Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam ilmu hukum ada dua yakni, orang dan badan hukum. Disebut sebagai subyek hukum oleh karena orang dan badan hukum menyandang hak dan kewajiban hukum. 2. Pengertian Badan Hukum Menurut Para Ahli a. Pengertian badan hukum menurut R. Rochmat Soemitro adalah suatu badan yang bisa memiliki harta, hak serta kewajiban seperti orang (manusia) pribadi. b. Pengertian badan hukum menurut Maijers adalah sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. c. Pengertian badan hukum menurut Logemann adalah suatu personifikasi atau saut perwujudan hak dan kewajiban. Hukum organisasi menentukan struktur intern personifikasi tersebut. d. Pengertian badan hukum menurut R. Subekti adalah suatu badan atau bisa juga disebut dengan perkumpulan yang memiliki hak untuk dapat melakukan perbuatan seperti manusia dan memiliki kekayaan sendiri, dapat menggugat atau digugat di depan hakim. 3. Jenis Badan Hukum Badan Hukum Publik (publiekrecht) yaitu badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik atau badan hukum yang mengatur hubungan antara negara dan atau aparatnya dengan warga negara yang menyangkut kepentingan umum/publik, seperti hukum pidana, hukum tatanegara, hukum tata usaha negara, hukum international dan lain sebagainya. Contoh: Negara, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia. Badan Hukum Privat (privaatrecht) yaitu badan hukum yang didirikan atas dasar hukum perdata atau hukum sipil atau perkumpulan orang yang mengadakan kerja sama (membentuk badan usaha) dan merupakan satu kesatuan yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum. Badan Hukum Privat yang bertujuan Provit Oriented (contoh: Perseroan Terbatas) atau Non Material (contoh: Yayasan). Di Indonesia bentuk-bentuk badan usaha (Business organization) beranekaragam dan sebagian besar merupakan peninggalan pemerintah Belanda. 4. Bentuk Badan Hukum E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang menyatakan dalam pergaulan hukum, bentuk badan usaha dibagi menjadi beberapa jenis, yakni: Perhimpunan (Vereniging) adalah suatu perkumpulan yang terbentuk dari sukarela dan sengaja dari beberapa orang yang mempunyai tujuan untuk menguatkan kedudukan atau kemampuan ekonomis mereka, mengurus persoalan sosial dan memelihara kebudayaan. Seperti Perusahaan Negara, Perseroan Terbatas (PT) dan Joint Ventura (JV) Persekutuan Orang (Gemmenschap van Mensen) Adalah bentuk badan hukum yang terbentuk dari faktor kemasyrakatan dan politik dalam sejarah. Seperti desa, kabupaten, provinsi dan negara. Organisasi yang dibuat menurutu undang-undang tetapi selain dua jenis badan hukum diatas. 5. Ciri-Ciri Badan Hukum a. Mempunyai kekayaan yang menjalankan aktivitas dalam badan hukum b. Mempunyai hak dan kewajiban yang terpisah dari orang yang melakukan badan hukum c. Terdaftar sebagai badan hukum d. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum e. Mempunyai akte notaris pada pendiriannya. 6. Teori Dalam Badan Hukum a. Teori Fiksi, badan hukum dikatakan sebagai subjek hukum itu hanyalah fiksi artinya sesuatu yang sebenarnya tidak ada b. Teori Organ, badan hukum adalah organ seperti halnya manusia yang menjelma dalam pergaulan hukum c. Teori Harta Kekayaan Bertujuan, teori ini mengatakan badan hukum merupakan kekayaan yang bukan milik perseorangan akan tetapi terkait pada tujuan tertentu d. Teori Kekayaan Bersama, teori ini mengatakan bahwa ada yang merupakan hak dan kewajiban para anggota-anggotanya secara bersama-sama e. Teori Kenyataan Yuridis, teori ini mengatakan bahwa badan hukum merupakan suatu realita, konkret, riil, sebagai kenyataan yuridis. 7. Perbuatan dan Tanggung Jawab Badan Hukum Dalam Pasal 1655 KUH Perdata menunjukkan yang pada intinya bahwa yang dapat mewakili badan hukum untuk bertindak adalah pengurus/direksinya. Kemudian dalam pasal 45 KUH Dagang menentukan bahwa dalam hal organ badan hukum melakukan perbuatan hukum di luar kewenangannya maka segala akibat dari badan tersebut tidak dapat bertanggung jawab. Lain halnya jika organ badan hukum tersebut masih dalam batas-batas kewenangan yang diberikan kepada badan hukum walaupun terjadi kesalahan yang dapat didasarkan atas perbuatan melawan hukum, maka hukum tersebut tetap bertanggung jawab berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata.