Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PROSEDUR KETERAMPILAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PERAWATAN TRAKHEOSTOMI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

KELOMPOK : 5 (LIMA)
NAMA : 1. FITIRANA
NIM PO.71.20.2.06.026
2. ENDANG SETIAWATI
NIM PO.71.20.2.06.022
3. GOLTOD WELLSON
NIM PO.71.20.2.06.0311
TINGKAT : IIA
DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI, M.Kes

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA
2007 - 2008
PERAWATAN TRAKHEOSTOMI

I. Pengertian
Trakheostomi adalah pelobangan di daerah trakea yang dilakukan untuk memintas suatu
obstruksi jalan napas atas, untuk membuang sekresi trakeabronkial. Pada pasien yang
mempunyai selang trakeostomi memerlukan perawatan khusus untuk mengatur selang
trakeostomi pada jalan napas trakea klien.

II. Dasar Diagnostik


- Ketidakefektipan pola napas berkaitan dengan sekresi kental dan sekresi yang berlebihan
infeksi sekuder
- Perubahan fungsi pernapasan yang berhubungan sekresi statis sekunder meastania gravis

III. Tujuan Prosedur Tindakan


 Pasien dapat bernapas melalui selang trakeostomi
 Kebutuhan 02 pasien dapat terpenuhi
 Sekret kental pada jalan napas pasien hilang/bersin dan tidak terjadi infeksi

IV. Indikasi dan Kontra Indikasi


 Indikasi
- Pasien dengan saluran pernapasan atas yang berat
- Inspeksi pada daerah nasalis

 Kontra Indikasi
- Pasien dengan gangguan pada daerah trakea
- Pasien dengan gangguan diabetus mellitus
TINDAKAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH

KETERAMPILAN : ...........................................................................................................
NAMA PRAKTIKAN : ................................................................. TANGGAL : ..................
NAMA OBSERVER :

Dikerjakan
Kompetensi yang
No DENGAN DENGAN TTD
Di Demonstrasikan
BENAR SALAH
A FASE PRA INTERAKSI
- Persiapan alat
1. Meja tempat tidur
2. Handuk
3. Alat penghisap trakeostomi
4. Kotak peralatan trakeostomi steril bila tersedia
5. Kasa 4 X 4 = 3 buah
6. Hidrogen peroksida
7. Normal salin
8. Swab berujung – kapas steril
9. Balutan trakeostomi steril (balutan bedah belum
di gunting dan terjahit)
10. Basin Steril
11. Sikat Steril
12. Gulungan plester atau pengikat trakeostomi
13. Gunting
14. Sarung tangan steril
15. Pelindung wajah

B FASE INTERAKSI
- Perawat mencuci tangan
- Perawat menjelaskan prosedur yang dilakukan
- Meminta perawat lain membantu dalam
pelaksanaan prosedur ini
- Bantu klien pada posisi yang nyaman (semi fawler)
- Letakkan handuk menyilang di atas dada klien
- Kenakan sarung tangan dan pelindung wajah bila
ada

C FASE KERJA
1. Lakukan penghisapan trakeostomi, sebelum
melepaskan sarung tangan lepaskan balutan
trakeostomi dan buang dalam sarung tangan dan
kateter tergulung
2. Saat klien mengisi simpanan oksigen, siapkan
peralatan di atas meja tempat tidur, buka kotak
trakeostomi steril, kasa 4 x 4 secara aseptic dan
tuang normasalin
Pada suatu kemasan hidrogen peroksida pada
lainnya. Biarkan ke 3 kemasan kering. Buka
kemasan swab yang ke dua ujung kapas dan
nitrogen peroksida pada lainnya. Buka kemasan
balutan trakeostomi steril. Buka bungkus basin steril
dan tuangkan kira-kira 1,8 ml hidrogenperoksida
pada dalamnya. Buka kemasan sikat kecil steril dan
letakkan dalam basin steril secara aseptic. Bila
menggunakan plester gulungan besar, potong
plester dengan panjang yang tepat dan biarkan
pada area yang kering. Jangan menutup kembali
hidrogen peroksida dan normasalin

