belakang.
78
Ukur ketebalan kanvas rem.
BATAS SERVIS : 2,0 mm
Data kendaraan Kawasaki
Ninja:
Standard : 4,00 mm
Batas servis : 2,00 mm
Yamaha Scorpio: 1,0 mm
Gambar 94. Pengukuran Ketebalan Kanvas Rem
Gambar 95. Pemeriksaan Tanda Pemasangan pada Wear Indicator Plate & Brake Arm
79
Lepaskan sepatu sepatu rem dan
pegas-pegas.
80
Lumasi gemuk pada pin jangkar
dan bubungan rem.
Pasang bubungan rem pada
panel rem.
81
Pasang sepatu-sepatu rem dan
S pegas-pegas.
i Pasang panel rem pada hub roda
s sebelah kanan.
Pasang roda belakang.
t
e
m
Gambar 104. Sensor ABS pada Roda Depan (kiri) & Roda Belakang
(kanan)
82
Rem merupakan salah satu bagian utama dari setiap kendaraan karena
memiliki fungsi penting dalam pengoperasian kendaraan. Pada umumnya
kendaraan memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak pada berbagai
kondisi atau keadaan, di mana tenaga tersebut diperoleh dari motor melalui
pembakaran bahan bakar dalam silinder. Kendaraan berjalan pada jalan
yang tidak selalu rata, kadang menanjak atau menurun.Pada jalan yang
tidak selalu lurus terkadang kendaraan berbelok saat berada pada tikungan
dan berhenti sacara mendadak. Untuk mengatasinya, maka setiap
kendaraan harus dilengkapi dengan sistem pengereman yang lebih
aman.Pada saat pengemudi menginginkan kendaraan berhenti secara
mendadak serta ingin memperlambat laju kendaraan, maka rem sangat
dibutuhkan untuk mengontrol kecepatan kendaraan. Pada saat kendaraan
menurun, laju kendaraan akan bertambah cepat, maka dari itu peran rem
sangat dibutuhkan untuk memperlambat laju kecepatan kendaraan, agar
pengemudi dapat mengontrol kendaraan dengan aman. Pada umumnya
fungsi rem untuk memperlambat dan menghentikan laju kendaraan tanpa
memperhitungkan akibat saat pengemudi menginjak pedal rem secara
mendadak yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Pada saat bersamaan
roda kendaraan tiba-tiba akan mengunci. Misalnya di jalan yang bersalju dan
licin dibutuhkan pengereman yang optimal, karena pada kondisi jalan seperti
ini kestabilan arah kendaraan mudah hilang.
Pengereman dapat dikendalikan dalam keadaan stabil, bila adanya
hubungan sebagai berikut : antara tahanan didalam sistem rem lebih kecil
dari tahanan antara jalan dan ban.
Tahanan sistem rem tahanan antara ban dan jalan.Akan tetapi bila
hubungan ini terbalik, maka ban-ban akan mengunci dan kendaraan mulai
membuang (skidding).
Tahanan sistem rem tahanan antara ban dan jalan.
Akibatnya, bila roda depan mengunci, tidak mungkin untuk mengarahkan
kendaraan. Bila roda belakang mengunci, maka adanya perbedaan didalam
koefisien gesekan (coefficient of friction) diantara sisi kiri dan kanan pada
permukaan jalan akan menyebabkan terjadinya ngepot (“tail spin”) pada
bagian belakang kendaraan.
83
Oleh karena itu, kendaraan perlu dilengkapi sistem rem ABS agar lebih
aman. ABS merupakan sistem pengereman yang didesain untuk
menghindari terjadinya selip karena roda terkunci pada saat pengereman
yang mana hal ini akan dapat menimbulkan bahaya karena roda yang selip
akan menyebabkan kendaraan tidak dapat dikendalikan.
Saat ini teknologi keselamatan piranti pengereman Anti Lock Bracking
System (ABS) tidak hanya melulu untuk mobil. Motor pun sudah mulai
menerapkannya, meskipun para pembalap tampaknya akan sedikit pesimis
dengan adanya teknologi ABS di motor mereka, karena kesulitan memahami
penggunaannya di roda dua. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh
lembaga asuransi dan keselamatan jalan raya Amerika, Insurance Institute
for Highway Safety, mengungkapkan, motor dengan rem ABS 37 persen
lebih rendah untuk terlibat dalam kecelakaan fatal, dibandingkan motor tanpa
rem ABS.
Jadi, bagaimana ABS membantu pengendara motor ? Tidak seperti mobil
yang memiliki kontrol terpisah pada roda depan dan belakang, rem motor
bekerja bersamaan depan dan belakang. ABS berfungsi untuk mengurangi
tekanan rem ketika mendeteksi gejala sliding, dan akan meningkatkan
pengereman setelah traksi ban dipulihkan.
Sampai detik ini pun banyak di antara pengemudi yang memahami rem
sebagai penghenti laju kendaraan. Padahal, fungsi rem hanyalah
mengurangi putaran roda. Mengapa motor yang berlari kencang masih
meluncur ketika rem sudah diinjak sedemikian dalamnya. Apalagi bila
dilakukan dalam kondisi lintasan basah atau berpasir.
Penyebab masih meluncurnya motor setelah di rem bukan karena roda yang
masih berputar, tapi diakibatkan oleh gaya sentrifugal. Semakin kencang
pergerakan motor maka semakin besar potensi gaya sentrifugal yang
diterimanya ketika dilakukan penghentian mendadak. Pada motor tanpa fitur
ABS gaya sentrifugal yang besar bahkan mampu menyeret ban yang
terkunci oleh rem. Efek dari gaya sentrifugal memang hanya melempar
motor. Namun bisa dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal
diterima motor posisi roda depan sedang dalam keadaan miring ?, Maka
84
motor akan meluncur tak terkendali, bahkan paling fatal mengakibatkan
motor terbalik dan terjatuh.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS.
Kelebihan ABS
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian
roda saat pengeman mendadak di segala medan jalan.
Kondisi pengereman dengan menggunakan rem ABS memiliki berbagai
keuntungan seperti : penguasaan kontrol kendaraan yang lebih baik, jarak
pengereman yang lebih pendek, kendaraan lebih stabil.
Gambar 106. Kendaraan dengan ABS & Tanpa ABS saat Pengereman Mendadak atau
Jalan Licin
85
seimbang dengan kecepatan putaran rotor. Tegangan AC ini digunakan
untuk menginformasikan kecepatan roda ke ECU.
86
Bila pedal rem dibebaskan, minyak rem kembali dari sllinder piringan
rem ke master silinder rem melalui port "C" ke port "A" dan katup
pengontrol No.3 di dalam katup solenoid 3-posisi.
Pedal rem
Gambar 108. Cara Kerja saat Pedal Rem di Tekan (panah hitam) & saat Pedal Rem
dibebaskan (panah putih)
87
Pada waktu pengereman darurat (ABS digerakkan)
Bila salah satu dari kedua roda kira-kira akan mengunci pada waktu
pengereman secara tiba-tiba, actuator ABS mengontrol tekanan minyak rem
yang bekerja pada roda tersebut sesuai dengan sinyal yang dikirimkan oleh
ECU. Roda ini akan tercegah dari penguncian .
88
Master cylinder
Pedal rem
89
Nama alat Cara kerja
Katup solenoid Port “A” tertutup
tiga posisi Port “B” tertutup
Motor pompa On
Master cylinder
Pedal rem
90
dikontrol oleh pengulangan mode-mode penambahan tekanan dan
penahanan tekanan.
Master cylinder
Pedal rem
91
ECU dengan parameter kecepatan yang diperolehnya dari sensor
kecepatan akan mengetahui bilamana akan terjadi sebuah kejadian
deselerasi yang ekstrim (kecepatan turun secara ekstrim dan tiba-tiba)
yang dapat menyebabkan rem cakram nge-lock .
Ketika pedal rem diinjak, kecepatan roda akan berkurang selanjutnya
roda cenderung terkunci. Pada titik ini ABS control unit akan menghitung
deceleration kecepatan roda yang telah ditentukan pada sistem
pengereman. Jika sistem mendeteksi bahwa kendaraan dalam kondisi
yang tidak aman, ABS control unit segera memerintahkan untuk
mengurangi tekanan minyak rem pada kaliper. Ketika tekanan hidrolik
turun, kecepatan roda akan naik. Setelah kecepatan roda bertambah,
control unit akan memerintahkan untuk menambah tekanan minyak rem.
Oleh karena itu, roda akan segera terkunci kembali. Dengan demikian,
kecepatan dan pengereman mobil akan terkontrol kembali. Sewaktu
pedal rem diinjak, sistem ABS akan memberikan perlambatan kecepatan
kendaraan secara berangsur-angsur sampai kendaraan benar-benar
berhenti. Keadaan ini terjadi karena adanya penambahan dan
pengurangan tekanan minyak rem secara periodik sampai mobil benar-
benar berhenti dalam interval waktu yang sangat singkat.
92
Gambar 112. Sinyal-Sinyal dari Sensor Kecepatan yang Diterima oleh ECU
Seksi A
ECU menyetel katup 3-posisi ke mode pengurangan tekanan sesuai dengan
tingkat pengurangan kecepatan roda-roda, dengan demikian akan
mengurangi tekanan hidraulis didalam silinder disc brake.
Setelah tekanan turun, ECU memindahkan katup 3-posisi ke mode
penahanan (holding mode) untuk memonitor perubahan kecepatan roda.
Bila ECU menentukan bahwa tekanan hidraulis perlu dikurangi lagi, maka ia
akan menguranginya lagi.
Seksi B
Bila tekanan hidraulis di dalam silinder disc brake berkurang (seksi A), maka
tekanan hidraulis yang digunakan terhadap roda-roda akan menurun. Hal ini
93
memungkinkan roda yang sudah hampir mengunci untuk mempercepat.
Akan tetapi, bila tekanan hidraulis tetap rendah, kekuatan rem terhadap roda
akan menjadi kurang.
Untuk mencegah hal ini, ECU menyetel katup solenoid 3-posisi ke mode
penambahan tekanan dan kemungkinan lain ke mode penahanan (holding
mode), bila roda yang sudah hampir mengunci menambah kecepatan.
Seksi C
Karena tekanan hidraulis di dalam silinder disc brake ditambah perlahan-
lahan oleh ECU (seksi B), maka roda cenderung akan mengunci lagi.
Karena itu, ECU memindahkan lagi katup solenoid 3-posisi ke mode
pengurangan tekanan untuk mengurangi tekanan hidraulis didalam silinder
disc brake.
Seksi D
Karena tekanan hidraulis didalam silinder disc brake dikurangi lagi (seksi C),
maka ECU mulai menaikan tekanan lagi seperti dalam Seksi B.
Prinsip kerja:
Bila kendaraan dijalankan pada kecepatan konstan, maka kecepatan
kendaraan dan roda-roda adalah sama (dengan kata lain; ban-ban tidak
membuang). Akan tetapi, bila pengemudi menginjak pedal rem untuk
memperlambat kendaraan, maka kecepatan roda-roda akan berangsur-
angsur berkurang dan tidak lagi sesuai dengan kecepatan bodi
kendaraan yang melaju dalam kelambanan (inersia) sendiri (mungkin
akan terjadi sedikit slip antara ban-ban dan permukaan jalan).
94
Catatan:
Slip ratio 0% menunjukkan suatu keadaan dimana roda roda berputar
bebas tanpa tahanan. Slip ratio 100 % menunjukkan suatu keadaan dimana
roda roda mengunci total dan ban akan membuang (skidding) pada
permukaan jalan.
Bila slip ratio melampaui 30%, maka tenaga pengereman akan berkurang
secara bertahap. Oleh karena itu, untuk menjaga agar tenaga pengereman
pada tingkat maksimal, maka slip ratio harus diusahakan agar selalu
berada dalam tingkat 10 sampai 30%. ABS direncanakan untuk
menggunakan slip ratio ini dari memaksimalkan kemampuan pengereman
tanpa memperhatikan keadaan jalan.
Gambar 113. Grafik Hubungan antara Daya Pengeremen dan Slip Rat
95
Penting :
Diatas jalan-jalan yang kasar, kerikil atau jalan jalan yang tertutup salju,
pengoperasian ABS dapat menghasilkan jarak penghentian yang lebih
jauh dibandingkan dengan kendaraan yang tidak menggunakan ABS.
96
Letak ABS dari dekat pada Motor Honda CBR 250R
Gambar 115. Letak ABS dari dekat pada Motor Honda CBR 250R
Selain itu, pada Honda CBR 250R terdapat ECU yang terletak bersamaan
dengan ABS Modulator yang di dalamnya terdapat pompa, reservoir, dan
katup solenoid in and out. Kedua katup tersebut yang akan membuka dan
menutup selama proses pengaturan tekanan fluida.
97
Berikut ini adalah gambar lampu indikator petunjuk ABS yang terdapat
pada speedometer
Pada Honda CBR 250R, ketika mulai menyalakan motor, lampu indikator
ABS akan menyala diam. Lalu, ketika motor mencapai kecepatan sekitar 10
km / jam atau lebih, lampu indikator ABS akan mati. Nah, pada saat inilah
kita dapat mendeteksi apakah sistem ABS motor berfungsi atau tidak.
Apabila setelah mencapai kecepatan dan motor tersebut ternyata lampu
ABS tersebut justru berkedip, itu menandakan bahwa ada masalah yang
terjadi pada sistem pengereman pada motor tersebut. Cukup dengan
membaca sekaligus menghitung jenis dan jumlah kedipan yang dihasilkan
lampu indikator tersebut, kita dapat mengetahui sumber kerusakan pada
motor tersebut. Kedipan panjang berarti angka puluhan, sedangkan kedipan
pendek menandakan angka satuan. Sebagai contoh, satu kedipan panjang
dan tiga kedipan pendek berjumlah 13. Angka tersebut merupakan tanda
bahwa rangkaian speed sensor bagian belakang motor Anda tidak berfungsi
dengan baik.
98
penambahan alat yang dinamakan Pressure Control Valve (PCV) atau katup
pengendali penekanan. Jadi dari tuas rem, minyak rem akan mengalir
melalui katup ini dulu baru sampai ke kaliper.
D. Aktifitas Pembelajaran
99
Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS
Mendiagnosis kerusakan rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik)
Mendiagnosis kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosis kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosis kerusakan komponen sistem transmisi
Memperbaiki kerusakan transmisi manual
E. Latihan/Tugas
F. Rangkuman
100
Rem tromol ( drum brake)
Rem cakram (disc brake).
1. Rem Tromol
Prinsip kerja rem tromol dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada rem
tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang
diam menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda.
Rem tromol mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem
cakram, yaitu adanya self energizing effect yang memperkuat daya
pengereman, hanya saja konstruksinya agak rumit dan tertutup sehingga
radiasi panas ke udara luardan water recovery kurang baik. Tipe rem
tromol yang digunakan pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Single leading shoe type / leading trailing shoe type
b. Double leading shoe type.
2. Konstruksi rem cakram
Pada umumnya terdiri atas cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi
tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit
& mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk
menekan & mendorong bahan gesek sehingga diperoleh daya
pengereman. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara
bahan gesek dan cakram. Menurut mekanisme penggeraknya, rem
cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Rem cakram penggerak mekanisme.
b. Rem cakram penggerak hidrolik.
101
3. Bebas penyetelan, meskipun celah antara kampas rem dan disc brake
akan selalu berubah, namun mekanisme rem cakram memungkinkan
terjadinya penyetelan secara otomatis.
4. Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit kecenderungan
menghilang pada saat disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang stabil
dapat terjamin.
5. Tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang utama
pada saat dua buah rem cakram digunakan, tidak akan ada perbedaan
gaya pengereman pada kedua sisi kanan dan kiri dari rem. Sehingga
sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik kesatu sisi.
6. Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar
dengan gaya Sentrifugal.
102
serta ingin memperlambat laju kendaraan, maka rem sangat dibutuhkan
untuk mengontrol kecepatan kendaraan. Pada saat kendaraan menurun, laju
kendaraan akan bertambah cepat, maka dari itu peran rem sangat
dibutuhkan untuk memperlambat laju kecepatan kendaraan, agar pengemudi
dapat mengontrol kendaraan dengan aman. Pada umumnya fungsi rem
untuk memperlambat dan menghentikan laju kendaraan tanpa
memperhitungkan akibat saat pengemudi menginjak pedal rem secara
mendadak yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Pada saat bersamaan
roda kendaraan tiba-tiba akan mengunci. Misalnya di jalan yang bersalju dan
licin dibutuhkan pengereman yang optimal, karena pada kondisi jalan seperti
ini kestabilan arah kendaraan mudah hilang.
Kelebihan ABS
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian
roda saat pengeman mendadak di segala medan jalan.
Gambar 118. Kendaraan dengan ABS & Tanpa ABS saat Pengereman Mendadak atau
Jalan Licin
103
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Kunci Jawaban
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan :
1. Handel rem terasa kenyal
a. Ada udara palsu di dalam sistem hidraulik
b. Ada kebocoran pada sistem hidraulik
c. Kanvas rem/cakram rem kotor
d. Sil piston caliper aus
e. Mangkuk-mangkuk piston silinder utama aus
f. Kanvas rem/cakram rem aus
g. Caliper kotor
h. Caliper tidak bergeser dengan baik
i. Tinggi permukaan minyak terlalu rendah
j. Saluran minyak rem tersumbat
k. Cakram rem bengkok/berubah bentuk
l. Piston caliper menyangkut/aus
m. Piston silinder utama menyangkut/aus
n. Silinder utama kotor
o. Handel rem bengkok
104
2. Handel rem terasa keras
a. Piston caliper menyangkut/aus
b. Caliper tidak bergeser dengan baik
c. Saluran minyak rem tersumbat/tertahan
d. Piston silinder utama menyangkut/aus
e. Handel rem bengkok
Slip ratio 0% menunjukkan suatu keadaan dimana roda roda berputar bebas
tanpa tahanan. Slip ratio 100 % menunjukkan suatu keadaan dimana roda
roda mengunci total dan ban akan membuang (skidding) pada permukaan
jalan.
105
106
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
SISTEM KOPLING
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Pembahasan materi sistem kopling dalam modul ini meliputi materi yang
membahas tentang : 1) fungsi dan jenis jenis kopling, 2) nama nama bagian
dan cara kerja dari kopling manual, 3) nama nama bagian dan cara kerja
kopling otomatis, serta nama nama bagian dan cara kerja dari kopling
ganda.
Kopling
Fungsi kopling
1. Dapat meneruskan poros engkol ke transmisi (versneling)
2. Dapat melepaskan / memutuskan hubungan / putaran antara poros
engkol dengan transmisi.
3. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi secera berangsur-
angsur dan merata tanpa hentakan.
107
Jenis kopling
Kopling manual
Terdiri atas beberapa bagian antara lain :
1. Cluch Outer (rumah kopling) berputar mengikuti putaran poros
engkol.
2. Friction Plate (Kampas Kopling) berputar mengikuti rumah kopling
3. Clutch Center (bagian tengah kopling) berputar mengikuti main shaft
(poros utama)
4. Clutch Plate (Pelat kopling) berputar mengikuti clucht center
Nama-nama bagian :
108
Cara kerja kopling
1. Posisi terhubung
Pegas koil menarik plat penekan (pressure plate).
Plat penekan menekan plat kopling (steel plate) dan kampas kopling
(friction plate).
Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terhubung
2. Posisi terlepas
Handle kopling di tekan.
Lifter plate (plat pengungkit) mendorong pressure plate.
Terjadi kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling
Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terputus/terlepas.
Kopling otomatis
Kopling jenis ini bekerja berdasarkan adanya gaya sentrifugal saat mesin
bekerja. Sehingga untuk kopling otomatis tidak perlu lagi menggunakan
handle kopling seperti hanya kopling manual.
109
Nama-nama bagian :
Cara kerja :
1. Posisi terlepas :
Putaran mesin masih rendah
Kampas dan plat kopling masih merenggang
Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terputus/terlepas
110
2. Posisi terhubung :
Putaran mesin bertambah tinggi.
Clutch weight (bobot Sentrifugal) bergerak menekan clutch plate.
Kampas dan plat kopling merapat.
Putaran mesin mnuju transmisi dan roda belakang terhubung.
111
Akibatnya clutch plate terdorong ke kiri.
Posisi clutch plate yang sedang ditekan oleh bobot sentrifugal bergerak
menjauh.
Plat dan kampas kopling kembali merenggang
Pemindahan gigi dengan mudah dapat dilakukan
Kopling ganda
Kopling ganda digunakan pada sepeda motor jenis bebek dengan tujuan
untuk mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada
awal start (mulai jalan)
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal dankopling sekunder yang bekerja secara konvensional.
Nama-nama bagian
Cara kerja
Putaran rendah :
Clutch shoe belum mengembang masih tertahan pegas.
Clutch drum juga belum berputar
112
Putaran poros engkol (mesin) menuju transmisi terputus
Gambar 127. Posisi Clutch Shoe Belum Mengembang (gambar atas) & Clutch Shoe
Sudah Mengembang (gambar bawah)
Putaran tinggi:
Clutch shoe mulai mengembang karena gaya sentrifugal.
Clutch drum ikut berputar karena terjadi gesekan antara clutch shoe dan
clutch drum
Putaran clutch drum dapat diteruskan ke kopling sekunder (manual)
Putaran poros engkol menuju transmisi terhubung
D. Aktifitas Pembelajaran
113
E. Latihan/Tugas
F. Rangkuman
Materi tentang kopling terdiri dari beberapa sub materi atau modul yang
membahas tentang : fungsi & jenis jenis kopling, nama nama bagian dan cara
kerja kopling manual, kopling otomatis serta nama bagian dan cara kerja dari
kopling ganda.
H. Kunci Jawaban
114
c. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi secera
berangsur-angsur dan merata tanpa hentakan.
2. Cara kerja kopling manual pada saat terhubung adalah sebagai berikut :
a. Pegas koil menarik plat penekan (pressure plate)
b. Plat penekan menekan plat kopling (steel plate) dan kampas kopling
(friction plate)
c. Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terhubung.
Sedangkan pada saat terlepas adalah sebagai berikut:
d. Handle kopling di tekan.
e. Lifter plate (plat pengungkit) mendorong pressure plate.
f. Terjadi kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling
g. Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terputus/terlepas.
115
116
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
SISTEM TRANSMISI
A. Tujuan
C. Uraian Materi
117
1. Transmisi
Fungsi :
Mengatur perbandingan putaran mesin dengan roda belakang sehigga
menghasilkan momen / tenaga putar yang diinginkan.
Lengan
Putaran cepat
Momen putar kecil
Putaran lambat
Momen putar besar
Gambar 129. Perbedaan Gigi Besar dan Kecil Terhadap Putaran & Momen
118
b. Macam-macam transmisi
Dengan gigi besar (sliding gear)
Gambar 131. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi Geser Posisi Gigi 1
119
Posisi gigi 1 (putaran output lambat momen besar )
Gambar 132. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi Geser Posisi Gigi 2
120
Gigi 1 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D
A D berhubungan
Gigi 2 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C
B C berhubungan
Gambar 134. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi Tetap Posisi Gigi 1
Gambar 135. Aliran Tenaga Transmisi Roda Gigi Tetap Posisi Gigi 2
121
Posisi gigi 2 (putaran out put makin cepat, momen makin kecil)
Contoh : Diagram aliran tenaga
122
Nama-nama bagian
123
Fungsi bagian-bagian transmisi
Main shaft (poros utama)
Poros utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi rumah
kopling dan gigi penggerak utama (driven gear primary)
Gigi geser : gigi yang dapat bergeser ( M 3 ) pada poros ke kiri / kanan
124
Countershaft (poros lawan)
Poros lawan selalu berhubungan dengan roda belakang melalui rantai roda.
Gigi mati ( C4 )
Gigi geser ( C2 )
Gigi-gigi pada main shaft dan counter shaft selalu disusun sebagai berikut :
1. Gigi MATI selalu berdampingan dengan gigi bebas
2. Gigi pada main shaft dengan gigi-gigi pada counter shaft di set
(dipertemukan) pada posisi gigi BEBAS bertemu dengan gigi MATI.
125
Mekanisme pemindah gigi
Mekanisme pemindah gigi transmisi dibantu oleh beberapa peralatan antara
lain :
Gear shift fork (garpu pemindah) kiri dan kanan 1.2
Gear shift stoper (tromol pemindah gigi) 3
Shift drum stoper (pelat stoper tromol pemmindah gigi) 4
Gear shift positive stopper (stoper tromol pemindah gigi) 5
Gear shift spindle (poros pedal transmisi) 6
Arm gear shift (lengan penarik-pendorong) 7
Pada saat shift pedal (pedal transmisi) ditekan, maka gear shift spindle
(poros pedal transmisi) akan berputar dan menyebabkan pula berputarnya
gear shift drum. Dengan berputarnya gear shift drum akan menggerakkan
shift fork kearah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga gigi
transmisi yang berhubungan dengan shift fork, akan bergerak sesuai dengan
pergerakan shift fork pada jalur, sehingga proses perpindahan gigi akan
berlangsung sesuai dengan perpindahan gigi yang dikehendaki.
126
Proses pengoperasian transmisi 4 kecepatan
Posisi netral
Posisi gigi 1
Agar gigi C1 dapat memutar poros lawan (counter shaft), yaitu dengan cara
menggeser gigi geser C3 kea rah gigi C1 agar DOG pada gigi C3 masuk ke
dalam DOG HOLE pada gigi C1 , sehingga gigi C1 akan berubah menjadi
gigi mati.
127
Posisi gigi 2
Posisi gigi 3
128
Posisi gigi 4
D. Aktifitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas
1. Jelaskan fungsi dari transmisi pada kendaraan !
2. Bila roda gigi kecil berputar 1200 kali dalam 1 menit, berapa kali roda gigi
besar berputar dalam waktu yang sama ( 1 menit ).
129
Lihat gambar bawah
F. Rangkuman
130
H. Kunci Jawaban
putaran.
131
132
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul diklat sepeda motor dengan judul ”Perbaikan chasis dan SPT sepeda
motor” ini memuat materi tentang :
133
SISTEM TRANSMISI, MEMBAHAS TENTANG :
1. Fungsi & prinsip kerja dasar kerja transmisi
2. Macam macam transmisi :dengan gigi besar (sliding gear), gigi
tetap (constant mesh).
3. Aliran tenaga transmisi roda gigi geser, aliran tenaga transmisi
roda gigi tetap
4. Nama nama bagian transmisi serta fungsi dari bagian bagian
tersebut
5. Proses pengoperasian transmisi 4 kecepatan: posisi netral, posisi
gigi 1, gigi 2, gigi 3 dan gigi 4.
1. TINDAK LANJUT
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
a. Menelaah sistem suspensi
b. Mendiagnosis kerusakan pada sistem suspensi
c. Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
d. Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS
e. Mendiagnosis kerusakan rem konvensional (rem mekanik dan
hidrolik)
f. Mendiagnosis kerusakan rem ABS
g. Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional (rem mekanik
dan hidrolik)
h. Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
i. Menelaah sistem kopling
j. Mendiagnosis kerusakan pada sistem kopling
k. Memperbaiki kerusakan sistem kopling
l. Menelaah sistem transmisi
m. Mendiagnosis kerusakan komponen sistem transmisi
n. Memperbaiki kerusakan transmisi manual
Dan penulis sadar bahwa isi dari modul diklat ini masih jauh dari sempurna,
jauh dari harapan bapak/sdr/i sebagai pengguna modul, oleh karena itu
134
penulis mengharapkan kritik, saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan perbaikan dari modul ini .
2. Evaluasi
135
3. Kunci Jawaban
Bila hanya satu rem yang bekerja atau rem menarik, maka :
a. Periksa keausan pada bantalan dan sepatu rem kemungkinan
persentuhannya tidak merata
b. Periksa keadaan master silinder
c. Periksa keadaan silinder roda
4. Fungsi kopling adalah sebagai berikut :
a. Dapat meneruskan poros engkol ke transmisi (versneling)
Dapat melepaskan / memutuskan hubungan / putaran antara poros
engkol dengan transmisi.
Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi secera
berangsur-angsur dan merata tanpa hentakan.
5. Cara kerja kopling manual pada saat terhubung adalah sebagai berikut :
a. Pegas koil menarik plat penekan (pressure plate)
b. Plat penekan menekan plat kopling (steel plate) dan kampas kopling
(friction plate)
c. Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terhubung.
136
Sedangkan pada saat terlepas adalah sebagai berikut :
Handle kopling di tekan.
Lifter plate (plat pengungkit) mendorong pressure plate.
Terjadi kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling
Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang terputus/terlepas.
6. Pada saat mesin putaran rendah maka :
Clutch shoe belum mengembang masih tertahan pegas.
Clutch drum juga belum berputar
Putaran poros engkol (mesin) menuju transmisi terputus.
7. Fungsi transmisi pada kendaraan adalah mengatur perbandingan
putaran mesin dengan roda belakang sehigga menghasilkan momen /
tenaga putar yang diinginkan.
8. Jumlah gigi pada roda gigi kecil adalah 8, sedangkan jumlah gigi roda
gigi besar adalah 16.
Jadi selama 1 menit roda gigi besar berputar = x 1200 putaran = 600 putaran.
137
138
GLOSARIUM
139
140
DAFTAR PUSTAKA
141
142
Penulis :
Muljo Rahardjo
Penelaah :
Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
Jakarta, Februari 2016
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
i
ii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN............................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................iiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL................................................................v
A. Petunjuk Bagi Peserta Diklat................................................................................vii
B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Instruktur..................................................................vii
PETA
KOMPETENSI.........................................................................................
viii
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat.................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Materi Pokok.......................................................................................................3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1......................................................................5
KETUNTASAN BELAJAR................................................................................5
A. Tujuan.................................................................................................................5
B. Indikator Keberhasilan.........................................................................................5
C. Uraian Materi.......................................................................................................5
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................8
E. Latihan / Kasus / Tugas.....................................................................................8
F. Rangkuman........................................................................................................8
G. Balikan dan Tindak Lanjut..................................................................................9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.....................................................................11
REMEDIAL PEMBELAJARAN........................................................................11
A. Tujuan................................................................................................................11
B. Indikator Keberhasilan........................................................................................11
C. Uraian Materi.......................................................................................................11
D. Aktivitas Pembelajaran.........................................................................................14
E. Latihan / Kasus / Tugas........................................................................................14
F. Rangkuman..........................................................................................................15
G. Balikan dan Tindak Lanjut....................................................................................15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3......................................................................17
iii
PENGAYAAN PEMBELAJARAN.....................................................................17
A. Tujuan..................................................................................................................17
B. Indikator Keberhasilan..........................................................................................17
C. Uraian Materi.......................................................................................................17
D. Aktivitas Pembelajaran.........................................................................................20
E. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................................20
F. Rangkuman..........................................................................................................21
G. Balikan dan Tindak Lanjut....................................................................................21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4......................................................................23
LAPORAN PENCAPAIAN KOMPETENSI .......................................................23
A. Tujuan..................................................................................................................23
B. Indikator Keberhasilan..........................................................................................23
C. Uraian Materi.......................................................................................................23
CARA PENGISIAN RAPOR SMK.....................................................................39
D. Aktivitas Pembelajaran........................................................................................44
E. Latihan / Kasus / Tugas......................................................................................44
F. Rangkuman.........................................................................................................45
G. Balikan dan Tindak Lanjut..................................................................................45
PENUTUP.........................................................................................................47
A. Kesimpulan.........................................................................................................47
B. Balikan dan Tindak Lanjut..................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................Error!
Bookmark not defined.
iv
DAFTAR TABEL
v
vi
CARA PENGGUNAAN MODUL
A. Petunjuk Bagi Peserta Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Pelajari petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi kegiatan dan
indikator pencapaian kompetensi.
2. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat
bertanya pada instruktur/fasilitator pengampu materi.
3. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap
materi yang dibahas.
4. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin
guru atau instruktur terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g. Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan
pada materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang
mengampu materi.
vii
4. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses
pembelajaran.
5. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
7. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk
membantu jika diperlukan
PETA KOMPETENSI
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
Dalam mempelajari materi pelatihan ini, ada empat materi pokok yang harus
dilaksanakan yaitu:
Materi Pokok I : Ketuntasan Belajar
Materi Pokok II : Remedial Pembelajaran
Materi Pokok III. Pengayaan Pembelaajaran
Materi Pokok IV. Laporan Hasil Belajar
1
C. Tujuan
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta diklat meliputi:
a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar
b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.
c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan
d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam modul ini mencakup:
a. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk menentukan
ketuntasan belajar
b. Hasil penentuan ketuntasan belajar diklasifikasikan ke dalam
kelompok tuntas dan belum tuntas
c. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program remedial
d. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program pengayaan
e. Hasil penilaian dan evaluasi disusun berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan yang akan digunakan oleh pemangku kepentingan
f. Hasil penilaian dan evaluasi dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan
g. Hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan perbaikan penyusunan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya
2
h. Hasil penyusunan rancangan pembelajaran digunakan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
D. Materi Pokok
3
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1.
KETUNTASAN BELAJAR
A. Tujuan
Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan ketuntasan belajar, serta
nilai ketuntasan belajar, dari hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran yang diampu.
B. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan materi pokok 1 “Ketuntasan Belajar”, meliputi:
1. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk menentukan
ketuntasan belajar
2. Hasil penentuan ketuntasan belajar diklasifikasikan ke dalam kelompok
tuntas dan belum tuntas
C. Uraian Materi
Materi ketuntasan belajar terurai dalam tiga sub materi, yaitu: (1) Pengertian
dan Tujuan Ketuntasan Belajar, dan (2) Nilai Ketuntasan Belajar.
Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Ketuntasan Belajar
Sub materi Pengertian Dan Tujuan Ketuntasan Belajar terdiri atas dua
bahasan, yaitu: pengertian ketuntasan belajar dan tujuan ketuntasan belajar.
5
b. Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya
dalam satu semester
c. Ketuntasan belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan
peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran.
d. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan
pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.
6
c. Ketuntasan belajar untuk kompetensi sikap ditetapkan berdasarkan
modus dengan predikat Baik (B)
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan
dalam bentuk angka dan huruf, yakni 100 – 0 untuk angka yang ekuivalen
dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
86 - 100 A
71 – 85 B
56 – 70 C
<=55 D
7
kalau motivasi dan kemampuan para pendidik cukup memadai, sekolah
dapat mempertimbangkan untuk menaikkan nilai ketuntasan belajar.
3. Sarana pembelajaran, yaitu semua perangkat penunjang keberhasilan
pembelajaran (misal: laboratorium, media pembelajaran, lingkungan
belajar, perpustakaan). Sehingga kalau sarana pembelajaran setelah
dianalisis cukup memadai, maka menaikkan nilai ketuntasan belajar
dapat dipertimbangkan.
4. Dukungan manajemen, yaitu kebijakan kepala sekolah beserta komite
sekolah, sistem pengelolaan administrasi dan informasi, jalinan
kerjasama dengan dunia usaha/industri dan masyarakat. Sehingga kalau
dukungan manajemen terhadap sekolah cukup besar, maka menaikkan
nilai ketuntasan belajar dapat dilakukan.
Kesimpulannya, keempat hal tersebut perlu diperhatikan bila sekolah akan
menaikkan nilai ketuntasan belajar yang akan dijadikan sebagai acuan
pencapaian target prestasi.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas,
dan merefleksi diri.
F. Rangkuman
Ketuntasan belajar dibedakan menjadi empat tingkatan: (1) ketuntasan
penguasaan substansi (kompetensi dasar), (2) ketuntasan belajar satu semester,
8
(3) ketuntasan belajar satu tahun ajaran, dan (4) ketuntasan belajar tingkat
satuan pendidikan. Pada Permendikbud no. 104 tahun 2014 dinyatakan: (1)
Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan dengan skor
rerata 71, (2) Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan ditetapkan
dengan capaian optimum 71, (3) Ketuntasan belajar untuk kompetensi sikap
ditetapkan berdasarkan modus dengan predikat Baik (B).
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 75. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 75 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 75.
9
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
REMEDIAL PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan remedial pembelajaran,
perancangan program kegiatan remedial pembelajaran, dan pelaksanaan
kegiatan remedial pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
B. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan materi pokok 2 “Remedial Pembelajaran” adalah:
1. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program remedial
2. Hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan perbaikan penyusunan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
C. Uraian Materi
Materi Remedial Pembelajaran diuraikan dalam tiga sub materi, yaitu: (1)
Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran, (2) Perancangan dan
Pelaksanaan Remedial Pembelajaran.
Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran
Sub materi 1 “Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran diuraikan
dalam dua unsur, yaitu: Pengertian Remedial Pembelajaran , dan Tujuan
Remedial Pembelajaran.
11
lingkungan yang ada di sekitar para peserta didik tersebut. Ada yang sangat
mendukung, namun ada pula yang kuarang mendukung. Sehingga wajar kalau
prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik berbeda-beda pula.
