Anda di halaman 1dari 15

INVESTASI JANGKA PANJANG

OLEH KELOMPOK VI KELAS J:

1. ADE LIA DIAN PRATIWI (1802622010477) (01)


2. KOMANG LILIK MELLA SHINTYA (1802622010488) (12)
3. NI KOMANG DARMA SASTRA DIYANTI (1802622010496) (20)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2019

1. JENIS – JENIS INVESTASI JANGKA PANJANG


 Pengertian Investasi :
Pengertian investasi menurut James C Van Horn (1981) : kegiatan yang dilangsungkan
dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang, dengan tujuan untuk menghasilkan barang di
masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Henry Simamora (2000:438) : Investasi adalah suatu aktiva
yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil
investasi (seperti pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain – lain), untuk
apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.
Kesimpulan : Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi . Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal.
 Tujuan Investasi :
1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti
bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.

4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
 Investasi Jangka Panjang :
Definisi : Investasi jangka panjang adalah penanaman dana untuk jangka waktu lebih dari
satu tahun dengan tujuan untuk memberikan penghasilan tetap atau menguasai perusahaan
lain. Perusahaan melakukan investasi dengan alasan yang berbeda-beda. Bagi beberapa
perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan, dan
penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil
yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. Beberapa perusahaan melakukan investasi sebagai
cara untuk menempatkan kelebihan dana dan beberapa perusahaan lain
melakukanperdagangan investasi untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan.
 Jenis – Jenis Investasi Jangka Panjang :
a. Investasi tabungan berjangka
Investasi ini adalah investasi yang tidak beresiko. fungsinya hampir sama dengan
menabung, tapi bedanya kita tidak dapat mengambil uang sebelum jangka waktu
tabungan berakhir.
b. Deposito
Hampir sama dengan tabungan berjangka, namun kurun waktunya tidak sepanjang
tabungan berjangka. selain itu, deposito memiliki bunga cukup besar daripada tabungan
berjangka.
c. Investasi Emas
Bila memiliki dana beku dan dalam waktu yang lama, lebih baik alihkan saja untuk
membeli emas batangan. Mulai dari 10 gram, sampai 100 gram juga ada. Nilai emas
selalu naik sebanyak 30% dalam setahun. Jadi, tidak akan rugi memiliki emas. Kalau
uang bisa mengalami Inflasi, nilai emas selalu tetap. Artinya, emas mengikuti inflasi.
Tidak pernah terjadi nilai emas akan jatuh, lagi pula investasi dalam bentuk emas juga
lebih bebas riba.
d. Investasi Saham
Untuk investasi ini, kita harus benar-benar memperhatikan dengan baik kondisi pasar
atau bursa saham. Kalaupun tidak, kita bisa meminta orang yang lebih ahli untuk
memilihkan saham bagi kita. Banyak sekali saham reksadana dijual. Nilainya pun naik
dan turun, disesuaikan dengan fluktuasi pasar.

2. INVESTASI OBLIGASI
Definisi : Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang
berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten).
Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten / penerbit untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa yang
akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga dengan
jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.
 Karakteristik Obligasi :
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima
oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau bulanan) Kupon
obligasi 6 dinyatakan dalam manualpresentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi
yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi,
sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo
suatu obligasi, semakin tinggi Kuponbunganya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau
pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating)
obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.
 Jenis Obligasi :
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public
utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:


a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
c. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan
tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi
milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk
didalamnya adalah:
b. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangan dari pihak ketiga
c. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
d. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
e. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal,
Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem
kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.
ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

3. INVESTASI SAHAM
Definisi :Menurut Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari
kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000, 7)
Menurut Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari
sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)
Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan
dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai
klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh
peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen
keuangan. (Mishkin:2001, 4).
Kesimpulan :saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang
telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk
memperoleh penghasilan dari saham
 Metode Pencatatan Investasi dalam Saham :
Investasi saham sering disebut penyertaan. Pada umumnya investasi dalam saham ini
memiliki tujuan ganda, yakni selain untuk memperoleh tambahan pendapatan juga untuk
melakukan control, atau menjalin hubungan kerjasama perusahaan dimana investasi dilakukan.

Membeli saham tidak sulit, tetapi harus mengikuti prosedur tersendiri dan melalui broker. Hanya
broker yang berhak membeli dan menjual saham di lantai bursa dengan bahasa dan isyarat
khusus. Jika perusahaan ingin membeli saham maka yang harus dihubungi adalah broker atau
perusahaan pialang. Para broker ini adalah anggota anggota Bursa (Bursa Efek Jakarta/BEJ atau
Bursa Efek Surabaya/BES).
Akuntansi untuk investasi dalam saham sangat tergantung pada seberapa jauh perusahaan
investor akan dapat mepengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham.
Salah satu faktor apakah investor mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi adalah
prosentase pemilikan dalam saham
Akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham, mempunyai dua metode yaitu :
1. Metode Kepemilikan/Kekayaan ( Equity Method )
2. Metode Harga Perolehan ( Cost Method )
Bila Ditinjau dari jumlah saham yang dimiliki dan metode pencatatannya serta hubungan
antara perusahaan penanam modal / investor ( perusahaan induk ) dan perusahaan yang
sahamnya dibeli/investee ( perusahaan anak ) dapat dibedakan menjadi tiga macam :
No. % Pemilikan saham Hubungan dengan investee Metode pencatatan

Tak dapat melakukan Cost Method


1. Kurang dari 20 %
control ( Metode harga Perolehan )

Equity Method
2. 20% - 50% Dapat melakukan control
( Metode Pemilikan )
Equity Method dan dibuat laporan
Dapat melakukan control Keuangan konsolidasi
3. Lebih dari 50 %
secara penuh. ( gabungan ) antara perusahaan
induk dengan perusahaan anak.

Pencatatan Saham Metode Equity :

Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar
harga perolehannya.
Sebagai gambaran mengenai akuntansi investasi jangka panjang dalam saham dengan
menggunakan metode equity, misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli
30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi
perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian
saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi
dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT
Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini
sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham
mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi
adalah sebagai berikut :
 Pembelian Saham
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
Jan. 1 Investasi dalam saham 453.000,00
Kas 453.000,00

(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)

 Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT
Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian
menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh PT
Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba
bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00.
jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai
berikut:
Des. 31 Investasi dalam Saham 63.000,00
Pendapatan Investasi 63.000,00

(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)


 Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima,
dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi
menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal
untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:

Des. 31. Kas 30.000,00


Investasi dalam Saham 30.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)

Metode equity menetapkan jumlah yang dilaporkan sebagai investasi jangka panjang dengan
penekanan pada perubahan dalam aktiva bersih perusahaan penerbit saham, bukan pada harga
pasar saham perusahaan penerbit saham. Oleh karena itu, laba yang diperoleh perusahaan
penerbit saham tidak saja akan menaikkan aktiva bersih dalam perusahaan yang bersangkutan,
tetapi juga akan menaikkan hak investor terhadap aktiva tersebut. Sebaliknya bila perusahaan
penerbit saham membagikan laba dalam bentuk dividen, maka pembagian dividen tersebut
dipandang sebagai pengurangan hak investor atas aktiva bersih perusahaan penerbit saham.
Dengan demikian perubahan dalam kekayaan bersih perusahaan penerbit obligasi akan dicatat
sebagai penambahan atau pengurangan dalam rekening investasi pihak investor.
 Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
Apabila saham yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka panjang dijual, maka
laba atau rugi penjualan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah hasil penjualan bersih
saham dengan nilai buku saham pada tanggal penjualan. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal
5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00
(setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya).
Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai
buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung
saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut
adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
tersebut adalah :
Jan. 5 Kas 50.000,00
Investasi dalam Saham 48.600,00
Laba Penjualan Investasi 1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sind

4. PENYAJIAN DAN ANALISIS INVESTASI JANGKA PANJANG


 Penyajian Investasi dalam Laporan Keuangan :
Investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi Investasi. Investasi jangka pendek disajikan
pada pos aset lancar di neraca sedangkan investasi jangka panjang disajikan pada pos investasi
jangka panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang bersifat permanen maupun yang nonpermanen.
Dalam akuntansi pemerintah digunakan pendekatan ”self balancing group of account”
sehingga setiap akun di neraca mempunyai akun pasangan masing-masing. Investasi Jangka
Pendek yang berasal dari manajemen kas mempunyai pasangan akun SILPA dan Investasi
Jangka Panjang mempunyai pasangan Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang. Investasi
jangka pendek yang disajikan pada aset lancar disajikan pula dengan jumlah yang sama pada pos
ekuitas dana lancar pada akun SILPA. Investasi jangka panjang yang disajikan pada pos
Investasi jangka panjang disajikan pula dengan jumlah yang sama pada pada akun
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang pada kelompok Ekuitas Dana Investasi.

PEMDA ABC
NECARA
Per 31 Desember 2005
ASET KEWAJIBAN
ASET LANCAR ....
....
Investasi Jangka
Pendek Rp XXX EKUITAS
.... Ekuitas Dana Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG SILPA Rp ZZZZ
Investasi Nonpermanen Rp YYY EKUITAS DANA INVESTASI
Investasi Permanen Rp YYY Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka
Panjang Rp YYYY
Jumlah Investasi Rp
Permanen YYYY
.......

Analisis Investasi Jangka Panjang :


A. Metode Penilaian Investasi

Menentukan investasi jangka panjang, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Karena dalam investasi jangka panjang penentuan guna melakukan sebuah investsi
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan lebih dahulu. Adapun metode-metode
analisis yang digunakan untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi adalah sebagai
berikut :

a. Payback Period

Payback Period merupakan salah satu metode perhitungan capital budgeting yang
relatif sederhana. Menurut arifin dan Fauzi (1999;12) bahwa: metode ini merupakan
penentuan jangka waktu yang dibutuhkan unutk menutup initial invesmen dari suatu
proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan dari proyek tersebut.
Sedangkan menurut Usnan (1994:208) bahwa: Payback Period metode yang mengukur
seberapa cepat investasi bisa kembali dalam satuan tahun. Dari kedua pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa Payback Period ialah waktu yang diperlukan (dalam satuan
tahun) untuk mengembalikan investasi yang telah ditanam oleh penanam modal
berdasarkan cash inflow yang dihasilkan suatu proyek.Cara untuk mengambil keputusan
dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback Period investasi yang
diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur
ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya.

b. Metode Internal Rate Of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan dimasa akan datang, atau penerimaan kas, dengan
pengeluaran investasi awal. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan
menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial invesmen dari proyek yang
sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV
sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama
dengan initial invesmen. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR lebih besar
cost of capital dan akan ditolak jika IRR lebih kecil cost of capital10.

c. Metode Net Present Velue (NPV)

Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata
lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang
didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan
biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari
proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas
yang didiskontokan.
Menurut kasmir (2003:157) Net Present Value merupakan perbandingan antara PV kas
bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedang menurut Ibrahim (2003:142)
Net Present VaLlue (NPV) merupakan net benefit yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor11. Dan
untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.

d. Metode Profitability Index (PI)

Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah dengan menghitung melalui
perbandingan antara nilai sekarang (Present Value) dari rencana penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarag (Present Value) dari ivestasi
yang telah dilaksanakan. Jadi, profitability index dapat dihitung dengan membandingkan
antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.
Daftar Pustaka

https://amaduji.wordpress.com/2013/11/07/analisis-investasi-jangka-panjang/

https://id.scribd.com/doc/179102160/INVESTASI-JANGKA-PANJANG-docx

Anda mungkin juga menyukai