3. Kenakan sarung tangan pertahankan sarung tangan


dominan steril sepanjang prosedur (untuk TT
dengan kanula dalam selesaikan langkah 7019
untuk TT tanpa kanula dalam/tombol kistner
selesaikan langkah 11-19
4. Selesaikan sumber oksigen, kemudian kanula dalam
dengan tangan non dominan. Masukkan kanula ke
dalam basin hydrogen peroksida
5. Letakkan kolar sumber oksigen trakeostomi di luar
kanula luar. Letakkan selang T (Briggs) dan sumber
ventilator oksigen di atas / dekat kanula luar
6. Untuk mencegah desaturasi oksigen pada klien
yang sakit dengan cepat ambil kanula dalam dan
gunakan sikat kecil untuk membersihkan sekret
pada kanula dalam dan luar
7. Pegang bagian dalam kanula di atas basin dan cuci
tangan dengan normasalin
8. Ganti kanula dalam dan kencangkan mekanisme
mengkunci, pasang kembali selang T dan sumber
oksigen ventilator
9. Menggunakan hidrogen peroksida. Swab berujung
kapas dan kasa 4 x 4 terpanjang di luar pemukaan
kanula dan stoma di bawah alat pemutar yang
memanjang 4-8 cm pada semua arah stoma bilas
dalam gerakan memutar dari sisi stoma keluar
menggunakan tangan dominan untu memegang aalt
steril
10. 10 menggunakan kasa kering 4 x 4, tekan dengan
ringan pada kulit dan permukaan kanula luar yang
terpanjang
11. Intruksi sejawat bila ada untuk memegang TT pada
tempatnya sejawat untuk memegang TT, potong
pengikat. Sejawat tidak melepaskan pegangan. Ada
selang trakeostomi sampai berbentuk ikatan baru
dengan kuat. Bila tidak ada bantuan jangan
memotong ikatan yang aman
a. potong pleste sehingga mempunyai diagnosal
paralel dengan panjang yang cukup, sehingga
dapat melingkari pada leher klien dua kali
b. masukkan satu ujung tali alat pemutar dan tarik
ujungnya
c. Siapkan ke dua ujung tali di belakang kepala
dan melingkar leher ke lubang tali yang lain dan
masukkan satu tali melalui lubang tali ke dua
d. tarik dengan kuat
e. ikat ujung tali dengan aman dengan dua kali
dengan menyisipkan ruangan yang cukup untuk
satu jari
12. Pasang balutan trakeostomi baru di bawah ikatan
bersih dengan alat pemutar
13. Lepaskan sarung tangan dan buang pada wadah
yang telah disediakan dengan tali trakeostomi yang
telah kotor
14. Gantikan penutup pada hidrogen peroksida dan
botol normasan. Simpan cairan yang dapat
digunakan ulang dan alat yang tak dapat digunakan
pada wadah yang telah disediakan
15. Biarkan klien pada posisi nyaman dan kaji status
pernapasan
16. Cuci tangan
17. Catat pengkajian status pernapasan pada klien dan
status kulit sekitar stoma, frekuensi perawatan dan
toleransi perawatan

D. Fase Terminasi
- Perhatikan keadaan umum pada pasien setelah
dilakukan trakeostomi
- Ganti selang trakeostomi selam 2-3 hari karena
akan terjadi penumpukkan sekret pada selang
- Setelah pemasangan trakeostomi maka jalan napas
di coba melalui selang trakeostomi
- Perawat menjelaskan pada klien tindakan yang akan
dilakukan pada pemeriksaan berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner, Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

 Potter, Perry. 2005. Keterampilan Dasar dan Prosedur Dasar – ed. 5. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai