Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN

PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN

MATA KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
DAN MENYUSUI

STIKES BINA BANGSA MAJENE


2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan

Karunia-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan pedoman atau

panduan praktek klinik kebidanan pada mata kuliah asuhan kebidanan nifas dan

menyusui untuk dipedomani mahasiswa jurusan DIII kebidanan STIKes Bina Bangsa

Majene.

Panduan praktek klinik kebidanan pada mata kuliah asuhan kebidanan nifas dan

menyusui memuat tentang pengetahuan dan keterampilan yang penting dipahami

mahasiswa serta mampu mempraktekkan cara membuat asuhan kebidanan masa

nifas serta melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan pedoman atau panduan praktek klinik

kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan dan kepada semua pihak yang berperan dalam proses

kegiatan praktek ini, dan kami ucapkan banyak terima kasih


I. ASUHAN KEBIDANAN IBU MASA NIFAS DAN MENYUSUI
a. Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah kala IV sampai dengan enam
minggu berikutnya (pulihnya alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil). Akan tetapi seluruh otot-otot genitalia baru pulih kembali seperti keadaan
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode kritis baik
bagi ibu maupun bayinya maka perlu di perhatikan

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2. Mendeteksi masalah secara komprehensif (deteksi dini), mencegah terjadinya
komplikasi yang mungkin timbul
3. Merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri sendiri,
nutrisi, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi pada bayi perawatan
tali pusat, dan perawatan sehari-hari
5. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana

c. Hal-hal yang pelu di pantau pada Masa Nifas


1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pengeluaran darah pervaginam/ lochea
3. Kondisi perineum: adakah tanda infeksi, penyembuhan luka
4. Kondisi uterus: kontraksi uterus, tinggi fundus
5. Fungsi berkemih
6. Fungsi saluran cerna
7. Tanda-tanda bahaya nifas: keluhan sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri
punggung, pembengkakan payudara (tanda-tanda mastitis)
8. Pemantauan keberhasilan pemberian ASI
9. Pemantauan emosi ibu
10. Bagaimana dukungan yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan
masyarakat untuk pengasuhan bayinya

d. Penatalaksanaan Masa Nifas


1. Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah
2. Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan
3. Beritahu ibu segera untuk menghubungi bidan bila ibu mengalami salah satu
tanda berikut:
a) Perdarahan berlebihan
b) Sekret vagina berbau
c) Demam
d) Nyeri perut hebat
e) Kelelahan atau sesak
f) Bengkak di tangan, wajah, tungkai
g) Sakit kepala atau pandangan kabur
h) Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan puting
4. Beritahu ibu cara menjaga kebersihan diri, seperti mengganti pembalut
minimal 2 kali sehari, membersihkan alat kelamin setiap selesai buang air
besar dan buang air kecil, mencuci tangan dengan sabun sesudah
membersihkan daerah kelamin, waktu yang baik untuk memulai hubungan
intim kembali
5. Beritahu ibu tentang pentingnya istirahat dan cara mengatur istirahat dan tidur
6. Beritahu ibu tentang pentingnya mengkonsumsi tambahan 500 kalori/ hari,
diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin), minum minimal 3 liter/
hari. Minum suplemen besi, diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin,
terutama didaerah dengan prevalensi anemia tinggi. Minum suplemen vitamin
A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah persalinan dan 1 kapsul
200.000 IU 24 jam kemudian.
7. Bimbing ibu untuk melakukan lathan atau senam nifas, merawat payudara,
penggunaan BH yang menyokong, menyusui Eksklusif
8. Memberikan pendidikan kesehatan, konseling KB dan memastikan ibu
menggunakan salah satu alat kontrasepsi
9. Ajarkan ibu dalam melakukan perawatan bayi sehari-hari
a) Memastikan bayi tetap hangat, mandikan bayi setelah suhu stabil, minimal
hingga 24 jam setelah persalinan. Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi
serta tutupi kepala bayi dengan topi
b) Tanyakan pada ibu atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu
dan bayi:
1) Adakah keluhan tentang bayinya
2) Apakah ada penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC,
demam saat persalinan, KPD > 18 jam, hepatitis B atau C, siphilis,
HIV/AIDS, penggunaan obat)
3) Apakh ada masalah bayi buang air kecil dan besar
4) Bagaimana frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
c) Lakukan pemeriksaan fisik bayi ketika keadan bayi tenang (tidak
menangis)
e. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Varney (2004) menambahkan satu langkahlagi dimana bidan diharapkan dapat
menggunakan kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses manajemen
sehingga bila klien membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan
dirujuk, segera dapat dilaksanakan. Proses manajemen kebidanan ini ditulis oleh
Varney berdasarkan Proses Manajemen Kebidanan American College of Nurse Midwife
(ACNM) yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut
Varney.

Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney adalah sebagai berikut :


Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu : Riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, meninjau catatan terbaru atau
catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal
yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultsi. Pada keadaan
tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan 5 dan 6 (atau menjadi
bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostic yang lain. Kadang-kadang
bidan perlu memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal
yang perlu disampaikan kepada dokter.

Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulakan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnose yang sfesipik. Kata masalah dan diagnosa keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosa tetapi
sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan
terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di
identifikasi oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh
diperoleh diagnosa “kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan
dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak menginginkan
kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap
proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut
tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan
menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.

Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mngisentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
ragkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memunkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh seorang wanita
dengan pemuaian uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan
kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya
pelihidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau
kehamilan kembar). Kemudian ia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk
mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan post
partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pemuaian uterus yang berlebiahan.
Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya juga mengantisipasi dan beriap-
siap terhadap kemungkinan terjadinya distocia bahu dan juga kebutuhan untuk
resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita
infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya
peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan
bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan
laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan
jika infeksi saluran kencing terjadi.

Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang


Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Jadi manajemen bukan hanyaselama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal
saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus, misalnya pada
waktu wanita tersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan
dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidikasikan situasi yan gawat dimana bidan
harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya,
perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai
APGAR yang rendah). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera sementara yan lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklampsia, kelainan panggul,
adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medic yang serius, bidan perlu
melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi tertentu seorang
wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau
tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorng ahli perawat klinis
bayi bru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien
untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan klien.

Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
reformasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau
dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan perkataan lain, asuhannya terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap
hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan k lien, agar dapat dilaksanakan
dengan efektif karena klien merupakan bagia dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh
karena itu, langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan
hasil pembahasan rencana bersama klien, kehidupan membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yan up to date serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang atau tidak akan dilakukan oleh klien.
Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadan klien dan
pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang
lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap
dan tidak berbahaya.

Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan


pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota
tim kesehatan yang lain. Jika bidn tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi


Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian
belum efektif.

II. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan setiap bidan dituntut untuk


mendokumentasikan dalam catatan pasien atau rekam medik. Dokumentasi ini sebagai
pertanggung jawaban dan pertanggung-gugatan bidan terhadap apa yang telah
dilakukan dalam pelayanan kebidanan.
a. Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan (proses asuhan kebidanan)
b. Fungsi Dokumentasi
1. Sebagai dokumen yang sah sebagai bukti atas asuhan yang telah di berikan
2. Sebagai sarana komunikasi dalam tim kesehatan yang memberikan asuhan
3. Sebagai sumber data yang memberikan gambaran tentang kronologis kejadian
kondisi yang terobservasi untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi respon
pasien terhadap asuhan yang telah di berikan
4. Sebagai sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian
c. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi :
1. Nilai hukum - catatan informasi tentang klien/ pasien merupakan dokumentasi
resmi dan mempunyai nilai hukum jika terjadi suatu masalah yang berkaitan
dengan pelanggaran etika & moral profesi, dokumentasi dapat merupakan
barang bukti tentang tindakan yang telah dilakukan bidan sekaligus sebagai
bahan pertimbangan dalam memberikan sanksi.
2. Jaminan mutu (quality control) pencatatan yang lengkap & akurat dapat menjadi
tolak - ukur dalam menilai asuhan yang telah diberikan dan menentukan tindak
lanjut berikutnya.
3. Alat komunikasi – merupakan alat “ perekam “ terhadap masalah yang terkait
dengan klien / pasien atau tenaga kesehatan lain. Dapat dilihat apa yang telah
terjadi/ dilakukan terhadap pasien/ klien , terutama pada keadaan dimana
pasien perlu dirujuk atau dikonsultasikan ke dokter /ahli gizi dsb.
4. Nilai administrasi termasuk salah satunya adalah biaya/ dana dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan/ acuan dalam menentukan biaya yang
telah dibutuhkan/ dikeluarkan untuk asuhan.
5. Nilai pendidikan, dapat di pergunakan sebagai bahan pembelajaran bagi peserta
didik kebidanan maupun tenaga bidan muda, karena menyangkut secara
kronologis proses asuhan kebidanan serta tindakan yang dilakukan (sistematika
pelaksanaan).
6. Bahan penelitian, dokumentasi yang rangkap & akurat dapat mempunyai nilai
bagi penelitian dalam pengembangan pelayanan kebidanan selanjutnya (objek
riset).
7. Akreditasi/ audit, digunakan sebagai kesimpulan keberhasilan asuhan yang
diberikan serta menentukan/ memperlihatkan peran & fungsi bidan dalam
masalah kebidanan.
d. Yang perlu diperhatikan dalam Dokumentasi
1. Jangan mencoret - coret tulisan yang salah , karena akan terlihat seperti bidan
mencoba menutupi sesuatu/ informasi atau merusak catatan. Jika ada
kesalahan dalam mencatat lebih baik diberi garis pada tulisan yang salah
dengan diberi catatan “ salah “ dan diberi paraf dan kemudian ditulis catatan
yang benar.
2. Jangan memberi komentar/ menulis hal yang bersifat mengkritik klien atau
tenaga kesehatan lain. Ditulis hanya uraian obyektif perilaku klien atau tindakan
yang dilakukan.
3. Koreksi terhadap kesalahan dibuat dengan segera mungkin , karena kesalahan
mencatat dapat diikuti dengan kesalahan tindakan.
4. Catat hanya fakta , jangan membuat spekulasi atau perkiraan dari situasi yang
ada.
5. Semua catatan harus ditulis dengan tinta dan menggunakan bahasa yang lugas
dan jelas (hindari istilah-istilah yang tidak dimengerti). Karena tulisan yang tidak
dimengerti dapat disalah tafsirkan dan menimbulkan persepsi yang salah
(jangan pakai pensil , karena mudah terhapus).
6. Hindari catatan yang bersifat umum , karena informasi yang specific tentang
klien atau tentang keadaannya akan hilang.
7. Ingat bahwa bidan bertanggung jawab atas informasi yang dicatatnya/
ditulisnya. Asuhan kebidanan komprehensif membutuhkan data informasi yang
lengkap, obyektif , dapat dipercaya , karena hal tersebut.dapat menjadi
bumerang bagi bidan jika dilaksanakan secara tidak sesuai ketentuan yang ada.
e. Prinsip- prinsip Tehnik Pencatatan
1. Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran observasi atau
pemeriksaan
2. Menulis dengan tinta hitam (tidak boleh pakai pensil), supaya tidak terhapus dan
bila perlu foto copy akan lebih jelas.
3. Menuliskan tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang dilakukan
sesuai dengan temuan yang obyektif (kenyataan) dan bukan interpretasi (hindari
kata penilaian seperti tampaknya, rupanya).
4. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan oleh
orang yang melakukan.
5. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk posisi, kondisi, tanda, gejala,
warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Memakai singkatan
atau simbol yang sudah di sepakati, misalnya KU, Ket +, KPD, Let kep, Let Su,
S/N, T dan lain-lain.
6. Interpretasi data objektif harus di dukung oleh observasi.
7. Kolom tidak dibiarkan kosong tetapi dibuat tanda penutup. Misalnya dengan
garis atau tanda silang.
8. Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, (ditutup, atau
ditip’ex), tetapi dicoret dengan garis dan membubuhkan paraf disampingnya.

f. Prinsip- prinsip Pelaksanaan Dokumentasi di Klinik


1. Dalam pelaksanaan harian dapat dicatat secara singkat dilembaran kertas,yang
khusus disediakan, kemudian dipindahkan secara lengkap dengan nama dan
identifikasi yang lengkap dan jelas.
2. Tidak mencatat tindakan yang belum dilakukan/dilaksanakan
3. Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus segera dicatat
4. Pada keadaan emergensi/gawat darurat dimana bidan terlibat langsung dalam
tindakan penyelamatan, perlu ditugaskan seseorang khusus untuk mencatat
semua tindakan dan obat- obatan yang diberikan secara berurutan dan setelah
tindakan selesai, si pelaksana perlu segera memeriksa kembali catatan tersebut
apakah ada yang ketinggalan atau tidak sesuai dan perlu koreksi.
g. Model Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Model dokumentasi yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dalam bentuk
catatan perkembangan, karena bentuk asuhan yang diberikan berkesinambungan
dan menggunakan proses yang terus menerus (Progress Notes). Bentuk
dokumentasi ini sangat cocok digunakan oleh tenaga kesehatan yang memberikan
asuhan secara berkesinambungan, sehingga perkembangan klien dapat dilihat dari
awal sampai akhir. Model dokumentasi menggunakan SOAP yaitu:

S=Data informasi yang subjektif (mencatat hasil anamnesa)

O=Data informasi Objektif (Hasil pemeriksaan, observasi)

A=Mencatat hasil Analisa (diagnosa dan masalah Kebidanan)

P=Mencatat seluruh penatalaksanaan yang dilakukan (tindakan antisipasi,


tindakan segera, tindakan rutin, penyuluhan , support, kolaborasi, rujukan dan
evaluasi/follow up)

Dokumentasi SOAP ini di catat pada lembar catatan perkembangan yang ada
dalam rekam medik pasien.

Model Dokumentasi Pelayanan Kebidanan


Selain model catatan perkembangan bentuk SOAP yang digunakan oleh
bidan dalam pendokumentasian asuhan kebidanan juga menggunakan model
dokumentasi yang lain seperti : grafik misalnya patograf untuk persalinan, KMS
ibu hamil dan KMS anak, grafik tanda-tanda vital untuk mencatat kondisi umum
Format pengkajian untuk mendokumentasikan data dasar. Surat
keterangan lahir, surat inform konsen, lembar observasi.
Register persalinan (ibu dan bayi), buku kunjungan untuk antenatal dan bayi,
kartu/ status (ibu dan bayi), kartu rujukan bila melaksanakan rujukan

Contoh Dokumen SOAP asuhan persalinan (bentuk naratif)

Contoh:
1. Tgl. 26 Mei 2018, 08.00 WITA (Keluhan dan hasil Tanya, masuk RS)

S:
• Pinggang panas pegal mulai dari perut ke belakang
• Mulai terasa sakit pukul 5 pagi
• Keluar lendir dari kemaluan
• Ada bagian yang menekan ke bawah
• Kehamilan yang pertama periksa teratur diklinik
• HPHT 19-8-03

O:
• Kesadaran composmentis
• T.D. 110 – 70
• Nadi 80 x / menit
• Suhu 36,8 o C
• U. 34 cm, letkep puki 3/5
• His 3 x 10 menit, lamanya 50 s kuat
• Djj 152 x / menit
• Pd : pembukaan 4 cm, porsio tipis, ketuban positif, kephep 2, uuk kibel

A:
• G I Po hamil aterem, inpartu kala I, pase aktif, janin tunggal, hidup, intra utrin
dengan anemia ringan.

P:
• Obstetric KU Ibu dan janin dengan patograf
• Nilai kemajuan persalinan 4 jam lagi
• Persiapan alat, obat pasien dan keluarga
• Beri kesempatan pasien memilih posisi
• Anjuran keluarga untuk mendampingi
• Jelaskan proses persalinan yang akan terjadi kepada pasien dan keluarga
• Anjurkan pasien untuk buang air kecil dan BAK minimal tiap 2 jam
• Beri nutrisi dan hidrasi
• Buat catatan asuhan/perkembangan

2. Pukul 10.00 WIB

S:
• Mengeluh keluar air banyak
• Sakit perut semakin kuat
• Terasa bagian keras menekan kemaluan

O:
• KU baik TD 110/70 nadi 88 mt
• His 4x 50 – 50 “ kuat
• Djj 158 x / menit
• PD pemb 8 cm, ket-, kep hodge III, UUK kimel

A:
• GIPo hasil aterm, inpartu kala I akhir, janin tunggal hidup, intra uterin dengan
anemia, kemajuan persalinan cepat

P:
• memimpin persalinan
• Beri kesempatan pasien memilih posisi
• Anjuran keluarga untuk mendampingi
• Jelaskan proses persalinan yang akan terjadi kepada pasien dan keluarga
• Menolong persalinan dengan prinsip APN
• Beri nutrisi dan hidrasi
• Buat catatan asuhan/perkembangan

Penyimpanan dokumentasi
1. Catatan informasi tentang pasien adalah milik pasien. Jika pasien
menghendaki ia boleh/mempunyai akses terhadap semua catatan yang
dibuat tentang dirinya.
2. Jika bidan bekerja secara mandiri/swasta, pemilihan catatan dokumentasi
adalah milik institusi yang bersangkutan dimana bidan bekerja. Jika bidan
merasa penting akan catatan tersebut, bidan boleh membuat
copynya/menyimpan copynya.
3. Penyimpanan harus menurut suatu sistem tertentu (coding, filling) agar
dapat dengan mudah dicari bila kita membutuhkannya kembali (sitem
dokumentasi).
4. Lama penyimpanan tiap dokumen/catatan pasien sedikitnya  3 tahun
(open filling) dan sesudah itu penyimpanan menjadi “closed” (arsip)
5. Jika catatan/dokumentasi diperlukan untuk/oleh persidangan tertentu (audit
kasus atau peradilan) agar selalu dicek betul isi berkas sesudah kembali
(apa lengkap, tidak ada yang tercecer).
6. Tanda-tangan/paraf yang mengambil dan yang mengembalikan/menerima
kembali
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

Nama mahasiswa : ..............................................


Nim : ..............................................
Jenis keterampilan : ..............................................
Lahan praktik : .............................................. Tanggal :..............................

Judul ASKEB :

ASUHAN KEBIDANAN NY.......POSTPARTUM HARI .......


DENGAN ............................................
DI ...................................................
TANGGAL .....................

I. PENGKAJIAN DATA

No. Registrasi :
Tgl Masuk RS :
Tgl Partus :

A. Identitas Istri/ Suami

Nama : ........................../.............................
Umur : ........................../.............................
Nikah : ........................../.............................
Suku : ........................../.............................
Agama : ........................../.............................
Pendidikan : ........................../.............................
Pekerjaan : ........................../.............................
Alamat : ........................../.............................

B. Keadaan Nifas Sekarang


1. Keluhan utama (kaji scra fisik dan psikologi)
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Riwayat keluhan utama (penyebab, lamanya keluhan, usaha mengatasi keluhan )
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............................................................................................................
C. Riwayat Persalinan

1. Kala I (waktu, berlangsung brapa jam, pecah ketuban/ tidak, ada kelainan)
........................................................................................................................
2. Kala II (waktu, berlangsung brapa jam/ menit, ada kelainan, persentasi, keadaan ketuban)
........................................................................................................................
3. Kala III (waktu, berlangsung brapa jam/ menit, ada kelainan, keadaan plasenta)
........................................................................................................................
4. Kala IV (waktu, berlangsung brapa jam/ menit, ada kelainan, keadaan Ibu nifas)
........................................................................................................................
........................................................................................................................
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Hamil Persalinan Nifas
Ke-
Tgl U Jenis Penolong Komplikasi J BB Perdarahan Lakta Kom
Lahir K Persalinan Ibu Bayi K Lahir si plika
si

E. Riwayat Kesehatan Ibu

1. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita … (jantung,


asma, TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS )
2. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga …
3. Riwayat operasi …
4. Riwayat kembar, cacat …

F. Riwayat KB
No. Jenis Mula Memakai Berhenti/ ganti cara
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan

G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Nutrisi : (porsi, jenis makanan/minuman yang dikonsumsi, pantangan,


keluhan)
.............................................................................................................................
...................................................................................................................
2. Eliminasi : 1) BAK (sifat ...........jumlah ….. warna ..… bau ….. keluhan.......) 2)
BAB (sifat ....… jumlah ...… warna ......… bau ......… keluhan.................)
3. Istirahat (tidur)........................................................ (dalam satu hari terakhir)
4. Personal hygiene (mandi dan keramas terakhir, ganti pembalut terakhir)
.............................................................................................................................
...................................................................................................................
5. Ambulasi/Aktivitas................................................................................................
...................................................................................................................

H. Riwayat Psikososial, Ekonomi dan Spritual

1. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi …

2. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi …


3. Tanggapan ibu terhadap masa nifas …

4. Orang yang tinggal serumah dengan ibu …

5. Ketaatan ibu beribadah …

6. Coping/pemecahan masalah dari ibu

I. Pemeriksaan Fisik

1.Keadaan umum: …
2.Kesadaran: …
3.Tanda – Tanda Vital Tekanan Darah… Suhu… Respirasi… Nadi…
4.Berat Badan: Tinggi badan …
5.Kepala : (rambut, muka (odema, pucat), mata (kelopak mata, sklera,
konjungtiva), hidung, bibir, mulut, gigi, lidah, gusi, telinga)
6. Leher : (kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, vena jugularis eksterna)
7. Dada (payudara): (Bentuk, areola, putting susu, pengeluaran air susu, massa/
benjolan)
8. Abdomen (Dinding abdomen, bekas luka, TFU, kontraksi, konsistensi,
kandung kmih)
9. Genetalia Eksterna (kebersihan, oedem, varises, perineum (tampa
jahitan/utuh, jahitan rupture/laserasi, jahitan episiotomy), jahitan (jenis simpul
dan benang yang digunakan), pengeluaran lochia (jenis, warna, jumlah,
konsistensi, bau)
10. Anus (hemoroid) g. Ekstrimitas (Atas dan Bawah) (odema, kelainan, varices,
warna kuku, reflex Patella)
J. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (Hb, glukosa darah, dll)

Terapi yang didapat

II. MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnosa:

1. ...........................

DS:

DO:
Analisa dan interpretasi:

..............................................................................................................................
....................................................................................................................

2. ...........................

DS:

DO:

Analisa dan interpretasi:

III. MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

Diagnosa:

1. ...........................

DS:

DO:

Analisa dan interpretasi:

..............................................................................................................................
....................................................................................................................

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA / EMERGENCY

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................

V. MERENCANAKAN ASUHAN KEBIDANAN

1. Tujuan

2. Kriteria

3. Intervensi

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.............................................................................................................................
VI. PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN

Tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan


(diintervensi)

VII. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

Hasil tindakan asuhan kebidanan atau apakah tindakan atau asuhan yang
dilakukan mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (tujuan asuhan
tercapai atau tidak) dengan melihat kriteria tujuan asuhan kebidanan.
Pendokumentasian Masa Nifas

ASUHAN MASA NIFAS HARI I Tgl Pengkajian : 21 Feb 2011 pkl 20.30

No. Register : Institusi Pelayanan : PKM Kassi-


Kassi
IDENTITAS

Nama Istri : Ny. ”N” Umur : 27 thn Pend. : SMU Pek : IRT
Nama Suami : Tn. “K” Umur : 27 thn Pend. : SMU Pek :
Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Alamat : Jl. Skarda M.
SUBJEKTIF

1. Melahirkan anak kedua tanggal 21 Februari 2011 pukul 18.25 Wita, jenis persalinan
spontan tanpa penyulit dengan ruptur perineum tk.II
2. Anak pertama lahir tahun 2007 di PKM
3. Pola makan 3 x sehari, jenis makanan nasi, lauk, sayur, buah, susu
4. Istitahat selama ± 7 jam pada malam hari
5. Riwayat penggunaan kontrasepsi : suntikan hormonal 3 bulan ± 3 tahun
6. Ibu dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya
7. Hubungan dengan keluarga, pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
8. Pengeluaran ASI kurang lancar
9. Telah BAK dan belum BAB
10. Mengeluh nyeri luka perineum

OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum baik
2. TTV
a. TD : 100/70 mmHg
b. Nadi : 72 x/menit
c. Suhu : 37,2 °C
d. Pernapasan : 22 x/menit
3. Kepala, wajah, leher
a. Kepala bersih
b. Kongjungtiva merah muda, sklera putih
c. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan vena jugularis
4. Payudara
a. Teraba lembek
b. Puting susu terbentuk
c. Pengeluaran ASI (+)
5. Abdomen
a. TFU 1 jari di bawah pusat
b. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
6. Tungkai atas dan bawah
Tidak ada oedema dan varises
7. Perineum/lokia
a. Luka jahitan masih basah
b. Lokia rubra
ANALISA (A)

Postpartum hari I dengan nyeri luka perineum


PENATALAKSANAAN (P)

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu


2. Menjelaskan tentang manfaat ASI
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
4. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan benar
5. Membimbing ibu untuk melakukan relaksasi dengan menarik nafas panjang melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut dan mobilisasi dini secara bertahap yaitu
dengan tidur miring kiri dan ke kanan secara bergantian
6. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap merasa lembab
7. Memberi HE tentang makanan bergizi dan istirahat :
a. Mengkomsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan , telur, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau, juga minum air putih ± 3 L/hari
b. Istirahat yang cukup yakni 1 – 2 jam pada siang hari dan 6 – 8 jam pada malam hari
8. Penatalaksanaan obat Bcom 3x1, SF 1x1, dan Amox 3x1

Preseptor Klinik Prsesptor Institusi


Tanggal Tanggal
Nama / tanda Nama / tanda tangan
tangan
DAFTAR TILIK

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS NORMAL

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PROSEDUR KERJA

No KOMPONEN NILAI
A PERSIAPAN ALAT 1 2 3
1 Alat dan bahan yang dibutuhkan
Baki dengan alas
 Alat untuk TTV (Tensimeter, Stetoskop, Thermometer axila)
 1 buah com berisi tissue
 1 Buah Com berisi kapas DTT
 1 Buah Com berisi kassa
 Betadine
 sepasang handscoon
 1 Buah Waskom berisi larutan klorin 0,5 %
 1 Buah nierbekken
 Reflek patella
 Senter Penlight
Ja jam tangan
 Handuk PI
 Perlak beralas (jika dibutuhkan)
 Perlengkapan ibu seperti kain, pembalut , dan pakain dalam yang bersih
2 Lampu sorot
3 1 Tempat Sampah Medis ( Kuning ) , 1 Tempat Sampah Non medis
/ Kering ( Hitam )

B PERSIAPAN PASIEN
Pasien di sambut dengan ramah dan langsung tanyakan keluhan
C PERSIAPAN RUANGAN
Siapkan ruangan ( Pasang Schrem )
D KEADAAN UMUM IBU
No KOMPONEN NILAI
Observasi keadaan umum dan keadaan emosional ibu
E LANGKAH – LANGKAH
1 Cuci tangan
2 Melakukan Pemeriksaan
 Tekanan Darah
 Nadi
 Suhu
 Pernafasan
3 Pasien di minta untuk mengganti pakaian dan meminta pasien untuk
melepas pakaian dalamnya.Pasien di minta untuk naik ke tempat tidur
untuk di lakukan pemeriksaan
4 Pemeriksaan Kepala
Untuk mengidentifikasi keadaan rambut seperti bersih atau tidak,
berketombe atau tidak, rontok atau tidak
5 Pemeriksaan Telinga
Untuk mengidentifikasi keadaan telinga seperti bersih atau tidak, ada
secret atau tidak , ada kelainan atau tidak
6 Pemeriksaan Muka
Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis, preeklamsia –eklamsia
pada post partum karena bisa terjadi pada 1 – 2 hari post partum
 Cara Kerja
a )Inspeksi Muka : Warna kulit muka dan
pembengkakan daerah
wajah dan kelopak mata
b ) Konjungtiva : pucat atau tidak
c ) Sklera : ikterik atau tidak
7 Pemeriksaan Hidung
Untuk mengidentifikasi keadaan hidung seperti ada atau tidak polip , ada
atau tidak sekret
8 Pemeriksaan Mulut
Untuk mengidentifikasi keadaan mulut seperti kebersihan, kelembaban
bibir, ada atau tidak apte , ada atau tidak karies pada gigi
9 Pemeriksaan Leher
 Cara Kerja
a ) Inspeksi Leher : apakah terlihat ada benjolan atau tidak dan
kesimetrisan leher dan pergerakannya
b ) Palpasi : pemeriksaan palpasi pada kelenjar tyroid dan getah
bening dilakukan dengan cara meletakkan ujung jari
kedua tangan di kelenjar dengan posisi pemeriksaan
ikut gerakan menelan

10 Pemeriksaan Dada
Untuk mengidentifikasi ada atau tidak bunyi weezing, rochi, rales pada
paru – paru, ada atau tidak bunyi Mur – mur dan palpitasi pada jantung
11 Pemeriksaan Payudara
Untuk mengidentifikasi akan pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksan
No KOMPONEN NILAI
prenatal dan segera setelah melahirkan apakah ada komplikasi pada post
partum misalnya adanya bendungan payudara, mastitis pada payudara ,
dan abses pada payudara
 Cara Kerja
a) Inspeksi Payudara : warna kemerahan atau tidak, ada atau tidak
vaskularisasi, oedema, putting susu lecet, apakah putting susu
menonjol atau tidak,adakah pengeluaran cairan seperti kolostrum,
ASI,Pus atau darah
b) Palpasi Payudara: Ibu tidur telentang dengan lengan tangan kiri dan
lengan tangan kanan ke atas secara sistematis lakukan
perabaan payudara sebelah kiri sampai axila , lalu ulangi
pemeriksaan yang sama pada payudara kanan perhatikan
apakahada benjolan, pembesaran kelenjar getah bening , abses
pada payudara kemudian kaji nyeri tekan,
12 Pemeriksaan Abdomen
 Cara Kerja
a) Inspeksi : Lihat apakah ada luka operasi , jika ada maka kaji apakah ada
tanda – tanda perdarahan , atau apakah ada tanda – tanda infeksi
b) Palpasi : Pada TFU periksa apakah sesuai dengan involusio uteri dan
apakah kontraks uterus baik atau tidak
13 Pemeriksaan Ekstremitas
 Cara Kerja
a ) Inspeksi : Warna kemerahan atau tidak
b ) Palpasi : Pada pemeriksaan kaki apakah ada varises , oedema,
reflek patella , nyeri tekan dan panas pada betis, jika
ada maka menandakan tanda homan positif

14 Pemeriksaan Genetalia Eksterna


 - Lakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
- Periksa anogenital apakah ada varises, hematoma, oedema , tanda –
tanda infeksi , periksa luka jahitan apakah ada pus ,apakah ada jahitan
yang terbuka , periksa lokhea , warna , dan konsistensinya
15 Pemeriksaan Kandung Kemih
Pada kandung kemih di periksa apakah kandung kemih ibu penuh atau
tidak , jika penuh minta ibu untuk berkemih dan jika ibu tidak bisa maka
lakukan kateterisasi
16 Pemeriksaan Anus
Pada Anus di periksa apakah ada hemoroid atau tidak
17 Angkat perlak dan pengalas kemudian Lepas dan rendam handscoon pada
baskom larutan chlorin 0,5 %
18 Membantu ibu untuk merapihkan pakaian
19 Mencuci kedua tangan dengan sabun dengan air mengalir
20 Dokumentasikan
DAFTAR TILIK TINDAKAN VULVA HYGIENE

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

4. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
5. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.

6. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.

T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PROSEDUR KERJA

NILAI
NO LANGKAH KERJA
1 2 3
1 Persiapan
Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan
kegiatan.
1. Kapas DTT (kom)
2. Handscoon
3. Bengkok
4. Perlak dan pengalas
5. Sampiran bila perlu
Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai
urutan kerja
2 Infomed Consent
Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan
3 Menempatkan alat-alat ke dekat pasien

4 Pintu atau jendela ditutup bila perlu pasang sampiran

5 Menyiapkan posisi pasien dorsal recumbent

6 Pakaian bagian bawah dikeataskan (perhatikan cairan yang


keluar dari vagina pasien)

7 Pasang pengalas bagian bawah bokong pasien


8 Dekatkan kom berisi kapas lembab pada pasien

9 Letakkan bengkok kedekat bokong/perineum pasien

10 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang
handschoon .
Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik
pencegahan infeksi
11 Ambil 5 kapas lembab
Peras kapas agar tidak terlalu basah
12 Bersihkan labia mayora kiri dan kanan dengan menggunakan
kapas lembab dari atas ke bawah sampai bersih (satu kapas satu
kali usapkan) buang kapas ke dalam bengkok.

13 Dengan tangan kiri petugas (jari telunjuk dan ibu jari) buka labia
mayora pasien kemudian bersihkan labia minora kiri dan kanan
dengan menggunakan kapas lembab dari atas ke bawah sampai
bersih
14 Kemudian bersihkan bagian vestibulum, perineum, dan anus
Selama melakukan vulva hygiene perhatikan keadaan vagina

15 Buang kapas ke dalam bengkok, rapihkan pasien, dengan


memakaikan kembali pakaian dalam

16 Rapikan alat dan cuci handscoen dalam keadaan dipakai dan buka
dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin

17 Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih.