Menghadapi kenyataan ini, pendidik perlu bertindak bijak. Yakni melakukan
tindakan perbaikan untuk peserta didik yang prestasi hasil belajarnya di bawah
nilai ketuntasan belajar tersebut. Tindakan ini disebut sebagai kegiatan remedial
pembelajaran.
Istilah remedial berasal dari kata “remedy” yang memiliki arti
“menyembuhkan”. Dalam pengertian yang lebih umum, banyak orang yang
mengartikan remedial sebagai tindakan perbaikan. Memang kegiatan remedial di
sekolah sering dilakukan melaui perbaikan-perbaikan, baik terhadap cara
memberikan penjelasan maupun perangkat yang digunakan. Hal ini dilakukan
untuk peningkatan prestasi hasil belajar.
Menyimak beberapa kegiatan yang dilakukan para pendidik di sekolah dan
asal kata istilah remedial, dapat diperoleh definisi remedial pembelajaran. Yaitu,
remedial pembelajaran merupakan tindakan lanjutan berupa kegiatan perbaikan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh peserta didik berdasarkan hasil belajar.
12
4. Melakukan percepatan pembelajaran, artinya bila remedial dilakukan
sejak dini dan konsisten, maka kesulitan belajar peserta didik akan
terdeteksi secara dini pula. Sehingga penyelesaiannya dapat dilakukan
lebih awal, yang pada akhirnya ketuntasan demi ketuntasan belajar
berikutnya dapat dicapai dengan lebih mudah.
13
1. Pembahasan ulang kompetensi yang harus dikuasai, yaitu membahas
kembali kompetensi yang masih belum atau kurang dikuasai oleh peserta
didik. Pembahasan ulang dapat dilakukan melalui: penjelasan oleh
pendidik, diskusi atau tanya jawab, atau penjelasan oleh tutor sebaya.
2. Latihan untuk penguatan penguasaan kompetensi, adalah penerapan dari
apa yang telah dibahas agar penguasaan kompetensi peserta didik
menjadi lebih baik (meningkat).
3. Postes (tes penguasaan kompetensi), merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk pengukuran penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang harus diperbaiki.
Pengelolaan kegiatan remedial dapat dilakukan secara: individu/perorangan
atau kelompok. Sedangkan pengelolaan waktu remedial dapat dialkukan di luar
waktu terjadwal, namun dapat juga dilakukan di dalam waktu terjadwal.
Pelaksanaan di luar waktu terjadwal biasanya dilakukan setelah waktu belajar
normal (setelah jam belajar usai). Sedangkan untuk pelaksanaan di dalam waktu
terjadwal, biasanya dilakukan pada pembelajaran praktik. Peserta didik yang
menjalani remedial pembelajaran diberi bimbingan, selanjutnya diminta berlatih
sampai menguasai kompetensi. Sedangkan peserta didik yang lain melanjutkan
pekerjaan pada tugas berikutnya. Namun pada pembelajaran teori dapat pula
dilakukan di dalam waktu terjadwal, biasanya dilakukan pada waktu yang telah
dialokasikan sebelumnya (sudah direncanakan, untuk kegiatan remedial
pembelajaran). Hal ini dirancang sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan
(sebelum awal semester).
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas,
dan merefleksi diri.
14
3. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Remedial
Pembelajaran
4. Kelompok 4 sd 6 membahas Perancangan dan Pelaksanaan Remedial
Pembelajaran
5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
6. Waktu pembahasan 30 menit
F. Rangkuman
Remedial pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan peserta
didik. Karena kesulitan yang mereka dihadapi akan diatasi melalaui perbaikan-
perbaikan dalam kegiattan remedial ini. Tujuan remedial pembelajaran meliputi:
mengatasi kesulitan belajar, meningkatkan penguasaan kompetensi,
meningkatkan prestasi hasil belajar (agar memenuhi ketuntasan belajar), dan
melakukan percepatan belajar. Sebelum dilakukan tindakan, harus ada
perancangan kegiatan berdasarkan prestasi hasil belajar yang ditinjau dari
ketuntasan belajar. Sehingga tindakan yang dilakukan akan memiliki kesesuaian
dengan kesulitan peserta didik dalam pencapaian penguasaan kompetensi.
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Remedial
Pembelajaran ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi
Remedial Pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Remedial Pembelajaran agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat
15
atau membuka materi dengan nilai minimal 75. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 75 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 75.
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PENGAYAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan pengayaan pembelajaran,
perancangan program kegiatan pengayaan pembelajaran, dan pelaksanaan
kegiatan pengayaan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
B. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan materi pokok 3 “Pengayaan Pembelajaran” adalah:
1. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program pengayaan
2. Hasil penyusunan rancangan pembelajaran digunakan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
C. Uraian Materi
Materi Remedial Pembelajaran diuraikan dalam tiga sub materi, yaitu: (1)
Pengertian dan Tujuan Pengayaan Pembelajaran, (2) Perancangan dan
Pelaksanaan Pengayaan Pembelajaran.
Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Pengayaan Pembelajaran
Sub materi Pengertian dan Tujuan Pengayaan Pembelajaran diuraikan dalam
dua unsur, yaitu: (1) Pengertian Pengayaan Pembelajatran dan (2) Tujuan
Pengayaan Pembelajaran.
17
remedial pembelajaran adalah untuk peserta didik yang prestasi hasil belajarnya
di bawah nilai ketuntasan belajar. Sedangkan tindakan pengayaan pembelajaran
adalah untuk peserta didik yang prestasi hasil belajarnya di atas nilai ketuntasan
belajar. Tindakan remedial pembelajaran dilakukan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan, sedangkan tindakan pengayaan pembelajaran dilakukan untuk
pengembangan penguasaan kompetensi peserta didik.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pendidik dalam melaksanakan
kegiatan pengayaan pembelajaran di sekolah, dapat dibuat suatu kesimpulan.
Yaitu, bahwa pengayaan pembelajaran merupakan kegiatan penambahan
pengalaman bagi peserta didik yang prestasi belajarnya sudah memenuhi
ketuntasan belajar atau melebihi dari yang ditetapkan pada kurikulum.
18
Sub Materi 2: Perancangan dan Pelaksanaan Pengayaan
Pembelajaran
Sub materi 2 “Perancangan dan Pelaksanaan Pengayaan Pembelajaran
diuraikan dalam dua unsur, yaitu: Perancangan Program Pengayaan
Pembelajaran, dan Pelaksanaan Program Pengayaan Pembelajaran.
