Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
1.1 Definisi
Kolesterol merupakan masalah kompleks dalam tubuh manusia. Apabila
jumlah kolesterol jahat meningkat di dalam tubuh akan mendominasi beberapa penyakit
seperti diabetes, stroke, dan penyakit serangan jantung. Salah satu penyakit yang
diakibatkan karena kadar kolesterol berlebih yaitu hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia adalah salah satu faktor risiko dari Penyakit Jantung Koroner.
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi jumlah kolesterol darah melebihi
batas normal. Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk
mengatur proses kimiawi didalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa
menyebabkan terjadinya ateroklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit
jantung koroner. (Rebecca, dkk 2014). Gangguan yang terjadi pada darah disebabkan
akibat rendahnya tingkat kolesterol plasma atau High-density lipoprotein pada darah, yang
dimana dapat menyebabkan terjadinya perkembangan peradangan pada darah dan
gangguan pada jantung. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta penurunan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). (laily, 2015)
Lipid merupakan istilah yang merujuk pada minyak atau lemak di dalam tubuh.
Secara umum, lipid di dalam tubuh terdiri dari dua komponen utama, yaitu kolesterol dan
trigliserida. (Budiono, 2012). Trigliserida berasal dari pemecahan lemak dar makanan.
Kadar trigliserida sangat bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Sedangkan
kolesterol adalah bentuk lemak yang berada dalam sirkulasi darah manusia.
1.2 Klasifikasi Kolesterol
Klasifikasi kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu kolesterol dan kadar kolesterol (Yovina,
2012).
a. Jenis Kolesterol
1. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL disebut dengan kolesterol jahat karena kandungan yang ada didalam tubuh
sekitar 60%-70%. LDL ini berperan membawa kolesterol ke seluruh tubuh yang
dibutuhkan melalui jaringan dinding arteri. Apabila LDL ini terlalu banyak maka
akan menimbun kolesterol pada arteri sehingga dapat menyebabkan plak.
Sehingga timbunan kolesterol tersebut akan menempel didalam dinding arteri dan
dapat terjadi penyempitan arteri dimana sebuah proses yang disebut dengan
ateroklerosis.
2. Kolesterol HDL
HDL disebut dengan kolesterol baik karena partikel kolesterol HDL mencegah
ateroklerosis dengan mengeluarkan kolesterol dari tembok arteti dan membuang
kolesterol ini melalui hati dan dapat melindungi terhadap penyakit jantung dan
stroke.
b. Kadar Kolesterol
Pengelompokan Kadar Kolesterol :
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang batas atas
240 mg/dl dan lebih tinggi
Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas normal
130-159 mg/dl dan lebih Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi
Sumber : National of Health, Detection, Evaluation, dan Treatment of High Blood
Cholestrol in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)
1.3 Etiologi
Dalam batasan ilmiah, hiperkolesterolemia menyebabkan akumulasi kolesterol dan
lipid di dinding pembuluh darah, sehingga menjadi faktor risiko utama penyakit
kardiovaskuler. Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya akumulasi kolesterol dan lipid
pada dinding pembuluh darah. Penelitian mendukung bahwa hiperkolesterolemia
memiliki lebih dari satu penyebab, diantaranya :
1.3.1 Faktor Genetik
Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga. Dalam dunia medis,
hiperkolesterolemia yang diturunkan (familial hypercholesterolemia FH)
merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal dominan. Didalam
sebuah penelitian menerangkan bahwa penyebab hiperkolesterolemia dari faktor
genetik yaitu bahwa 80% kolesterol didalam darah diproduksi oleh tubuh.
Meskipun hanya mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol atau lemak
jenuh sedikit, namun tubuh tetap saja memproduksi kolesterol dalam jumlah dan
banyak dapat menyebabkan penyakit hiperkolesterolemia.
1.3.2 Pola Makan
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah oleh zat-zat lemak (kolesterol dan
trigliserida) adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Penyakit jantung kerap
diidentikan dengan tingginya konsumsi konsumsi makanan yang mengandung
lemak dan kolesterol. Sebagai contoh misalnya, junkfood telah menjadi bagian
dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia dari beragam usia. Padahal,
junkfood mengandung banyak sodium, lemak jenuh dan kolesterol. Sodium dapat
meningkatkan kepekaan reseptor adrenergik sehingga meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah. Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena
merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol yang
berakumulasi lama-kelamaan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga
dapat mengganggu metabolisme miokardium.
Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah, individu
sebaiknya menghindari konsumsi lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing,
makanan bersantanm dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah. Lemak tak jenuh tunggal yang hanya mempunyai sedikit pengaruh
terhadap peningkatan kadar kolesterol darah terdapat pada minyak zaitun, minyak
biji kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit.
Menggunakan minyak jelntah atau minyak yang telah digunakan berkali-kali
akan berakibat jelek karena asam lemak tak jenuh berubah menjadi asam lemak
trans yang dapat meningkatkan LDL dan menurunkan HDL. Konsumsi kacang-
kacangan, seperti kedelai, ikan dan biji bunga matahari yang mengandung asam
lemak, omega-3 dan omega-9 harus ditingkatkan, begitu pula dengan sayur, buah,
jagung dan ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan dapat
menurunkan kadar LDL secara efektif.
Berikut merupakan rincian makanan yang memiliki kadar kolesterol rendah
hingga tinggi:
Jenis Makanan Kolesterol Kategori
(mg/10 gram)
Putih telur ayam 0 Sehat
Ikan air tawar 0 Sehat
Daging ayam 50 Sehat
Daging kambing tanpa 70 Sehat
lemak
Udang 160 Hati-hati
Daging sapi 105 Sekali-kali
Susu sapi 250 Berbahaya
Coklat 290 Berbahaya
Cumi-cumi 1170 Pantang
Kuning telur ayam 2000 Pantang
1.3.3 Faktor Obestitas
Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan
berat badan akibat makan terlalu banyak dan aktivitas yang terlalu sedikit. Obesitas
merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor genetik, perilaku, dan lingkungan
yang menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi.
Menurut National Institute of Health Amerika Serikat, peningkatan berat badan 20%
atau lebih di atas berat badan normal merupakan titik dimana kelebihan berat badan
berkembang menjadi gangguan kesehatan. Obesitas telah berkembang sebagai faktor
risiko diabetes, hipertensi, penyakit kardivaskular, dan beberapa kanker pada laki-
laki dan perempuan. Masalah kesehatan lain yang dapat terjadi termasuk kesulitan
bernapas saat tidur, osteoartrtis, infertilitas, hipertensi intrakaranial idiopatik,
penyakit stasis vena pada anggota gerak bawah, dan gangguan perkemihan.
Diperkirakan jumlah kematian tiap tahun terkait dengan obesitas pada
orang dewasa di Amerika Serikat mendekati 280.000 orang berdasarkan rasio kasar
relatif dari semua subjek dan 325.000 berdasarkan rasio kasar dari perokok dan non
perokok. Sepertiga dari seluruh kasus hipertensi terkait dengan obesitas dan 50%
lebih kasus obesitas menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah. Orang yang
memiliki kelebihan berat badan 40% berisiko dua kali lebih besar untuk meninggal
lebih awal dibanding orang dengan berat badan normal. Pengaruh ini dapat dilihat
setelah 10-30 tahun mengalami obesitas. Selain DM, hipertensi, dan penyakit
jantung, obesitas terkait dengan beberapa kondisi medis yang serius seperti stroke
dan tingginya angka kejadian jenis kanker tertentu, seperti kanker kolon, rektum, dan
prostat pada laki-laki dan kematian akibat kanker kandung kemih, payudara, uterus,
serviks, dan ovarium pada wanita.
Beberapa pengukuran yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi status
berat badan pasien dan risiko kesehatan potensial pasien, termasuk pengukuran
tinggi dan berat badan, komposisi dan distribusi lemak, serta muncul atau tidaknya
masalah dan faktor risiko kesehatan lainnya. Ukuran terbaru untuk obesitas yang
telah berkembang popular di kalangan peneliti dan klinisi adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT). IMT adalah berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan
dalam meter. Ukuran ini tidak secara actual mengukur lemak tubuh, tetapi secara
umum berhubungan secara tepat dengan tingkat obesitas.
Kolesterol tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah
seluruh tubuh
Dalam waktu yang cukup lama, kolesterol akan menumpuk di dinding pembuluh darah
sehingga timbul plak kolesterol
Terjadi Hiperkolesterolemia
1.7 Penegakan Diagnosis
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan tes di
laboratorium setelah berpuasa kurang lebih antara 10-12 jam sebelum pengambilan
sampel darah. Darah diambil perintra vena yang biasanya terdapat pada bagian lengan
bawah, sebelum diambil darah tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yang
mempengaruhi kolesterol.
Untuk menentukan kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus
mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan di seluruh dunia yaitu
pedoman dari National Cholesterol Education Program Adult Treatment III (NCEP ATP
III) yang menetapkan batasan pengukuran kolesterol seperti dalam di bawah ini:
1.9 Komplikasi
Hiperkolesterolemia adalah salah satu faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular
(stroke, transient ischemic attack) dan penyakit jantung koroner (infark miokardium,
angina pektoris). Bila penderita memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, angka
morbiditas dan mortalitas akan semakin meningkat akibat gangguan kardiovaskular
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Soeharto,I. 2001. Kolesterol dan lemak Jahat, kolesterol dan lemak Baik, dan Proses
Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Sudoyo, A.W. et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Cetakan
Kedua. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Williams. 2008. PT. Vigorous Exercise, Fitness and Incident Hypertension, High Cholesterol
and Diabetes.