DAFTAR TILIK
PERAWATAN PAYUDARA
Nama : Tingkat :
Nim : Tanggal :

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan memberi tanda silang (√) pada skala kriteria sebagai
berikut :

0 : Langkah tindakan tidak dilakukan


1 : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau ada yang dihilangkan.
2 : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi kurang Tepat dan atau pelatih
perlu membantu / mengingatkan hal-hal yang tidak telalu berarti.
3 : Langkah dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan, tepat tanpa ragu-ragu atau tidak
perlu bantuan.
4 : Langkah dilakukan dengan benar, tepat & tanpa ragu-ragu serta berurutan sesuai
prosedur

DAFTAR TILIK PERAWATAN PAYUDARA

BOBOT
No LANGKAH TUGAS KASUS
0 1 2 3 4

I. Memberikan salam

II. Melakukan Informed Consent

1. Memberitahu Ibu tentang :

Prosedur yang akan dilakukan


Tujuan perawatan payudara
Kapan dilakukan perawatan payudara
* Gunakan teknik komunikasi yang jelas & benar menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti ibu

III. Menyiapkan Peralatan & Pasien

2. Siapkan kelengkapan alat & dekatkan pada pasien

- Air bersih Mengalir


- Sabun cuci tangan
- Kain/handuk Bersih
- Handuk besar bersih 2 buah
- Baby Oil
- Kapas
- Baskom 2 buah
- Waslap 2 buah
- BH Khusus
- Tempat sampah Kering
- Tempat sampah basah
3. Memastikan pintu & jendela tertutup (pasang Scherem)

4. Siapkan pasien dengan posisi duduk & bukalah pakaian bagian atas

IV. Menyiapkan Diri Untuk Memberikan Perawatan Payudara

Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan


dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan kain/handuk bersih
5.
* Lakukan cuci tangan sesuai dengan teknik mencuci tangan yang
efektif

V. Melakukan Perawatan Payudara

Letakkan handuk besar di atas pangkuan & punggung Ibu


6. * Posisikan handuk sehingga menutupi bagian perut ibu sampai di bawah
payudara

Lakukan kompres pada kedua putting susu dengan kapas minyak selama
5 menit agar kotoran menjadi lunak sehingga mudah untuk dibersihkan
7.
* Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol karena
menyebabkan putting lecet / sakit

Lakukan kompres pada kedua putting susu dengan kapas minyak selama
5 menit agar kotoran menjadi lunak sehingga mudah untuk dibersihkan
8.
* Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol karena
menyebabkan putting lecet / sakit

9. Kedua telapak tangan diletakan diantara kedua payudara

Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri kearah
10 sisi kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi kanan.

* Lakukan dengan tekanan lembut pada payudara


Lakukan terus pengurutan ke samping ke bawah, selanjutnya pengurutan
11 melintang, telapak tangan mengurut kedepan lalu kedua tangan dilepas
dari payudara, dilakukan sebanyak 20 kali.

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal
12 payudara dan berakhir pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada
payudara kanan dan lakukan sebanyak 2 kali gerakan pada setiap
payudara.

Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut


13 payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.
Gerakan ini dilakukan 20 kali untuk setiap payudara.

14 Jika putting susu normal, lakukan perawatan berikut : oleskan minyak


pada ibu jari telunjuk, lalu letakkan pada kedua putting susu, lakukan
gerakan memutar kearah dalam sebanyak 20 x putaran untuk kedua
putting susu.

* Gerakan ini untuk meningkatkan elastisitas otot putting susu

15 Jika putting susu datar atau masuk kedalam, lakukan tahap berikut.
Letakan kedua ibu jari disebelah kiri & kanan putting susu, kemudian
tekan & hentakkan kea rah luar menjauhi putting susu secara perlahan.

16 Letakan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan serta
hentakan kea rah luar menjauhi putting susu secara perlahan

* Hentakan jangan sampai terasa sakit

Lakukan tahap pengompresan, yang sebelumnya sudah disiapkan baskom


kecil yang masing-masing di isi dengan air hangat dan air dingin serta 2
buah waslap/sapu tangan dari bahan handuk. Selanjutnya kompres kedua
17
payudara dengan waslap hangat selama 5 menit, lalu ganti dengan
waslap dingin selama 5 menit, kompres bergantian selama 3 kali
berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat

18 Keringkan payudara dengan handuk yang bersih

Kenakan BH khusus dan baju ibu yang nyaman


19
* Perhatikan privasi ibu

20 Bereskan dan rapikan semua peralatan yang dipergunakan


* Buang sampah pada tempatnya masing-masing

Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan
21
handuk /kain bersih setelah selesai melakukan tindakan

22 Evaluasi perasaan ibu selama atau setelah dilakukan tindakan

23 Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan

Jumlah NilaiYang Didapat

Nilai = =……………

Total Item

Mamuju,……………………….

Penguji

NIP. ……………………………..

Anda mungkin juga menyukai