19
yang diharapkan dari kegiatan ini, adalah untuk melatih peserta didik
bekerja dengan tekun, teliti, tidak tergantung dari orang lain. Namun dapat
bekerjasama atau berkolaborasi dengan pihak lain.
c. Pemecahan masalah, adalah kegiatan yang menuntut kemampuan
identifikasi, analisis, dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Dengan
kegiatan seperti ini diharapkan peserta didik dapat berlatih berpikir dan
bersikap kritis terhadap permasalahan yang terjadi. Hal ini akan menjadi
bekal positif ketika mereka berada di dunia kerja.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas,
dan merefleksi diri.
20
d. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
e. Waktu pembahasan 30 menit
F. Rangkuman
Peran pengayaan pembelajaran sangat penting dalam pengembangan
penguasaan kompetensi peserta didik. Tujuan pengayaan pembelajaran adalah
untuk penguatan penguasaan kompetensi, pengembangan kreativitas, dan
perlakuan adil kepada peserta didik. Tindakan pengayaan pembelajaran
ditujukan bagi peserta didik yang memiliki prestasi hasil belajar diatas atau sama
dengan nilai ketuntasan belajar. Perancangan kegiatan program pengayaan
pembelajaran dilakukan dengan cara: menganalisis prestasi hasil belajar,
mengelompokkan jenis keunggulan yang dimiliki peserta didik, dan menyusun
program pengayaan. Pelaksanaan pengayaan pembelajaran dilakukan melalui
kegiatan eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan masalah.
Sedangkan pengelolaan kegiatan dapat dilakukan melalui belajar mandiri dan
belajar dalam kelompok.
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Pengayaan
Pembelajaran ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi
Pengayaan Pembelajaran) ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pengayaan Pembelajaran agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 75. Bagi yang belum mencapai
21
nilai minimal 75 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 75.
22
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
LAPORAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Tujuan
Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan laporan pencapaian
kompetensi, format laporan pencapaian kompetensi serta cara pengisiannya
pada mata pelajaran yang diampu.
B. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan materi pokok 4 “Laporan Pencapaian Kompetensi”
meliputi:
1. Hasil penilaian dan evaluasi disusun berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan untuk keperluan pemangku kepentingan
2. Hasil penilaian dan evaluasi dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan
C. Uraian Materi
23
sebagai acuan satuan pendidikan untuk melihat keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan. Tentu keberhasilan secara global, karena data diperoleh dari
prestasi keseluruhan peserta didik yang terekam pada buku rapor tersebut.
24
a. Format Laporan Pencapaian Kompetensi dan Petunjuk Penggunaan
LAPORAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)
25
LAPORAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)
Nama Sekolah : a a
NISN/NSS : a a
Alamat Sekolah : a a
a a
Kode Posa aTelp.a a
Kelurahan : a a
Kecamatan : a a
Kabupaten/Kota : a a
Provinsi : a a
Website : a a
E-mail : a a
26
KETERANGAN TENTANG DIRI PESERTA DIDIK
27
........................................
.NIP:
CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(Kl-3) (Kl-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel
Antarmapel
0 – 100 0 – 100 SB/ B/ C/ K
Kelompok A (Wajib)
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
Kelompok C (Peminatan)
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
3 Pengolahan Logam
28
4 Dasar Teknik Mesin
1 Perkakas Tangan
2 Alat Ukur
3 Gambar Teknik
4 Mesin Perkakas I
5 Mesin Perkakas II
6 Alat Potong
Jumlah Nilai
Rata – rata
..........................................
Ketidakhadiran
................................. .......................................................
NIP:
29
Nama Sekolah : ................................ Kelas : ...............
Alamat : ................................ Semester : 1 (Satu)
Nama : ................................ Tahun Pelajaran : ...............
Nomor Induk/NISN : ................................
Deskripsi
Kelompok A
Keterampilan
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
30
Kelompok B
Keterampilan
3 Prakarya Pengetahuan
Keterampilan
Kelompok C
1 Fisika Pengetahuan
Keterampilan
2 Kimia Pengetahuan
Keterampilan
Keterampilan
31
2 Kelistrikan dan Konversi Pengetahuan Mampu mendeskripsikan prinsip
Energi dasar kelistrikan mesin dan
motor bakar, tetapi perlu
ditingkatkan pemahamannya
pada prinsip dasar turbin
Keterampilan
Keterampilan
32
III Paket Keahlian: Teknik Permesinan
Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
33
5 Mesin Perkakas II Pengetahuan
Keterampilan
Keputusan:
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
....................................... semester 1 dan 2, peserta didik ditetapkan
NIP: ............................... naik ke kelas ……… (............................)
tinggal di kelas ...... (............................)
Kepala Sekolah,
Orang Tua/Wali,
...........................
NIP.
.....................................
34
KETERANGAN PINDAH SEKOLAH
NAMA PESERTA DIDIK : .........................................................
KELUAR
........................, ……………
Kepala Sekolah,
………………….
NIP: ……………
Orang Tua/Wali,
………………….
........................, ……………
Kepala Sekolah,
………………….
NIP: ……………
Orang Tua/Wali,
………………….
........................, ……………
Kepala Sekolah,
35
………………….
NIP: ……………
Orang Tua/Wali,
………………….
b. Di Kelas ...................................
36
3 Nama Sekolah Asal ...................................
.............................
4 Masuk di Sekolah ini: ...................................
NIP: .....................
a. Tanggal ...................................
b. Di Kelas ...................................
Prestasi yang
No. Keterangan
Pernah Dicapai
1 Kurikuler a a
a a
a a
a a
a a
a a
2 Ekstra Kurikuler a a
a a
a a
a a
a a
a aa
37
3 Catatan Khusus a a
Lainnya a a
a a
a a
a a
a a
38
CARA PENGISIAN RAPOR SMK
39
Contoh:
Kegiatan Ekstra Kurikuler Deskripsi
1. Praja Muda Karana Sangat Baik. Juara LT I tingkat
(Pramuka) Provinsi
2. Usaha Kesehatan Sekolah Baik, aktif dalam setiap kegiatan
(UKS)
Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit :1 hari
Izin : --- hari
Tanpa Keterangan : --- hari
Kelompok A (Wajib)